Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 14 - 2

 Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 14 - 2

Kakek Liu sedang berjemur saat tiba-tiba Lian Cheng datang dengan wajah pucat. Kakek Liu jadi cemas dan cepat-cepat memeriksa nadinya.


Kakek Liu benar-benar cemas usai memeriksa nadinya. Menurutnya lebih baik Lian Cheng menjauh dari Pangeran ke-8 dan keluarga kerajaan. Jika tidak, takutnya rohnya akan hilang sepenuhnya dan hancur. Jika itu terjadi, bahkan Kakek Liu pun takkan bisa menyelamatkannya.

 

Saat Lian Cheng pulang dia mendapati Xiao Tan sedang latihan menuang teh pakai penutup mata dan gagal, dia malah menuang tehnya ke meja.

"Tan Er memang 'terampil' dalam menuang teh, tidak ada setetes teh pun yang masuk ke cangkir." Nyinyir Lian Cheng.

"Kaulah yang menyuruhku menutup mata. Aku adalah agen jujur yang bisa memuaskan semua permintaan klienku yang tidak masuk akal. Jika kau tidak puas, kita bisa membatalkan kontrak kita. Kau bisa memberitahu Pangeran ke-8 untuk mengirim pelayan lain untuk melayanimu." Kesal Xiao Tan.


Dia mau beranjak pergi sambil masih mengenakan penutup matanya dengan penuh percaya diri. Lian Cheng dengan cepat menghentikannya dan berkata kalau di sebelah kiri ada tempat lilin dan di sebelah kanan ada pembatas ruangan.

Xiao Tan tak percaya. Tak ada yang lebih mengetahui seluk beluk Villa Salju selain dirinya. Di sini tidak ada tempat lilin ataupun pembatas ruangan.

Bahkan untuk membuktikan klaimnya, Xiao Tan langsung mondar-mandir ke kanan dan ke kiri... sampai saat Lian Cheng dengan sengaja berdiri di hadapannya dan kontan membuat Xiao Tan menubruk dirinya.


"Karena kau sangat mengenal tempat ini, seharusnya kau terus memakai penutup matamu... biar kau tidak selalu mengintipku."

"Omong kosong! Siapa yang mengintipmu?! Au bahkan tidak akan melihatmu kecuali kalau perlu! Minum saja tehmu!"

Xiao Tan hendak menuangkan tehnya, tapi Lian Cheng mendadak ganti memerintahkannya untuk mengambilkan baju yang lebih tebal untuknya, soalnya cuacanya agak dingin.


Xiao Tan dengan percaya diri melangkah ke kiri sambil meraba-raba sampai dia menemukan bajunya Lian Cheng. Lian Cheng terus mengujinya, kali ini dia mengklaim kalau sekarang dia mendadak merasa panas dan minta diambilin kipas.

Gampang! Xiao Tan langsung mengambil kipas yang berada di bawah meja. Belum puas juga, Lian Cheng mengklaim kalau di luar hujan deras dan menyuruh Xiao Tan untuk menutup jendela.

Xiao Tan pun melangkah ke arah jendela yang berada di sisi kanan ruangan. Tapi dia  sama sekali tidak sadar kalau di sana benar-benar ada pembatas ruangan.

Tapi untunglah dia tidak sampai menabraknya karena Lian Cheng dengan manisnya menyingkirkan pembatas itu secara diam-diam.


Xiao Tan terus melangkah ke balkon dengan penuh percaya diri. Dia tahu kalau ada meja di sana dan di atas meja ada vas bunga. Tak sengaja dia hampir saja menyenggol vas itu, untung saja Lian Cheng sigap mencegahnya dengan cara menarik Xiao Tan mendekat padanya.

Dia lalu melepaskan penutup mata itu. "Kau bersikeras memakai penutup mata ini karena kau tidak ingin aku membaca pikiranmu, kan? Sebenarnya... kau sudah jatuh cinta padaku, kan, Tan Er?"

Xiao Tan menyangkal dengan canggung. Dia sudah bersumpah kalau dia tidak akana jatuh cinta pada Lian Cheng. Lian Cheng malah geli mendengarnya, kalau Xiao Tan tidak jatuh cinta padanya, terus kenapa dia harus membuat sumpah semacam itu?

"Sepertinya, kau tidak bisa mengendalikan perasaanmu, sama sepertiku."

Lian Cheng hampir saja menc**mnya, tapi Xiao Tan dengan cepat mendorongnya. Dia terus bersikeras menyangkal perasaannya lalu pergi dari sana.


Di kediamannya, Selir Dugu membakar selembar jimat lalu komat-kamit merapal mantra. Jimat itu ditulis dengan darah binatang dari Negeri Yu. Jika dibakar menjadi abu dan dicampur supnya Kaisar, maka jimat ini bisa membantunya memanipulasi pikiran Kaisar untuk menyingkirkan Lian Cheng.


Keesokan harinya, seorang kasim datang membawakan titah Kaisar untuk Lian Cheng. Titah itu memerintahkan Lian Cheng untuk masuk istana untuk menemui Kaisar, tapi dia harus masuk sendirian, pelayannya Lian Cheng tidak boleh ikut masuk. Lian Cheng diperintahkan untuk pergi ke istana sesegera mungkin karena ini menyangkut masalah yang sangat penting.

Lian Cheng menerima titah itu. Tapi... dia heran melihat si kasim. Dia yakin belum pernah melihat kasim ini sebelumnya.

Kasim itu dengan agak canggung mengaku kalau dia baru saja dipromosikan ke posisi utusan kekaisaran bulan. Dia cepat-cepat mengalihkan topik memberitahu Lian Cheng bahwa kereta untuk Lian Cheng sudah menunggu di depan.

Setelah si kasim pergi, Yu Hao merasa ada yang aneh. Menurut mata-mata mereka di istana, belakangan ini Kaisar sibuk dengan urusan negara. Bahkan para menteri pun tak bisa bertemu dengannya. Tapi anehnya, hari ini beliau malah mengirim seorang kasim asing kemari untuk memanggil Lian Cheng.

"Kaisar susah diprediksi. Tidak ada gunanya menebak-nebak. Ikut aku saja ke istana, nanti kita akan mengetahuinya."


Xiao Tan jalan-jalan di pasar sambil ngedumel merutuki Lian Cheng modern. Dia galau. Di satu sisi, Lian Cheng itu misterius dan jahat. Tapi di sisi lain, dia itu pintar, kuat, dan tampan.

Dia masih mencintai istrinya, tapi malah merayunya! Itu tidak benar, hanya dengan hal ini saja dia tidak mungkin menyukai Lian Cheng. Tapi... semua itu sudah menjadi masa lalu.

"Qu Xiao Tan, bukankah kau menyatakan diri kalau hebat dalam melepaskan?Kau harus melihat ke depan! Jika kau benar-benar tidak menyukai Mo Lian Cheng, lalu mengapa kau terpengaruh dengan ucapannya? Apa mungkin, kau cemburu pada orang yang sangat dia cintai?... Tidak mungkin! Tidak masuk akal!"


Di tengah jalan, Xiao Tan melewati sebuah penginapan. Tak ingin memikirkan masalah ini lagi, Xiao Tan memutuskan untuk bermalam di penginapan saja.

Begitu masuk, Xiao Tan langsung menilai bangunan itu dengan gaya agen real estate-nya dan memutuskan kalau penginapan ini cukup bagus dan layak disepadankan dengan hotel bintang lima.

Maka Xiao Tan pun meminta kamar paling bagus plus makanan dan arak yang enak. Baru juga dia membayar, Lian Cheng modern mendadak muncul di sana dan memberitahu pemilik penginapan kalau mereka berdua menginginkan kamar yang luas.

Xiao Tan kesal. Dia lagi! Tidak bisakah Lian Cheng meninggalkannya sendirian?! "Aku tidak mengenal pria ini! Usir saja dia!"

Lian Cheng santai mengangkat dagunya. "Istriku sayang, karena kau tidak mau pulang, aku memutuskan untuk datang dan menemuimu... untuk memastikan kau aman."

"Istri?!"

Pemilik penginapan jadi mengira kalau mereka ini suami istri yang sedang bertengkar. Mereka berdua sangat serasi, kenapa harus merusak hubungan mereka hanya karena masalah sepele?


Xiao Tan tidak terima disebut-sebut sebagai istrinya. Tapi belum sempat melanjutkan protesnya, seorang pria mabuk tiba-tiba melempar guci ke kaki Xiao Tan dan sontak membuat Xiao Tan kaget dan ketakutan.

Lian Cheng sigap melindungi Xiao Tan dan memastikan keadaannya baik-baik saja. Pria mabuk itu bikin ulah hanya karena tidak terima disuruh bayar. Lian Cheng dengan cepat menghentikannya dengan menghajar pria itu lalu mendkap erat Xiao Tan saking cemasnya.


Malam harinya, Pangeran ke-8 tiba di istana bersama Yu Hao, tapi kemudian Yu Hao dilarang masuk bersamanya. Terpaksalah Lian Cheng masuk sendirian tanpa curiga sedikitpun kalau semua ini adalah jebakannya Selir Dugu.


Di rumah, Liu Shang melihat Kepala Pelayan sedang memarahi seorang pelayan karena si pelayan menghancurkan vas-nya Pangeran ke-8, untuk saja Pangeran ke-8 sedang pergi ke istana sekarang. Kalau tidak, tamat-lah riwayatnya.

Liu Shang bingung mendengarnya. Jika lukisan ayah dan anak saja tidak bisa mengubah pikiran Kaisar, lalu untuk apa Kaisar memanggil Pangeran ke-8 larut malam begini? Mencurigakan, Liu Shang pun bergegas pergi ke istana.


Saat Lian Cheng semakin mendekati ruang kerja Kaisar, tiba-tiba dia melihat seseorang meniupkan asap beracun dari sela jendela lalu tiba-tiba saja dia diserang dengan pedang dan tombak.

Lian Cheng berusaha menghindar, tapi pada akhirnya dia terkena tusukan pedang yang seketika membuatnya pingsan.


Selir Dugu langsung pergi menemui Kaisar dengan membawa sup yang sudah dicampur ramuan sihirnya. Kaisar langsung meminumnya tanpa curiga dan hanya dengan dua suapan saja, reaksi sihir itu berjalan cepat mempengaruhi pikirannya.

Begitu memastikan Kaisar sudah terpengaruh sepenuhnya, Selir Dugu memberi isyarat pada orang suruhannya yang menyamar dengan dandanan Lian Cheng. Tapi pandangan Kaisar terlalu buram hingga dia hanya bisa melihat bayangan seseorang yang mirip Lian Cheng.

Orang itu membawa pedang dan tiba-tiba saja menyerang Kaisar. Selir Dugu pura-pura jejeritan ketakutan sambil meneriakkan nama Lian Cheng. Kaisar dengan sigap menghindari sabetan pedangnya lalu menghunus sebilah pedang dan berhasil menusuk d**a orang itu.

Selir Dugu cepat-cepat mengisyaratkan orang itu untuk pergi. Pengawal baru datang sedetik kemudian dan Kaisar segera memerintahkannya untuk menangkap si pembunuh itu.


Yu Hao menemukan Pangeran ke-8 pingsan saat tiba-tiba saja dia mendengar suara para pengawal yang bergerak untuk menangkap si pembunuh. Yu Hao cepat-cepat menarik Pangeran ke-8 dan tepat saat itu juga, Liu Shang muncul dengan memakai samaran. Dia menyuruh Yu Hao pergi lalu seorang diri melawan para pengawal istana itu.


Tak lama kemudian para pengawal mengonfirmasi pada Kaisar bahwa si pembunuh itu benar-benar Lian Cheng. Selir Dugu pura-pura marah dan tidak terima dengan tuduhan mereka, mereka punya bukti apa?

Si pengawal berkata kalau dia melihat sendiri Lian Cheng terkena tusukan di d**a. Dia tidak mungkin bisa kabur kalau saja tadi tidak dibantu seseorang bertopeng.

Masih pura-pura membela Lian Cheng, Selir Dugu menasehati Kaisar untuk tidak mendengarkan masalah ini dari satu sisi. Bagaimana kalau Kaisar memanggil Lian Cheng untuk memeriksanya?

Bersambung ke episode 15

Post a Comment

0 Comments