Sinopsis Accidentally in Love Episode 11 -1
Qing Qing menatap tanaman pemberian Feng itu sambil ngedumel sebal mengingat ejekan Feng. Tidak bisakah dia itu mengatakan sesuatu yang menyenangkan? Tapi di sisi lain, dia tetap bahagia.
Dia mengalihkan perhatian dari tanamannya, tapi malah mendapati Fang Fang sedang melamun, dia bahkan tidak mendengarkan panggilan Qing Qing. Ada apa dengannya?
Fang Fang menyangkal, tapi kemudian Qing Qing memperhatikan apa yang dilihat Fang Fang sedari tadi. Ini kan jaket pria? Ayo ngaku deh. Fang Fang terus bersikeras menyangkal dan buru-buru menyuruh Qing Qing untuk cepat tidur.
Bahkan sampai keesokan harinya di kelas, Qing Qing memperhatikan Fang Fang membawa jaket itu lalu membawanya keluar kelas.
Tapi perhatiannya teralih dengan cepat saat Feng tiba-tiba memanggilnya hanya untuk memberitahu kalau dia tidak perlu menyirami tanaman pemberiannya kemarin. Tiba-tiba Feng bersin, sepertinya dia flu gara-gara syuting waktu itu.
"Lebih baik kau mengkhawatirkan dirimu sendiri dulu." Sinis Qing Qing
"Tidak bisakah kau bersikap lebih manis? Terkadang kau sangat menarik dan mengetahui banyak hal, tapi jangan menampilkan ekspresi menakutkan seperti itu pada orang lain."
"Si Tu Feng, itu karena kau seperti ayam. Jika aku sedikit lebih manis, maka kau akan menjadi perhatian. Aku cuma sedikit kejam dan kau langsung ketakutan."
"Hei, apa maksudmu dengan
'perhatian'?"
"Err... maksudku, siapa yang menyuruhku untuk memutuskan tentang bagaimana seorang wanita harus bersikap? Kami harus berbakat, lembut, dan juga anggun. Kau pikir ini abad ke-berapa?"
"Maksudku tidak begitu. Hanya saja, alangkah bagusnya jika kau memiliki setengah dari aura Qing Shen."
Qing Qing mendengus sinis mendengarnya. Tapi, siapa itu Qing Shen? Sepertinya dia seseorang yang sangat istimewa di hati Feng?
Qing Shen itu pemeran utama wanita di MV-nya. Dia tidak cuma cantik dan berprestasi, tapi juga sangat ramah. Kalau ada kesempatan, Qing Qing harus bertemu dengan Qing Shen agar Qing Qing bisa belajar dari Qing Shen dan memperbaiki kekurangannya. (Pfft! Seandainya kamu tahu, Feng)
Nan Xi setuju, Qing Shen itu sangat cantik. Jari-jari lentiknya melayang dengan mudahnya di atas tuts-tuts hitam dan putih, seperti roh dari musik.
Qing Qing sinis, dia ingin sekali membelikan mereka berdua sebuah cermin yang sangat amat besar biar mereka berdua bisa bercermin. Apa mereka tidak merasa bahwa gadis bernama Qing Shen itu agak aneh?
"Hanya butuh waktu beberapa detik baginya untuk
'Poof!' muncul di hadapan kalian. Lalu setelah itu dia
'Poof!' dia pergi. Datang dan pergi tanpa jejak."
Dan lagi, setiap kali kalian melihatnya, dia selalu menggunakan gaun yang sangat panjang. Itu karena... dia tak punya kaki. Pfft! Hantu dong?
Feng mendadak mulai takut. Nan Xi merasa Qing Qing benar. Setiap kali dia perlu, dia tidak bisa menghubungi Qing Shen. Kadang ponselnya di luar jangkauan.
Betul, wanita itu hanya bisa ditemui pada saat yang ditentukan dan pada tempat yang ditentukan saja. Sangat sulit untuk bertemu dengannya. Jangan-jangan mereka berdua... bertemu hantu?
"Lihat di sana!" Jerit Qing Qing tiba-tiba.
Sontak kedua pria itu beralih menatap keluar jendela yang ditunjuk Qing Qing. Suasana di luar jendela mendadak gelap... lalu muncullah bayangan Qing Shen yang melayang lewat dengan muka menakutkan ala-ala hantu dengan diiringi lampu kedap-kedip yang membuat suasana makin seram.
Refleks kedua pria itu saling berp*l*kan dan, "AAAARRRGGHH!!!"
Qing Qing kontan ngakak mendengarnya, dan saat itulah kedua pria menyadari apa yang sedang mereka lakukan dan buru-buru saling menjauh dengan canggung. Puas mengerjai kedua pria itu, Qing Qing pun pergi dengan gaya angkuhnya.
Di luar, dia malah melihat Fang Fang mendatangi Ge Yang untuk mengembalikan jaketnya. Qing Qing jadi cemas melihat itu, kenapa Fang Fang bersama Ge Yang?
Fang Fang menjelaskan bahwa bajunya robek makanya Ge Yang meminjaminya jaket itu. Dia hanya mengembalikan jaketnya Ge Yang, tidak terjadi apapun kok di antara mereka.
"Sungguh? Kuberitahu kau, Fang Fang. Tidak seharusnya kau punya urusan apapun dengan Lin Ge Yang itu. Dia tidak sesederhana yang terlihat."
"Jangan khawatir, aku tahu."
Tiba-tiba mereka berpapasan dengan Guru Feng, Qing Qing sontak mengejarnya dan to the point tanya apakah mereka pernah memiliki seorang senior hebat bernama Xiao Jing Nan di sekolah.
Langkah Guru Chen terhenti seketika mendengar nama itu. Kenapa Qing Qing menanyakan hal itu? Qing Qing beralasan kalau organisasi kemahasiswaan mereka sedang membahas mengenai senior terkenal di sekolah ini, makanya dia ingin mengetahui lebih dalam tentang Senior Xiao Jing Nan itu.
"Dia benar-benar orang yang sangat cakap." Kenang Guru Chen.
"Sungguh? Lalu apakah anda mengenalnya?"
Tapi Guru Chen menolak mengatakan apapun lebih lanjut dan cuma menyuruh Qing Qing untuk pergi ke ruang sejarah. Informasi tentang senior itu ada di sana. Qing Qing kecewa.
Di luar, seorang siswi mengumumkan bahwa casting pemeran utama wanita untuk drama panggung sudah ditentukan. Kontan para siswa langsung mengerubungi papan pengumuman.
Qing Qing juga ikut penasaran dan melihat pengumuman itu menyebut bahwa instrukturnya adalah Guru Chen. Para siswi yang lain kontan protes tak senang, kenapa musti Guru Chen sih instrukturnya?
Eh, tapi ada nama Qing Qing tuh di daftar casting. Dia berada di urutan paling atas lagi. Qing Qing kontan sumringah. Tapi sebentar... nama Xin Ya juga ada di dalam daftar.
Tiba-tiba terdengar suara kekehan manja Xin Ya dkk. Xin Ya langsung nyinyir. "Orang sepertimu ingin menjadi pemeran utama? Apa kau tidak takut ditertawakan?"
"Betul. Kesempatan seperti ini sudah pasti hanya akan menjadi milik Xin Ya kami. Paling kau hanya akan kebagian peran pembantu."
Qing Qing tak gentar sedikitpun dan balik nyinyir. Mereka tidak lihat apa kalau nama Xin Ya berada jauh di belakang namanya. Lagian, bukan berarti dia tidak pernah melihat aktingnya Xin Ya.
"Bakat aktingku tidak bisa dengan mudah dilihat oleh kaummu."
"Maka aku pastikan akan membuka mata lebar-lebar. Kau harus berusaha untuk tidak mengecewakanku, oke?"
"Lihat saja."
"Aku lihat."
Semua orang sudah berkumpul di panggung. Tapi Feng tiba-tiba bersin-bersin dan wajahnya juga tampak semakin pucat. Tapi tak ada waktu untuk mengkhawatirkan sakitnya karena Guru Chen datang saat itu juga.
Pertama-tama, Guru Chen mengucap selamat untuk mereka yang telah berhasil masuk dalam casting drama
'Beauty and The Beast'. Pertunjukkan akan dilaksanakan 2 minggu dari sekarang, dan ia menunjuk Nan Xi sebagai sebagai sutradara.
"Selanjutnya, kita akan membagikan peran dan latihan secepatnya."
Tak lama kemudian, Feng dan Xin Ya sudah sibuk mendiskusikan skrip mereka... Sementara Qing Qing malah kebagian peran tempat lilin. Pfft!
Qing Qing sedih. "Tak ada kah yang bisa melihat bakatku?"
"Kurasa ini bukan cuma masalah bakat." Ujar Xiao Bi.
Tapi kemudian dia melihat Xin Ya bersikap manja pada Feng dan Feng pun memperlakukannya dengan ramah, kontan pemandangan itu membuat Qing Qing makin manyun dan cemburu.
Latihan pun dimulai. Xin Ya yang berperan jadi Beauty, masuk panggung sambil berakting lebay bin alay. Wkwkwk! Nggak banget deh aktingnya.
Nan Xi tak enak untuk mengkritikinya secara blak-blakan, maka dia hanya meminta Xin Ya untuk sedikit mengurangi aktingnya. Gerakannya terlalu banyak, kurangilah dikit.
Oke, Xin Ya mengerti. Latihan pun dimulai kembali dan Xin Ya malah berakting tambah lebay kayak anak hiper. Wkwkwk! Latihan terus diulang, tapi Xin Ya tetap tak ada perkembangan.
Lama kelamaan, semua orang jadi capek karenanya. Parahnya lagi, saat dia harus berakting pergi, dia malah pergi beneran dan tidak balik-balik padahal yang lain sudah menunggu lama.
Tak tahan lagi, Qing Qing mencoba usul ke Guru Chen untuk mengganti cast-nya. Untuk peran Beauty, lebih baik dilakukan oleh... Si Tu Feng!
Uhuk! Uhuk! Feng kontan terbatuk-batuk mendengarnya. Qing Qing meyakinkan kalau Feng cantik loh kalau pakai baju wanita. Nan Xi bisa mendukungnya. Nan Xi setuju dengan canggung, Feng memang sangat cantik.
"Apa kalian berdua mencoba mempermainkanku?" Protes Feng.
"Bukan begitu. Semua yang kukatakan adalah yang sebenar-benarnya. Aku memujimu, kenapa kau marah?"
"Baiklah. Akan kukatakan sejujurnya. Peran Si Buruk Rupa sangat cocok untukmu!" Balas Feng.
"Siapa yang kau sebut
'buruk rupa'?!"
"Lihatlah. Sikapmu lebih buruk daripada binatang buas."
"Si Tu Feng, apa kau ingin aku menendangmu terbang keluar dari sini?"
Tapi melihat mereka bertengkar, membuat gengnya Xiao Bi jadi merasa kalau Feng dan Qing Qing memang cocok untuk memerankan kedua peran itu. Feng jadi Beauty, dan Qing Qing jadi Beast.
Qing Qing dan Feng kompak tak setuju. Tapi Guru Chen lebih setuju dengan pendapat gengnya Xiao Bi, mereka berdua memang punya banyak chemistry saat mereka bertengkar. Akting mereka pasti takkan ada masalah.
Qing Qing punya ide. "Begini saja. Kita lakukan pemungutan suara. Siapa yang menentang Si Tu Feng sebagai Beauty, angkat tangan!"
Tak ada seorangpun yang angkat tangan. Guru Chen pun akhirnya memutuskan untuk mengganti para pemainnya. Feng jadi Beauty dan Qing Qing jadi Beast. Lalu Xin Ya... jadi tempat lilin. Pfft!
Jelas para bala-balanya Xin Ya protes tak setuju, dia tidak cocok memerankan peran kecil seperti itu. Nan Xi juga khawatir, Xin Ya sudah pasti takkan mau jadi pemeran pembantu.
Begini saja, bagaimana kalau dia jadi Gaston saja. Gaston kan juga bisa dianggap sebagai peran utama. Guru Chen setuju.
Xin Ya akhirnya balik tak lama kemudian lalu minta pendapat, apakah aktingnya sudah menjadi lebih baik? Tapi tak ada seorangpun yang menjawabnya.
Bersambung ke part 2
2 Comments
Makasih kak sudah mau lanjut,Semangat kakak
ReplyDeleteLanjuuut.
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam