Pada suatu pagi di kota Seoul, semua warganya sibuk berlalu lalang untuk memulai aktivitas mereka. Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang bernarasi.
"Pagi ini adalah pagi yang sibuk di kota Seoul. Banyak orang yang memulai hari baru mereka dengan suara langkah kaki mereka yang terburu-buru. Langkah kakiku menggemakan kebahagiaan dan harapan. Beberapa waktu yang lalu, aku menyadari bahwa hal itu dikarenakan seseorang yang kusukai. Sepatuku yang berisi kebahagiaan dan harapan mulai membawaku kepadanya"
Sepasang kaki cantik yang memakai sepatu high heel terlihat melangkah keluar dari dalam rumahnya, dia adalah Shin Ji Hoo yang melangkahkan kakinya dengan ceria sampai akhirnya dia tiba di sebuah toko sepatu, dia bernarasi bahwa dia bertemu dengan pria itu setahun yang lalu di sebuah toko sepatu.
Flashback,
Ji Hoo dan temannya yang bernama Lee Soo Young masuk ke sebuah toko sepatu yang sama, mereka tertarik untuk masuk ke toko itu karena ada diskon 50% di toko itu.
Salah seorang pegawai di toko itu, Oh Tae Soo, membantu Ji Hoo untuk melepas sepatu lamanya dan memakaikan sepatu baru yang hendak dibeli Ji Hoo. Selama Tae Soo melepas dan memakaikan sepatunya, Ji Hoo terus menerus memandang Tae Soo.
Saat hendak menbantu memakaikan sepatunya yang satu lagi, Tae Soo melihat ada luka di bagian belakang kaki Ji Hoo. Tae Soo lalu memandang Ji Hoo yang langsung menunduk malu-malu. Mereka terdiam seperti itu selama beberapa saat.
Setelah selesai, Tae Soo menyerahkan tas belanjanya pada Ji Hoo yang menerimanya dengan senyum malu-malu. Saat temannya mengajaknya pergi, Tae Soo cepat-cepat menghentikannya.
"Kau mungkin membutuhkan ini. Bukankah kau bilang ini adalah pertama kalinya kau memakai high heels?" Tae Soo menyerahkan sekotak plester pada Ji Hoo yang menerimanya dengan senyum malu-malu.
Beberapa hari kemudian Ji Hoo kembali toko sepatu itu tapi Tae Soo sudah tidak ada disana.
Saat Ji Hoo sedang pelatihan sebagai pegawai baru, dia terkejut saat dia melihat bahwa pria yang ia temui di toko sepatu ternyata adalah salah satu dari sunbaenya.
"Dalam takdir, aku bertemu dengannya lagi di tempat kerja. Dia bukan pegawai toko sepatu tapi seorang peneliti pasar. Dan kami akan bekerja bersama dengan dia sebagai atasanku" kata hati Ji Hoo dengan senyum bahagia
Kembali ke masa kini,
Ji Hoo sekarang sudah bekerja di perusahaan yang sama dengan Tae Soo selama 3 bulan, Ji Hoo berharap dia dan sepatu high heels 3 cm-nya bisa selalu tampil lebih baik dan lebih cantik di depan Tae Soo.
Setelah Ji Hoo selesai membenarkan sepatunya di peron kereta, dia berjalan mengikuti Tae Soo dibelakangnya, sementara Tae Soo sama sekali tidak sadar bahwa ada seorang wanita yang mengikutinya saking seriusnya bermain tablet.
Ji Hoo membayangkan orang-orang disekeliling mereka tiba-tiba menghilang dan dunia menjadi milik mereka berdua. Ji Hoo berkata dalam hatinya bahwa hari ini sepatunya masih membawanya kepada orang yang disukainya.
"Kuharap dia akan menerima hatiku"
Di kantor, Ji Hoo dan Tae Soo sedang mengikuti rapat dimana pemimpin tim mereka memberitahu bahwa mulai sekarang mereka tidak akan mengadakan rapat lagi dan hanya akan meluncurkan produk-produk baru mereka.
Pemimpin tim mereka juga memberitahu anak buahnya bahwa malam ini akan ada acara makan malam bersama tapi karena dia sendiri ada janji penting, maka pemimpin tim meminta bantuan manager Im untuk mengurus pegawai.
Pemimpin tim juga memberitahu bahwa proposal Tae Soo mendapat pujian dari para atasan dalam keberhasilannya menangani acara penjualan VIP.
Pemimpin tim menyarankan agar di acara penjualan VIP selanjutnya Tae Soo tidak sendirian, dia lalu menyarankan Ji Hoo saja yang menemani Tae Soo.
Namun saat itu Ji Hoo tidak konsentrasi mendengarkan perintah bos karena dia cemburu melihat kedekatan Tae Soo dengan manager Im yang duduk bersebelahan.
Melihat Ji Joo tidak mendengarkannya, pemimpin tim langsung menegur Ji Hoo sampai dia akhirnya sadar. Ji Hoo menerima perintah pemimpin tim dengan senang hati lalu melirik Tae Soo dengan malu-malu, tapi Tae Soo malah cuek dan asyik sendiri dengan tabletnya.
Salah satu pria rekan kerja Ji Hoo yang duduk di samping Ji Hoo memperhatikan sikap Ji Hoo yang malu-malu pada Tae Soo.
Pria itu lalu mengajak Tae Soo minum kopi di atap. Dia bertanya apakah Tae Soo tidak tahu tentang Ji Hoo yang diam-diam menyukainya ataukah cuma pura-pura tak tahu saja. Tae Soo mengaku bahwa dia benar-benar tidak tahu, memangnya kenapa.
"Dia menyukaimu dan dia lumayan manis. Kau harus memperlakukannya dengan baik" saran pria itu
Tae Soo mengatakan bahwa dia tidak tertarik dengan rekan kerja di kantor, lagipula Ji Hoo itu kan masih baru. Pria itu mengeluhkan sikap Tae Soo yang mengabaikan seorang wanita yang menyukainya, tapi Tae Soo merasa tidak ada pentingnya mengakrabkan diri dengan Ji Hoo karena dia tidak berniat untuk mengencani Ji Hoo.
"Hei, hei. Kita ini sudah 28 tahun. Kita ini seharusnya memikirkan masalah pernikahan. Tapi, bagaimana bisa kau menikah sendirian? kau harus menemukan seorang wanita untuk kau nikahi"
"Pacaran... cinta... Jika memang sudah saatnya untuk menikah bukankah wanita yang tepat pasti akan muncul? Tapi ini bukan saat yang tepat" Tae Soo memandang ke kejauhan
Sementara itu, Ji Hoo dan Soo Young berjalan bersama kembali menuju kantor, Ji Hoo berjalan dengan senyum bahagia. Soo Young bertanya apakah Ji Hoo sebahagia itu bisa bekerja bersama dengan Tae Soo dan Ji Hoo langsung mengiyakannya.
"Apa yang kau suka dari pria itu?"
"Dia punya kemampuan, tampan. Dan juga dia tidak sembarangan tersenyum pada wanita yang membuatnya jadi terlihat lebih tampan. Dia sangat tegas dan sangat efisien. Apakah kami akan ditakdirkan bersama?"
Soo Young merasa Tae Soo memang cukup keren dan jauh lebih baik dari mantannya Ji Hoo. Ji Hoo langsung protes karena Soo Young membicarakan masa lalunya.
"Maaf, maaf, kutarik kembali (kata-katanya)"
Sesampainya mereka di lobi kantor, Soo Young bertanya apa yang akan Ji Hoo lakukan saat keluar bersama Tae Soo nanti, apa dia akan menyatakan cintanya. Ji Hoo sebenarnya ingin menyatakan cintanya pada Tae Soo, tapi dia takut terluka.
Soo Young jadi prihatin "Jika kau memang takut terluka maka sebaiknya kau tidak berkencan lagi"
Tapi jika Ji Hoo masih ingin pacaran lagi karena Tae Soo, maka Ji Hoo hanya perlu menerimanya saja lagipula rasa sakit itu bukan masalah besar.
"Orang bilang cinta itu penuh dengan luka" Soo Young memberi Ji Hoo semangat untuk menyatakan cintanya
Ji Hoo bernarasi "Aku berharap adanya keajaiban, agar orang yang kusukai juga menyukaiku"
Setelah berpisah dengan Soo Young, Ji Hoo masuk ke dalam kantor dan tidak menyadari bahwa Tae Soo sedang duduk di belakang sebuah pilar dan mendengarkan semua percakapan mereka.
Beberapa saat kemudian Ji Hoo berdandan di depan gedung kantor untuk mempersiapkan penampilannya bertemu Tae Soo. Mereka berdua akan keluar untuk melakukan penelitian pasar.
Saat Ji Hoo hendak melangkahkan kakinya yang bersepatu high heels menuju ke mobil Tae Soo yang sudah menunggunya, tiba-tiba sepasang kaki lain yang sama-sama bersepatu high heels berjalan mendahuluinya menuju mobil Tae Soo, wanita bersepatu high heels itu ternyata manager Im.
Ji Hoo memperhatikan penampilan manager Min yang sangat aduhai sampai-sampai Ji Hoo hanya bisa melongo. Dan hal itu membuat Ji Hoo jadi merasa minder.
Ji Hoo akhirnya duduk di jok belakang dengan muka cemberut. Manager Im melihat ada sebuah foto anak perempuan kecil di dashboard mobil, manager Im ternyata tahu tentang anak itu bahkan tahu bahwa anak itu bernama So Hee dan sekarang dia terkejut melihat anak itu sudah tumbuh besar.
"Iya dia tumbuh dengan baik dan sehat. Dia sangat cantik" Tae Soo membanggakan gadis kecil itu
Ji Hoo yang tidak tahu apa-apa, langsung melihat foto itu lebih dekat. Manager Im memberitahu Ji Hoo bahwa gadis kecil di foto itu adalah keponakan kesayangan Tae Soo.
Manager Im lalu meletakkan tangannya di pundak Tae Soo dengan sangat akrab sambil menyuruh Tae Soo untuk cepat-cepat menikah dan punya anak gadis sendiri. Ji Hoo hanya bisa melihat kedekatan kedua orang itu dalam diam dan cemberut.
Manager Im tiba-tiba mengumumkan pada Ji Hoo bahwa dia dan Tae Soo sebenarnya pacaran. Ji Hoo langsung terkejut dan Tae Soo hanya tersenyum.
"Be-benarkah?" tanya Ji Hoo dengan suara lemah
"Kapan kita mulai pacaran? Kenapa aku tidak tahu?" Tae Soo menyangkal perkataan manager Im
Manager Im langsung protes dan mengatai Tae Soo membosankan karena menyangkal candaannya dengan cepat.
Tae Soo lalu menurunkan manager Im di tempat tujuannya. Setelah manager Im pergi, Ji Hoo langsung bergerak untuk melepaskan sabuk pengamannya (untuk pindah di jok depan).
Tapi sayangnya Tae Soo cepat-cepat mengemudikan mobilnya lagi sehingga Ji Hoo hanya bisa duduk di jok belakang lagi dengan wajah cemberut.
Tae Soo memperhatikan Ji Hoo dari kaca spion depan dan teringat pada perkataan rekan kantor mereka yang memberitahunya bahwa Ji Hoo menyukai Tae Soo dan pada perkataan Ji Hoo pada Soo Young bahwa dia takut terluka.
"Asisten manager Oh (Tae Soo), saya ingin bertanya sebuah pertanyaan pribadi pada anda" Ji Hoo tiba-tiba memberanikan diri bicara.
Namun Tae Soo sepertinya tahu apa yang ingin dibicarakannya lalu cepat-cepat membelokkan mobilnya tanpa peringatan untuk mencegah Ji Hoo bicara dan akibat ulahnya itu, Ji Hoo langsung terbentur kaca mobil.
"Maaf, apa kau baik-baik saja?" Tae Soo meminta maaf
"Iya, saya baik-baik saja"
Ji Hoo langsung cemberut lagi karena kesempatan emasnya untuk menyatakan cinta telah hilang.
Sesampainya mereka di toko klien mereka, Tae Soo langsung berbincang dengan klien mereka sementara Ji Hoo hanya mengikuti mereka dari belakang sambil senyam senyum sendiri memandangi Tae Soo.
Saking terlenanya, Ji Hoo sampai-sampai lupa untuk memotret barang-barang di toko itu sampai harus diingatkan oleh Tae Soo untuk memotret.
Ji Hoo langsung sadar lalu memotret barang-barang toko. Dan mumpung ada kesempatan, Ji Hoo langsung memanfaatkannya untuk memotret Tae Soo juga.
Setelah keluar dari toko, Ji Hoo menikmati sinar matahari sambil mondar mandir menunggu Tae Soo yang sedang berbicara dengan klien mereka.
Saat sedang berjalan tiba-tiba Ji Hoo merasa ada yang aneh dengan kakinya, ternyata heel sepatunya terjepit di sela-sela lantai beton.
Ji Hoo langsung panik, dia cepat-cepat melepaskan kakinya dari sepatu yang terjepit itu lalu berusaha keras untuk mencabut sepatunya sebelum Tae Soo dan klien mereka melihatnya.
Saat Ji Hoo melihat Tae Soo sudah selesai bicara dengan klien mereka dan sedang menuju ke arahnya, dia jadi semakin panik dan berusaha semakin keras untuk menarik sepatunya.
Tae Soo yang menghampirinya, bingung sendiri melihat Ji Hoo sedang berlutut di lantai sambil menarik-narik sepatunya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Tae Soo
"Ah, bukan apa-apa" ujar Ji Hoo lalu kembali menarik-narik sepatunya.
Tae Soo melihat jam tangannya lalu memutuskan untuk membantu Ji Hoo. Dia lalu menyuruh Ji Hoo minggir, biar dia saja yang mencoba (menarik sepatunya). Saat Tae Soo memegang lengan Ji Hoo, Tiba-tiba saja Ji Hoo berhasil mencabut sepatunya.
Sayangnya Ji Hoo mencabut sepatu itu terlalu keras, sampai-sampai saat sepatu itu berhasil tercabut, wajah Tae Soo langsung terpukul oleh heel sepatunya dan sepatunya sendiri langsung terpental melayang ke belakang. Dan gara-gara itu, Ji Hoo dan Tae Soo pun ikut terjengkang kebelakang.
Ji Hoo terjatuh berbaring menatap langit dan bukannya langsung berdiri, Ji Hoo malah menutup mata menikmati tiduran di lantai beton.
Tae Soo yang melihat Ji Hoo masih berbaring langsung bangkit menghampiri Ji Hoo dengan khawatir.
"Ji Hoo-ssi apa kau baik-baik saja?" Tae Soo cemas
Saat mendengar suara Tae Soo, Ji Hoo cepat-cepat membuka matanya dan langsung bangkit dari tidurannya.
Ji Hoo melihat hidung Tae Soo merah dan saat dia sadar bahwa merahnya hidung Tae Soo akibat ulah sepatunya, Ji Hoo langsung bingung dan bertanya khawatir pada Tae Soo, apakah dia kesakitan.
Ji Hoo mengulurkan tangannya untuk menyentuh hidung Tae Soo, tapi saat tangan Ji Hoo menyentuhnya, Tae Soo langsung menjauhkan wajahnya. Ji Hoo langsung mengerti bahwa Tae Soo tidak mau disentuh dan langsung menarik tangannya kembali.
Namun saat Tae Soo melihat tangan Ji Hoo berdarah, dia langsung memegang tangan Ji Hoo dengan cemas takut bagian tubuh Ji Hoo yang lain terluka juga. Ji Hoo cepat-cepat menarik tangannya dengan canggung dan memberitahu Tae Soo bahwa dia punya plester di tasnya.
Ji Hoo lalu berdiri dan berjalan terpincang-pincang dengan hanya satu sepatu.
Ji Hoo berkata dalam hatinya "Tidak ada jalan lain untuk mencintai dan dicintai tanpa saling menyakiti satu sama lain"
Tae Soo melihat ada sekumpulan orang bersama dengan anak-anak kecil yang hendak melewati mereka, dia juga melihat rok pendek Ji Hoo robek. Tae Soo lalu menghampiri Ji Hoo dan langsung memeluknya dari belakang sambil menutupi baju Ji Hoo yang robek dengan jasnya. KYAAAAAA~~~
Ji Hoo bernarasi "Saat aku mengerti tentang hal ini, aku sungguh-sungguh jatuh cinta. Hari ini aku melepaskan sepatu high heel 10cm ku dan sekarang aku selangkah lebih dekat dengan orang yang kusukai"
Tae Soo masih tetap memeluk Ji Hoo bahkan setelah kumpulan orang-orang itu sudah melewati mereka.
Suasananya menjadi semakin romantis saat hujan salju tiba-tiba turun. Tiba-tiba di ponsel Ji Hoo terlihat sebuah pesan yang mengatakan: Shin Ji Hoo, tidak apa-apa terluka
Bersambung ke episode 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam