Sinopsis Suddenly Seventeen - Part 3

Sinopsis Suddenly Seventeen - Part 3

Liang Kecil makin antusias mendengar informasi itu. Lalu di mana sisa coklatnya? Apa coklatnya ada di sini? Xiao Ning langsung melirik hiasan kura-kuranya dengan panik lalu membawanya pergi, perbuatannya itu jelas terlalu kentara sampai Liang Kecil bisa langsung tahu dan berusaha merampas hiasan kura-kura itu.


Jadilah mereka otot-ototan rebutan benda itu sampai tak sengaja mereka melemparnya ke udara dan membuat isinya berhamburan dan sebutir coklat itu keluar dari dalamnya.


Begitu mendapatkannya, Liang Kecil langsung mengobrak-abrik seisi rumah untuk mencari coklat itu sambil memikirkan berbagai rencana yang bisa dilakukannya bersama Yan Yan jika dia terus memakan coklat itu.

Tapi bahkan setelah beberapa lama mencari, dia tak menemukan coklat ajaib itu di mana-mana. Dia mencoba membeli lagi dengan menelepon perusahaan coklat itu, tapi entah kenapa gagal terus.

Saat waktunya sudah hampir habis, dia melihat beberapa botol minuman coklat di kulkas dan langsung punya ide bagus. Dia lalu merekam pesan untuk Liang dewasa, dia berjanji kalau dia akan menggambar untuk Liang tapi dia memohon agar Liang memakan coklat itu sekali lagi.


Mao membawa Liang pergi main tenis bersama Tuan Gao, tapi dia memperingatkan Liang untuk mengalah di pertandingan mereka nanti. Mereka tidak boleh membiarkan Tuan Gao terlihat buruk.

Di lapangan tenis, si Asisten baru melakukan pemanasan dengan gaya seksi tepat di hadapan Mao, sepertinya sengaja. Liang jelas kesal dibuatnya walaupun dia diam saja. Saat pertandingan dimulai, Liang bermain dengan semangat. Tapi langsung melempar tatapan memperingatkan. Terpaksalah, Liang yang sebenarnya jago tenis, harus pura-pura seolah dia tak bisa bermain tenis.


Akhirnya dia hanya duduk merenung di pinggir lapangan. Saat dia tengah meminum minuman coklatnya, Xiao Ning menelepon dan dengan takut-takut mengakui kalau coklat yang ada padanya, sudah diambil Liang Kecil.

Liang kaget, tapi dia tak sempat melakukan apapun. Karena tanpa diketahuinya, Liang Kecil sebenarnya sudah melelehkan dan mencampur coklat ajaib itu kedalam minuman coklat yang itu. Seketika itu pula, Liang Kecil kembali menguasai dirinya.


Tuan Gao mendekatinya dan langsung mengomentari keburukannya dalam bermain tenis. Liang Kecil jelas tidak terima, siapa bilang? Mau tanding satu lawan satu? Oke.

Mao panik dan berusaha memperingatkan Liang Kecil, tapi Liang Kecil tidak mengerti dan terus bermain dengan sengitnya sampai Tuan Gao kewalahan dan akhirnya kalah. Tapi untunglah Tuan Gao tak mempermasalahkannya, ia malah senang. Tapi... kemana perginya Liang.


Beberapa saat kemudian, Liang kecil sudah kembali bersama Yan Yan yang kemudian membawanya pergi bersama geng motornya ke sebuah tempat camping.

Mereka berbaring bersama dalam satu tenda malam harinya. Yan Yan berkata kalau wajahnya masih sakit gara-gara tamparan Liang waktu itu, lalu tiba-tiba saja mulai mencumbui Liang Kecil.

Tapi Liang Kecil tak nyaman dan langsung mendorongnya. Yan Yan sakit hati, apa Liang Kecil sudah punya orang lain. Tidak, dengan malu-malu dia mengaku kalau ini adalah kali pertamanya.


Senang, Yan Yan jadi semakin semangat menciumnya lagi. Tapi Liang panik menyadari waktunya akan habis dan buru-buru keluar untuk merekam pesan. Dia bersedia menggambar untuk Liang, tapi dia memohon agar Liang melakukan sesuatu untuknya.

"Kau harus menciumnya untukku. Satu ciuman saja, aku janji takkan buat masalah lagi." Pinta Liang Kecil.


Saat Liang kembali ke tenda, dia sudah kembali jadi dirinya yang dewasa. Yan Yan langsung merayunya, tapi Liang yang sekarang jadi sinis padanya dan tanya apa lagi yang Yan Yan bisa selain merayu cewek.

"Aku lebih dari itu. Aku juga punya cita-cita ku sendiri."

"Apa itu?"

"Menjalani hidup sesuai keinginanku."

"Kau tidak akan berpikir seperti itu 10 tahun kedepan."

"Tidak ada hubungannya dengan waktu, kecuali kau menyerah."


Ucapan Yan Yan itu kontan menohok hati Liang. Tapi saat Yan Yan mulai merayunya lagi, dia langsung menciumnya singkat lalu memaksa Yan Yan untuk mengantarnya pulang. Yan Yan yang awalnya senang, langsung sakit hati dengan sikap Liang.


Begitu sampai rumah, dia langsung membuang semua minuman coklat yang ada di kulkasnya. Sisa coklat itu sendiri ternyata dia simpan di dalam sebuah buku, tapi langsung dia sembunyikan di tempat lain.

Dia lalu merekam pesan untuk Liang Kecil, memperingatkannya kalau kejadian melelehkan coklat itu tidak boleh terjadi lagi. Liang menerapkan 3 aturan yang harus Liang Kecil taati.

Pertama, dia harus menyelesaikan lukisannya dalam kurun waktu 15 hari. Kedua, dia bebas selama waktu senggangnya, tapi dia tidak boleh tidur dengan Yan Yan. Ketiga, dia tidak boleh membiarkan Mao mengetahui rahasia mereka.Kesal, Liang Kecil menggambar dua wanita yang sama tapi saling bertolak belakang.

Yan Yan sedang mereparasi sepedanya saat Liang Kecil menelepon. Dia masih sakit hati saat dia mengangkat teleponnya, tapi dia mulai luluh saat Liang Kecil meminta maaf dan berkata kalau dia ingin melakukan banyak hal bersama Yan Yan.

Dia bahkan langsung mengajak Liang pergi bersamanya melakukan perjalanan bisnis. Tapi Liang tidak bisa sekarang. Yan Yan sakit hati lagi dan langsung menutup teleponnya. Temannya Yan Yan sampai prihatin melihat Yan Yan dipermainkan lagi.


Saat waktunya tinggal 3 jam, Liang Kecil sudah menyerahkan beberapa hasil lukisannya pada Mao. Mao heran melihat penampilan dan tanya apa Liang ada waktu sebentar. Tidak bisa, Liang mau pergi. Kemana?

Mereka pun berakhir di wahana rumah hantu. Mao cemas, apa Liang tidak takut di sini. Siapa bilang, Mao ternyata tidak begitu mengenalnya. Dia langsung mendorong Mao masuk yang sontak kabur ketakutan saat ada hantu nempel padanya.

Liang sendiri dengan antusias masuk ke ruang operasi yang dipenuhi hantu-hantu dan sengaja menempatkan dirinya ditengah-tengah mereka. Begitu Liang dewasa menguasai dirinya lagi, dia sontak jejeritan melihat dirinya dikerubungi para hantu seram.

Tapi alih-alih kabur, dia malah menyerang para hantu itu dengan berbagai benda yang ada di sana. Jadilah para hantu itu yang ketakutan padanya.


Keesokan harinya, Liang dewasa mengirim pesan untuk Liang Kecil dan bilang kalau dia akan pergi bersama Yan Yan. Liang pun bergaul kembali dengan Yan Yan demi Liang Kecil. Kali ini dia lomba makan pedas bersama teman-temannya Yan Yan dan menang.


Tapi beberapa saat kemudian saat Liang Kecil menguasai dirinya, dia malah mencret. Yan Yan tidak tahu kemana perginya Liang dan jadi mengira kalau Liang meninggalkannya lagi. Patah hati, akhirnya dia pergi tanpa menyadari kalau dia sudah meninggalkan Liang yang tak bisa beranjak dari toilet.


Selama beberapa waktu berikutnya, Liang dewasa dan Liang Kecil bergantian menguasai tubuh mereka sambil saling berkirim pesan, berdebat dan mengejak satu sama lain. Tak butuh waktu lama, Liang pun akhirnya menandatangani kontrak kerja sama dengan Tuan Gao. Liang benar-benar bahagia, tapi Mao hanya tersenyum canggung.


Dia lalu merayakannya bersama Xiao Ning di sebuah restoran. Tapi kemudian, mereka melihat Mao masuk ke ruang private sebelah bersama Asistennya. Diam-diam mereka menguping tapi malah mendengar Mao yang masih meragukan kemampuan Liang.

Si Asisten tanya apakah Mao akan balikan dengan Liang. Mao menyiratkan bahwa hubungannya Liang mungkin akan berakhir. Liang patah hati mendengarnya.


Dia lalu memutar kembali rekaman saat Mao menembaknya 10 tahun yang lalu dengan berlinang air mata. Dia terus memutar ulang sambil memakan semua snack di hadapannya... hingga dia tak sengaja memakan coklat ajaibnya.


Saat dia sadar, segalanya sudah terlambat dan Liang Kecil pun kembali menguasai tubuhnya. Rekaman itu terus berjalan, ternyata Mao pernah berjanji kalau dia akan lari-lari bug*l jika dia tidak menepati janjinya.

Liang Kecil heran melihat makanan bertebaran di sekelilingnya dan langsung menelepon Xiao Ning, ada apa dengan Liang dewasa?


Saat Mao pulang ke apartemennya sendiri, dia mendapat amplop dari Liang Kecil yang berisi rekaman video itu. Liang juga mengirim pesan dan mendampratnya karena Mao tidak menepati janjinya. Tapi tidak masalah, Liang bertekad akan mendapatkan kembali segala hal yang hilang darinya.


Keesokan harinya, Liang dewasa terbangun di ruang kerjanya dan mendapati temboknya sudah ada lukisan dua wanita sama tapi dari dua dunia yang berbeda dan saling meraih satu sama lain. Liang Kecil juga meninggalkan pesan yang mengkritikinya untuk kembali melukis.

Liang pun mulai melukis kembali dan Liang Kecil yang menilai lukisannya. Mereka terus bolak-balik seperti itu, Liang dewasa melukis sementara Liang Kecil memberi kritik dan saran.


Pernah suatu hari, Liang ketemu Mao di lift kantor. Sepertinya dia mau mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba saja Asistennya Mao masuk dan akhirnya dia mengurungkan niatannya. Produk kosmetik yang ada lukisan Mao, akhirnya mulai dipasarkan dan langsung laris manis.


Tapi suatu hari, ada berita menyiarkan sebuah meteor yang jatuh menimpa pabrik Coklat Ajaib Muda dan Bahagia Selamanya dan menghancurkan seluruh isi pabrik. Pfft! Absurd banget.

Xiao Ning cemas, apa yang akan Liang lakukan sekarang, coklatnya kan cuma tinggal 10 biji. Setelah memikirkannya, Liang akhirnya membuat keputusan untuk menyenangkan Liang Kecil, dialah yang sudah berjasa membuat Liang jadi seperti sekarang ini.


Dia memakan coklatnya sebelum kemudian keluar dari mobil dan heboh menyapa media dan para fans-nya, pakaiannya anggun dan elegan tapi dia sengaja pakai sepatu kets yang lebih disukai Liang Kecil.

Hari ini adalah pameran lukisannya yang pertama dan acaranya benar-benar sukses besar, para pengunjung datang silih berganti. Mao pun ada di sana dan tampak kagum dengan semua hasil karya Liang.

Sebelum menyampaikan pidatonya, dia merekam pesan untuk Liang dewasa. Dia tahu kalau Liang dewasa tidak terlalu puas dengannya, tapi dia juga sama. Mereka berdua memang tidak sempurna, karena itulah mereka saling membutuhkan.


"Bagaimanapun, aku berusia 28 tahun dan terima kasih karena telah membuatku bisa menikmati saat ini dan bersinar. Aku umur 28 tahun. Tapi lucunya, aku masih merasa masih 17 tahun."

Tapi tiba-tiba dia terdiam dan membuat para penontonnya kebingungan. Tak ada yang tahu kalau Liang dewasa sudah kembali menguasai dirinya saat itu. Untunglah Xiao Ning buru-buru mengakhiri pidatonya Liang dengan bertepuk tangan.


Tuan Gao menyiapkan kejutan untuk mereka. Meminta Liang untuk melukis langsung dihadapan mereka, para anak buahnya bahkan langsung masuk membawakan berbagai peralatan lukis yang Liang butuhkan.

Liang sontak cemas, masih meragukan kemampuannya sendiri. Dia langsung permisi ke toilet. Galau antara harus memakan coklatnya atau tidak. Tapi akhirnya dia merekam sebuah pesan dan menyatakan kalau dia akan melukis sendiri kali ini.


Saat kemudian dia kembali, dia menitipkan coklatnya pada Xiao Ning dan dengan percaya diri melukis kanvas kosong di hadapannya. Mao tampak begitu bangga melihatnya, apalagi saat melihat hasil lukisan Liang yang benar-benar bagus.


Dalam perjalanan pulang, Liang baru menyadari kalau supirnya ternyata Mao. Dia mengakui bahwa selama 10 tahun terakhir ini, dia tak pernah menghargai segala kebaikan yang ada dalam diri Liang.

"Aku kurang perhatian hingga membuat kita jadi seperti ini. Meski begitu, aku selalu menginginkanmu untuk selalu bahagia."

"Kau tidak perlu minta maaf. Sebenarnya ini bukan kesalahanmu. Aku hanya tidak mau diam dan menunggumu untuk berpaling kembali."

Bersambung ke part 4

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam