Sinopsis Unwilling Bride Episode 3 - 3

 Sinopsis Unwilling Bride Episode 3 - 3

Kade baru keluar dari kamar kecil bersamaan dengan Lookaew yang baru saja datang.

Lookaew sontak berlari mendekatinya dengan antusias dan dengan gaya sok imutnya berkata kalau dia datang untuk makan dengan Kade juga. (Halah! Nih cewek ganjen amat)


Kade tampak tak nyaman bicara dengannya dan berniat masuk duluan, tapi Lookaew dengan cepat menghadangnya, ada yang mau dia tanyakan ke Kade. Kenapa Kade mendadak menikah dengan May?

"Aku tidak akan mengizinkannya!" Rengek Lookaew sambil memegang tangan Kade. Mereka sama sekali tidak sadar ada dua orang wanita yang menatap keganjenan Lookaew itu dengan sinis lalu diam-diam memotretnya.

"Kau kan tahu kalau kita sudah lama saling mengenal, kenapa aku tidak pernah tahu kalau kau pacaran dengan May? Kapan, bagaimana, dan kenapa? Khun Kade!"

"Dua orang pacaran, apa perlu diberitakan?" Santai Kade lalu melepaskan tangannya dari genggaman Lookaew.

Dia hanya tidak suka jika misalnya mereka putus, terus mereka harus mengadakan konferensi press hanya untuk menjelaskan kenapa mereka putus. Dan yang paling penting, dia tidak mau jadi terkenal karena masalah hubungannya dengan May.

"Tapi sekarang ini kau terkenal berkat hubunganmu dengan May."

"Jika situasinya tidak terpaksa, aku tidak akan melakukannya dengan cara seperti ini."


May galau memikirkan dirinya yang malam ini harus tinggal bareng Kade, apa yang harus dia lakukan? Tepat saat itu juga, dua orang temannya May datang dan mereka tak lain adalah dua wanita yang diam-diam memotret keganjenan Lookaew tadi.

May berubah sumringah melihat kedatangan teman-temannya itu. Tumben banget mereka datang tepat waktu, biasanya telat.

"Bagaimana bisa kami terlambat, teman baik kami mendadak nikah tanpa memberitahu kami."
 Gerutu wanita berbaju biru.

"Dan pengantin prianya adalah seorang pangeran dari menara Eiffel yang digilai banyak wanita, tapi tak ada seorangpun yang berhasil mendapatkannya. Hanya kau seorang yang berhasil menariknya, bagaimana kau bisa melakukannya?" Timpal si wanita berbaju kembang-kembang.

"Dan salah satu wanita yang menggilai pria itu... adalah Lookaew."

"Bagaimana kau bisa tahu?" Heran May.

"Karena sekarang ini sedang berusaha nempel-nempel dan merayu suami barumu." Ujar wanita baju biru lalu memperlihatkan foto yang diambilnya barusan. May sontak kesal melihat itu... Errm, mungkin, cemburu lebih tepatnya?


Lookaew terus saja berusaha mencegah Kade menghindarinya dan menempelkan tangannya ke tangan Kade.

Dia mengklaim kalau dia ikut bahagia untuk Kade, tapi kemudian dia mewek lebay mengklaim kalau dia butuh waktu untuk move on. Selama ini Kade tak pernah sedikitpun memberinya kesempatan untuk mendekati hati Kade.

"Aku percaya pada cinta pada pandangan pertama." Ujar Kade lalu melepaskan pegangan tangan Lookaew darinya.

Baru saja dia hendak melangkah pergi, Pong dan Pan datang saat itu juga. Sementara Kade menyapa temannya itu, Lookaew ngedumel sendiri. Jangan bilang kalau Kade jatuh cinta pada pandangan pertama dengan May? Ih! Gombal banget.


Semua orang akhirnya berkumpul di meja makan. May yang duluan mengenalkan kedua temannya pada Kade. Kedua teman May langsung heboh menyapanya sebagai Tuan Dewa (Pfft!).

Lookaew sontak nyinyirin kedua teman May. Tapi mereka berdua juga tak mau kalah dan langsung balas menyindir pedas Lookaew dan sukses membuatnya mingkem sambil menahan kesal.

Kade gantian mengenalkan Pong pada May lalu merangkul bahu May dan mengumumkan bahwa dia mengundang mereka kemari untuk merayakan pernikahannya dengan May.

Cepat-cepat mengatasi kecanggungannya, May meminta maaf karena tidak mengundang mereka semua ke pernikahan mereka. Kade mengklaim kalau ini adalah idenya sendiri, dia menginginkan pernikahan private.


"Karena aku ingin menghabiskan saat paling istimewa kami, berdua saja." Ujar Kade sambil menatap May penuh cinta lalu menempelkan hidung mereka berdua dan kontan membuat Lookaew kembang-kempis menahan cemburu.

"Duh, manisnya~~~" lolong kedua teman May.

Tak tahan lagi melihat keromantisan kedua sejoli itu, Lookaew buru-buru mengalihkan perhatian semua orang pada pelayan yang baru datang membawakan minuman mereka. Mari kita minum sekarang!


Usai makan malam, May dan kedua temannya ke toilet bersama. Lookaew dan Pan langsung punya niatan licik lalu buru-buru menyusul ketiga wanita itu.

Kedua teman May bertanya-tanya bagaimana dengan Saruth. Bukankah selama ini, May tak pernah mempercayai pria manapun selain Saruth?

"Aku sekarang sudah menikah... dengan Kadethaen. Jika kalian masih ingin menjadi temanku, maka jangan tanya-tanya tentang Saruth lagi." Tegas May.

"Baiklah, May. Aku tidak akan mengungkitnya lagi, kuharap kau bahagia."


Lookaew mendadak muncul saat itu dan langsung menghajar temannya May yang tadi menyindirnya dengan kejam.

Sontak suasana jadi memanas, May buru-buru melerai mereka, dan jadilah kedua wanita itu sama-sama melayangkan tangan-tangan mereka pada satu sama lain, May kesal mengancam akan menampar Lookaew balik kalau Lookaew berani menamparnya.

"Kau sekarang menyatakan dirimu sebagai musuhku, May!"

"Kaulah yang menyatakan dirimu sebagai musuhku!"

"Baiklah, tapi ini belum berakhir. Antara kau dan aku, siapa yang akan menjadi noor satu."


Setibanya di condo, Acha tanya di mana dia harus meletakkan kopernya May dan Kade dengan santainya bilang. "Di kamarku." (Wkwkwk!)

May panik, dia bisa tidur di kamar lain saja kok. Tapi Kade berkata kalau condo ini cuma punya satu kamar tidur. May tak percaya, jelas-jelas ada banyak pintu di tempat ini, Kade pasti punya pikiran yang tidak-tidak terhadapnya.

Dia langsung mengecek setiap ruangan satu demi satu, tapi memang benar-benar tak mendapati ada satupun kamar tidur. Ruangan-ruangan itu hanya ruang tamu dan ruang kerja. Kade geli melihatnya, tempat ini benar-benar cuma punya satu kamar tidur.

"Kau mau tetap berdiri di situ, atau kau mau aku menggendongmu biar kelihatan kayak malam pengantin betulan?"

"Jangan! Berhenti!" May panik.

Parahnya lagi, Acha kemudian pamit pulang dan jadilah mereka benar-benar berduaan sekarang.


"Buatlah dirimu nyaman. Ini rumahmu sekarang," ujar Kade.

"Tidak. Ini adalah lokasi syuting adegan cinta kita. Itu saja, ini bukan rumah pengantin betulan."

Iya Kade tahu. Dia bilang begini hanya supaya May nyaman di sini, biar May tidak tegang saat berduaan dengannya. May canggung menyangkal, ngapain juga dia tidak nyaman.

"Sungguh?"

"Beneran. Nih, lihat, nih." Ujar May sambil mengibas-ngibaskan tangannya dengan heboh.

Geli, Kade sontak semakin mendekatkan wajahnya sambil berbisik menggoda. "Baiklah. Kalau begitu... apa kau mau mandi?"
 

May sontak bangkit dengan panik sampai tak sengaja kakinya terbentur meja dengan cukup keras dan membuatnya kesakitan. Secara tak sadar, dia mendudukkan dirinya di pangkuan Kade sambil mengeluh kesakitan... sebelum kemudian panik menyadari kedekatan mereka dan meraba-raba tempatnya duduk.

"Kurasa kau tegang... dan kau membuatku tgang juga." Kata Kade

May kontan mundur ketakutan. Kade santai menjelaskan maksudnya bukan mandi bareng, tapi mandi sendiri-sendiri. Dia mandi dulu, yah. Kade pun masuk kamar duluan dan meninggalkan May yang masih berdiri di sana dan malu setengah mati.

 

Mumpung Kade masih di kamar mandi, May diam-diam mengendap-endap masuk kamar untuk mengambil baju tidurnya. Tapi baru juga dia membuka koper, Kade mendadak keluar dari kamar mandi.

May sontak tegang dan makin panik mencari baju tidurnya yang entah menghilang ke mana. Kade santai saja berjalan melewatinya ke lemari dan kontan membuat May geser membelakanginya biar dia tidak bisa mengintip Kade.

Tapi tiba-tiba dia merasakan pergerakan Kade yang berjalan semakin mendekatinya. Gawat! May buru-buru mengambil benda terdekat sebagai senjata dan sontak menodongkannya ke Kade sambil jejeritan heboh.


Kade bingung sendiri melihat May menjerit heboh sambil menodongnya dengan hair dryer. Wkwkwk! Padahal dia mendekat cuma untuk memberinya selembar handuk dan bajunya, May boleh memakainya untuk tidur.

Tapi saat May hendak mengambilnya, Kade sengaja mempererat genggamannya yang jelas saja membuat May protes. Lepasin!

"Baik, Khun Nu. Ini boleh dipakai gratis, tidak pakai biaya."

"Gila!" May akhirnya merebut kedua benda itu lalu cepat-cepat melarikan diri ke kamar mandi.

Kade tersenyum melihat reaksi malu-malunya May. Tapi saat dia mengalihkan pandangannya, dia malah melihat baju dalmnya May yang kontan membuatnya ketar-ketir. Kade kontan menutup koper itu dengan panik.


May keluar dari kamar mandi tak lama kemudian dengan mengenakan kemejanya Kade yang pendek banget dan agak membuatnya tak nyaman. Tapi untunglah Kade tak ada di kamar saat itu.

Dia langsung ngantuk setelah itu. Maka diapun berbaring di kasur tanpa pakai selimut. Tapi baru sedetik dia memejamkan mata, mendadak dia melek selebar-lebarnya dengan panik.

Dia tidak boleh tidur... tapi bagaimana kalau dia tak sengaja ketiduran, lalu Kade berubah jadi macan dan menerkamnya saat dia tidur? Oh, tidak! Tidak boleh tidur! Tidak boleh tidur! Tidak boleh tidur!


Penasaran Kade lagi ngapain, May pun keluar kamar dan mendapati Kade ternyata sedang sibuk mempelajari dokumen-dokumennya. Tak peduli dengan kantuknya, Kade memutuskan nempel di pintu dan mengawasi Kade kerja.

Kade akhirnya menyadari kehadirannya dan pandangan matanya kontan jatuh ke kaki May yang mulus. Menyadari apa yang Kade lihat, May sengaja masuk ke ruangan itu lalu pura-pura baca buku sambil sesekali ngintip Kade.

"Kau tidak tidur."

"Belum. Kalau kau ngantuk, tidur duluan saja." May hampir saja mau menguap, tapi buru-buru dia menutupi mulutnya dengan buku. Kade sampai geli melihat tingkahnya.


Kade berkata kalau dia akan terbiasa dengan semua ini. Selama ini Kade selalu hidup sendirian, tapi sekarang karena dia harus tinggal bersama Kade, dia harus mengerti bahwa dia harus berbagi kehidupan pribadinya dengan orang lain.

Canggung, May meyakinkannya untuk tidak khawatir, dia akan berbagi biaya listrik dan air. Kade tersenyum mendengarnya dan berterima kasih walaupun jelas maksudnya bukan itu.

Selama beberapa saat kemudian, Kade menyibukkan dirinya dengan pekerjaan lagi dan May berusaha menjaga matanya tetap melek dengan baca buku. Tapi lama kelamaan dia tidak tahan lagi dan akhirnya ketiduran di sofa.


Kade tersenyum melihat itu. Dia lalu menggendong Kade ke kamar, membaringkannya dengan lembut di tempat tidurnya, dan terpesona memandangi wajah damai May dalam tidurnya.

Larut dalam perasaannya, Kade mendekat untuk mengecupnya. Tapi May mendadak berguling dan kontan membuat Kade tersadar. Dia buru-buru menjauh sambil merapal mantra untuk menenangkan diri dan perasaannya.


Baru saja dia berhasil menenangkan dirinya saat tiba-tiba saja pandangannya jatuh kembali ke kaki May yang kontan membuat darahnya berdesir lagi.

Kade refleks menutup matanya rapat-rapat sambil merapal mantranya dengan tempo makin cepat sampai hatinya tenang kembali.

Next Episode 3 - Part 4

Post a Comment

6 Comments

  1. 😂😂😂lanjut mbk imah .. pengen download lakorn ini dimana y mbk tp yg ukurannya kecil 😬😬

    ReplyDelete
  2. Mantap jiwa.. 👍👍
    Dilanjutin dunk gentayangan nih haha

    ReplyDelete
  3. Smangat mbak nulis sinopsis nya😊

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam