Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 8 - 2

 Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 8 - 2

Lian Cheng mendadak menarik Xiao Tan ke dkapannya. "Aku punya cara yang lebih bagus."

Xiao Tan sudah harap-harap cemas, mungkin mengira kalau Lian Cheng bakalan menc**mnya lagi. Tapi tidak, dia justru mengangkat Xiao Tan agar Xiao Tan bisa naik.


Tapi tetap saja Xiao Tan kesulitan, dan sementara dia bersusah payah berusaha mencapai permukaan, Lian Cheng diam-diam mesam-mesam, tampak sangat jelas menikmati saat-saat ini.

"Lebih tinggi lagi."

Lian Cheng mencoba mengangkatnya lebih tinggi, tapi malah membuat Xiao Tan terjatuh lagi... dan otomatis membuatnya menyadari kedekatan jarak di antara mereka dan itu membuatnya gugup.


Lian Cheng bergerak mendekatkan wajah mereka, tapi Xiao Tan dengan cepat memalingkan wajahnya sambil pura-pura menggerutui dirinya sendiri yang gagal memanjat lubang ini.

Lucu melihat reaksi Xiao Tan, Lian Cheng mengangkat dagu Xiao Tan untuk memaksa tatapan mata Xiao Tan kembali padanya. "Tan Er, kau bilang kau pintar memanjat tapi gagal. Jadi kau hanya ingin bersamaku lebih lama?"

Lian Cheng langsung mendekatkan wajahnya lagi, tapi lagi-lagi Xiao Tan dengan cepat menghindarinya. Beri dia satu kesempatan lagi, kali ini dia pasti bisa.


Xiao Tan menduga kalau ini pasti karena dinding lubang ini dan tangannya terlalu licin. Kalau dipikir-pikir, para atlet Olimpiade biasanya harus menjaga tangan mereka tetap kering agar mereka bisa menyelesaikan aksi mereka.

Maka Xiao Tan pun berinisiatif menggosokkan tangannya ke tanah dinding lubang itu sambil memberikan penjelasan ilmiah pada Lian Cheng bahwa dengan menggosok tanah pada tangan, bisa meningkatkan geskan.

Dia akan mencobanya lagi, kal ini Lian Cheng tidak perlu membantu mengangkatnya. Tapi belum juga dia sempat melakukan apapun, Lian Cheng mendadak membpong Xiao Tan.


"Aku tidak boleh membiarkanmu melakukan itu," ucap Lian Cheng dengan nada menggda... lalu membawa Xiao Tan terbang dari lubang itu. Wkwkwk! Dasar Lian Cheng.

Xiao Tan terpesona. "Kungfu Anti-gravitasi benar-benar bisa membuat wanita merasa romntis. Rasanya sungguh menyenangkan dan menggetarkan."


Yu Hao datang saat itu dan memberi Xiao Tan air untuk cuci tangan. Xiao Tan heran, Yu Hao berada tak jauh dari mereka, lalu kenapa Yu Hao tidak datang menyelamatkan mereka saat mereka jatuh ke lubang tadi?

Yu Hao santai memberitahu kalau lubang jebakan binatang seperti ini cukup umum di area ini. Lian Cheng punya kungfu anti-gravitasi, jadi mudah saja baginya untuk naik dari lubang ini. Tapi berhubung Xiao Tan tidak akrab dengan daerah ini, jadi Yu Hao menyarankannya untuk tetap berada di dekat Lian Cheng.

Wah, Xiao Tan merasa ditipu. "Dasar kau serigala berbulu domba. Kau bahkan tanya bagaimana kalau kita terperangkap selamanya padahal aku mencoba segala cara untuk keluar dari lubang ini. Lubang perangkap binatang. Ini kutukan yang selalu membodohiku!"


Sementara itu, Lian Cheng modern tengah latihan pedang di kamarnya saat tiba-tiba dia merasakan kehadiran seseorang yang sedang bersembunyi. Lian Cheng menegurnya dan Kakek Liu pun keluar dari persembunyiannya.

Kakek Liu heran melihatnya tanpa topengnya. Saat latihan pedang barusan, sepertinya Lian Cheng penuh dengan amarah. Ada apa? Apa identitas Lian Cheng sudah terbongkar? Lian Cheng menyangkal.

Baiklah, Kakek Liu tidak akan menebaknya lagi. Ia datang kemari untuk mengantarkan obatnya Lian Cheng. Aasal Lian Cheng tahu saja, membuat obat ini semakin lama semakin sulit.

Jadi kalau Lian Cheng mau tetap tinggal di Dong Yue, sebaiknya dia segera pergi dari sisi Pangeran ke-8. Hanya dengan menjauh dari peperangan di istana-lah, dia bisa melindungi dirinya sendiri.

"Kata-kataku ini bukan cuma sekedar menakutimu. Bisakah kau mendengarkan setidaknya setengah dari yang kukatakan?"

Jika Lian Cheng bisa sepenuhnya memahami pro dan kontra masalah ini lebih cepat dan menyerah dalam perubahan takdirnya, Kakek Liu bisa membantunya mencari tempat persembunyian.

Tinggal saja di sini dan bantu Kakek mempelajari Mutiara Penekan Jiwa. Bagaimana? Tapi Lian Cheng menolak dengan sopan. Jelas saja Kakek Liu jadi kesal dan akhirnya memutuskan pulang saja.

Dalam batinnya, Lian Cheng berpikir kalau dia tinggal di sini demi melindungi dirinya sendiri, tapi juga melindungi Xiao Tan. Akan sangat berbahaya kalau sampai ketahuan bahwa Xiao Tan adalah pemilik Mutiara Penekan Jiwa.

Tapi yang paling dia khawatirkan saat ini adalah tatapan Pangeran ke-8 pada Xiao Tan. Lian Cheng tahu betul arti tatapan itu.

"Karena sesungguhnya dia adalah aku. Entah bagaimana cinta bisa dimulai. Namun sekalinya kau jatuh, kau akan jatuh sangat dalam."


Saat tengah menyeduh teh, Xiao Tan melihat Lian Cheng (kuno) tengah menggulung sebuah lukisan lalu menaruhnya di dalam sebuah kotak. Tanpa dia bertanya-pun, Lian Cheng memberitahunya kalau besok adalah hari ultah Kaisar, dan lukisan ini adalah hadiah yang akan dia berikan untuk Kaisar.

"Kuserahkan lukisan ini padamu sekarang. Kalau sampai terjadi sesuatu, nyawamu akan berada dalam bahaya." Ujar Lian Cheng sambil menyodorkan lukisan itu ke Xiao Tan.

Xiao Tan menerimanya dengan penasaran, apakah lukisan ini seberharga itu. Lian Cheng juga memerintahkan Xiao Tan untuk memberitahu Liu Shang untuk ikut bergabung dengannya dalam pesta ultah Kaisar besok.

"Oke! Pangeran tak perlu khawatir. Aku pasti akan melakukan apa yang anda suruh." Ujar Xiao Tan sambil membuat tanda O lalu pergi meninggalkan Lian Cheng yang kebingungan dengan tanda O yang ditunjukkan Xiao Tan barusan.

 

Saat Xiao Tan tiba di tempat panitia pesta, dia melihat berbagai macam hadiah mewah sudah bertumpuk-tumpuk di sana. Xiao Tan langsung jelalatan melihat semua benda berharga itu.

Kalau saja dia bisa mengambil dua saja, dia pasti bisa jadi kaya raya. Tapi dia cepat-cepat mengenyahkan pikiran matrenya itu lalu menyerahkan hadiah itu pada seorang pelayan.


Pesta dimulai dengan pertunjukkan tari oleh Selir Dugu yang membuat Kaisar terpesona. Setelah itu, semua pejabat dan pangeran secara serentak mengucap doa panjang umur untuk Kaisar.


Satu per satu para pangeran menunjukkan hadiah-hadiah mereka untuk Kaisar. Yi Huai memberikan hadiah berupa pedang, Kaisar langsung suka dengan hadiahnya itu.

Lalu tibalah giliran Lian Cheng yang mempersembahkan hadiahnya yang berupa lukisan Seribu Gunung Jutaan Mil. Belum sempat dia menjelaskan arti judul lukisan itu, Selir Dugu menyela duluan sambil nyinyir, menuduh Lian Cheng bermaksud meminta Kaisar untuk menyerahkan jutaan mil wilayah padanya.

Suasana kontan tegang gara-gara itu. Untung saja Lian Cheng tetap tenang meyakinkan Kaisar tentang kesetiannya dan maksudnya memberikan lukisan lukisan itu adalah dia akan menjaga jutaan mil wilayah Dong Yue seumur hidupnya.


Puas mendengar ucapan Lian Cheng, Kaisar pun mendekati lukisan itu untuk melihatnya lebih dekat. Tapi sepertinya rencana Selir Dugu dan Jenderal akan segera dimulai karena Jenderal Wei langsung bersiap dengan pedangnya begitu melihat Kaisar mengulurkan tangan untuk menyentuh lukisan itu.

Tepat saat ujung jari Kaisar menyentuh lukisan itu, tiba-tiba saja jari-jari Kaisar berubah menghitam. Jenderal Wei kontan memerintahkan pasukannya untuk menghunus pedang ke Lian Cheng dan menuduhnya meracuni lukisan itu.

Selir Dugu pura-pura panik memanggil tabib istana. Tapi bahkan tabib-pun tak tahu jenis racunnya. Liu Shang berniat memeriksa Kaisar, tapi Yi Huai dan Jenderal dengan cepat menghadangnya.
 

Baru saat Liu Shang memohon pada Kaisar untuk mengizinkannya memeriksa dan menetralkan racun itu, Kaisar akhirnya mengizinkannya mendekat.

Tangan Kaisar gemetar hebat dan hitam lebam saat Liu Shang memeriksanya. Dengan sigap Liu Shang mengambil lilin untuk mengasapi tangan Kaisar.

Kaisar kontan gemetar kesakitan saat racun itu mulai bereaksi terhadap api. Refleks ia mencengkeram tangan Liu Shang dan membuat Liu Shang gemetar hebat karena sentuhan itu, tapi dia tetap bertahan demi menyembuhkan Kaisar.

Saat jari-jari hitam Kaisar mulai berubah ke warna aslinya, Liu Shang menggigitnya sedikit dan seketika itu pula darah hitam mengucur deras dari jari Kaisar. Liu Shang sudah agak lemas saat akhirnya proses penetralan racun itu selesai tapi dia berusaha tetap bertahan.

 

Dia memberitahu Kaisar kalau racun dalam lukisan itu berasal dari serangga beracun yang suka menghisap darah dan mengandung racun yang mematikan. Jika terkena kulit, hewan itu akan langsung masuk ke dalam tbuh dan menghisap darah seperti meminum air dan Kaisar bisa mati dengan cepat.

Selir Dugu langsung memanfaatkan itu untuk semakin memojokkan Lian Cheng. Liu Shang cepat-cepat membela Lian Cheng dan memberitahu Kaisar bahwa hewan beracun ini selain takut dengan api, dia juga tidak tahan terhadap arsenolit merah (mineral arsenik).

Wadah untuk menyimpan hewan beracun itu biasanya dicat tipis dengan arsenolit merah di bagian segelnya. Arsenolit merah akan berubah menghitam jika bereaksi dengan cairan alkali.

Karena itulah, Liu Shang usul agar siapapun yang menyentuh semua hadiah untuk Kaisar, memasukkan tangan mereka ke dalam baskom berisi cairan alkali untuk mencari tahu siapa pelakunya. Kaisar mengizinkan.

Bersambung ke episode 9

Post a Comment

0 Comments