Sinopsis How Boss Wants to Marry Me Episode 10 - 2

 Sinopsis How Boss Wants to Marry Me Episode 10 - 2

Fei Fei tersadar saat itu dan jelas dia barusan mendengar apa yang dilakukan Wen Li. Wen Li lalu membantunya meminum air gula merah buatannya.


Dia bahkan berniat memutarkan musik untuk membantu meringankan sakitnya Fei Fei. Tapi yang dia mainkan malah lagu rock yang jelas saja bukannya membuat Fei Fei tenang, malah tambah gelisah. Dia buru-buru menggantinya dengan lagu ballad.


Saat Fei Fei terbangun keesokan harinya, dia mendapati Wen Li ternyata menjaganya sepanjang malam sampai tertidur di sisinya. Fei Fei tersentuh melihatnya, ternyata Wen Li sangat pandai menjaga orang.

Dia langsung mengulurkan tangan mau mengelus rambutnya Wen Li, tapi Wen Li tiaba-tiba menggeliat terbangun. Maka Fei Fei langsung pura-pura tidur lagi.


Tapi Wen Li kontan cemas mengira dia masih belum sadarkan diri dan langsung saja menampar-nampar muka Fei Fei untuk menyadarkannya. Wkwkwk!

Fei Fei jelas kesal. "Aku tidak mati! Ngapain kau menamparku?!"

Canggung, Wen Li buru-buru keluar. Fei Fei juga jadi gugup karenanya. Berusaha mengalihkan pikirannya, Fei Fei langsung menelepon Xia Lin dan mengajaknya makan hotpot.

Tapi Xia Lin tidak bisa, dia harus terbang ke Beijing hari ini. Mungkin berniat menghindari Wen Li, Fei Fei langsung saja memutuskan untuk ikut Xia Lin.


Di Beijing, Chu Yan bersama ketiga wanita itu menghabiskan waktu dengan bermain kartu. Yang Tong dan Fei Fei menang mudah. Chu Yan sendiri sebenarnya bisa menang, tapi sepertinya dia sengaja tidak mengeluarkan kartu-kartunya.

Yang Tong penasaran apakah Chu Yan sengaja mengalah untuk Xia Lin? Chu Yan menyangkal keras, tapi sikap canggungnya jelas mencurigakan dan itu tak luput dari mata tajam Fei Fei. Apalagi dia memperhatikan mereka mempertengkarkan hal-hal sepele bak sepasang kekasih.

 

Yi Zhou kangen Xia Lin dan langsung saja menelepon Wen Li untuk membelikannya tiket ke Beijing dan memajukan meetingnya ke Beijing lebih cepat.

Wen Li mengerti. "Nyonya pasti akan senang anda mengunjunginya."

"Aku ke sana untuk business trip."

"Tentu saja, dan mengunjungi Nyonya juga."


Chu Yan dan Xia Lin datang bersama ke acara launching produk itu. Tapi begitu mereka masuk, para wartawan langsung menyerbu Xia Lin dengan berbagai pertanyaan tentang hubungannya dengan Yi Zhou.

Untung saja Chu Yan sigap mengalihkan perhatian para wartawan itu dengan mengajak mereka menjauh dari Xia lin dan menceritakan tentang film terbarunya.


Xia Lin buru-buru menjauh saat tiba-tiba saja Ah Nan muncul dan menyapanya seolah pertemuan mereka ini kebetulan (aku yakin nggak) dan menawarinya segelas jus jeruk. Dia mengaku akalau perusahaannya juga mendapat undangan.

Xia Lin menerima jus jeruknya dan meminumnya. Tapi kenapa Ah Nan sendirian? Ah Nan mengaku kalau ini pertama kalinya dia menghadiri acara semacam ini, jadi dia tidak terbiasa. Syukurlah dia bertemu Xia Lin di sini.


Tiba-tiba muncul dua orang CEO yang mendekati Xia Lin. Ah Nan pun memutuskan pergi. Chu Yan melihat Xia Lin kebingungan menghadapi kedua CEO itu, maka dia langsung menghindar dari para wartawan untuk menyelamatkan Xia Lin dari kedua CEO itu.

Salah satu CEO berkata kalau dia ingin merekrut Xia Lin untuk menjadi model produk perusahaannya. Xia Lin menolak dengan sopan. Saat ini dia belum punya kualifikasi untuk pekerjaan sepenting itu, tapi mungkin suatu hari nanti. Chu Yan pun cepat-cepat pamit dan menyeret Xia Lin pergi.


Begitu kembali ke hotel, Chu Yan langsung menginterogasi Xia Lin. Siapa pria yang bicara dengan Xia Lin tadi? Xia Lin menolak menjawab, tidak ada urusan dengan Chu Yan.

"Bagaimana bisa bukan urusanku. Memang tidak berhubungan denganku, tapi sangat berhubungan dengan salah satu kontakku yang bernama Ling Yi Zhou."

Chu Yan bahkan langsung mengeluarkan ponselnya untuk mengancam Xia Lin. Tapi tiba-tiba saja Xia Lin merasa sesak napas entah karena apa. Chu Yan awalnya tidak menanggapinya dengan serius, mengira Xia Lin cuma akting karena dia mengancam Xia Lin.

Tapi Xia Lin serius, dia benar-benar sakit. Chu Yan mulai cemas sekarang, apa dia mau ke rumah sakita? Xia Lin menolak, mengira sakitnya ini cuma karena kelelahan saja.


Maka Chu Yan kemudian menggandeng Xia Lin ke kamar hotelnya. Untung saja lagi sepi. Kalau mereka sampai terpotret dalam keadaan seperti ini, mereka pasti akan langsung jadi headline lagi.

Sayangnya mereka tidak sadar kalau Ah Nan sedang mengawasi mereka. Dalam flashback, ternyata dia mencampur jus jeruk yang dia berikan ke Xia Lin tadi dengan entah obat apa.


Tepat saat itu juga, dia melihat Yi Zhou yang baru datang. Dia langsung menyapa Yi Zhou dengan akrab, Yi Zhou mengenalinya tapi jelas dia tidak suka dengan Ah Nan entah karena apa.

Dari percakapan mereka, sepertinya Ah Nan dan Yi Zhou dulu tetanggaan sebelum kemudian Ah Nan pindah dan sekarang dia kembali lagi. Apa Yi Zhou tidak mau tahu kapan dia kembali?

"Tidak tertarik."

"Kau pasti datang untuk mengunjungi pacarmu."

"Apa sebenarnya yang ingin kau katakan?"

"Aku hanya ingin memberitahumu dengan niat baik. Aku melihat Chu Yan masuk kamar bersama pacarmu." Ujar Ah Nan lalu pergi.


Chu Yan ketiduran di sofa saat Xia Lin bangun. Dia berniat mengambilkan air untuk Xia Lin saat bel pintu berbunyi. Chu Yan lega melihatnya datang, kalau begitu sekarang dia tidak perlu menjaga Xia Lin lagi.

"Memangnya ada apa, Mumu?"

Chu Yan mau bilang, tapi Xia Lin dengan cepat menyelanya dan mengklaim kalau dia kangen Yi Zhou dan diam-diam memelototi Chu Yan. Chu Yan terpaksa diam dan pamit.


Fei Fei baru kembali ke kamar hotelnya dan mendapati Wen Li sedang menunggunya. Fei Fei masih sangat canggung berhadapan dengannya, ngapain Wen Li menunggunya?

"Bos datang kemari, aku tidak ingin mengganggu mereka."

"Bukankah kau sangat hebat." Gumam Fei Fei (dia masih mengira kalau Wen Li tuh g*y)

"Apa maksudmu?"

"Maksudku terhadap bosmu. Ah, sudahlah."

Wen Li tambah bingung. "Memangnya kenapa dengan aku dan bosku?"

"Aku beli banyak makanan, mau ikut?"

Wen Li setuju dan langsung masuk kamar.


Xia Lin keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai baju mandi lalu mencoba merayu suaminya. Tapi Yi Zhou malah dingin mengacuhkannya. Maka Xia Lin langsung menutup laptopnya untuk mendapatkan perhatian Yi Zhou sepenuhnya.

"Suamiku, kenapa kau mengacuhkanku?"

Karena Xia Lin bersikap aneh dan itu pertanda tidak bagus. Mendengar itu, Xia Lin langsung duduk di pangkuan Yi Zhou dengan manja. Setelah dia menyelesaikan pekerjaannya, bolehkah dia tinggal beberapa hari di sini untuk bersenang-senang?

"Apa kau lupa kalau kau punya keluarga yang harus kau urus?"

"Tapi kaulah keluargaku. Jadi, Tuan Ling tercinta, apa kau punya waktu untuk membawaku kencan?"

"Waktu bukan masalah. Tapi yang paling penting, aku harus merasakan ketulusanmu."


Yi Zhou langsung mendekat untuk menc**mnya, tapi Xia Lin sigap menghindar dan menegaskan kalau Yi Zhou tidak boleh menyentuhnya sebelu Yi Zhou mengabulkan permintaannya.

"Baiklah. Aku janji."

Xia lin senang. "Kalau begitu, silahkan anda mandi dulu."

"Tunggu aku."

Begitu Yi Zhou pergi, Xia Lin tiba-tiba merasa sesak napas lagi. Tapi dia cepat-cepat menguasai diri dan mengalihkan pikirannya ke hal lain lalu dengan antusias menulis sesuatu.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam