Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 16 - 1

 Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 16 - 1


Malam harinya, Xiao Tan menemani kedua pria yang lagi tanding catur itu. Lian Cheng bertanya-tanya, siapa yang mengajari Liu Shang main catur? Liu Shang mengklaim kalau dia belajar dari seorang pendeta Tao yang mengajarinya tentang strategi.


"Aku tidak tahu kenapa, tapi bermain denganmu, rasanya seperti bertanding melawan diriku sendiri. Sepertinya, aku harus mengunjungi Pendeta Tao itu."

"Pendeta Tao pandai memprediksi. Dia tidak akan bermain catur dengan Yang Mulia. Setiap kali saya bermain catur dengan Pangeran, saya selalu tertinggal selangkah. Jika Pendeta Tao tahu akan memainkan permainan yang akan kalah, dia tidak akan mau main."

 

Tiba-tiba Yu Hao datang untuk melaporkan berita dari mata-mata mereka. Segalanya berjalan sesuai rencana Lian Cheng dan Liu Shang. Kemarin Kaisar tidak tidur dengan Selir Dugu, dan hari ini Selir Dugu menutup kediamannya dan memperketat penjagaan dengan alasan sakit.

"Lakukan sesuai rencana." Perintah Lian Cheng.


Xiao Tan penasaran dengan rencana mereka, tapi Lian Cheng dan Liu Shang malah cuma saling melempar pandang dengan penuh arti tanpa memberi Xiao Tan jawaban.

"Cih! Kalian benar-benar G-friend." Sinis Xiao Tan.

Lian Cheng bingung, apa itu G...? Belum sempat Xiao Tan menjawab, Liu Shang menyela duluan dan menjelaskan bahwa G (Baca: Ji) artinya sahabat baik pemberian Tuhan.

"Kalau begitu, aku menghargaimu sebagai teman Ji-ku." Ujar Lian Cheng. Liu Shang dan Xiao Tan kontan tersenyum geli mendengarnya.


Selir Dugu ternyata menutup rapat kediamannya karena dia memasukkan selingkuhannya ke dalam kamar. Tapi dia kesal karena sudah satu bulan tapi masih saja belum hamil. Kalau malam ini masih juga tidak berhasil, maka dia akan membuat si selingkuhan jadi kasim besok!


Tapi yang tak disangka-sangka, malam itu juga, Kaisar mendadak mendatangi kediaman Selir Dugu. Pelayannya Selir Dugu kontan cemas melihatnya, dan parahnya lagi, dia tidak bisa berbuat apapun karena Kaisar menyuruhnya untuk tidak mengumumkan kedatangannya.

Kaisar pun masuk tapi malah shock melihat Selir Dugu tidur bersama pria lain. Kaisar kontan murka dan membentak Selir Dugu sampai kedua orang itu terbangun.


Jelas saja Selir Dugu dan selingkuhannya langsung panik memohon ampunan. Selir Dugu mengklaim kalau dia dipaksa oleh pria ini, tapi tentu saja Kaisar tidak percaya.

Ia bahkan langsung memanggil Tabib Gao dan menyuruh Tabib Gao untuk memeriksa nadinya Selir Dugu lagi. Kalau Tabib Gao salah mendiagnosis, maka ia akana mengeksekusi seluruh keluarga Tabib Gao.

Ketakutan, Tabib Gao akhirnya mengaku kalau Selir Dugu memang tidak hamil dan memohon pengampunan untuk dirinya. Kaisar tersenyum miris mendengarnya. Ia memang tidak marah-marah, tapi sekarang ia bahkan tak sudi menyentuh Selir Dugu.

 

Xiao Tan mulai bosan karena kedua pria itu yang masih gigih dalam pertandingan catur mereka. Tapi kemudian Yu Hao datang dan melaporkan keberhasilan rencana mereka.

Sesuai harapan mereka, Kaisar mendatangi kediaman Selir Dugu dan akhirnya mengetahui kenyataan bahwa Selir Dugu tidak hamil. Kaisar murka dan mengirim Selir Dugu ke Istana Dingin.

Lalu nasib pria selingkuhannya Selir Dugu dan Tabib Gao akan dieksekusi besok siang. Lian Cheng dan Liu Shang senang mendengarnya.


Wah, Xiao Tan tidak menyangka. Jadi mereka membuat Kaisar menangkap basah mereka di depan matanya. Liu Shang membenarkan, mereka tahu kalau Selir Dugu berbohong tentang kehamilannya, makanya mereka mengirim orang untuk mengawasi kediaman Selir Dugu siang dan malam.

Dari situlah mereka mengetahui bahwa setiap kali Selir Dugu menutup rapat kediamannya dan meningkatkan penjagaan, dia akan menyuruh orang untuk memasukkan selingkuhannya itu lewat pintu belakang.

"Lalu bagaimana kau tahu kalau dia akan melakukannya malam ini?" Tanya Xiao Tan semakin antusias.


Karena tadi, dia dan Lian Cheng sengaja menyarankan Kaisar untuk tidak tidur lagi dengan Selir Dugu. Pastinya Selir Dugu harus cepat hamil dan dia harus mencari cara lain untuk itu.

"Lalu bagaimana dengan Kaisar? Kenapa beliau tiba-tiba pergi ke sana?" Tanya Xiao Tan.

Itu berkat Kasim Xue yang bilang ke Kaisar bahwa Selir Dugu sakit. Kaisar jadi khawatir, makanya dia mendatangi kamar Selir Dugu.

"Kasim Xue itu mata-matamu, kan? Hebat!" Puji Xao Tan sambil menepuk-nepuk baju Liu Shang.

Lian Cheng yang sedari tadi diacuhin, jadi cemburu melihat keakraban mereka dan dengan ketusnya mengklaim kalau rencana hebat itu berhasil bukan hanya berkat dia dan Liu Shang.

"Pangeran sangat bijak. Kasim Xue juga harus diberi imbalan." Timpal Liu Shang.

Tapi alih-alih berpikir kalau Lian Cheng cemburu pada Liu Shang, Xiao Tan malah mikir kalau Lian Cheng cemburu padanya dan dialah orang ketiga di antara kedua soulmate itu. Persahabatan kedua pria itu terlalu menakutkan baginya.


Setelah Xiao Tan pergi, kedua pria itu lanjut minum teh. Lian Cheng bertanya-tanya, Liu Shang biasanya sangat berhati-hati. Tapia kenapa dia tidak menyembunyikan perasaannya terhadap Xiao Tan?

"Jika cinta bisa disembunyikan, maka itu bukan cinta sejati."

Karena Liu Shang sangat berterus terang, Lian Cheng memutuskan untuk meresponnya dengan cara yang sama. Lian Cheng tidak akan menggunakan statusnya untuk menekan Liu Shang, tapi dia tidak akan menyerahkan Xiao Tan.

Liu Shang santai saja. "Pangeran sangat murah hati dan mendukung persaingan yang adil. Saya pasti akan melakukan yang terbaik dan tidak akan mengecewakan Pangeran."


Tapi tiba-tiba dua orang pembunuh bermunculan dan langsung menghunus pedang ke Lian Cheng. Pemimpin grup pembunuh itu tanpa ragu memperlihatkan jati dirinya yang ternyata Jenderal Wei.

"Selir sudah gagal. Ini satu-satuanya cara untuk membalas dendam keluargaku. Mo Lian Cheng, aku sudah menunggu hari ini selama lima tahun."

"Kau berani melakukan pemberontakan?"

"Pura-pura saja terus. Apa kau berani mengatakan kau tidak tahu apa pun tentang kebakaran di Kediaman Wei lima tahun yang lalu?"

Waktu itu, Jenderal Wei sedang tidak berada di ibu kota karena harus berperang melawan musuh. Tapi karena perbedaan pandangan politik di antara mereka, Lian Cheng mengirim pasukan untuk membakar kediamannya. Seluruh keluarganya terbunuh dalam insiden itu.

"Karena kau tidak mau mengakuinya, maka aku akan membunuhmu sebagai persembahan untuk mereka."


Tapi bahkan sebelum Jenderal Wei bergerak, Liu Shang sontak menyiram tehnya ke Jenderal Wei. Anak buah Jenderal Wei berusaha menyerang Liu Shang, tapi Liu Shang dengan mudah mengalahkan mereka berdua.

"Tunggu sebentar, Jenderal. Bukankah kejadian itu terjadi pada pertengahan musim gugur?" Tanya Liu Shang.

Pada pertengahan musim gugur waktu itu, ada Festival Bulan di istana. Pada hari itu, pasukan Garnisun dipanggil ke istana oleh Pangeran ke-8 untuk memperketat penjagaan melindungi Kaisar. Jadi bagaimana mungkin mereka punya waktu untuk melakukan pembakaran.

Jenderal Wei tak percaya. Liu Shang meyakinkan Jenderal Wei untuk memeriksa catatan harian di istana kalau dia tidak percaya.

Liu Shang penasaran apakah ada tato mantra rahasia di tbuh orang yang melakukan pembakaran. Lian Cheng menegaskan bahwa tato itu adalah tanda sebuah organisasi berbahaya, Hong Shuntang.

Jenderal Wei mulai bimbang mendengar ucapan mereka. Liu Shang dengar kalau waktu itu juga ada kebakaran lain di kota. Dari hasil penyelidikan mereka, semua kebakaran itu diatur oleh tiga anggota Hong Shuntang.


Beberapa hari yang lalu, penjaga gerbang istana menangkap ketiga orang itu. Dari interogasi mereka, mereka mengakui bahwa merekalah dalang kebakaran lima tahun yang lalu... yang mereka lakukan atas perintah Selir Dugu. Jenderal Wei shock mendengarnya.

"Kalau kau tidak percaya padaku. Kau bisa bertanya pada mereka secara pribadi di penjara." Ujar Liu Shang. "Jenderal Wei, kau sangat mencintai keluargamu. Tapi kau malah membiarkan orang lain memanfaatkanmu dengan itu. Itu kesalahan besar."


Menyesal karena telah termakan jebakan Selir Dugu, Jenderal Wei berniat mengakhiri hidupnya saat itu juga, tapi Liu Shang dengan sigap mencegahnya. Lian Cheng pun memaafkannya, mengingat sekarang Jenderal Wei sudah sadar dari pengaruh wanita itu.

"Terima kasih, Pangeran. Saya akan menebus kesalahan saya. Saya bahkan akan memberikan hidup saya untuk itu!" Janji Jenderal Wei.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments