Sinopsis The Eternal Love Episode 9 - 2

Sinopsis The Eternal Love Episode 9 - 2


Saat Tan Er terbangun, dia bingung merasakan kaki dan punggungnya yang sakit. Dia jadi cemas, apa terjadi sesuatu pada Xiao Tan. Tak ingin membuatnya cemas, Jing Xin meyakinkan kalau Xiao Tan baik-baik saja.

Dia juga menyampaikan permintaan maaf Xiao Tan. Xiao Tan sungguh meyesali kekeraskepalaannya dan pertengkaran mereka. Tan Er tersenyum mendengarnya, dia juga sudah tidak marah lagi kok.

Tan Er menyadari kalau dia sendiri juga salah. Dia yakin semua ini juga pasti sangat berat bagi Xiao Tan, tapi Xiao Tan menerima segalanya dengan lapang dada.

Awalnya, Tan Er pikir kalau Xiao Tan itu nakal. Tapi sekarang dia menyadari kalau dirinya sendiri juga picik. Karena itulah dia juga meminta Jing Xin untuk memberitahu Xiao Tan kalau dia sudah tidak marah lagi.


Suasana hatinya sedang baik, Tan Er berniat mau jalan-jalan. Tapi tentu saja Jing Xin langsung melarangnya keluar, tapi dia ragu untuk mengatakannya alasannya. Tan Er jadi semakin curiga, apa terjadi sesuatu pada Xiao Tan?

Jing Xin akhirnya memberitahunya tentang beberapa pembunuh yang berusaha membunuh Lian Cheng dan Xiao Tan saat mereka keluar dan mereka hampir mati karenanya. Lalu saat mereka pulang, Lian Cheng menyuruh Xiao Tan untuk pura-pura sakit.

Makanya dia tidak boleh keluar kamar. Lian Cheng bilang kalau ini adalah cara agar pembunuhnya bisa ditangkap.

Tan Er jelas bingung, "Bagaimana caranya pura-pura sakit, bisa menangkap pembunuh?"


Jing Xin juga tidak tahu. Pokoknya Xiao Tan bilang kalau Tan Er harus terus pura-pura sakit. Kalau Tan Er tidak tahu bagaimana berakting sakit, Jing Xin bersedia memperagakannya.

Dia pun meminta Tan Er untuk bangkit lalu dia sendiri tiduran di ranjang sambil memperagakan akting kejang-kejangnya Xiao Tan. Tan Er sampai malu sendiri melihat akting alay-nya dan cepat-cepat menegur Jing Xin untuk bangun.

Malu, Jing Xin langsung berlutut dan memohon maaf atas perbuatan memalukannya barusan.

 Tan Er tak mempermasalahkannya. Tapi apa mereka sudah menemukan pembunuhnya dan mengapa? 

Jing Xin ragu. Lagipula Xiao Tan melarangnya memberitahu Tan Er.


Tan Er tak suka mendengarnya. Jing Xin sebenarnya pelayannya siapa? Apa sekarang hanya Xiao Tan yang bisa memerintahkannya?

"Tidak. Jing Xin tidak berani."

"Kalau begitu, cepat beritahu aku."

"Kudengar, Pangeran ke-8 dan Xiao Tan mencurigai Pangeran Pertama."

Jing Xin juga memberitahunya kalau para pembunuh itu mendorong Xiao Tan dan Lian Cheng dari tebing. Dan Xiao Tan juga beberapa kali hampir terkena panah.

Tan Er sontak berkaca-kaca mendengarnya. Tapi dia menolak mempercayainya. Tidak mungkin Yi Huai berniat membunuhnya. Itu pasti cuma dugaan Lian Cheng dan Xiao Tan.


Jing Xin meyakinkannya untuk tetap tenang. Lagipula sekarang belum ada kepastian menyangkut perkara ini. Xiao Tan yakin kalau Yi Huai tak mungkin sekejam itu terhadapnya.

Jika dia tidak jatuh ke dalam perangkap Lian Cheng, maka pasti ada seseorang yang menyesatkannya. Xiao Tan yakin kalau Yi Huai tak punya pilihan lain karena masalah perebutan tahta yang sangat kejam ini.

Jing Xin meyakinkannya untuk tidak terlalu bersedih. Kaisar sedag menyelidiki masalah ini dan pelakunya masih belum ditetapkan.

"Aku hanya berharap dia aman. Aku sudah terbiasa bersedih, jadi tidak masalah."


Yi Huai menemui kedua penyihir untuk menyerahkan mutiara yang didapatkannya dari Lian Cheng. Tapi si penyihir pria bisa meremukkan benda itu dengan mudah. Jelas itu mutiara palsu. Mereka tidak menyangka kalau Yi Huai akan terpedaya oleh Lian Cheng semudah itu.

Yi Huai kesal mendengarnya, dia belum pernah melihat Mutiara Penekan Jiwa itu seperti apa sebelumnya. Jadi mana dia tahu mana yang asli dan palsu.

"Aku mau tanya ke kalian. Kita sudah sepakat untuk tidak mencelakai nyawa mereka. Lalu kenapa nyawa Tan Er dalam bahaya sekarang?"

"Yang Mulia terlalu lembut. Kami hanya tidak sanggup melihatmu kehilangan wanita dan tahta."

"Kalian tidak perlu khawatir. Aku punya rencana sendiri. Aku tahu apa yang lebih penting. Kelak, tolong kalian jangan bertindak atas inisiatif sendiri!"

"Kalau begitu, jaga dirimu baik-baik."


Yi Huai berjalan pergi dengan kesal tanpa menyadari kedua penyihir yang saling bertukar pandang mencurigakan. 

Saat Yi Huai sedang tidak melihat, si penyihir pria langsung melakukan sihir hitam pada Yi Huai. Dan seketika itu pula, tampak ada tato sihir muncul di leher belakangnya Yi Huai.


Keesokan harinya, Raja marah-marah sambil membantingi dokumen-dokumennya pada Tuan Qu gara-gara masalah Yi Huai yang katanya mendalangi percobaan pembunuhan Lian Cheng dan istrinya. Bahkan pagi ini, Kaisar banyak menerima petisi yang menyalahkan Yi Huai.

Tapi Tuan Qu mati-matian membela Yi Huai. Semua itu cuma rumor dan belum ada bukti konkretnya. Jika Kaisar menghukum Yi Huai hanya karena gosip itu maka Yi Huai pasti akan sangat sedih. Kalau begitu, Kaisar memerintahkan Tuan Qu untuk menyelidikinya.


Ibu Suri datang tak lama kemudian dan langsung nyinyir melihat Tuan Qu ada di sana. Ia sudah mendengar gosip tak sedap itu dan hatinya jadi tak tenang karenanya.

Bagaimana bisa Tuan Qu mengabaikan masalah ini padahal nyawa putrinya sendiri yang dalam bahaya. Tuan Qu malah sibuk membela tersangka. Kalaupun dia ingin menjadi mertua kaisar, kedua menantunya sama-sama punya kesempatan. Lalu kenapa Tuan Qu hanya mendukung salah satunya saja dan mendiskriminasikan yang lain sejak awal?


Tuan Qu mau mengatakan sesuatu. Tapi Kaisar cepat menyelanya dan mengusirnya. Kaisar meyakinkan Ibu Suri untuk tidak cemas, dia pasti akan menyelidiki masalah ini secara menyeluruh.

"Jangan kira kalau aku tidak tahu. Kau selalu lebih menyukai Huai'er. Kali ini, aku harus mendapatkan keadilan demi Cheng'er."

"Ibunda, masalah ini belum diselidiki. Bagaimana bisa aku menghukum Huai'er seperti ini? Aku tahu kepergian Ayahanda membuat Ibunda menyimpan dendam. Jadi, karena Huai'er mirip mendiang Ayahanda..."


Ibu Suri kesal menegaskan kalau Yi Huai bukan mendiang Kaisar dan ia juga tidak merasa mereka mirip. Seharusnya Kaisar juga menghukum istrinya Lian Cheng itu, dia itu mata-matanya Yi Huai untuk membuat Lian Cheng jatuh dalam jebakan mereka.

Kaisar mengingatkan Ibu Suri bahwa berkat Xiao Tan lah, Lian Cheng bisa selamat tanpa cedera. Bahkan Kaisar pun merasa sangat berterima kasih pada Xiao Tan. Kenapa Ibu Suri begitu dingin sampai menyalahkan Tan Er yang terluka.


Ibu Suri makin nyinyir mendengarnya. Yah, dia tahu kalau sekarang dia hanya seorang wanita tua dan Kaisar punya pendiriannya sendiri. Karena itulah, Kaisar tidak akan menghargai kata-katanya lagi.

"Tapi biarkan aku mengingatkanmu, tidak ada asap tanpa api. Jika kau tidak bisa menyelidiki Huai'er dan memberiku jawaban yang layak, aku tidak akan menyerah dengan mudah."

Kaisar tampak mulai kesal dengan sikap Ibu Suri itu. Ia meyakinkan Ibu Suri untuk tidak cemas. Pemilihan putera mahkota sudah semakin dekat, Kaisar pasti akan bertindak dengan hati-hati. Kaisar berjanji tidak akan membuat keputusan yang akan membuat ketidakstabilan sosial.

"Terlebih, aku tidak akan membuat keputusan gegabah karena selera pribadiku."

"Baik. Akan kutunggu kabar baikmu."


Para pengawal yang berjaga di depan kamar Xiao Tan, heran mendengar suara ribut-ribut dari dalam. Terdengar suara barang-barang pecah dan Lian Cheng berteriak-teriak, dia terdengar begitu pilu dan panik mencemaskan istrinya yang sakit parah.

Salah satu pengawal tanya ke Yu Hao, apa Pangeran baik-baik saja? Yu Hao dengan muka lempengnya berkata kalau Lian Cheng sangat mencemaskan istrinya yang sangat lemah, bahkan menelan obat pun dia tidak bisa.

Karena itulah, Yu Hao memerintahkannya untuk berjaga dengan baik. Jangan biarkan siapapun masuk dan menganggu mereka.


Padahal di dalam, Lian Cheng sedang santai baca buku. Mukanya serius sambil pura-pura jejeritan panik dan banting-banting gelas. "Tan Er, kenapa kau begitu bodoh? Kenapa kau harus menyelamatkanku. Cepat bangun! Tan Er!"

Xiao Tan sampai harus menahan tawa melihat akting lebainya. Dia heran melihat Lian Cheng, bagaimana bisa dia tidak tertawa dengan situasi ini? Pasti sulit, yah? Lian Cheng santai, dia kan memang selalu lebih serius daripada Xiao Tan.

"Masa? Kalau begitu, aku mau lihat seserius apa kau."

Xiao Tan langsung nakal menggelitikinya. Lian Cheng masih bisa bertahan. Xiao Tan jadi makin semangat menggelitikinysa sampai Lian Cheng tak tahan dan hampir saja menyembur tawa. Untunglah Xiao Tan sigap membekap mulutnya.

Tapi gara-gara itu, suasana canda tawa diantara mereka mendadak berubah jadi lebih intens. Lian Cheng langsung melupakan bukunya lalu mendorong Xiao Tan ke rnjang bersamanya.


"Yang Mulia, aku bersalah. Lepaskan aku."

"Sikap istriku agak ceroboh. Aku harus menghukummu dengan benar."

Lian Cheng mau mengecp lehernya. Tapi Xiao Tan langsung panik mencegahnya, kakinya masih sakit jadi dia tidak bisa melayani Lian Cheng. 

Lian Cheng bingung, apa hubungannya cedera kaki dengan melayaninya? Dia sudah mau menc**mnya lagi. Tapi lagi-lagi Xiao Tan panik menghentikannya, dia belum siap.


"Apa wanita perlu bersiap?" Bingung Lian Cheng.

Xiao Tan lebih heran mendengar pertanyaannya. Apa Lian Cheng, belum pernah punya wanita lain sebelumnya? Lian Cheng langsung kelihatan malu yang jelas mengkonfirmasi dugaan Xiao Tan.

Xiao Tan tak menyangka, ternyata Pangeran ke-8 yang terkenal di seluruh negeri, ternyata masih perjaka (sebelum bersamanya). Kesal, Lian Cheng langsung menc**m lembut bibir Xiao Tan.

"Kenapa kau begitu senang? Apa kau senang karena kau adalah wanitaku satu-satunya?"

Xiao Tan hanya menatapnya dalam diam. Lian Cheng pun kembali menc**mnya.


Jing Xuan sedang bermanja-manja dengan Ibu Suri saat Kaisar datang. Kaisar langsung mengkritiki Jing Xuan yang sudha besar tapi masih membuntuti neneknya sepanjang hari. Tapi Jing Xuan mengaku kalau dia disuruh Lian Cheng kemari untuk menggantikan Lian Cheng menemani Ibu Suri.

"Aku ini bodoh, tidak bisa dibandingkan kakak-kakakku dalam banyak hal. Tapi setidaknya, aku bisa berbakti dan menemani Nenek. Setidaknya aku bisa sedikit meringankan beban Ayahanda."


Tapi senyum Kaisar seketika menghilang saat Ibu Suri to the point menyuruh Kaisar untuk membahas masalah penyelidikan percobaan pembunuhan Lian Cheng. Apa Kaisar sudah punya kesimpulannya?

Kaisar memberitahunya bahwa itu dilakukan oleh para pemberontak dari dinasti sebelumnya dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan Yi Huai. 

Jing Xuan tak percaya, jelas-jelas dia melihat kotak milik Lian Cheng dikirim ke kediamannya Yi Huai. Tapi Kaisar malah membentaknya untuk diam.

Ibu Suri tidak terima. Jing Xuan sudah memberitahukan segalanya. Detilnya sangat jelas dan menurutnya, Jing Xuan tidak mengada-ada. Karena itulah, Ibu Suri menuntut diadakan penyelidikan lagi.

Tapi Kaisar menegaskan kalau dia sudah menyelidikinya dan menghukum para pemberontak itu. Urusan ini sudah selesai, jadi tidak perlu diselidiki lebih jauh. Ibu Suri juga tidak perlu mencemaskan masalah ini lagi.

Ibu Suri jelas kesal mendengarnya. "Demi melindungi Huai'er, kau membunuh mereka semua?"

"Ibunda! Hati-hati kalau bicara!"

Ibu Suri masih mau protes. Tapi Kaisar tegas menyudahi percakapan ini sampai di sini dan langsung pergi.


Xiao Tan dan Jing Xin mengintip keluar dari cela pintu dan melihat Lian Cheng berjalan ke sana. Xiao Tan langsung bersembunyi, berniat mengejutkan Lian Cheng. Tapi Lian Cheng tampak begitu sedih dan langsung medkap erat Xiao Tan.

"Biarkan aku memlukmu sejenak."

Jing Xin tak enak melihat mereka dan buru-buru pergi dari sana. Xiao Tan jadi cemas, ada masalah apa? 

Lian Cheng terus mendkapnya erat sambil meminta maaf, dia sudah membuat Xiao Tan menderita. Xiao Tan semakin bingung mendengarnya, kenapa dia berkata seperti itu?


"Ayahanda Kaisar akan menobatkan putera mahkota. Awalnya aku ingin membuat rencana dan memaksa Kakak Pertama untuk bertindak dan memanfaatkan itu untuk mengalahkannya. Kukira aku bisa melindungimu dengan baik. Tak pernah kusangka kalau aku terlalu percaya diri."

Xiao Tan menepuk-nepuk punggungnya dan berusaha menghiburnya. Dia kira ada masalah besar apa, ternyata cuma ini? 

"Kau kan sering menggangguku. Ini sih cuma luka kecil, tidak masalah."

"Kau sungguh tidak menyalahkanku? Kau sungguh tidak merasa kalau aku ini tidak berguna?"

"Aku tidak menyalahkanmu. Kurasa... aku bisa memaafkanmu."


Kedua penyihir memanggil Yi Huai untuk membicarakan rencana mereka selanjutnya. Tapi Yi Huai sedang kesal. Gara-gara mereka, reputasinya jadi hancur saat waktunya pemilihan putera mahkota.

Memang Kaisar tidak menghukumnya. Tapi semua orang berpikir kalau dialah yang memerintahkan percobaan perbunuhan Lian Cheng. Jadi rencana apa lagi yang mau mereka bicarakan dengannya?

Si penyihir pria tidak terima disalahkan. Yi Huai sendiri yang tidak cakap, tapi malah menyalahkan mereka. Kedua pria itu hampir saja bertengkar, tapi si wanita buru-buru mencegahnya.


Dia menasehati Yi Huai untuk bicara pada ayah mertuanya jika dia ingin menang kembali. Tuan Qu pasti akan mendukung Yi Huai sepenuhnya demi menjadikan Pan Er sebagai ratu. 

Jika Yi Huai berhasil menjadi raja maka Mutiara Penekan Jiwa akan segera menjadi milik mereka. Dengan begitu, mereka akan sama-sama untung, kan?

Yi Huai pesimis. Memangnya apa yang bisa dilakukan ayah mertuanya itu? Si penyihir wanita meyakinkan bahwa ada sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh Tuan Qu.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

1 Comments

  1. Semangat ya kak....
    Makin seru nih, 😄😄😄😘😘

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam