Di lokasi syuting, Thit melihat Jee keluar. Dia hampir saja mau mendekatinya. Tapi tepat saat itu juga, ada Suki. Terpaksalah Thit harus menjauh.
Suki tidak bisa menemukan barang yang dicarinya di mobil. Dia mau tanya pada para staf dulu. Jee ngadem aja dulu di mobil. Suki pun pergi meninggalkan Jee tanpa menyadari Thit yang mengawasi mereka dari kejauhan dan menunggu kesempatan.
Begitu Suki pergi, Thit langsung keluar dari persembunyiannya dan masuk ke mobilnya Jee lalu melarikan Jee bersamanya. Suki sontak panik melihat Jee diculik dan teriakannya terdengar oleh Chaiyan. Cemas, Chaiyan langsung mengajak Suki mengejar mereka.
Jee tanya Thit mau membawanya ke mana. Tapi saat Thit tidak menjawab, dia langsung berusaha mengambil alih setirnya sampai mobil mereka jadi oleng. Thit langsung panik menghentikan Jee, dia mau mati apa?
"Lebih baik aku mati daripada bersamamu!" Jee berusaha mengambil alih setir lagi sampai Thit terpaksa harus mengerem mendadak dan membuat Jee tersentak ke dashboard.
Thit kontan mencemaskannya, tapi Jee lagi kesal banget sama dia dan langsung ganas menjambakinya. "Kapan kau akan berhenti cari masalah denganku, hah?!"
"Kaulah yang tidak berniat mengakhirinya! Saat kasusmu sudah berakhir, kau malah balas dendam padaku dengan cara ini? Tidak seharusnya aku terlalu baik padamu dan melepaskanmu dari jeratan hukum."
"Kau sudah kelewatan! Berapa banyak kejahatan yang akan kau tamparkan padaku?!"
Saking kesalnya, Jee sampai menampar Thit betulan yang jelas saja membuat Thit makin emosi. "Jadi kau tidak mau berhenti terlibat dengannya?!"
"Yang tidak mau berhenti melibatkan diri itu kau!"
Thit tahu sendiri kalau dia lagi gila, dia akan melakukan apapun yang dilarang. Hati-hati saja, dia mungkin akan benar-benar merebut Chaiyan. Mendengar itu, Thit langsung menarik Jee ke pangkuannya dan mencoba menc**mnya.
"Kau mau apa dariku?!"
Thit memperingatkan Jee untuk berhenti melibatkan diri dengan Chaiyan. Kalau Jee sampai menghancurkan rumah tangga adiknya, maka dia akan menggunakan cara tidak jantan.
"Yang kau lakukan sekarang ini juga tidak jantan."
"Aku bisa melakukan lebih daripada ini jika kau tidak mau berhenti berhubungan dengan P'Chaiyan. Akan kukatakan padanya... tentang hubungan kita."
Jee seperti biasanya, malah memprovokasi Thit. Lakukan saja. Mereka berdua cuma tidur bersama satu malam. Chaiyan orang yang adil, dia tidak akan keberatan.
"Kalau begitu kita lihat saja apakah P'Chaiyan menerimanya jika dia melihatmu dan aku melakukannya di sini."
Dia langsung menc**m paksa Jee. Untunglah Chaiyan dan Suki tiba saat itu dan langsung menyelamatkan Jee dari Thit dan menuntut penjelasan Thit.
"Aku datang cuma untuk menjernihkan masalah dengannya."
"Menjernihkan apa? Jika ini tentang Piak, itu tidak ada hubungannya dengan Jee! Jangan berani-berani kau menyentuh Jee!"
Thit langsung emosi mendengarnya, bisa-bisanya Chaiyan sekesal ini jika menyangkut wanita lain. Wanita itu tidak berharga dan tidak layak untuk Chaiyan. Suki jelas tidak terima hinaannya dan langsung maju melindungi Jee.
"Kalau kau memilih wanita ini daripada keluargamu sendiri, kau akan menyesal seumur hidup."
"Kau juga. Jangan seret Jee ke dalam masalah ini lagi. Jika tidak, maka katakan pada Piak kalau dia tidak akan pernah melihatku lagi seumur hidupnya. P'Suki, bawa Jee kembali."
Tapi sebelum pergi, Suki memperingatkan Thit untuk yang terakhir kalinya. Jangan macam-macam dengan Jee lagi. Jika tidak, Suki bersumpah akan menyakiti Thit lebih daripada yang dia lakukan pada Jee. Dan dia tidak akan takut walaupun semua orang di firma hukumnya Thit mengejarnya.
Thit tahu kenapa? Karena biarpun dia banc*, tapi hatinya jauh lebih jantan daripada Thit. Dia tidak pernah berpikir untuk menyakiti wanita seperti bagaimana Thit menyakiti Jee.
"Ingatlah, Khun Sathit. Kebenaran yang kau ketahui hanya setengahnya saja. Jika suatu hari nanti kau mengetahui seluruh kebenarannya, bahkan sekalipun kau berlutut dan memohon-mohon pada Jee, semua itu tidak akan bisa mengkompensasi kesalahan yang kau lakukan pada Jee. Cam kan itu!"
Setelah mereka pergi, Thit sekali lagi mengancam Chaiyan. Jika Chaiyan semakin menyakiti adiknya, maka dia akan semakin menyakiti wanita yang Chaiyan puja-puja itu.
"Jika sampai seperti itu, maka kau dan aku bukan lagi keluarga!"
Managernya Pim terburu-buru datang dengan membawa kabar paling gres, Thit dan Chaiyan tadi berkelahi di lokasi syuting. Malah menurut kabar dari mata-matanya, Chaiyan tidak pernah mengunjungi Piak sejak saat dia dirawat di rumah sakit. Dia yakin kalau itu artinya, Chaiyan memilih Jee.
Pim kesal mendengarnya, apa sih bagusnya Jee sampai semua pria baik muda maupun tua rebutan menginginkannya? Managernya juga heran. Kalau begini, mereka tidak boleh membiarkannya begitu saja. Jee itu berbahaya bagi masyarakat. Mereka harus menyebarkan masalah ini.
"Sebarkan saja. Aku sudah tidak sabar untuk melihatnya jatuh dari tahta. Saat dia hancur dan masuk penjara, aku akan semakin menginjak-injaknya. Lihat saja nanti."
Khun Ying baru pulang dan langsung marah-marah pada Sitta karena ternyata Sitta membagikan sahamnya untuk Pim. Dia itu cuma gundik, dia tidak punya hak untuk ini.
Sitta sinis mendengarnya, terus apakah Khun Ying ingin dia menyimpan semua kekayaannya untuk Khun Ying sendiri dan putrinya?
"Tapi kau tidak boleh mentransfer apapun tanpa memberitahuku!"
"Tutup mulutmu! Aku bisa melemparmu dan putrimu ke dalam penjara kapan saja. Kau ingin menghancurkan masa depanmu seperti dia atau hidup nyaman sampai tua di sini? Pilih."
Pim datang saat itu juga, dan Sitta langsung merebut dokumen itu dari tangan Khun Ying dan menyerahkannya ke Pim sebagai hadiah.
"Thun, aku kan sudah bilang tidak usah. Kalau begini, bagaimana orang lain akan melihatku?" Nyinyir Pim.
"Aku akan memberimu sebanyak berapapun yang kau berikan padaku. Siapapun yang berpikir untuk menikamku dari belakang. Akan kubalas mereka sepuluh kali lipat."
Mereka lalu pergi sambil berangkulan mesra dan Pim sengaja menggoyang-goyang saham itu pada Khun Ying yang jelas saja membuat Khun Ying sakit hati.
Pim semakin mengompori Sitta dengan memperlihatkan rekaman perkelahian Thit dan Chaiyan dan sukses membuat Sitta kesal. Kesal karena ternyata rencananya tidak berjalan sesuai yang dia harapkan.
Dia memberikan bukti-bukti itu pada Thit dengan harapan Thit akan menyebarkan kasus itu ke media dan pada akhirnya akan menghancurkan Jee, tapi ternyata Thit malah melakukan apapun. Dia pasti sangat tergila-gila pada Jee.
"Jadi Jeerawat mengkhianatimu sebesar ini, tapi tidak ada konsekuensinya. Malah banyak pria yang memperebutkannya."
"Kalau aku membiarkannya begitu saja, maka aku bukan Sitta!" Geram Sitta.
Saat Thit kembali ke kantor, Jane datang membawakannya kopi sekaligus meminta maaf karena sudah berpikir kalau Thit berhenti menangani kasusnya Sitta karena Jee.
Dia janji mulai sekarang dia tidak akan tanya-tanya lagi tentang apa yang akan Thit lakukan atau tidak akan dia lakukan. Thit boleh menyuruhnya melakukan apapun, dia akan selalu berada di sisi Thit dan mempercayai keputusannya.
Mendengar itu, Thit memberitahu Jade bahwa dia sedang berusaha mengumpulkan bukti untuk menjerat Sitta. Kalau Jane tidak takut mati bersamanya, maka mereka bisa menunggu seorang mata-mata dari perusahaannya Sitta untuk mengontak mereka. Setelah itu, mereka bisa berjuang lagi melawan Sitta.
Jane jelas senang mendengar Thit masih memperjuangkan kasusnya Sitta. Tapi... bagaimana dengan kasus kematian pacarnya Thit? Apa dia akan naik banding? Thit terkejut mendengar Jane mengetahui kasus itu, tapi dia diam saja, tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu.
Jade datang lagi ke perpus untuk mengecek apakah Dao sudah meminjam novel edisi berikutnya. Tapi pustakawan bilang kalau Dao cuma datang untuk mengembalikan buku edisi sebelumnya lalu pergi tanpa meminjam edisi lanjutannya.
Jade kecewa mendengarnya. Akhirnya dia hanya meminjam edisi yang barusan dikembalikan Dao. Tapi saat dia membuka buku itu, dia malah menemukan sebuah bon yang mungkin tak sengaja terselip di dalamnya.
Jade langsung antusias pergi ke tempat penyewaan peralatan olahraga air dan menanyakan bon itu. Dan akhirnya dia mendapat petunjuk keberadaan Dao saat si petugas mengkonfirmasi bahwa Dao memang benar datang hari ini.
Dao sendiri ternyata sedang tiduran santai di atas perahunya di tengah laut sambil mendengarkan lagu, sama sekali tidak tahu kalau Jade sedang berusaha keras mendayung perahunya demi mencarinya.
Dia berteriak-teriak memanggil nama Dao, tapi tak ada jawaban sama sekali... hingga akhirnya dia melihat sebuah perahu di kejauhan. Dia langsung mendekati perahu itu dan akhirnya menemukan Dao sedang tiduran di sana.
1 Comments
Lanjuutt min...makin gk sabar dng klanjutan ceritanya
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam