Yi Chen menemui Wen Ming di restoran dekat kantor majalah untuk membicarakan kasusnya Wen Ming. Di restoran yang sama, Mo Sheng akhirnya mau juga ikut kencan buta ganda bersama Xiao Hong, dia bahkan mau memakai kacamata besar untuk membuat penampilannya jadi jelek. Mereka datang terlalu cepat jadi teman kencan mereka yang merupakan dokter ahli bedah masih belum datang.
Mumpung teman kencan mereka belum datang, Xiao Hong pamit ke kamar kecil sebentar untuk mengoleskan lipstik. Pada saat yang bersamaan, Wen Ming juga pamit ke kamar kecil sebentar. Mereka berdua berpapasan di tengah jalan dan langsung saling sindir menyindir dengan tajam.
Wen Ming menyindir Xiao Hong karena kencan buta lagi sementara Xiao Hong menyindir Wen Ming kencan dengan pria lain padahal dia sudah punya suami atau jangan-jangan suaminya Wen Ming tidak mau dengannya lagi? Wen Ming dengan sengit membenarkan perselingkuhan suaminya tapi dia merasa masih jauh lebih baik daripada Xiao Hong yang tidak pernah diinginkan oleh pria manapun dan sebanyak apapun dia kencan buta.
Mo Sheng menghampiri mereka untuk melerai mereka. Tapi Wen Ming malah memanfaatkan kedatangan Mo Sheng untuk semakin menjelek-jelekkan Xiao Hong. Menurutnya, Xiao Hong pasti akan kalah dari Mo Sheng karena Mo Sheng jauh lebih cantik.
Yi Chen yang awalnya tidak tertarik dengan perdebatan Wen Ming dan Xiao Hong, langsung tersenyum senang begitu mendengar suara Mo Sheng. Tapi saat mendengar Wen Ming berkata kalau Mo Sheng juga kencan buta, dia langsung menatap Mo Sheng dengan marah.
Setelah Yi Chen dan Wen Ming pergi, Xiao Hong dengan sedih memberitahu Mo Sheng bahwa Wen Ming mencuri pacar pertamanya. Dia sama sekali tidak marah dengan hal itu, yang membuatnya sangat marah pada Wen Ming adalah karena Wen Ming memperlakukan pacarnya itu dengan buruk. Setelah pacarnya mengalami kecelakaan dan kehilangan kakinya, Wen Ming malah langsung meninggalkannya. Setelah itu Wen Ming menikah dengan pria kaya tapi sekarang dia mau bercerai. Dan sekarang mantan pacarnya malah meminta Wen Ming untuk kembali padanya. Xiao Hong menyadari dia memang tidak cantik tapi setidaknya dia baik dan setia, karena itulah dia sama sekali tidak mengerti kenapa wanita semacam Wen Ming bisa mendapatkan cinta sebanyak itu?
Akan tetapi kesedihan Xiao Hong berlalu dengan sangat cepat saat kedua teman kencan buta mereka akhirnya datang. Saat itu juga, Xiao Hong langsung menghapus air matanya dan tersenyum lebar pada mereka.
Selama beberapa saat, mereka berempat saling terdiam dengan canggung sebelum akhirnya salah satu pria mulai mengajak Mo Sheng bicara tapi Mo Sheng sama sekali tidak mendengarkannya karena ia tengah melamunkan masa lalunya saat dulu dia mengajak Xiao Xiao dan teman sekamarnya yang lain ke sebuah pohon dimana dia pertama kali bertemu Yi Chen.
Sementara itu, Yi Chen merenung didalam mobilnya, mengenang masa lalu saat Xiang Heng dan teman sekamarnya yang lain menggodanya tentang Mo Sheng yang sangat gigih mengejarnya kemana-mana.
Dulu, Xiang Heng memberitahunya bahwa Mo Sheng pernah bertanya apakah dia mengganggu Yi Chen. Xiang Heng merasa Mo Sheng mungkin sudah lelah mengejar Yi Chen jadi dia menyarankan agar Yi Chen segera mengakhirinya saja atau jika tidak maka sebaiknya Yi Chen jangan bersikap seperti ini lagi pada Mo Sheng.
Mengingat kenangan itu, Yi Chen langsung menelepon Xiang Heng dan mengajaknya minum-minum bersama.
Di bar, Yi Chen sudah minum beberapa gelas alkohol duluan saat Xiang Heng akhirnya tiba dan langsung mengeluh karena Yi Chen memanggilnya padahal dia baru saja turun dari pesawat dan hendak tidur.
Xiang Heng sudah dengar gosip tentang Yi Chen yang katanya sudah punya pacar. Dia menduga wanita itu pasti Mo Sheng dan karenanya dia mengajak Yi Chen bersulang sembari mengucapkan selamat atas bersatunya mereka lagi. Tapi Yi Chen malah terus menerus minum tanpa sekalipun menanggapinya lalu setelah itu dia langsung pergi meninggalkan Xiang Heng yang protes karena Yi Chen pergi meninggalkannya padahal dia baru saja datang.
Mo Sheng diantarkan pulang oleh teman kencannya. Saat hendak masuk, Mo Sheng tiba-tiba dikejutkan oleh Yi Chen yang tiba-tiba muncul dari kegelapan lalu mendorongnya dan menciumnya dengan paksa.
Mo Sheng berusaha keras melepaskan diri dan baru saat itulah Yi Chen akhirnya berhenti, terengah-engah sembari membenamkan wajahnya di leher Mo Sheng.
"Aku kalah. Setelah bertahun-tahun aku masih kalah darimu. Kalah total"
"Apa yang kau bicarakan Yi Chen? Apa kau mabuk?"
"Aku tidak mabuk. Aku gila" Yi Chen lalu pergi dengan langkah goyah dan baju acak-acakan
Keesokan harinya, Mo Sheng menemani Xiao Hong belanja baju. Xiao Hong dengan antusias memberitahu Mo Sheng bahwa hari ini dokter teman kencannya kemarin meneleponnya dan mengajaknya nonton.
Xiao Hong mencoba berbagai macam baju lalu meminta pendapat Mo Sheng tapi Mo Sheng yang tengah termenung sedih sama sekali tidak menanggapinya.
Xiao Hong jadi cemas pada Mo Sheng, apa yang terjadi sampai Mo Sheng jadi seperti ini? Mo Sheng tidak menjawabnya dan langsung mengalihkan topik dan menasehati Xiao Hong bagaimana bersikap yang baik dan benar untuk kencannya nanti.
Xiao Hong bertanya apakah pria yang bertemu dengan editor Wen kemarin adalah pria yang sama dengan yang pernah menemui Mo Sheng di kantor dulu? Mo Sheng membenarkannya, Xiao Hong sekarang mengerti kenapa Mo Sheng tidak terlalu tertarik dengan dokter yang kemarin. Pria pengacara itu memang sangat tampan.
Dalam perjalanan kembali ke kantor, Xiao Hong mendapat telepon yang mengabarkan berita buruk bahwa keluarga Wen Ming datang untuk membuat kekacauan di kantor.
Begitu kembali ke kantor, Xiao Hong dan Mo Sheng melihat kantor kacau balau dan para pegawai yang lain sedang sibuk menata ulang barang-barang yang berantakan disana-sini.
Gara-gara masalah ini, Wen Ming dipanggil oleh kepala editor yang cemas apa yang sebenarnya terjadi pada Wen Ming sampai dia berurusan dengan kelompok preman. Wen Ming tidak nyaman untuk memberitahukan yang sebenarnya jadi kepala editor pun tidak memaksanya tapi dia memperingatkan Wen Ming bahwa dia dan pegawai yang lain tidak mau masalah seperti ini terulang lagi. Wen Ming mengerti dan berjanji akan menyelesaikan masalah ini sendiri.
Lao Yuan dan Xiang Heng sedang membahas kasusnya Xiao Xiao yang sekarang diserahkan ke pengacara lain. Hanya Yi Chen satu-satunya yang tidak bicara, dia baru sadar saat Xiang Heng memanggil namanya. Bahkan saat mereka mencoba membicarakan kasus lain, Yi Chen malah melamun dan tidak bisa konsen.
Lama-lama Xiang Heng jadi curiga Yi Chen jadi seperti ini pasti karena Mo Sheng, tapi saat dia berusaha menginterogasi Yi Chen, Yi Chen malah menanggapinya dengan menyuruhnya untuk tidak membicarakan masalah pribadi di kantor.
Saat hendak pergi makan siang, Yi Chen dan Xiang Heng tak sengaja mendengar pembicaraan resepsionis dan Mei Ting tentang mantan pacar resepsionis yang kemarin kencan buta padahal mereka belum lama berpisah. Mei Ting menyarankan jika resepsionis masih menyukainya maka dia harus mendapatkan pria itu kembali. Resepsionis malu kalau dia harus bergerak duluan tapi Mei Ting menyemangatinya untuk tidak malu jika dia memang masih menyukai pria itu, jika dia terus-menerus memikirkan harga dirinya maka dia pasti akan menyesal nantinya. Xiang Heng memperhatikan, Yi Chen tampak sangat terpengaruh oleh pembincangan kedua wanita itu.
Melihat Yi Chen seperti itu, Xiang Heng pun langsung ikut nimbrung dan berkata kalau Mei Ting benar, kalau resepsionis masih menyukai mantannya maka dia harus bergerak duluan karena orang itu mungkin tidak akan menunggu selamanya.
Gara-gara mendengar pembicaraan kedua wanita itu, saat waktunya pulang, Yi Chen dengan penuh semangat mengemasi barang-barangnya dan memutuskan untuk pulang cepat dan tidak kerja lembur seperti biasanya. Lao Yuan cukup kaget melihatnya, Yi Chen beralasan kalau dia ada urusan penting. Lao Yuan tambah heran urusan penting macam apa yang membuat Yi Chen memutuskan untuk pulang cepat, selama bertahun-tahun mengenal Yi Chen biasanya Yi Chen selalu mementingkan pekerjaan lebih daripada yang lainnya. Yi Chen tidak memberinya jawaban jelas lalu cepat-cepat pergi.
Mo Sheng hendak makan malam tapi ternyata kulkasnya kosong. Dia kemudian memutuskan untuk mencari makan di luar. Tapi didepan gedung apartemennya dia melihat Yi Chen tengah menunggunya. Yi Chen meminta Mo Sheng untuk jalan-jalan bersamanya.
Mo Sheng menyetujuinya, mereka lalu jalan ke halte bis sambil saling terdiam canggung. Sesampainya di halte, Yi Chen bertanya apakah Mo Sheng punya uang kecil? Mo Sheng menjawabnya dengan memberikan beberapa uang koin.
Tak lama kemudian, bis akhirnya tiba. Bis itu penuh sesak jadi mereka berdiri. Di tengah jalan, bis tiba-tiba oleng, Mo Sheng hampir jatuh tapi Yi Chen berhasil menangkapnya dengan sigap.
Mereka turun di jalan utara tua, sebuah jalan yang pernah mereka lewati bersama saat mereka kencan semasa kuliah dulu. Di jalan itu dulu ada sebuah pasar malam tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Mo Sheng bertanya kemana perginya para penjual makanan di tempat itu dulu? Yi Chen bilang sudah tidak ada lagi, dia lalu bertanya apakah Mo Sheng tidak pernah sekalipun mengunjungi tempat ini sejak dia kembali dari Amerika? Mo Sheng dengan agak tergagap menjelaskan kalau dia sangat sibuk. Yi Chen dengan cukup kecewa berkata kalau dia mengerti.
Yi Chen lalu mengajaknya ke stan makanan yang dulu sering mereka kunjungi. Mo Sheng tidak mengenali tempat itu lagi, Yi Chen pun menjelaskan kalau pemilik stan makanan itu sekarang sudah ganti.
Setelah membeli 2 porsi snack, mereka pergi ke lapangan kampus. Mo Sheng berkata bahwa tempat ini menyimpan kenangan paling menyakitkan baginya.
Flashback,
Mo Sheng sangat capek setelah berlari beberapa putaran tapi Yi Chen malah bilang kalau kecepatan larinya Mo Sheng hari ini jauh lebih lambat dari kemarin (err... ini yang kenangan paling menyakitkan itu? kecapekan lari? XD).
Mo Sheng punya ide bagus, bagaimana kalau Yi Chen berlari didepannya dengan begitu dia pasti akan bisa berlari sangat cepat mengejar Yi Chen. Yi Chen langsung tertawa dan bertanya apakah Mo Sheng tidak punya malu?
"Zhao Mo Sheng, larimu sangat lambat tapi kenapa aku malah membiarkanmu menangkapku?" tanya Yi Chen terheran-heran
Kembali ke masa kini,
Mereka melihat profesor lamanya Yi Chen (profesor Zhou) yang sedang berolahraga. Yi Chen pun langsung pergi menghampiri dan menyapa prof Zhou. Yi Chen bilang dia datang bersama teman. Saat prof Zhou melihat Mo Sheng, dia ternyata masih ingat kalau Mo Sheng adalah gadis yang dulu duduk disamping Yi Chen. Mo Sheng menduga mungkin prof Zhou masih mengingatnya karena dia telah meninggalkan kesan yang cukup mendalam bagi prof Zhou.
Flashback,
Suatu hari, Mo Sheng ikut Yi Chen ke kelasnya prof Zhou. Setelah memberikan contoh sebuah kasus, Prof Zhou lalu mengajukan sebuah pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan terhadap empat orang yang terlibat kasus tersebut. Tanpa tahu kalau Mo Sheng bukan mahasiswa hukum, prof Zhou menunjuk Mo Sheng dan menyuruhnya menjawab. Mo Sheng tidak tahu harus jawab apa, dia berusaha minta bantuan Yi Chen tapi Yi Chen berbisik memberitahu kalau dia juga tidak tahu jawabannya karena tidak mendengarkan tadi.
Tidak punya pilihan lain, Mo Sheng pun asal menjawab "Masukkan saja semuanya ke penjara"
Jawabannya langsung jadi bahan tawa seluruh kelas. Salah seorang mahasiswa memberitahu prof Zhou bahwa Mo Sheng bukan mahasiswa hukum, dia ikut kelas ini hanya untuk mengikuti pacarnya saja. Prof Zhou bertanya siapa pacarnya gadis ini dan menyuruh si pacar untuk berdiri. Yi Chen akhirnya berdiri dan mengaku dialah pacar Mo Sheng.
Bukannya marah, Prof Zhou malah menasehati Yi Chen bahwa belajar dengan baik seorang diri itu tidak baik. Dia juga harus mengajari yang lain (Mo Sheng) karena sepertinya pacar sang mahasiswa paling populer sekampus ini tidak punya pengetahuan tentang hukum sama sekali.
Kembali ke masa kini,
Yi Chen tersenyum mengingat kenangan itu. Mo Sheng memang telah meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi prof Zhou. Mo Sheng pun senang melihat senyum Yi Chen. Dia merasa Yi Chen tidak lagi memperlakukannya bagai orang asing. Yi Chen mengaku waktu itu dia tidak membantu Mo Sheng menjawab karena dia benar-benar tidak mendengarkan. Waktu itu mereka sedang bertengkar gara-gara Yi Chen tidak mau memberitahu nomor telepon rumahnya, makanya Yi Chen tidak bisa konsen mengikuti kuliahnya prof Zhou.
Beberapa saat kemudian, Yi Chen mengantarkan Mo Sheng pulang. Yi Chen meminta maaf atas apa yang dia lakukan pada Mo Sheng kemarin. Mo Sheng bilang tidak apa-apa, dia mengerti kemarin Yi Chen mabuk.
"Begitukah?" Yi Chen lalu mendekat dan mengecup Mo Sheng "Mo Sheng, aku sangat sadar. Aku selalu sadar"
Gara-gara janjinya pada Xiao Xiao, Yuan Feng menyerahkan pekerjaannya pada Mo Sheng. Xiao Xiao mengajaknya pergi ke sebuah desa (Hmm... aku yakin desa itu kampung halamannya Shan Shan). Mereka lalu berkeliling desa.
Xiao Xiao sedang bicara dengan salah seorang nenek penjual buah, pemandangan itu langsung menarik perhatian Yuan Feng. Dengan antusias, Yuan Feng langsung mengangkat kameranya memotret Xiao Xiao secara diam-diam. Hmm... apakah Yuan Feng mulai tertarik pada Xiao Xiao? aku setuju-setuju aja sih, dia lebih cocok sama Xiao Xiao daripada sama Yi Mei :P
Mereka kemudian duduk di pinggir sungai dimana Xiao Xiao mengaku kalau desa ini sebenarnya adalah kampung halamannya. Yuan Feng kaget dan akhirnya mengerti kenapa Xiao Xiao membawanya kemari. Xiao Xiao pasti ingin dia memotret desa ini untuk mempromosikan dan meningkatkan popularitas desa ini.
"Tapi tempat ini masih belum berubah walaupun sudah bertahun-tahun. Lihatlah, tempat ini masih sama seperti dulu" ujar Xiao Xiao
"Kangen rumah? Aku tidak pernah menyangka kalau Xiao Xiao yang biasanya sangat berkelas tinggi ternyata bisa punya sisi seperti ini" goda Yuan Feng
Xiao Xiao menyangkal dan berkata kalau dia lebih cocok tinggal di kota daripada desa miskin ini. Yuan Feng tidak percaya, dia yakin Xiao Xiao tidak mengatakan yang sejujurnya. Buktinya walaupun Xiao Xiao pura-pura tidak peduli tapi dia tetap mengajaknya ke jauh-jauh kemari ini membantu promosi desa ini.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam