Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 14 - 1

 Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 14 - 1

Lian Cheng juga sukses menembakkan anak panahnya tepat sasaran, Xiao Tan sungguh merasa lega. Kaisar langsung memuji-muji dan mengomentari kehebatan kedua putranya itu, mereka berdua benar-benar berbakat.


Selir Dugu mengingatkan bahwa biarpun pertandingan sangat menarik, tapi Kaisar harus menepati janjinya. Kalau hasilnya seri seperti ini, lalu apakah kedua pangeran harus berbagi Tan Er?

"Kau bicara apa? Aku manusia, bukan barang! Kenapa nasibku ada di tangan orang lain?! Baik itu masa depanku atau pernikahanku, aku sendiri yang akan memutuskannya! Tidak ada yang berhak ikut campur!" Semprot Xiao Tan saking emosinya.

Selir Dugu langsung pasang wajah mewek lalu ngadu ke Kaisar, dia kan cuma ingin membantu tapi si pelyan itu pada bicara kasar padanya. Dia sama sekali tidak punya rasa hormat padanya dan bayi yang dikandungnya.

Kaisar jadi tersulut emosi dan langsung membentak sikap kasarnya Xiao Tan. Utusan Yong Yue ikut nimbrung, menurutnya, walaupun Xiao Tan agak kurang ajar, tapi sifat keras kepalanya sangat mirip kepribadian para wanita di kerajaan Yong Yue.

Karena itulah, Utusan Yong Yue memintakan maaf pada Kaisar untuk Xiao Tan. Semoga Kaisar sudi memberinya kesempatan lain agar dia bisa menentukan nasibnya sendiri.


Suasana tegang sesaat menanti keputusan Kaisar. Tapi syukurlah akhirnya Kaisar memutuskan untuk menuruti Utusan Yong Yue dan memberi Xiao Tan kesempatan.

Tapi syaratnya, Xiao Tan harus memanah. Jika dia berhasil memanah tepat sasaran, maka Kaisar akan membiarkannya menentukan nasibnya sendiri. Tapi jika dia gagal, maka dia akan dieksekusi karena bersikap kasar pada Selir Dugu.

Xiao Tan hampir saja mau protes, tapi Lian Cheng mendadak menyela dan tanya apakah ada persyaratan lain selain bahwa anak panah itu harus ditembakkan oleh Xiao Tan?

"Panahan adalah tentang presisi. Tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun. Jika panahnya Qu Tan Er bisa mencapai saaasaran, aku adalah kaisar yang menepati ucapannya, aku tidak akan mempersulit Qu Tan Er."

Mendengar itu, Lian Cheng meyakinkan Xiao Tan untuk tidak cemas, Xiao Tan bisa mengandalkannya.

 

Walaupun tetap tak bisa tenang bahkan setelah mendengar ucapan Lian Cheng itu, Xiao Tan terpaksa mulai mengambil busur dan panahnya. Tapi dia bahkan tidak bisa memegang anak panahnya dengan benar.

Tapi tak perlu khawatir, Lian Cheng dengan sigap membantu Xiao Tan dan menuntunnya untuk memegang panahnya dengan benar... sama persis seperti yang pernah mereka lakukan dulu (Di season 1).

"Percayalah padaku." Ujar Lian Cheng.


Xiao Tan akhirnya melepaskan anak panah itu... dan sukses menancap tepat sasaran. Xiao Tan spontan memeluk Lian Cheng sambil menjerit heboh saking senangnya, dan pastinya membuat semua orang tercengang melihat sikapnya.

Selir Dugu tidak terima dan menuduh Lian Cheng berbuat curang. Lian Cheng menyangkal, panah itu benar-benar ditembakkan oleh Xiao Tan sendiri. Xiao Tan pun buru-buru berterima kasih karena Kaisar memaafkannya.


Kaisar menatap ragu ke Selir Dugu sekilas sebelum kemudian mengalihkan perhatiannya ke Lian Cheng dan berkata bahwa ia akan mengabulkan apapun permintaan Lian Cheng hari ini.

"Saya menginginkan sebuah benda milik keluarga Qu."

Kaisar diam saja, tapi ia bisa langsung menduga kalau yang dimaksud Lian Cheng adalah Mutiara Penekan Jiwa. Maka ia mengklaim kalau ia tidak memiliki benda milik keluarga Qu. Sebagai gantinya, ia akan memberikan hadiah 10.000 tael emas.

Selir Dugu benar-benar harus berusaha keras menahan amarah. Biarpun Xiao Tan lolos dari kematian hari ini, tapi ini masih belum berakhir.


Setibanya kembali di kediaman Pangeran ke-8, Yu Hao membuka kereta kuda mereka, tapi malah mendapati Xiao Tan tertidur sendirian sementara Lian Cheng sudah menghilang entah sejak kapan.

"Nona Tan Er, bangunlah! Pangeran naik kereta bersamamu, apakah terjadi hal aneh dalam perjalanan? Kapan paangern keluar dari kereta?"

Xiao Tan lebih bingung lagi. Perasaan tadi waktu dia tertidur, Pangeran ke-8 masih ada di sampingnya dan dia baru bangun karena Yu Hao membangunkannya. Apa yang terjadi sebenarnya?

"Pangeran menghilang?"

"Apa? Bagaimana bisa?!"

Yu Hao mendadak merasa ada yang aneh, dia bisa menduga kalau Lian Cheng yang muncul di arena panahan bukan Lian Cheng yang asli. Gawat! Dia sontak memerintahkan para pengawal untuk memblokir seluruh rumah, tidak boleh ada seorangpun yang keluar-masuk!

Xiao Tan menggerutu sebal menyadari siapa Lian Cheng yang bersamanya sedari tadi. "Dasar si Mo Lian Cheng berwajah dua itu! Bahkan akupun tertipu kali ini."


Begitu Yu Hao membuka pintu, dia menemukan Lian Cheng masih pingsan dan ada orang lain bersamanya. Yu Hao sontaak menghunus pedang ke orang itu, tapi ternyata dia Liu Shang.

Liu Shang mengklaim kalau dia datang hanya untuk memberikan obat untuk Lian Cheng. Apa terjadi sesuatu yang serius hari ini?


Belum sempat Yu Hao menjawab, Lian Cheng mendadak siuman. Liu Shang langsung meminta maaf dan mengklaim bahwa seharian ini dia sudaha mencobaa berbagai cara untuk mengeluarkan racun sengatan lebah itu, tapi gagal.

"Saya bertanggung jawab atas kegagalan Pangeran menghadiri kompetisi, mohon hukum saya."

"Ayahanda benci dengan orang yang gagal menepati janji mereka, beliau pasti sangat kecewa padaku."

Yu Hao melapor bahwa pemenang kompetisi panahan tadi bukan Yi Huai, melainkan si peniru itu. Orang itu bukan cuma menirukan rupa dan suara Lian Cheng,bahkan kemampuan memanahnya pun sama persis dengan Lian Cheng.

Namun dalam perjalanan pulang, orang itu mendadak menghilang. Lalu saat dia masuk kamar tadi, saat dia melihat punggungnya Liu Shang, dia mengira kalau Liu Shang adalah si peniru itu karena sosoknya sangat mirip si peniru itu.


"Bahkan Yu Hao pun tidak bisa membedakan yang asli dan yang palsu, si peniru itu pasti berusaha sangat keras. Sayangnya, saya seharian berada di rumah untuk membuat obat, jadi saya tidak sempat melihatnya. Mohon maafkan saya, Yang Mulia."

Lian Cheng dengan lemah menyentuh tangan Liu Shang sebagai pertanda kalau dia tidak mempermasalahkannya, tapi sentuhan itu langsung membuat Liu Shang gemetar dan refleks menghindarinya. Lian Cheng keheranan menyadari keanehan itu lagi, tapi dia tidak mengatakan apapun.


Setelah melepaskan topeng Liu Shang-nya, Lian Cheng mondar-mandir dengan cemas saat tiba-tiba saja Xiao Tan menerobos masuk dan langsung mengonfrontasinya tentang kejadian tadi. Dasar pembohong!

Lian Cheng sontak menarik Xiao Tan dan mend*kapnya dari belakang, sama persis seperti pose mereka saat menarik panah bersama tadi siang. Yah, dia mengakui kalau memang dia yang menyelamatkan Xiao Tan di arena panahan tadi.

"Kenapa? Apa kau mau membayarku dengan t*b*hmu?"

Xiao Tan gugup mendengarnya, tapi dengan cepat dia menguasai diri dan langsung menyodok perut Lian Cheng dengan keras. Sodokannya entah terlalu keras atau bagaimana, tiba-tiba saja itu membuat Lian Cheng terjatuh kesakitan.


Xiao Tan tak percaya, dia yakin kalau Lian Cheng mau menipunya lagi dengan pura-pura sakit lagi. Tapi kali ini sepertinya Lian Cheng benar-benar sakit, mungkin karena pengaruh bersentuhan dengan Lian Cheng kuno tadi. Dia bahkan langsung meminta Xiao Tan untuk mengambilkan kotak yang ada di nakas.

Xiao Tan menurutinya dengan keheranan, ini apa? Hadiah untuknya? Xiao Tan membuka kotak itu. Ada satu butir obat di dalamnya, tapi Xiao Tan mengira kalau itu coklat dan langsung memasukkannya ke mulutnya sendiri.


Lian Cheng panik karena itu obat satu-satunya dan langsung mengambil obat itu dari mulut Xiao Tan dengan cara menc**mnya. Dan bahkan setelah dia berhasil menelan obat itu, dia terus memag*t bbir Xiao Tan sampai Xiao Tan sendiri yang kemudian melepaskan diri.

Tak sengaja tangannya menarik bajunya Lian Cheng hingga tato mawar itu kelihatan. Entah mengapa tiba-tiba dia merasa sangat sedih setelah melihat mawar itu.

"Itu adalah obat yang sangat penting bagiku. Biasanya aku membenci rasanya. Tapi sekarang, aku menyadari kalau rasanya jauh lebih enak dengan ciumanmu."


Xiao Tan sontak mendorongnya lalu pergi dengan kesal. Dia jadi tidak bisa tidur gara-gara kejadian barusan yang terus menerus terngiang dalam benaknya. Jangan-jangan dia beneran jatuh cinta pada si brengs*k Mo Lian Cheng itu. Tapi tidak mungkin...

"Ini bukan cinta, ini penyakit. Apa yah namanya... Sindrom Stockholm."
(Sindrom Stockholm adalah perasaan sayang dalam kasus-kasus tertentu seperti penculikan yang dirasakan oleh korban terhadap penculiknya)

Xiao Tan yakin pasti itu. Mereka kan sama-sama terjebak di sini dan akhirnya mulai saling bergantung pada satu sama lain. Ini jelas bukan cinta.

Kalau saja waktu itu dia tidak butuh Lian Cheng untuk menandatangani kontrak rumah, dia pasti tidak akan terjebak di tempat ini. Bahkan sekalipun cinta yang tak terlupakan itu benar, tapi kan dia bukan wanita itu!


Xiao Tan lalu membuka jendela lalu bersumpah pada rembulan di langit. "Mulai hari ini dan seterusnya, aku akan menjaga jarak dari Mo Lian Cheng. Aku tidak akan melihatnya ataupun jatuh cinta padanya. Dan yang paling penting, aku tidak akan menjadi pengganti orang lain. Baik di Dong Yue maupun di masa depan. Kau bulan yang sama, kan? Tolong jadilah saksiku. Aku tidak akan melanggar sumpahku!" (Pfft! Awas kemakan sumpah sendiri loh)

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

  1. hahaha .. ngambil modus tuhh ngambil obatbaja pake nyium segala😍😍

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam