Sinopsis Memory Lost Season 2 Episode 8 - 2

Sinopsis Memory Lost Season 2 Episode 8 - 2


Suatu malam, Xin Jia hendak mencuri bahan kimia dari labnya dan berniat menggunakannya untuk meracuni Su Mian.

Tapi tiba-tiba seseorang misterius datang dan mengingatkannya bahwa jika ada satu tabung yang menghilang dari lab, maka dia bisa ketahuan. Orang itu menasehati Xin Jia untuk menghentikan niatannya membunuh dengan cara bodoh seperti ini.

Flashback end.


Begitulah awal kisah Xin Jia bertemu dengan geng penjahat itu, merekalah yang telah menyelamatkannya. Han Chen tidak akan pernah mengerti perasaannya ini.

Walaupun dia yang paling lemah di antara mereka, walaupun dia hanya bisa membantu sedikit, walaupun dia bukan pembunuh berantai, tapi mereka sangat baik padanya.

"Hanya saat aku bersama mereka, aku bisa merasakan... kebebasan."

"Rupanya aku tidak mengenalimu, Xin Jia. Kenapa kau jadi begini?!"

"Apa kau pernah peduli aku seperti apa, Han Chen?! Aku selalu mengharapkanmu, kapan kau pernah memandangku? Aku jadi begini hari ini, semuanya gara-gara kau!"


Tim polisi sedang dalam perjalanan. Jin Xi gelisah sepanjang jalan dan berharap Han Chen tidak berada dalam bahaya.


Han Chen akhirnya menuruti Xin Jia untuk bersepeda ke sebuah rumah lain. Xin Jia nyerocos mengingat kenangan mereka bersepeda waktu kecil, sementara Han Chen sibuk sendiri memperhatikan segala sesuatu di tempat itu.

Xin Jia lalu meminta Han Chen memluknya. Hanya setelah itu, dia akan akan memberikan kunci rumah ini. Dia mengklaim kalau file kasus 5 tahun yang lalu itu ada di dalam rumah ini.


"Walaupun aku tidak bisa memberitahu siapa mereka, tapi semua file itu bisa membantumu."

Han Chen tentu saja curiga, "Apa sebenarnya tujuanmu melakukan ini? Dan satu lagi, aku tidak akan memlukmu... dan tidak akan pernah."

Xin Jia mengklaim kalau dia melakukan ini supaya Han Chen berhenti melakukan investigasinya. Mereka sangat berbahaya. Semakin dia menginvestigasi, semakin dia dekat dengan bahaya.

"Aku tahu hanya ada Bai Jin Xi di dalam hatimu. Tapi ini hanya satu plukan. Tidak bisakah kau memberiku satu plukan saja?"


Han Chen langsung memalingkan muka dan menuntut Xin Jia untuk memberikan kuncinya, dia akan masuk sendiri.

"Apa kau mencintainya sebesar itu? Apa kau begitu mencintainya sampai kau tidak mau melihatku?! Aku menyukaimu selama 20 tahun. 20 tahun! Dan aku bahkan tidak bisa mendapatkan satu plukan?"

Kesal, Xin Jia berniat melempar kunci itu. Tapi Han Chen cekatan menangkap tangannya dan mengambil kuncinya.


Tapi saat Han Chen hendak membuka pintu, dia merasa tempat itu aneh dan kembali memperhatikan pintu dan semua jendela rumah itu.

Saat itulah dia menyadari bahwa sebenarnya bukan cuma Xin Jia yang bisa memberitahunya tentang kejadian 5 tahun yang lalu. Orang lain yang mengetahui kejadian itu juga pasti bisa.

"Kau pasti melakukan ini hanya supaya aku percaya kalau kau memiliki file kasus itu. Kau orang yang tidak punya aspirasi dan akan menghancurkan apapun yang kau miliki. Kau ingin aku menurunkan pertahananku agar aku masuk ke dalam sana, kan?"


Apa sebenarnya yang Xin Jia inginkan? Membunuhnya? Atau dia ingin mereka berdua mati bersama? Tapi apapun niatannya, seharusnya Xin Jia tahu kalau dia ahli bela diri. Jika Xin Jia ingin rencananya sukses, maka Xin Jia harus mengurungnya begitu dia masuk.

Jadi, apa yang ada di dalam rumah itu? Jerat? Perangkap? Atau gas beracun? Han Chen menduga pasti gas beracun. Biasanya Xin Jia memakai gaun, tapi hari ini dia pakai clana. Satu-satunya kemungkinan adalah supaya dia bisa bergerak dengan bebas.

Xin Jia sudah merencanakan segalanya dengan teliti. Pintu dan semua jendela rumah yang sebelumnya serba terbuka, sedangkan semua jendela rumah yang ini tertutup rapat. Bahkan semua jendelanya itu kelihatannya dipasang baru-baru ini.

"Xin Jia, kau sangat pintar. Memanfaatkan Jin Xi untuk memanipulasiku selama ini dengan harapan untuk membingungkanku. Tapi kuberitahu kau, aku jauh lebih tenang karena cintaku padanya, karena aku tidak akan kehilangan dia lagi."


Saat Han Chen berbalik pergi, Xin Jia langsung menodongkan pistol padanya. Han Chen dengan cekatan berbalik dan merebut pistol itu secepat kilat dan balik menodongkannya ke Xin Jia. "Ikut ke kantor polisi bersamaku."

"Han Chen, aku tidak akan pergi denganmu. Aku tidak berbohong padamu dan aku tidak punya tujuan lain. Aku hanya ingin hari ini menjadi hari peringatan kita. Kumohon, berhentilah menginvestigasi. Mereka tidak akan membiarkanmu."

Dia mengaku kalau di gengnya, dia adalah E dan dia bertanggung jawab membuat racun tapi dia tidak punya keberanian untuk membunuh. Rekannya yang bernama M sudah meninggal 5 tahun yang lalu. T juga sudah tiada.

Anggota mereka ada 7 orang, tapi sekarang hanya tinggal 5. Tapi Xin Jia menolak memberitahukan ke-4 orang lainnya, dia tidak akan mengkhianati mereka.

"Han Chen, berhati-hatilah dengan orang-orang di sekitarmu. Aku mencintaimu. Aku sudah mencintaimu sejak kita masih kecil."


Yang tidak Han Chen ketahui, L sedang menargetnya dari kejauhan dan Xin Jia melihatnya. Tepat saat itu juga, mobil polisi tiba di sana.

"Di dunia ini, tak ada seorangpun yang mencintaimu lebih daripada aku!" Ujar Xin Jia sebelum kemudian dia melemparkan dirinya sebagai tameng tepat saat L menembak.


Semua polisi sontak bergerak begitu mendengar suara tembakan. Alih-alih mencemaskan Xin Jia, Han Chen langsung melepaskan dirinya dan berlindung dibalik pagar tanpa sedikitpun mempedulikan Xin Jia yang sekarat. (Aigoo... Xin Jia, Xin Jia. Kau menyia-nyiakan hidupmu untuk orang yang bahkan tidak peduli kau hidup atau mati. ckckck)


L shock melihat Xin Jia mati, tapi dia harus buru-buru kabur saat Han Chen menembak ke arahnya dan tim polisi mengejarnya. Begitu keadaan aman, Han Chen langsung menarik Jin Xi ke dalam plukannya.


Setelah kejadian itu, L menangisi kematian Xin Jia dengan memasukkan kelopak-kelopak mawar putih dan sebuah cincin ke dalam cairan kimia sebelum kemudian memberitahu teman-temannya kalau dia sudah menangani E.

"Pergilah. Aku akan membiarkanmu istirahat dengan tenang," ujar L sebelum kemudian ekspresi matanya berubah menakutkan dan penuh dendam.


Di kantor polisi, Tim Black Shiled mendiskusikan informasi dari Xin Jia bahwa sindikat mereka hanya tinggal 4 orang. Lao Dao masih sulit mempercayai wanita secantik Xin Jia ternyata seorang pembunuh. Bagaimana bisa wanita menarik sepertinya ternyata pembunuh gila?

"Orang gila tidak pernah bilang 'aku gila'."

"Aku juga tak menyangka. Dia sangat cantik, bagaimana bisa dia membunuh?"

"Xin Jia bilang kalau dia hanya membuat racun untuk mereka dan tidak pernah membunuh orang sebelumnya. Aku percaya itu."

Menurut rekan-rekan polisi yang menggeledah rumahnya Xin Jia, sepertinya Xin Jia menderita depresi karena mereka menemukan banyak sekali botol obat anti depresi. Apa mungkin dia mendatangi dokter karena kondisinya itu?

Cold Face rasa mungkin saja, mereka harus bicara pada para polisi yang menggeledah rumah Xin Jia nanti, siapa tahu mereka akan menemukan petunjuk baru.

 

Wen Long datang tak lama kemudian. Han Chen hendak membahas tentang kejadian 5 tahun yang lalu yang disebut-sebut Xin Jia itu, tapi Wen Long memotongnya dengan cepat. Nanti saja membicarakan masalah itu, selidiki dulu kasusnya Xin Jia karena orang tuanya akan segera datang ke kota ini.

Dia juga memberitahu Han Chen kalau orang tuanya Xin Ji sudah tahu tentang keterlibatan Han Chen dalam kematian Xin Jia dan mereka terdengar sangat marah di telepon. Wen Long jadi cemas.

"Kau ingin aku menghindari mereka?"

"Iya. Kau korban dalam kasus ini, jadi tidak enak kalau kau terlibat dalam kasus ini. Mereka akan tiba di Kota Lan 2 hari lagi. Aku akan memberimu cuti seminggu."


Han Chen mengedarkan pandangannya sampai dia melihat Jin Xi dan mendadak dia setuju untuk cuti, tapi... "Tolong beri Bai Jin Xi cuti seminggu juga."

Semua mata kontan berpaling pada mereka, bahkan Jin Xi pun kaget. Wen Long mengerti dan langsung setuju.


Begitu Wen Long pergi, Jin Xi langsung memprotes Han Chen, kenapa dia memintakan cuti seminggu untuknya juga? Memalukan, tahu!

"Malu apa? Sudah tak terhitung berapa kali aku mempertaruhkan nyawaku demi tim, tentu saja dia akan memberiku penghargaan itu. Sudahlah, cepatlah kemasi barang-barangmu. Mari kita pergi setelah makan."

"Kita akan pergi sekarang? Apa itu pantas?"

"Tentu saja. Jika kita pergi sekarang, kita mungkin akan menemukan petunjuk. Jangan khawatir, aku akan mengatur segalanya. Aku akan menyuruh anak-anak ini untuk menyelidiki kasusnya Xin Jia dan pembunuhan 5 tahun yang lalu."

"Baiklah. Aku akan mendengarkanmu."


Si Bai baru datang saat dia melihat Han Chen keluar bersama Xiao Zhuan dan mendengar Han Chen menyuruh Xiao Zhuan untuk mengemasi barang-barangnya Jin Xi di asrama dan kirimkan ke apartemennya.

"Dikirim ke... rumahmu? Kalian beneran tinggal bersama?"

"Kau punya pendapat? Kalau iya, maka berteriaklah lebih kencang."

"Mana berani aku berpendapat. Hanya saja, tiba-tiba aku merasa tidak terima."

"Aku tidak akan tinggal bersamamu, kenapa kau terima atau tidak terima? Aku berencana membawanya ke Kota Bei."

Xiao Zhuan kaget, ke Kota Bei? Jin Xi sudah mau dipertemukan ke orang tua sekarang?

Wah, Han Chen baru sadar kalau Jin Xi memang benar tentang Xiao Zhuan. Imaginasinya sangat tinggi, seharusnya dia memakai imaginasi liarnya itu untuk karirnya.

Si Bai kesal mendengar percakapan mereka. Dia hendak berbalik pergi, tapi dia berpapasan dengan Lao Dao yang baru datang.

Si Bai mengaku datang untuk menyerahkan kartu memori yang dia temukan di dalam kepalanya T dan meminta Lao Dao untuk menyerahkannya ke Wen Long. Saat Lao Dao mengundangnya masuk, Si Bai menolak dengan alasan harus menganalisa jasad Xin Jia.

 

Jin Xi dan Han Chen tiba di Kota Bei. Han Chen langsung menelepon rekannya untuk menanyakan tentang sesuatu dan sepertinya rekannya itu sudah mendapatkan apa yang Han Chen minta. Han Chen pun meminta orang di seberang untuk menunggunya di gedung arsip, dia akan segera ke sana sebentar lagi.


Mereka naik taksi ke sana dan Han Chen meminta Jin Xi untuk menunggunya sebentar, dia mau mengambil sesuatu dulu. Jin Xi heran, apa sepenting itu sampai Han Chen harus mengambilnya sekarang padahal mereka baru sampai di sini.

"Benar. Sangat penting."

Han Chen pun keluar untuk menemui rekannya yang sudah menunggu di depan dengan membawakan sebuah map dokumen untuknya. Han Chen berterima kasih padanya dan mengajaknya ketemuan kapan-kapan sebagai ungkapan terima kasih lalu bergegas kembali ke Jin Xi.

 

Sesampainya di hotel, Jin Xi keheranan melihat Han Chen masem-mesem. Kenapa dia senang banget padahal seharian ini mereka melakukan perjalanan dengan pesawat dan mobil, dan sekarang Jin Xi capek banget sampai mau tepar rasanya.

Saat Jin Xi hendak membuka kamar mereka, Han Chen mendadak memluknya dari belakang. "Akhirnya aku menemukanmu."

"Hentikan. Kau berakting seperti bayi padahal sudah setua ini. Ayo masuk dulu."


"Apa kau ingat apa yang kukatakan sebelumnya? Kebenaran dibalik kasus 5 tahun yang lalu dan masa lalu kita."

Sebenarnya dalam kasusnya Xin Jia, ada sesuatu yang tidak Han Chen katakan pada orang lain. "Yaitu identitas aslimu. Sebenarnya, kau bukan Bai Jin Xi. Namamu Su Mian."


Jin Xi menangis saat dia melihat data dirinya yang asli. Nama aslinya adalah Su Mian dan dia adalah murid top di jurusan psikilogi kriminal Akademi Kepolisian, sekaligus wanita yang hendak Han Chen nikahi setelah dia lulus.

Dalam dokumen itu juga ada foto Jin Xi/Su Mian dan kedua orang tuanya. Ayahnya ternyata juga seorang polisi dulu, dan Ibunya ternyata meninggal dunia setelah kecelakaan yang menimpanya.


"Kenapa jadi begini? Kenapa jadi begini? Kenapa?"

Han Chen langsung memeluknya, membiarkan Jin Xi menangis dalam pelukannya. Dia lalu menunjukkan cincin yang selama ini dipakainya. Cincin itu ada sejak dia bangun dari komanya, cincin itulah yang membuatnya sangat yakin kalau Jin Xi nyata. Di cincin itu terukir inisal nama mereka H&S.

"H itu aku, Han Chen. S itu kau... tunangan yang kutunggu sejak lama, Su Mian." 

Bersambung ke episode 9

Post a Comment

0 Comments