Sinopsis About is Love Episode 5 - 2
Tapi saat seorang pegawai galeri seni memberitahu Nyonya He tentang kedatangan Wei Qing, dia langsung menolak bertemu dan menyuruh si pegawai untuk bilang ke Wei Qing kalau dia sedang pergi, ada pertemuan dengan seorang seniman.
"Saya sudah bilang begitu, tapi presdir bersikeras ingin bertemu dengan anda. Dia sudah menunggu di lobi."
Nyonya He terpaksa keluar menemuinya, tapi sikapnya benar-benar sangat dingin pada putranya sendiri. Wei Qing setulus hati berusaha bersikap baik dan perhatian padanya, dia bahkan berkata kalau dia akan menjemput Nyonya He untuk pulang ke rumah mereka.
Tapi Nyonya He bahkan menganggap kedatangan Wei Qing kemari hanya sebagai 'presdir' dan dia yakin kalau kedatangannya kemari bukan cuma untuk berbasa-basi seperti itu, iya kan? Dia bahkan langsung menyerahkan laporan pengeluaran galeni seni untuk tahun ini.
Wei Qing kecewa mendengarnya, dia tidak perlu melihat itu. Lagian dia sudah sering mendapat laporan dari dewan direksi di kantor. Dia mengerti betapa pentingnya galeri seni ini bagi Nyonya He, dia dan ayahnya dulu pertama kali bertemu di sini.
Dari galeri seni juga, ayahnya dulu bermula. Karena itulah, dia janji akan membantu Nyonya He melindungi tempat ini. Tapi Nyonya He cuma tersenyum sinis mendengarnya.
"Sebenarnya aku datang kemari karena aku punya hadiah yang ingin kuberikan padamu."
Nyonya He menolak. Mana berani dia menerima hadiah dari presdir yang menangani seluruh grup bisnis. Dia harus menemui orang lain sekarang. Permisi.
"Orang yang ingin Ibu temui adalah juru lelang, bukan?" Duga Wei Qing tepat sasaran. "Ibu ingin menemui juru lelang karena ibu ingin mengetahui keberadaan suatu benda, kan? Kalau memang begitu, maka tidak perlu menemuinya. Pasangan mangkok itu... ada padaku."
Wei Qing langsung menunjukkan mangkok yang bentuknya sama persis dengan mangkoknya Ning Fei yang pecah itu. Dia sungguh ingin membantu Nyonya He, lagian mangkok ini tak lebih dari sekedar mangkok baginya. Tapi bagi Ning Fei, mangkok ini bisa menyelamatkan hidupnya.
"Bagaimana kau tahu itu?"
"Aku sudah pergi ke rumah sakit. Ini bukan pertama kalinya aku melihatnya sekarat, hanya perlu menghubungkan berbagai petunjuk untuk mengetahuinya."
"Berikan mangkok itu padaku, aku tidak peduli apa tujuanmu kali ini tapi mangkok itu aslinya adalah milik Ning Fei. Kembalikan padanya!"
"Aslinya? Aslinya aku adalah putramu. Tapi sekarang, demi orang luar, Ibu meneriakiku? Asalkan ibu minta, jangankan mangkok porselen, aku rela memberikan apapun pada ibu. Tapi aku baru tahu kalau itu sudah tidak penting lagi. Aku bukan Ibu, aku tidak peduli dengan hidup orang luar."
Nyonya He langsung ganas menuntut Wei Qing untuk memberikan mangkok itu padanya. Wei Qing jadi kesal dan tak sengaja mendorong Nyonya He. Dia sungguh merasa bersalah karena hal itu, tapi Nyonya He benar-benar marah padanya dan mengusirnya dengan kasar.
Wei Qing mendengus miris mendengarnya. "Baik, jika dia menginginkan mangkok ini, maka suruh dia datang sendiri dan memohon padaku."
Malam harinya, Wei Qing melampiaskan frustasinya dengan minum-minum di bar. Direktur Bar sampai cemas melihatnya seperti itu dan mencoba menawarinya untuk ditemani seorang gadis, tapi Wei Qing menolak, dia hanya ingin sendirian.
Tepat saat itu juga, Ran Yu muncul di sana. Awalnya Direktur Bar mengusirnya, tapi kemudian dia melihat ada Wei Qing. Jadilah mereka minum bersama dan Ran langsung mengomentari kesendirian Wei Qing.
Dia kira kalau Wei Qing tidak akan sendirian lagi setelah punya pasangan baru, tapi ternyata dia sala. Apa mungkin Wei Qing masih belum punya pasangan baru?
"Tidak."
Ran Yu langsung kepedean mengira Wei Qing masih menjomblo karena Wei Qing sebenarnya menyukainya. Bahkan dengan wajah melasnya dia mengklaim kalau dia masih belum bisa melupakan Wei Qing sejak mereka putus beberapa bulan yang lalu.
Dia sama sekali belum bisa menerima fakta kalau mereka putus dan selalu berharap Wei Qing akan berubah pikiran. Yah, dia tahu kalau sikapnya ini bodoh, tapi tetap saja dia berharap mereka akan balikan.
Wei Qing menatapnya dengan sinis, berhentilah berakting. "Pelayan, tolong berikan handuk dan segelas air putih untuk nona ini biar dia sadar dari alkohol."
"Aku sungguh-sungguh, aku tidak mabuk. Kenapa juga aku harus minum air putih."
"Air putih ini bukan untuk kau minum, tapi untuk mengelap wajahmu. Aku bosan minum sendirian, jadi mendengarmu bicara tadi hanya akan kuanggap sebagai hiburan. Tapi kau malah nyerocos makin semangat. Aku takut kalau kau keterusan, maka aku harus memainkan perankanku dalam mengenang cinta kita. Aku tidak punya waktu untuk berakting denganmu."
"Apa maksudmu? Aku berakting apa?"
"Apa perlu kuperjelas? Baiklah, akan kubantu kau untuk mengingatnya."
Tepat di tempat ini satu minggu yang lalu, Ran Yu melihatnya dihajar oleh para preman itu, kan? Ah, ternyata saat Wei Qing dihajar para preman waktu itu, dia sempat melihat Ran Yu di bar, menonton kejadian itu dengan wajah dinginnya.
Tapi sekarang Ran Yu menyangkal keras perannya dalam insiden itu. Atas dasar apa Wei Qing menuduhnya mengirim orang-orang itu?
"Lalu kau ingin aku menanyai mereka secara langsung. Waktu itu, kedua preman itu meninggalkan nomor telepon mereka di rumah sakit, apa kau mau aku menelepon mereka sekarang?"
Panik, Ran Yu akhirnya mengakui kalau memang dialah yang mengirim kedua preman itu untuk menghajar Wei Qing. Memangnya kenapa? Masa Wei Qing boleh mencampakkan orang seenaknya dan dia tidak boleh melampiaskan amarahnya?
Yang tak disangkanya, Wei Qing ternyata diam-diam merekam pengakuannya barusan. Pfft! Dia bahkan menggunakan rekaman itu untuk mengancam Ran Yu. Jika rekaman itu dia posting di internet, maka Ran Yu pasti akan langsung viral jadi selebritis internet.
"Apa sebenarnya maumu? Aku akan minta maaf, yah? Pertimbangkanlah aku sebagai mantanmu."
Dia tidak perlu permintaan maafnya Ran Yu. Orang yang perlu dia mintai maaf adalah gadis yang terlibat dan terluka karenanya. Begitu Ran Yu meminta maaf padanya, maka Wei Qing akan memberikan rekaman ini padamu dan tidak akan menindaklanjuti masalah ini.
"Dan lain kali, jangan lagi cari perkara. Aku terlalu malas untuk berurusan denganmu. Dan satu lagi, aku berbohong padamu tentang satu hal. Aku sudah punya pasangan."
"Siapa?"
"Sudah kukirimkan gambarnya padamu, lihat saja sendiri. Walaupun kami belum sepenuhnya bersama, tapi cuma tinggal selangkah lagi."
Wei Qing pun pergi. Ran Yu langsung mengecek pesannya dan kaget melihat gambar wanita itu ternyata Zhou Shi. Kenapa dia?
Zhou Shi sedang ketiduran di bis saat Fei Fei meneleponnya untuk memberitahu kalau iblis kecil yang tinggal di lantai atas dan melaparkan dirinya sendiri itu sudah siuman.
"Lalu bagaimana keadaannya? Apa dia sudah makan?"
"Tidak. Biarpun dia sangat kelaparan, tapi dia menolak makan apapun. Mereka sudah menghubungimu kalau mereka akan menyelesaikannya hari ini, kau harus mendapatkan mangkok pecah itu. Sekarang ini dia bertahan dengan bantuan infus. Aku cemas kalau ini berlanjut, akan terjadi sesuatu padanya."
Jangan khawatir, Zhou Shi pasti akan mendapatkan mangkok itu dan memberikannya ke Fei Fei.
Zhou Shi pun pergi ke rumah Wei Qing untuk mengambil mangkok yang sudah diperbaiki itu. Zhou Shi sungguh berterima kasih atas bantuannya, tapi harga perbaikan mangkok ini berapa, yah? Dia janji akan segera mentransfernya ke Wei Qing.
"Aku tidak butuh uang. Kau bisa menggunakan cara lain untuk membayarnya." Ujar Wei Qing penuh arti.
Zhou Shi cepat-cepat mengalihkan perhatian ke kotak berisi mangkok itu. Mangkok itu dibungkus dengan sangat rapat, tapi Zhou Shi tak sabaran untuk segera membukanya dan jadilah dia mencoba menggigiti kotak itu dengan barbar. Wkwkwk!
Untung saja Wei Qing segera mengambilkannya gunting. Tapi melihat kegugupan Zhou Shi, Wei Qing menduga kalau mangkok yang ada di dalam kotak itu pasti sangat mahal.
"Aku tidak tahu mahal atau tidak, tapi si pemilik mangkok ini sedang terbaring di rumah sakit sekarang. Dia menunggu diselamatkan oleh mangkok ini."
Akhirnya dia berhasil mengeluarkan mangkok itu dan langsung puas dengan hasilnya, sempurna sekali. Saat Wei Qing melihatnya, dia langsung mengenali mangkok itu dan dengan cepat menduga siapa sebenarnya pemilik mangkok yang dimaksud Zhou Shi.
"Pemilik mangkok itu, marganya Ning, bukan?"
"Benar. Dia tetanggaku dan mungkin adik tingkatku. Kenapa? Kau kenal dia?"
"Jadi... kau berusaha sekeras itu meminta bantuanku dan merecokiku untuk mencarikanmu seorang ahli perbaikan porselen Cina... semuanya demi dia?"
"Tidak sepenuhnya benar. Aku salah satu orang yang membuatnya berakhir seperti sekarang ini. Pemilik mangkok ini masih di rumah sakit sekarang, jadi aku merasa tak enak karenanya."
"Sudah beberapa tahun berlalu, dia masih sangat beruntung." Gumam Wei Qing cemburu.
"Siapa? Ning Fei?"
"Sejak dia masih kecil, dia hanya perlu menjadi dirinya sendiri demi mendapatkan apapun yang tidak bisa orang lain dapatkan. Bahkan sekalipuan dia membuat kesalahan, akan ada banyak orang yang bergegas membelanya. Tak kusangka, ternyata kau salah satu dari mereka."
"Kau ini bicara apa sih? Aku tidak mengerti sama sekali."
"Tidak ada. Apa kau sudah mengecek semuanya?"
Bersambung ke part 3
5 Comments
Tambh seru critanya....lnjutin nulis sinopsis ya mbk
ReplyDeleteLanjut cerita y kak jgn patah semangat y.
ReplyDeleteLanjut
ReplyDeleteLanjutin,semangat.....
ReplyDeleteLanjut kak..penasaran..bagus ceritanya..cemungut 💪
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam