Setelah Ji Hoo menyadari bahwa dia tertidur di rumah Tae Soo, dia cepat-cepat memakai sembarang pakaian yang tergantung di kamar itu.
Ji Hoo jadi semakin panik saat Tae Soo mengetuk pintu kamar untuk mengecek apakah dia sudah bangun atau belum. Saat Ji Hoo keluar kamar, dia langsung kaget melihat Tae Soo sedang masak di dapur.
Mereka lalu duduk berdua di meja makan, Tae Soo membuatkan ramyun untuk sarapan. Selama Tae Soo menyajikan sarapan untuknya, Ji Hoo terus memandangnya. Tapi saat Tae Soo membalas pandangannya, Ji Hoo langsung menunduk malu.
Tiba-tiba Ji Hoo teringat kejadian semalam saat Tae Soo menggendongnya dan Ji Hoo menyatakan rasa sukanya berkali-kali sampai ia muntah di bahu Tae Soo.
Kenangan itu langsung membuat Ji Hoo langsung kesal pada dirinya sendiri. Saat Tae Soo melihat reaksi wajah Ji Hoo, dia langsung tersenyum geli.
Tiba-tiba Tae Soo juga teringat saat dia menggendong Ji Hoo semalam, dia teringat saat Ji Hoo meminta maaf karena telah menyukainya. Kenangan itu juga membuat Tae Soo langsung tersenyum geli.
Dan saat Ji Hoo menyadari senyum geli Tae Soo, dia langsung malu sendiri lalu cepat-cepat memakan ramyunnya yang masih panas sampai membuat mulutnya kesakitan. Tae Soo langsung cemas melihatnya makan seperti itu.
"Pelan-pelan saja makannya" ujar Tae Soo sambil menuangkan minuman untuk Ji Hoo
Setelah Ji Hoo menghabiskan sarapannya, dia langsung pulang dengan terburu-buru bahkan memohon pada lift agar cepat-cepat terbuka.
Saat pintu lift akhirnya terbuka, Ji Hoo langsung cepat-cepat masuk. Tae Soo masih sempat menyusulnya karena dia ingin mengantarkan Ji Hoo pulang, tapi Ji Hoo langsung menolak tawaran Tae Soo.
Sesampainya di rumah, Ji Hoo menceritakan masalah ini Soo Young. Menurut pendapat Soo Young mereka berduaan semalaman itu sudah cukup, tapi Ji Hoo merasa hal itu sangat memalukan.
"Tidak. Bayangkan hal ini terjadi padamu. Seorang pria memukul hidungmu dengan sepatu lalu pria itu mabuk dan menyatakan perasaannya padamu, lalu pria itu muntah dan bertingkah seperti pemabuk gila. Jika kau tidak menyukai pria itu, apa kau akan membawanya ke rumah dan membiarkannya tidur disini?"
Ji Hoo dengan polosnya mengatakan jika hal itu terjadi padanya maka dia akan membiarkan pria itu tidur didalam rumah karena dia tidak tega membiarkan pria itu tidur di luar yang dingin.
"Baiklah, kau memang baik. Tapi pernah bilang pria itu tidak baik kan?"
"Iya, dia sangat tidak baik. Tapi..."
"Percayalah padaku. Pria itu tertarik padamu. Aku yakin. Jangan khawatir"
Ji Hoo senang mendangar pendapat Soo Young itu.
Tapi saat dia teringat pertemuannya dengan Yeon Ho semalam, senyum Ji Hoo langsung menghilang.
Saat Ji Hoo menceritakan masalah ini pada Soo Young, Soo Young langsung kaget dan kesal kenapa Ji Hoo tiba-tiba muncul lagi. Ji Hoo bingung apa yang harus ia lakukan karena Yeon Ho akan bekerja di perusahaan mereka.
Soo Young lalu memberi Ji Hoo nasehat untuk berpura-pura tidak mengenal Yeon Ho jika mereka nanti bertemu lagi, Ji Hoo juga harus merubah kebiasaan lamanya yang diketahui oleh Yeon Ho dan yang paling penting adalah jangan sampai Tae Soo melihat dia dan Yeon Ho bersama-sama, karena jika sampai itu terjadi maka rasanya pasti akan memalukan.
Sementara itu, Tae Soo mulai merasa sakit di hidungnya yang terpukul oleh heel sepatunya Ji Hoo.
Saat ia teringat Ji Hoo, Tae Soo langsung mengetik pesan untuk Ji Hoo yang isinya meminta pertanggung jawaban Ji Hoo atas hidungnya. Tapi setelah memikirkannya sejenak, dia memutuskan untuk tidak jadi mengirimnya.
Tae Soo lalu mengetik pesan lain, kali ini dia mengeluhkan sikap Ji Hoo yang tidak mengabarinya apakah dia sudah sampai di ruamh dengan selamat atau tidak. Tapi kali inipun Tae Soo memutuskan untuk menghapusnya.
Keesokan harinya di kantor. Saat Ji Hoo melihat Tae Soo sedang menunggu lift, dia langsung berpaling untuk menghindari Tae Soo sebelum Tae Soo melihatnya.
Tapi sayangnya saat dia hendak pergi, manager Im malah menghadangnya dan langsung menyapanya. Dan gara-gara hal itu, Tae Soo melihatnya dan Ji Hoo akhirnya tidak bisa menghindari Tae Soo.
Akhirnya mereka bertiga berjejer menunggu lift. Ji Hoo merasa wajahnya panas dan Tae Soo melihat ke arahnya, dia melihat luka di tangan Ji Hoo masih belum sembuh.
Manager Im yang berada di tengah-tengah mereka berdua juga memperhatikan tingkah mereka berdua.
Saat lift akhirnya terbuka, Tae Soo dan Ji Hoo langsung masuk tapi manager Im tiba-tiba mendapat telepon sehingga dia tidak bisa ikut masuk ke lift dan hal itu langsung membuat Ji Hoo dan Tae jadi kebingungan sendiri karena mereka harus berduaan didalam lift.
Setelah pintu lift menutup, mereka berdua sangat canggung sampai Tae Soo berusaha menghilangkan kecanggungan diantara mereka dengan memberi Ji Hoo obat untuk lukanya. Ji Hoo menerima obat itu dengan senang dan Tae Soo pun langsung tersenyum senang.
Selama mereka di bekerja, Tae Soo terus menerus memperhatikan Ji Hoo. Saat Ji Hoo dimarahi oleh manager Im karena tidak memotret gambar dengan benar.
Terutama saat Ji Hoo bertemu lagi dengan Yeon Ho yang membantu Ji Hoo mengambilkan dokumen-dokumennya yang terjatuh.
Saat manager Im memperhatikan tingkah aneh Tae Soo, dia langsung mengerti, ia lalu mengajak Tae Soo minum kopi bersama.
Mereka lalu pergi ke cafetaria dimana manager Im mengatakan bahwa dia tahu Ji Hoo menyukai Tae Soo tapi dia tidak tahu tentang Tae Soo, apakah Tae Soo juga menyukai Ji Hoo.
"Akhir-akhir ini, kau selalu memperhatikan Ji Hoo. Apakah itu berarti kau juga tertarik padanya?"
Tae Soo cepat-cepat menyangkalnya, dia bahkan meyakinkan manager Im bahwa dia sama sekali tidak berniat untuk berkencan dengan Ji Hoo. Manager Im langsung senang mendengarnya, dia juga tidak ingin ada rumor beredar tentang Ji Hoo yang masih berstatus pegawai baru.
Saat mereka keluar dari cafetaria, ternyata semua pembicaraan mereka didengar oleh Yeon Ho yang sedari tadi berada di belakang sebuah rak buku. Yeon Ho sangat kesal dan berusaha menahan amarahnya dengan mengepalkan tangannya erat-erat.
Malam harinya, Yeon Ho mengajak Ji Hoo ke sebuah cafe. Ji Hoo dengan kesal memberitahunya bahwa saat ini dia sedang menyukai seseorang. Yeon Ho langsung bertanya apakah orang yang disukai Ji Hoo itu Tae Soo.
"Apa kau bahkan tahu seperti apa orang itu?"
Ji Hoo jadi semakin marah mendengar perkataan Yeon Ho itu. Yeon Ho langsung memberitahu Ji Hoo apa yang ia dengar di cafetaria tadi tentang Tae Soo yang mengatakan pada manager Im bahwa dia sama sekali tidak ada niat untuk berkencan dengan Ji Hoo.
Mendengar hal itu Ji Hoo langsung mengepalkan tangannya erat-erat dan bertanya-tanya apa niat Yeon Ho memberitahukan masalah ini padanya.
"Dia bukan orang baik. Dia sama sekali tidak ingin berkencan denganmu, dia hanya mempermainkanmu. Jangan menyakiti dirimu sendiri dengan cara seperti ini"
"Jangan menggangguku lagi! Dan berhentilah mengkhawatirkanku"
Ji Hoo lalu bernajak pergi dan Yeon Ho langsung mengejarnya. Yeon Ho meminta maaf karena pernah menyakiti Ji Hoo dan sekarang dia benar-benar menyesalinya. Yeon Ho mengatakan bahwa dia sudah putus dengan pacarnya dan sekarang dia ingin Ji Hoo kembali padanya.
"Aku tidak mau. Aku... membencimu"
Ji Hoo berkata dalam hatinya bahwa 2 tahun yang lalu, Yeon Ho juga pernah mengatakan hal yang sama padanya. Saat itu Ji Hoo merasa segalanya gelap seolah Tuhan telah mematikan semua cahaya di bumi.
Tiba-tiba mereka melihat seseorang sedang memperhatikan mereka, orang itu adalah Tae Soo.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam