Sinopsis Yutthakarn Prab Nang Marn Episode 1 - 1

Sinopsis Yutthakarn Prab Nang Marn Episode 1 - 1

Suatu malam, seorang pria jatuh-bangun melarikan diri dari dua orang preman yang begitu gigih mengejarnya. Namun tiba-tiba, muncul sebuah mobil hingga membuat pria itu terantuk dan akhirnya setengah badannya masuk ke dalam mobil itu.


Tapi ternyata itu mobilnya Bos Preman. Si Bos kontan ngamuk-ngamuk menjambak rambut si pria dan menuntut kapan dia akan mengembalikan semua uangnya.

"Aduh! Aduh! Aku pasti akan membayarmu kembali secepat mungkin, Hia!"

"Yang bener?! Kapan?" Geram Hia.

"Sesegera mungkin. Sebentar lagi aku akan mendapatkan pekerjaan baru, aku akan membayarmu secepat mungkin. Bersabarlah sebentar, Hia!" Janji pria itu.

Hia tak percaya begitu saja dan kontan menjambak rambutnya makin keras. Akan dia kasih waktu 3 hari. Jika sampai 3 hari dia belum mengembalikan semua uangnya, maka tamatlah riwayatnya.


Setelah Hia pergi, dua preman pengejar tadi menghampiri pria itu lalu menendangnya keroyokan sambil mengingatkannya bahwa waktunya hanya 3 hari. Puas menendangnya, para preman itu pergi meninggalkannya beitu saja.

Yutthakarn Prab Nang Marn 
(Operation To Subdue The She Devil) 
Episode 1


Di sebuah perusahaan produksi film, seorang produser dan sutradara tengah mengedit trailer sebuah film. Tapi kemudian kedua produser dan sutradara itu mulai berdebat karena berbeda pendapat.

Si Produser - Frank, ingin color dan tone trailer itu lebih dipertajam, singkat, dan padat. Tapi Sutradara tidak setuju dan lebih suka trailer-nya seperti ini saja.

Frank bersikeras, dia kan produser, jadi dialah yang punya kekuasaan untuk membuat semua keputusan. Sutradara nyinyir, baiklah kalau Frank pikir dia begitu berbakat, kalau begitu dia kerjakan saja semuanya sendiri. Sutradara lalu pergi dengan kesal.

Frank tak peduli, malah nyinyirin si sutradara. Sekarang si sutradara itu berani sok hanya karena pernah mendapatkan award di Korea, ciuh! Frank lalu menyuruh si editor untuk mengubah trailer-nya sesuai keinginannya.


Tepat saat itu juga, Sekretarisnya Bos perusahaan itu datang dan memberitahu bahwa bos mereka sebentar lagi akan datang untuk menonton trailer-nya.

Frank kontan kesal bukan main. "Ngapain dia mau kemari?! Ini karyaku! Editingku! Kenapa dia ikut campur?!"

Tapi karena tak mungkin menolak juga, terpaksa dia mengiyakannya saja.


Di kantor, para pegawai bukannya kerja malah sibuk makan-makan. Sayangnya, keceriaan mereka tak bertahan lama saat seorang pegawai mendapat pesan dari rekannya dan memberitahu bahwa Dia si Iblis sudah tiba di depan kantor.

Sontak para pegawai itu kelabakan membuang semua makanan mereka, membersihkan seluruh ruangan, dan menyemprot pengharum ruangan.


Dia si Iblis yang mereka maksud itu ternyata adalah bos mereka sendiri,  Ramphapat, yang cantik jelita dan baru saja turun dari mobilnya. 

Tapi di balik kecantikannya, sepertinya dia bos yang sangat ditakuti para pegawainya dilihat dari reaksi panik dan ketakutan semua orang saat melihat kedatangannya.


Saat dia masuk, para pegawai sudah bertingkah seolah mereka sedang serius bekerja. Tak tampak ada tanda-tanda pesta makan barusan. Pun begitu, Rampha tetap mengedarkan tatapan penuh selidik ke seluruh ruangan dan otomatis membuat para pegawai tegang bukan main.


Puas dengan apa yang dilihatnya, Rampha pun melangkahkan kakinya ke ruangannya dan CREK! Whoops, kakinya tak sengaja menginjak sebutir manisan di lantai. Gawat! Seorang pegawai pria terdekat kontan meringis panik

Rampha gregetan. "Aku pernah bilang, kan? Ini kantor, bukan kantin. Jika aku melihat siapapun makan di kantor, kalian tahu apa yang akan terjadi, kan?"

Tak ada yang berani menjawab karena mereka sudah tahu jawabannya. Rampha dengan sadisnya menyuruh si pegawai pria terdekat untuk memakan manisan yang barusan diinjaknya itu. 

Tak tanggung-tanggung, dia bahkan menginjak lagi manisan itu sampai hancur sehancur-hancurnya dan memaksa si pegawai pria memakannya. Jelas saja si pegawai pria jijik dan menggelengkan kepalanya.

"Makan atau kau mau kupecat?" Ancam Rampha dan HAP! Si pegawai pria kontan memasukkan makanan menjijikkan itu ke dalam mulutnya sambil berusaha menahan muntah.


Rampha sekali lagi menegaskan bahwa siapapun yang tidak menaati aturan, harus dipecat. "Iya, kan... Samsib?" Geram Rampha pada seorang pegawai wanita.

"Baik. Saya jamin ini tidak akan terjadi lagi," Cicit Samsib ketakutan lalu pura-pura ngedumel mengomeli para pegawai.

Begitu Rampha masuk, si pegawai pria sontak memuntahkan kembali makanan menjijikkan itu dan Samsib mengomeli semua orang karena tidak membersihkan kantor dengan benar.


Rampha lalu menonton trailer yang baru saja selesai diedit oleh Frank. Tapi Rampha tak puas dengan hasilnya. Ini kan bukan trailer yang dia inginkan, bukankah dia sudah memberi petunjuk tentang apa-apa yang harus mereka edit? 

"Kenapa kau tidak mengikuti perintahku?" Tanya Rampha pada sekretarisnya yang sebenarnya tidak bersalah.

Frank berusaha membela si sekretaris, dia sendiri yang mengedit trailer ini. Percayalah pada instingnya, dia sudah berpengalaman mengedit ribuan trailer film. Kalau mereka memakai trailer yang sesuai petunjuk Rampha, para penonton tidak akan suka.

"Kau tidak bisa mengikuti perintahku? Kau dipecat!" Dingin Rampha pada sekretarisnya. 

Dia bahkan langsung mengusir si sekretaris saat itu juga. Dan untuk video trailer ini, dia memerintahkan mereka untuk menghapusnya. Frank tidak terima, kenapa?


"Karena kita tidak akan menggunakannya, jadia keapa juga harus disimpan, Paman Frank?"

"Lalu apa yang harus kita tunjukkan di konferensi press besok?"

"Edit video baru. Edit sesuai perintahku, jangan dengarkan orang lain." Perintah Rampha pada si editor.

"Ini kan pekerjaanku, Rampha."

"Ini juga pekerjaanku! Kalau kau tidak mematuhi perintahku, maka bersiaplah mencari pekerjaan baru. Aku baru saja memecat sekretarisku." Ancam Rampha. 

Ketakutan, si editor langsung bekerja mengedit video itu kembali sesuai keinginan Rampha. Frank langsung keluar dari sana sambil menggerutu kesal, tapi Rampha tak peduli sedikitpun.


Frank langsung menelepon Ayahnya Rampha untuk mengadukan putrinya yang menyebalkan itu. Masa Rampha men-delete video trailer yang sudah capek-capek dia edit? Disiplinin tuh si Rampha! Dia tidak tahu cara menghormati orang yang lebih tua!

Tapi alih-alih mendapat dukungan Ayah Rampha, Ayah malah lebih membela Rampha. Dia sudah membaca skrip-nya Rampha dan menurutnya skrip trailer itu bagus kok.

"Tapi itu namanya menipu penonton. Ini bukan film romance, ini film thriller!"

"Thriller tidak akan bisa laku. Jadi harus dipromosikan sebagai film romance."

"Tapi itu namanya menipu! MENIPU PENONTON! Kalau orang menontonnya, maka mereka akan sadar kalau itu bukan film romance, melainkan thriller! Thriller! Thriller!"

Ayah tak peduli, ngapain juga mempedulikan penonton. Mereka bahkan tidak bisa membedakan antara romance dan thriller. Satu-satunya yang dipedulikan para penonton adalah apakah film itu bagus dan layak tonton atau tidak. Dan yang paling penting, apakah para penonton akan menonton film ini atau tidak.

Frank benar-benar emosi dibuatnya. "Terserah deh! Lakukan saja apapun yang ingin kau dan putri kurang ajarmu itu lakukan pada perusahaan si*l*n itu!"

"Eh, Frank, tenanglah dulu. Penonton sekarang sudah beda dari jaman dulu. Cobalah ikuti cara Rampha. Cobalah cara baru dan lupakan cara lama. Percayalah dan berilah kesempatan untuk para generasi muda."

Frank makin kesal mendengarnya, "kau cuma melindungi putrimu."

Frank langsung menutup teleponnya begitu saja lalu melampiaskan amarahnya dengan menendangi tong sampah sambil menyumpahserapai Rampha tak peduli biarpun orang-orang sedang melihatnya.
 

Di gedung teater, Istri baru Ayah aka ibu tirinya Rampha cepat-cepat mengalihkan perhatian Ayah dan mengajaknya masuk untuk menonton pertunjukan teaternya Da (putrinya si ibu tiri).

Aktingnya Da sebenarnya lebay banget, tapi Ibu Tiri dengan gaya gentnya memuji-muji putri tercintanya itu setinggi langit lapis ke-7, dan Ayah setuju-setuju saja dengan pujiannya.

Bahkan saat Ibu Tiri berusaha merayu Ayah untuk menjadikan Da pemeran utama di sebuah film, Ayah langsung setuju tanpa ragu.

Rampha kembali ke kantor, dia cuma jalan tapi para pegawai ketakutan setengah mati padanya. Samsib muncul saat itu untuk menyerahkan laporan budget dan jadwal konferensi press film baru mereka besok.

Tapi sekali baca saja, Rampha langsung tak suka. Laporan ini tak ada bedanya dengan yang sebelumnya. Buat ulang!

"Tapi Khun Frank..."

"Buat ulang!" Tegas Rampha. 

Oh, satu lagi. Carikan dia sekretaris baru. Samsib langsung protes, dalam sebulan ini saja, Rampha sudah memecat 10 sekretaris. Rampha tak peduli, mau 10 kek, 100 kek, dia tidak peduli jumlah, yang penting kualitas.


"Saya kira saya sudah menemukan sekretaris yang bagus. Mencari yang cocok dan berkualitas, akan butuh waktu berminggu-minggu."

"Besok! Aku butuh sekretaris besok!"

"Tapi Khun Rampha..."

"Kau bisa, kan? Karena jika kau tidak bisa, kau boleh cari pekerjaan baru."

"Aku bisa! Besok, oke! Besok!"

"Aku yang akan mewawancarainya sendiri. Kuharap tidak ada masalah besok."

"Tidak akan ada, Khun Rampha. Hati-hati di jalan."Ujar Samsib sambil membukakan mobil untuk Rampha dengan senyum manis. Tapi begitu Rampha pergi, Samsib langsung panik memikirkan sekretaris baru untuk Rampha besok.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments