Sinopsis Memory Lost Season 3 Episode 4 - 1

 Sinopsis Memory Lost Season 3 Episode 4 - 1


Han Chen dan Cold Face hendak pergi ke RS untuk menjemput Xiao Zhuan, Jin Xi sendiri sudah pergi ke sana duluan.

Lao Dao kembali saat itu membawakan surat untuk Han Chen dari Kota Bei. Saat Han Chen membukanya, isinya ternyata sebuah notebook kecil milik seseorang bernama Xu Mu Hua. Tapi dia mengesampingkan masalah notebook itu dulu dan mengajak mereka pergi.


Semua orang sudah menunggu di depan rumah sakit. Lao Dao menggerutu sebal gara-gara Xiao Zhuan belum keluar juga, si Xiao Zhuan itu lambat banget kayak keledai. Han Chen melihat Jin Xi kedinginan dan langsung merangkulnya.


Xiao Zhuan akhirnya keluar tak lama kemudian dan langsung membual kalau sekarang dia jadi lebih kuat soalnya selama mendekam di RS dia disuntik segala macam antibiotik.

"Bos, aku janji padamu. Kali ini aku pasti akan mengalahkan si R itu."

"Kau baru keluar RS dan langsung membual. Apa kau sudah baikan?"

"Sudah dong."

"Ayo, pergi makan."

 

Mereka semua berkumpul di kantin kantor, makan bersama sambil ribut sendiri. Jin Xi perhatian pada Xiao Zhuan dengan memberinya lauk, tapi Lao Dao jail merebut lauknya.

"Apa maksudnya?"

"Maksud apaan? Kau masih makan? Tinggal di RS membuat wajahmu tambah bulat. Tuh lihat."

"Wajahku bulat bagaimana?!"

 

Cold Face cepat-cepat melerai mereka dengan memberi Xiao Zhuan lauk lebih banyak dan mengomeli Lao Dao. Mereka sudah berusaha mencari ketiga anggota sindikat itu, tapi mereka seolah menghilang di udara. Bahaya sedang mengintai mereka, bagaimana bisa Lao Dao masih mood untuk membuli Xiao Zhuan?

"Kita harus makan banyak biar kita punya tenaga untuk berperang."

"Cold Face, kau ini membosankan sekali. Aku tidak membuli Xiao Zhuan. Kami baik-baik saja kok, iya kan?"

"Jangan sentuh aku!"


Jin Xi males mendengarkan perdebatan mereka. Silahkan mereka teruskan, dia mau pergi dulu untuk mencerna makanannya. Melihat Jin Xi pergi, Han Chen pun langsung menyusul.

Mereka akhirnya bermesraan di lorong sepi. Mengusal jari Han Chen yang pakai cincin pasangan mereka, Jin Xi heran kenapa Han Chen pakai cincin ini setiap hari?

"Menurutmu kenapa? Apa aku punya tangan yang gatal?"

"Mana kutahu. Lagipula seseorang punya satu, tapi seseorang lainnya tidak punya." (ehem! kode nih)


"Biarkan aku memberimu sesuatu." Ujar Han Chen sambil memasukkan tangannya ke dalam jaket untuk mengambil sesuatu yang tersimpan di sana.

"Oke." Jin Xi kontan tersenyum lebar menanti cincin pemberian Han Chen.

"Menurutmu apa? Kau terlihat bahagia sekali."

"Apalagi memangnya. Sini, berikan padaku."


Han Chen pun menggenggam tangan Jin Xi... dan memberikan notebook milik Xu Mu Hua. Wkwkwk. Jin Xi malu. Han Chen geli melihatnya, memangnya apa yang Jin Xi harapkan?

"Kau sudah tahu! Berhentilah membuatku kesal!"

"Aku tidak akan melamar."

 

Tidak terima, Jin Xi sontak mendorong Han Chen ke tembok dan menuntut kenapa dia tidak akan melamar? Katakan!

"Aku sudah pernah melamar sebelumnya..." Han Chen langsung menarik Jin Xi semakin dekat padanya. "Dan kau menerimanya. Kita cuma perlu mendaftarkan pernikahan kita. Aku terlalu pelit untuk melamar lagi."


Jin Xi lalu membaca notebook itu dan di dalamnya juga ada beberapa foto-foto korban. Catatan pertama adalah tanggal 9 Oktober 2010, Xu Mu Hua berkata bahwa dia diajak bergabung dengan polisi untuk menginvestigasi sebuah sindikat pembunuh berantai.

Cara yang digunakan sindikat itu untuk membunuh orang sangat unik, tapi dia tidak memiliki cukup materi untuk memprofile para penjahat itu.

12 Oktober 2010, ada kasus baru lagi. Cara si pembunuh dalam membunuh korbannya semakin meningkat. Xu Mu Hua punya ide dan ia berharap para pembunuh itu bisa segera ditangkap dan orang-orang yang tidak bersalah akan selamat.

"Bersama dengan murid terbaikku, kami berhasil memprofile beberapa penjahat. Tapi mereka bukan penjahat biasa, mereka sebuah organisasi strategis."

Catatan selanjutnya adalah tanggal 28 maret. "Bukankah itu sebulan sebelum pertarungan dengan Sindikat Alfabet (5 tahun yang lalu)?" Pikir Jin Xi


Catatan kali ini cukup panjang. Xu Mu Hua mengeluhkan sindikat ini, belum pernah ada organisasi pembunuh berantai sebelumnya di negara ini. Kalaupun ada, biasanya mereka kurang terlatih dalam hal seni membunuh.

Ia sudah membuat lebih dari 10 gambaran psikologis, tapi belum ada satupun yang berhasil tertangkap. Xu Mu Hua sampai berpikir kalau logikanya tidak benar. Jika mereka adalah organisasi tak terkalahkan, lalu berapa banyak gambaran yang harus dibuatnya?

Dalam flashback, Xu Mu Hua itu ternyata ayahnya Nan Bo dan ia tampak begitu frutasi dengan kegagalannya. (Hmm... jangan-jangan dia gagal menangkap sindikat itu gara-gara Nan Bo yang sudah bergabung ke dalam sindikat)

"Aku tak tahu berapa banyak mereka dan berapa banyak yang harus ku-profile. Siapa sebenarnya mereka?"


Itulah kata-kata terakhir dalam catatan itu. Jin Xi langsung punya ide begitu selesai membacanya. Dia tidak perlu mem-profiling semuanya. Dia tidak perlu mem-profiling A atau T ataupun R.


Begitu kembali ke kantor polisi, Jin Xi dengan antusias mengumumkan kalau dia sudah mengerti. Kemarin dia menghabiskan waktu mempelajari notebook-nya Profesor Xu Mu Hua.

Waktu beliau masih hidup, dia tidak yakin akan gambarannya tentang sindikat itu dan berapa banyak yang harus dia profiling.

Jin Xi sekarang mengerti kalau yang perlu dia lakukan bukanlah mem-profiling ketiga anggota sindikat, dia cuma perlu melakukan profiling pada satu orang. Atau lebih tepatnya, dia cuma perlu melakukan profiling pada organisasi itu sendiri.

Dari ucapan Nan Bo sebelum dia meninggal dunia, jelas ada satu orang lagi dalam sindikat itu. Malah, semua anggota sindikat itu menunjukkan karakteristik jiwa satu orang itu.

Satu orang inilah yang perlu Jin Xi profiling. Orang itu adalah pusat dari Sindikat Alfabet, yaitu S. Jin Xi memutuskan kalau sekarang dia akan membuat deduksi yang lebih berani.


Menurutnya, semua anggota sindikat memiliki satu kesamaan, mereka pernah mengalami trauma psikologis di masa lalu dan trauma itu datang dari keluarga mereka sendiri.

T misalnya, ayahnya meninggal dunia saat dia masih kecil. Lalu ibunya menikah lagi, tapi ayah tirinya selalu menyiksa mereka. Lalu Ibunya T meninggal dunia saat T berusia 10 tahun sehingga T harus tinggal sendirian bersama ayah tirinya yang kejam.

Ayah tirinya lalu meninggal dunia dalam sebuah kebakaran. Jelas T telah banyak mengalami penderitaan masa kecil gara-gara kekejaman ayah tirinya.

Sedangkan A, keluarganya sangat miskin dan ayahnya dihajar sampai mati gara-gara mencuri. Ibunya juga meninggal saat dia masih kecil. Situasi ini pastilah meninggalkan trauma mendalam bagi A.

Dia masih belum yakin akan situasi L. Tapi dari gambaran yang pernah dia lakukan sebelumnya tentang L, Jin Xi yakin kalau L berasal dari keluarga yang punya banyak ketegangan dan pada akhirnya membuat L jadi pembohong.


Sementara Xin Jia. Dari luar, dia kelihatan berasal dari keluarga bahagia. Tapi sebelum dia mati, dia memberitahu Han Chen bahwa segala hal tidak sesempurna seperti kelihatannya. Banyak orang yang sebenarnya tidak sebahagia kelihatannya.

Seorang gadis cantik, berasal dari keluarga berada dan memiliki karir yang bagus. Tapi dia tidak bahagia. Apalagi sumber ketidakbahagiaannya kalau bukan karena masalah keluarga. Dalam flashback, terlihat Xin Jia kecil yang sering kali menyaksikan pertengkaran hebat kedua orang tuanya.


Lao Dao bingung. "Apa gunanya membahas semua itu?"

"Alasannya adalah untuk mencari pola," jawab Jin Xi.

"Pola untuk mencari tahu bagaimana S memilih anggotanya," timpal Han Chen.

"Betul sekali."


Dan juga Xu Nan Bo. Hubungannya dengan keluarganya juga tidak baik dan ayahnya sering kali tidak menyetujui apapun yang dilakukannya. Hanya R yang sampai saat ini belum mereka ketahui identitasnya dan situasinya.

Tapi dari kelima anggota lainnya, jelas mereka sesuai kriteria ini dan itu menunjukkan kalau S sangat peduli tentang situasi mereka. Jin Xi menduga kalau alasan inilah yang mungkin membuat S sangat gila.

Karena itulah, Jin Xi menyimpulkan kalau S pastilah pernah mengalami trauma yang sangat mendalam karena keluarganya.


Di markas Sindikat Alfabet yang saat itu lagi kosong, si orang misterius datang lalu memotreti semua gambar-gambar dan peta-peta untuk rencana mereka. Dalam salah satu gambar, terlihat ada sebuah gambar kapal pesiar.


Di kapal pesiar itulah, A datang mungkin untuk menyamar jadi pegawai kapal. Di depan, dia melihat selebaran foto dirinya yang jadi buron, tapi wajahnya tidak kelihatan karena pakai masker.


Jin Xi melanjutkan deduksinya. Karakteristik kedua dari S adalah dia pasti bekerja di kepolisian atau bidang yang berhubungan dengan kepolisian. Kalaupun sekarang dia tidak bekerja di bidang ini, pastilah dia pernah mendapatkan pelatihan di bidang ini.

"Berarti dia kolega kita."

"Entahlah. Kurasa metode yang digunakan Sindikat Alfabet untuk melakukan kejahatan mereka, jelas menunjukkan kalau mereka tahu betul untuk tidak meninggalkan bukti-bukti."

Cara S mengontrol para anggotanya jelas bukan dengan cara pemaksaan ataupun ancaman, melainkan dengan kontrol psikologis. Karena itulah sindikat itu sulit dipahami dan sangat sulit memecahkan kasus ini.


Tiap-tiap anggota menggunakan cara yang berbeda-beda untuk melakukan kejahatan mereka, termasuk menggunakan neoichnology (ilmu mempelajari jejak), geologi, psikologi kriminal, patologi forensik dan berbagai bidang ilmu lainnya.

S sudah pasti memiliki semua pengetahuan itu. Jika tidak, mana mungkin dia begitu dihormati oleh para anggotanya yang ahli di berbagai bidang itu.

"Seperti pria ini," Jin Xi nunjuk Han Chen. "Jika dia tidak bekerja di bidang ini, apa kalian akan mematuhinya?"


S mendapatkan orang-orang yang ahli dalam bidang masing-masing untuk bekerja padanya dan mereka pun senang dengan pengaturan ini. Jadi sudah pasti, S adalah orang yang memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang termasuk psikologi kriminal.

"Jadi itu maksud Xu Nan Bo dengan 'hidupku mulai berarti'."

Jin Xi yakin begitu. Orang akan rela mati demi soul mate mereka. Seseorang yang kepribadiannya tidak normal seperti Xu Nan Bo, yang bahkan tidak disetujui oleh ayahnya sendiri, tapi jika ada seseorang yang mendukung pandangannya, maka sudah pasti dia akan setuju untuk melakukan apapun demi orang itu.

Alasannya menduga S pernah mendapat pelatihan di bidang kepolisian adalah karena di negara mereka ini, sistem manajemen dan kebijakan kepolisian sangatlah rahasia. Tidak mungkin ada orang luar yang bisa mengetahuinya, sementara S sangat familier dengan semua ini.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments