Setibanya di dapur, Khun Ying mendapati sudah ada 3 mayat pelayan yang meninggal karena semua penyakit, sepertinya penyakit menular. Yang lebih memprihatinkan, ada seorang gadis kecil yang sekarang jadi yatim piatu gara-gara kejadian itu.
Prihatin, Khun Ying memerintahkan Prik dan Juang untuk membesarkan anak itu mulai sekarang. Sementara untuk para jnazah ini, Khun Ying memerintahkan Joi untuk membawa mereka ke kuil.
"Malaria." Duga Kade.
Semua mata sontak menatapnya tak mengerti. Kade menjelaskan bahwa cara menanggulangi penyakit ini adalah dengan cara memusnahkan nyamuk. Prik nyinyir, gampang sekali Kade ngomong. Bagaimana bisa mereka melakukan itu?
"Kita bisa, Mae Prik. Jangan bilang kalau aku 'kuea' (sombong)."
"Saya tidak akan 'luea' (bertengkar), jao ka!" Prik salah paham lagi lalu ngaduh ke Khun Ying. "Apa-apaan ini, jao ka? Dia ingin bertengkar dengan nyamuk."
Mengacuhkan Prik, Kade memperhatikan keadaan sekitar dan mendapati ada banyak gentong air yang tidak ditutupi. Inilah sumber penyakitnya. Ini adalah tempat yang tepat untuk bersarangnya jentik-jentik nyamuk. Nyamuk suka sekali bertelur di air seperti ini.
"Nang Pin, Nang Yam. Majikan kalian bicara aneh. Apa kalian sanggup mendengarkannya?" Nyinyir Prik.
"Aneh bagaimana?" Pin tidak terima. "Bicaralah yang benar."
"Benar! Bicara seperti itu tidak baik!" Timpal Yam.
Kade lalu memerintahkan para pelayan untuk membuang semua sisa genangan air di semua gentong yang pecah dan mengomeli Prik karena dialah yang bertanggung jawab mengurus air di dapur, tapi dia malah tidak menutupi semua gentong air.
Prik tidak merasa itu salah. Untuk apa ditutupi, kan repot kalau harus buka-tutup saat mereka perlu memakai air.
Kade langsung balas berkacak pinggang juga. "Ini perintahku. Buka tutupnya hanya saat kau membutuhkannya. Kalau tidak butuh, maka harus ditutup. Mengerti?!"
"Ooooh! Mengerti! Saya pergi! Anda mengusir saya! Huh!"
Prik langsung pergi dengan kesal. Kade lalu memerintahkan para pelayan untuk menutupi semua gentong air dan membuang semua sisa air di berbagai tempat. Dia menegaskan bahwa mereka semua harus menjaga air-air di sana, jangan biarkan airnya terbuka.
Saat mereka kembali menghadap ke Khun Ying, Prik datang dengan wajah manyun bin cemberut lalu melapor bahwa Kade memerintahkan para pelayan untuk menutupi semua gentong air.
Tapi bukannya mendapat dukungan nyonya-nya, Prik malah diomeli Khun Ying gara-gara selama ini dia tidak pernah menutup gentong air. Kalau gentong airnya tidak ditutup, pasti tercemar debu dan kotoran. Jangan-jangan dia memasak kare pakai air kotor selama ini? (Pfft!)
Kade menjelaskan bahwa para pelayan sakit karena setiap malam mereka tidur tanpa memakai jaring nyamuk dan akibatnya, mereka jadi digigit nyamuk dan kena malaria.
"Dari mana mereka akan mendapatkan jaring nyamuk? Tidak ada sama sekali."
"Saya akan membelinya."
Sontak semua mata berpaling menatapnya. Por Date sih sudah bisa menduga kalau Kade akan melakukan itu. Khun Ying kaget mendengarnya, Kade pasti sudah gila, tidak ada seorang pun yang melakukan itu, jangan kelewatan.
Kade kecewa. Tapi saat matanya menangkap tatapan mata Por Date, seketika itu pula dia langsung punya ide bagus.
Malam harinya, dia diam-diam mengintip Por Date dan sontak terpesona melihat Por Date yang sedang sibuk membaca. Tapi dengan cepat dia mengomeli dirinya sendiri untuk fokus ke tujuan utamanya.
Maka dia segera mendekati Por Date lalu menyodorkan sebuah kantong uang. "Khun P', ini 'ngeun' (duit - modern)... bia (uang - kuno) untuk membeli jaring nyamuk untuk para pelayan. Khun P'!"
"Aku mendengarmu. Tapi aku sudah tahu... kalau kau pasti akan mencari cara. Dan cuma ada aku satu-satunya yang bisa kau paksa dan kau ancam untuk melakukan apapun keinginanmu."
Betul sekali. Kade langsung menarik tangan Por Date lalu menyerahkan kantong uang itu padanya sambil merayunya dengan senyum manis sekali. "Khun P', kau sangat-sangat pintar dan manis."
Por Date jadi semakin terpesona padanya dan terus menatapnya dengan intens sampai Kade jadi canggung dan buru-buru pamit balik ke kamarnya. Sekarang sudah larut malam, tidak baik kalau ada orang lihat.
"Kau tahu itu tidak baik, tapi kau tetap melakukannya. Kau datang mencariku selarut ini."
"Kan cuma sebentar, tidak apa-apa."
"Bicaramu tidak karuan."
"Kau akan terbiasa setelah mendengarkannya lama-lama."
Kade mau pergi, tapi Por Date tiba-tiba mencengkeram tangannya seolah tak ingin berpisah. Takut dilihat orang, Kade berusaha menarik tangannya. Tapi Por Date tiba-tiba mengembalikan kantong uang itu di tangannya.
"Aku akan membelinya dengan uangku sendiri. Cepatlah masuk dan tidur." Ujar Por Date. "Tidak baik kalau ada orang yang melihatmu."
"Pria sejati."
Keesokan harinya, Kade mengeluarkan semua bia (uang kuno yang berbentuk kerang) yang ada di kantong uangnya dan menyuruh duo pelayan untuk membagi-bagikan uang ini pada tiap-tiap pelayan sesuai harga jaring nyamuk (harga jaring nyamuknya 200 bia).
"Semua orang, jao ka?"
"Iya, semua orang."
"Ini tidak cukup, nona."
Mendengar itu, Kade langsung mengeluarkan sebuah bola perak kecil yang seharga 1 baht. Apa ini cukup? Duo pelayan membenarkan. 1 baht sama dengan 8 feung dan satu fueng setara dengan 800 bia. Jadi satu fueng bisa untuk membeli 4 jaring.
"1 fueang bisa membeli 4 jaring. Jadi 1 baht sama dengan 8 feung bisa untuk membeli... 32 jaring! Oh-ho! Itu cukup untuk semua orang! Padahal jaman sekarang, es saja harganya 2 baht."
Pfft! Duo pelayan bingung apa maksudnya. Kalau begitu, Kade memberikan dua baht untuk mereka dan menyuruh mereka untuk menukarnya dengan bia dan membagi-bagikannya pada para pelayan.
Pin dan Yam pun bergerak cepat membagi-bagikan uang pada para pelayan untuk membeli jaring nyamuk sambil memberitahu mereka bahwa Kade lah yang memberikan uang-uang itu untuk mereka, jadi mereka harus berterima kasih pada Kade.
Tapi kemudian, Yam melapor bahwa bia-nya tidak cukup. Kurang sepuluh. Oke, Kade menyuruhnya untuk memberitahu para pelayan bahwa dia akan membawakan lebih banyak lagi.
Yam langsung balik dan Kade pun berbalik ke arah lain dan... menc~~plm dada Por Date. Wkwkwk!
"Khun P'!"
"Kau ta ma ta ruer (berjalan tanpa lihat jalan)."
"Di mana ada 'ma' (kuda) dan 'ruer' (perahu)?"
"Dasar. Aku tahu kau punya banyak uang. Tapi membelikan keperluan untuk para pelayan rumah adalah tugas pemilik rumah."
"Tidak apa-apa. Aku..."
"Ibu memanggil 'ha' (kamu)."
"Memanggilku?"
"Iya. Aku bicara padamu, siapa lagi yang ia panggil?"
"Khun P' bilang kalau bibi memanggil seseorang bernama 'Ha'." Canda Kade. "Terus tunggu apa? Ayo cepat pergi. Minggir, minggir!"
Khun Ying ternyata memanggilnya untuk memberikan tambahan 2 baht pada Kade untuk membeli jaring-jaring nyamuk itu, dan Por Date mengisyaratkannya untuk menerima uang itu.
Kade tentu saja senang mendengarnya dan berterima kasih pada Khun Ying. "Terima kasih, Bibi. Walaupun aku melakukan sesuatu yang menyinggung bibi, tapi sebenarnya aku sayang bibi."
"Lain kali jangan lakukan ini lagi." Omel Por Date "Pelayan ayah, pelayan ibu, dan pelayanku... kami akan mengurus mereka sendiri."
"Kalau begitu, aku akan membawa uang ini ke P'Pin dan P'Yam." Kade langsung lari penuh semangat mencari kedua pelayannya.
"Dia terlalu antusias. Dia benar-benar tak tertahankan." Gerutu Khun Ying. "Setelah menikah, apa kau bisa menjinakkannya, Por Date?"
Tapi Por Date memohon pada ibunya untuk tidak mendesak Kade. "Kurasa... dia tidak ingin menikah denganku."
"Lalu bagaimana denganmu?"
"Jangan mengkhawatirkan diriku. Aku lebih mengkhawatirkannya." Ujar Por Date. Tanpa mereka ketahui, Kade sebenarnya masih ada di sana dan mendengarkan pembicaraan mereka.
Phaulkon mendatangi kediaman Khun Lek dan disambut oleh Janward dan ibunya. Wajahnya tampak cemas, dia berusaha mengorek informasi dari Janward tentang alasannya dipanggil kemari. Tapi Janward pura-pura tak tahu dan hanya menyuruh Phaulkon untuk menemui ayahnya saja sekarang.
Tapi begitu dia masuk, Janward mengaku ke ibunya bahwa kemarin dia diam-diam menguping percakapan antara ayahnya dan Luang Sorasuk. Waktu itu, Luang Sorasuk memberitahu Khun Lek bahwa Phaulkon berkomplot dengan para farang lainnya untuk melakukan korupsi... korupsi terhadap perusahaan dagang mereka sendiri.
Para farang yang bekerja untuk perusahaan dagang Hindia Timur Britania, membeli barang dagangan dari istana dan mengaku kalau mereka membelinya untuk perusahaan mereka. Padahal sebenarnya, mereka menjual barang itu secara diam-diam.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam