Sinopsis The Eternal Love Episode 5 - 2

Sinopsis The Eternal Love Episode 5 - 2


Gara-gara kedatangan pembunuh itu, Lian Cheng memutuskan untuk menyerahkan Lencana Komando Kerajaannya pada Kaisar. Dia sudah tidak tahan lagi dengan kedatangan pembunuh yang terus datang demi mendapatkan Lencana Komando Kerajaan ini.

Karena Lencana Komando Kerajaan ini sangat penting dan bisa memerintahkan pasukan, Jing Xuan yakin pencurinya adalah orang keluarga kerajaan (sambil lirik curiga ke Yi Huai).

Lian Cheng sudah mengetahui kalau pembunuh itu adalah pembunuh terbaik dari Sekte Stempel Darah. Dan kebetulan sekali, pengawal baru favorit Yi Huai ada hubungan dengan orang-orang dari sekte itu.


Yi Huai diam saja, tapi Lian Cheng langsung menegur Jing Xuan untuk tidak bicara sembarangan. Mana mungkin pembunuh itu dikirim Kakak Pertama mereka.

Lian Cheng mengklaim kalau dia tidak mau memperpanjang urusan ini. Dan karenanya, dia memint Kaisar untuk mengambil Lencana Komando Kerajaan ini. Jing Xuan tak setuju dan bersikeras meminta Kaisar untuk menyelidiki masalah ini.

Kaisar cepat-cepat menengahi mereka dan berjanji akan menyelidiki pembunuh itu. Tapi dia tidak punya hak untuk mengambil lencana itu mengingat lencana itu diberikan mendiang Kaisar pada Lian Cheng. Jadi Kaisar meminta Lian Cheng untuk menjaga lencana itu baik-baik untuknya. Mereka boleh pergi.


Saat ketiga pangeran itu keluar, Yi Huai langsung sinis menyindir Lian Cheng yang bisa mendapatkan begitu banyak informasi tanpa keluar rumah sekalipun. Yi Huai sungguh terkesan.

"Masalah kepintaran dan strategi, bagaimana bisa aku dibandingkan dengan kakak? Aku baru tahu belakangan ini kalau kakak punya banyak teman dari sisi gelap."

"Aku mau lihat apa lagi yang bisa kau lakukan?"


Secepat kilat Yi Huai mengulurkan tangan untuk menyerang Lian Cheng, tapi Jing Xuan berhasil mencegahnya dengan cepat dan mengingatkan Yi Huai bahwa Kaisar bisa marah kalau beliau sampai tahu.


Yi Huai akhirnya menarik tangannya dan berbalik pergi, tanpa menyadari kalau dia meninggalkan sebuah kantong kecil. Di kantong itu tersulam kata 'Mu Xin' yang membuat Lian Cheng teringat akan kantong kecil yang dimiliki istrinya.


Sementara itu, Xiao Tan dan Jing Xin sedang mengawasi para pekerja yang sedang memindahkan ranjangnya Lian Cheng ke kamarnya. Saat mundur, tak sengaja Xiao Tan menyenggol meja dan menjatuhkan sebuah surat.

Xiao Tan heran saat membacanya, dia mengenali tulisan tangan itu mirip dengan tulisan tangan yang waktu itu. Dia langsung tanya ke Jing Xin, siapa yang menulis surat ini?


Tak mau pembicaraan mereka di dengar orang lain, Jing Xin buru-buru mengusir para pekerja dan memberitahu Xiao Tan bahwa dia sendirilah yang menulis surat itu. Xiao Tan bingung, jangan bercanda. Kapan dia pernah menulis surat?

"Nona jelas-jelas sering menulis surat seperti ini pada Pangeran Pertama dulu. Mana berani saya berbohong tentang masalah itu?"

Xiao Tan semakin bingung mendengarnya. Apalagi kemudian dia melihat ada dua set perlengkapan cuci mult yang berbeda. Apa kedua set itu untuknya? Jing Xin mengiyakannya.


Xiao Tan mulai mencurigai dirinya sendiri sekarang, apa dia sudah bertingkah aneh sejak sebulan yang lalu? 

Jing Xin membenarkan, sejak Pangeran Pertama menikah sebulan yang lalu dan sejak dia (Tan Er) mencoba bunuh diri dengan menabrakkan dirinya ke dinding, dia benar-benar berubah total. Bahkan gara-gara itu, para pelayan dan pengawal berkata kalau dia sudah gila.

"Gila? Jing Xin, apa kau merasa kalau terkadang nona-mu adalah nona-mu, tapi kemudian dia berubah total?"

"Benar! Seperti itu!"


Sekarang Xiao Tan mengerti kenapa ada banyak hal yang dia lupakan. Dia bukannya gila atau lupa, tapi karena Tan Er ternyata masih ada di sini.

"Yah, Tuhan! Ini konyol sekali! Tidak mudah bagiku untuk menjadi trendy dan melakukan perjalanan waktu ke masa lalu, tapi aku juga bertemu ketidakberesan. Aku sial banget."

Jing Xin bingung dengan ocehannya barusan. Apa maksud Xiao Tan dengan 'nona-mu'. 

"Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau katakan!"

"Aku akhirnya mengerti! Ternyata aku menggunakan tubuh yang sama dengan nona-mu! Itu berarti, aku datang dari periode waktu yang lain lalu mendiami tubuh nona-mu. Karena itulah kami berdua bisa bergantian muncul. Jing Xin, apa kau sudah mengerti?"


Tidak. Jing Xin mulai ketakutan, ada apa sebenarnya dengan Xiao Tan? Apa dia... kerasukan?

"Kerasukan jidatmu! Sudahlah, kau tidak akan mengerti juga!"

Dia membanting surat itu dengan kesal... tapi sedetik kemudian, dia punya ide bagus. Dia bisa menulis surat untuk berkomunikasi dengan Nona-nya Jing Xin.


Malam harinya saat Tan Er kembali, Jing Xin menyerahkan surat yang dititipkan Xiao Tan padanya. Xiao Tan juga berpesan kalau Tan Er akan mengerti saat membaca surat ini.

Tan Er pun mulai membacanya, tapi banyak karakter asing yang tidak dia mengerti. Jing Xin menawarkan diri untuk menjelaskannya. Soalnya tadi saat Xiao Tan menulis, dia juga mengucapkannya secara lantang, jadi Jing Xin hafal.

Jing Xin pun mulai membacanya. Xiao Tan memperkenalkan dirinya sebagai orang yang berasal dari dunia lain. Dia adalah agen real estate di sana. Jing Xin menjelaskan kalau agen real estate itu adalah penjual rumah dan tanah.


Xiao Tan berkata bahwa sifatnya agak tomboy. Jing Xin menjelaskan kalau tomboy itu wanitanya lelaki. Maksudnya, Xiao Tan itu sudah bersuami. Hahaha! Nyeleneh banget artinya.

"Dia pasti sangat merindukan suaminya," Tan Er prihatin.

Xiao Tan berkata bahwa dia adalah 'anjing single' (maksudnya dia masih single). Tapi menurut penjelasan Jing Xin, Xiao Tan punya peliharaan seekor anjing cacat yang hanya punya badan tanpa keempat kaki.

"Dia sangat baik," komentar Tan Er.


Xiao Tan bilang kalau dia sangat berisik dan dia suka 'oppa' berkaki panjang. Jing Xin menjelaskan kalau oppa itu adalah kudapan yang punya ka*ki sangat panjang. Xiao Tan bilang, semakin panjang kkinya maka rasanya makin enak. Hahaha!

Xiao Tan juga bilang kalau impiannya adalah menikah dengan pria yang punya six pack, tampan, kaya dan seorang 'Da Ming Xing' (selebritis). 

Jing Xin menjelaskan kalau yang Xiao Tan maksud adalah dia mau menikah dengan Xing (bintang di langit). Wkwkwk! Kacau.


Jing Xin akhirnya mulai membaca bagian serius surat itu. Xiao Tan mengaku kalau dia tak tahu bagaimana dia bisa berakhir di Dong Yue ini dan mendiami tubuh Tan Er. Dia sangat ingin kembali ke dunianya dan satu-satunya cara adalah melalui ranjang antikya Mo Lian Cheng.

"Dia ingin tahu apakah nona tahu rahasia dari ranjang antik itu dan juga latar belakang tukang kayu yang membuat ranjang antik itu. Itulah yang dia katakan."


Tan Er lalu menulis surat balasan. Dia memberitahu Xiao Tan bahwa dia tidak keberatan Xiao Tan menggunakan tubuhnya. Dia malah merasa menyesal karena sudah membuat Xiao Tan ikut menderita karenanya.

Mengenai masalah ranjang antik itu, Tan Er berjanji akan berusaha membantu Xiao Tan kembali ke dunianya. Tapi dia juga mengingatkan Xiao Tan untuk tidak membiarkan siapapun mengetahui masalah ini.

Jika tidak, mungkin Xiao Tan akan dikurung sebagai orang gila. Atau yang paling buruk, dia akan dituduh sebagai penyihir dan dibakar sampai mati.

Tan Er me nitipkan pesan itu ke Jing Xin dan mengingatkan Jing Xin untuk merahasiakan masalah dirinya dan Xiao Tan yang memakai satu tbuh.

Xiao Tan itu orang yang ceroboh, jadi Jing Xin harus selalu mengingatkannya untuk tidak sembrono dan membuat orang curiga. Jing Xin berjanji akan menutup mulutnya rapat-rapat mengenai masalah ini.


Keesokan harinya, Xiao Tan sedang menemani Lian Cheng main kecapi saat Qing Yun datang. 

Yu Hao berusaha menghadangnya, tapi Qing Yun langsung kesal mendorongnya. Lian Cheng pun langsung bergerak cepat menarik Xiao Tan ke pangkuannya dan sok-sokan msra di depan Qing Yun.

"Lepasin!" Bisik Xiao Tan.

"Jangan lupa, kau adalah istriku sekarang." Desis Lian Cheng


Qing Yun sedih, apa Lian Cheng tidak akan menyambutnya. Lian Cheng tak peduli, tapi Xiao Tan langsung mengklaim kalau Lian Cheng memuji-muji Qing Yun semalam. 

"Dia bilang kalau kau secantik bunga. Dan siapapun yang menikahimu, itu adalah keberuntungan dari kehidupan lampaunya."

"Benarkah?"

"Sungguh! Kenapa juga aku bohong padamu?" Kata Xiao Tan sambil mempelototi Lian Cheng.

"Kak Lian Cheng, lalu kenapa kau tidak menikahiku juga?"

"Qing Yun, aku bukan orang yang seharusnya kau pilih."


Qing Yun langsung sedih lagi mendengarnya. Xiao Tan buru-buru berkata kalau mereka adalah pasangan yang ditakdirkan Tuhan, yang satu tampan dan yang satu cantik. Mereka pasangan yang sangat serasi. Senyum Qing Yun langsung mengembang lagi.

"Istriku, aku punya hadiah spesial untukmu. Mungkin itu sesuatu yang kau sukai. Apa kau menginginkannya?"

Mengira hadiah yang dimaksudnya ada hubungannya dengan ranjang antik, Xiao Tan langsung mengangguk antusias. 

Tapi ada syaratnya, Lian Cheng membisikinya untuk melakukan pertunjukan yang bagus dengannya. Xiao Tan mendadak sok mes ra pada Lian Cheng.


"Qing Yun, kau lihat sendiri. Aku sangat mencintai istriku. Dalam hatiku, sudah tak ada tempat untuk orang lain. Sayang, kemarin kau sangat nakl." (Hahahaha!)

Xiao Tan jelas kaget mendengarnya. Tapi kemudian ingat untuk pura-pura malu, Qing Yun kan masih di sini.

"Tidak masalah, aku kan bicara dengan wanita yang kusukai. Siapapun yang ingin dengar, biarkan saja mereka mendengarnya."

Kesal, Qing Yun menyatakan kalau suatu hari nanti, Lian Cheng pasti akan menikahinya. Dia lalu pergi.


Tapi Xiao Tan malah keenakan berbaring di pngkuan Lian Cheng sambil merba-rba da**nya. Dia tak menyangka kalau Lian Cheng ternyata punya tbuh yang bagus juga.

"Apa kau sudah puas menyentuhku?"


Baru sadar, Xiao Tan pun buru-buru bangkit lalu menuntut hadiahnya. Tapi hadiah yang dimaksudnya adalah Lencana Komando Kerajaan. Sepertinya dia mau mengetes Xiao Tan.

Xiao Tan jelas kecewa karena hadiahnya ternyata bukan sehubungan dengan ranjang antiknya. Tapi Lancana Komando Kerajaan itu terbuat dari emas, Xiao Tan pun langsung mengambilnya dan pergi. Begitu dia pergi, Lian Cheng langsung memerintahkan Yu Hao untuk mengawasi istrinya.


Tanpa tahu pentingnya benda itu, Xiao Tan santai saja memainkannya sambil menggerutu sebal, kapan dia bisa balik? Jing Xin memberitahunya untuk tidur sekarang. Xiao Tan tanya sekarang waktu apa?

Jing Xin berkata kalau sekarang jam malam pertama, langit sudah gelap (sekitar jam 9-11 malam). Xiao Tan heran, apa orang jaman dulu suka tidur cepat? Apa mereka tidak punya kehidupan malam?

"Apa itu kehidupan malam?"

"Kehidupan malam itu seperti karaoke, minum wine dan Sanlitun (kehidupan malam yang populer di jalanan Beijing)."

Tapi tentu saja Jing Xin tak mengerti. Xiao Tan tiba-tiba punya ide, lalu membisiki sesuatu ke telinga Jing Xin.


Saat Tan Er terbangun keesokan harinya, dia mendapati kepalanya pusing dan dia ketiduran di lantai dengan guci-guci arak yang berserakan di lantai. Dia langsung memanggil Jing Xin dan tanya apa yang dilakukan Xiao Tan semalam?

Jing Xin tergagap mengaku tak tahu. Tapi Tan Er tak percaya dan mengancam akan mengirimnya pulang kalau dia tidak mau jujur.

Jing Xin sontak berlutut ketakutan dan mengaku kalau semalam Xiao Tan ngotot ingin melakukan kehidupan malam. Dia menyelinap ke dapur untuk mengambil dua guci arak. Dia mabuk-mabukan, bahkan muntah-muntah.


Saat Tan Er bangkit, sesuatu terjatuh dari bajunya. Tan Er tercengang saat dia memungutnya, itu Lencana Komando Kerajaan. Kenapa ini bisa ada di sini?

Jing Xin memberitahu kalau Lian Cheng memberikannya pada Xiao Tan kemarin untuk disimpan sementara waktu.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments