Sinopsis Unwilling Bride Episode 2 - 1

 Sinopsis Unwilling Bride Episode 2 - 1

Nackarin sudah kesal gara-gara May yang ternyata tidak jadi datang. Sekarang dia malah melihat May ci*man dengan saingan bisnisnya.


Tapi saat May berhasil melepaskan diri dari Kade dan hendak keluar kolam, Nackarin langsung menawarkan tangannya untuk membantu May. Dia mencoba menawarkan bantuannya, tapi May langsung pergi dengan kesal.

"Kadethaen, kuharap kita tidak akan pernah bertemu lagi." Gerutu May.


Nackarin langsung sinis menyindir Kade, strategi negoisasi bisnisnya sangat bagus sekali. Kade tak gentar, dia belum serius kok dengan negoisasinya, baru mulai malah.

"Kurasa kau bukan cuma menginginkan hotelnya, kan?"

"Kalau begitu kita punya pikiran yang sama." Balas Kade.

"Rasanya sungguh menantang berkompetisi dengan Khun Kadethaen. Sepertinya aku tidak boleh kalah."

"Kita berpikiran yang sama lagi. Karena aku juga tidak akan kalah."


Keesokan harinya, Kade membawa setangkai mawar merah untuk Kade. Tapi di lobi, dia malah diberitahu Manager bahwa May sudah kembali ke Bangkok sejak tadi pagi.

Saat dia hendak pergi, dia melihat Nackarin yang baru datang. Sama sepertinya, dia juga membawakan sebuket bunga untuk May. Kade langsung nyinyir melihat itu, tapi dia sengaja tidak memberitahu kalau May sudah pergi. Baru dari Manager-lah, Nackarin mengetahui kepergian May.


Tak lama kemudian, Acha kembali dengan membawa hasil penyelidikannya tentang latar belakang keluarga May. Dulu, Ayahnya May hanyalah seorang manager miskin di The Heaven, sementara mendiang Ibunya May adalah putri tunggal keluarga Chalumpu yang merupakan pemilik mall.


Dalam flashback, Ibunya May dan Ayah May pertama kali bertemu saat ia menemani Kakeknya May mall dan mereka tampak langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada satu sama lain.

Suatu hari, Ibunya May mendadak sakit perut hebat. Ayah May sangat cemas dan langsung menggendongnya ke rumah sakit dan tetap setia menemaninya sampai Ibu May sadar.

Hubungan mereka tampak sudah cukup dekat saat itu. Tapi Ayah May merasa kurang percaya diri karena perbedaan kasta mereka yang sangat jomplang. Dia cuma seorang manager miskin, sementara Ibu May putri tunggal seorang konglomerat.


Ibu May sontak menggenggam erat tangan Ayah May. "Jangan bilang begitu. Aku sangat terkesan padamu, aku merasa kau lebih berharga lebih daripada pekerjaanmu."

Ayah May terharu mendengarnya dan langsung balas menggenggam erat tangan Ibu. "Terima kaasih sudah menghargaiku sebesar ini. Kau sangat berharga bagiku."

Saat itulah, hubungan mereka itu disaksikan oleh Kakek May yang tampak kurang senang melihat putrinya jatuh cinta pada seorang karyawan miskin.

Tapi karena Ibu May adalah putri tunggal dan Kakek hanya ingin putri kesayanganya itu bahagia. Apalagi Ayah May memang pegawai yang berbakat, pintar, dan punya kinerja yang baik. Akhirnya beliau setuju mereka menikah.

Tapi pernikahan itu ada syaratnya. Kakek menuntut syarat bahwa Ibu May tidak boleh mengganti nama belakangnya dengan nama suaminya. Karena itulah Ayah May yang harus mengganti nama belakangnya menjadi Chalumpu.

Tentu saja Ayah May menyetujuinya dengan mudah. Dan begitulah bagaimana akhirnya Ayah May berubah menjadi pebisnis milyuner seperti sekarang ini.


Tapi dia ternyata cuma seorang pria mata duitan. Tak lama setelah mereka menikah, Ibu May hamil. Tapi kemudian muncul seorang wanita lain bersama seorang anak lelaki.

Tanpa ba-bi-bu, wanita lain itu langsung menghajar Ibu May dan menuduh May merebut suaminya padahal jelas Ibu May tidak tahu apa-apa.

"Lihatlah nak, wanita inilah yang merebut ayahmu darimu!" Teriak wanita pada anaknya dan kontan membuat anak lelaki gemetar menahan amarah dan kebencian.

Ayah May dengan cepat melempar wanita itu dan menjauhkannya dari Ibu May dan menyuruh Ibu May masuk rumah dulu. Tapi Wanita itu sontak menggigit tangan Ayah yang mencengkeramnya lalu lari mengejar Ibu May.
Saat Ayah hendak mengejar mereka, anak lelaki itu langsung mencengkeram kaki Ayah hingga ia tidak bisa bergerak. Ia berusaha memohon-mohon agar Ayah kembali pada mereka, tapi Ayah terus berusaha memberontak dari cengkeramannya.


Kakek jelas marah dengan situasi ini dan langsung menuntut penjelasan Ayah. Ayah May terpaksa harus mengaku jujur kalau wanita ini memang istrinya... tapi mereka sudah bercerai.

Wanita itu kaget mendengarnya. "Hei, baj*ngan! Sejakan kapan kita cerai?! Kau mencampakkanku dan putramu hingga membuat kami berdua menderita! Kau tidak punya hati! Tidak punya hati! Tidak punya hati!"

Wanita itu lalu memukuli Ayah dengan ganasnya, tapi Ayah dengan cepat mendorongnya sampai dia tersungkur. Tepat saat itu, putra mereka masuk. Wanita itu semakin histeris memberitahu mereka kalau anak lelaki itu adalah putra Ayah.


Kade kaget mendengar Ayah May ternyata sudah punya istri dan anak lain. "Lalu setelah kebenaran itu terungkap, bagaimana hasilnya?"

Acha tidak mendapatkan informasi tentang hal itu. Tapi katanya saat May berusia 6 tahun, ibunya meninggal dunia. May lalu diasuh oleh kakeknya. Namun beberapa tahun setelah itu, kakeknya pun meninggal dunia.

"Lalu bagaimana dengan mantan istri dan putranya?"

Tidak ada informasi juga tentang hal itu. Tapi kabarnya, Ibunya May meninggal dunia karena depresi yang disebabkan oleh Ayah May.


May baru tiba di kantor dan diberitahu kalau Ibunya Ruth sudah menunggunya di dalam. Tentu saja ia datang untuk menuntut keberadaan putranya karena ia masih yakin kalau Ruth bersama May.

"Terakhir kali saya bertemu Saruth... adalah saat kami hendak menikah."

Ibu Ruth sontak tambah ngamuk-ngamuk mendengar mereka akan menikah diam-diam tanpa sepengetahuannya. Sekretarisnya May tidak terima dan langsung membela bosnya. Ruth sendiri yang melamar May.

Ibu May sontak kesal membentaknya untuk diam hingga Sekretaris terpaksa harus keluar dari sana. Ibu heran, kenapa May mau-mau saja menerima lamaran Ruth. Dia juga tahu kalau Ibu sangat membenci Ayah May. Ibu tidak mau besanan sama orang semacam Ayahnya May itu.


"Kita sudah putus hubungan sejak ibumu meninggal dunia."

"Aku tahu. Aku minta maaf, Bi. Aku terlalu egois. Aku hanya berpikir bahwa Saruth mungkin adalah pria terbaik untukku dan tidak akan mengecewakanku... seperti yang dialami ibuku. Makanya aku setuju. Tapi pada akhirnya, aku menunggu di sanaa dengan gaun pengantinku, tapi Saruth mencampakkanku dan kabur dari pernikahan kami."

May sungguh tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi ataupun ke mana Ruth pergi. Sekilas, Ibu Ruth tampak kaget dan prihatin. Tapi dengan cepat ia sadar kalau Ruth pastilah bersama Pin dan langsung pergi begitu saja.


Tapi di luar, mendadak ia dihadang oleh Ayah May yang langsung menuntut tujuan kedatangannya kemari.

"Aku datang mencari putraku. Aku takut dia akan menjadi menantu dari pria jahat sepertimu." Sembur Ibu Ruth.

"Aku juga tidak mau punya menantu anak mama yang bodoh."

"Lebih baik aku membesarkan putraku jadi anak mama daripada membiarkannya jadi pria egois yang menyebabkan seorang wanita mati karena depresi!"

"Kau sudah kelewatan! Kau itu cuma orang luar, jangan ikut campur dalam masalah keluargaku!"

"Aku juga tidak mau. Tapi Kan (Ibu May) adalah sahabatku dan dia mati di tanganku!"


Ayah hampir saja membalasnya lagi, tapi May datang saat itu dan dengan cepat menghentikan mereka dengan berlinang air mata. Ayah mencoba menahannya pergi, tapi May benar-benar sakit hati dan tegas menyuruh Ayah untuk melepaskannya.


Ayah menurutinya dan akhirnya pulang dengan langkah lunglai sembari mengingat masa lalunya yang membuatnya mendesah frustasi.

Flashback.


Sekarang kita melihat masalah ini dari sudut pandang Ayah. Pernah suatu malam Ayah baru pulang kerja dengan membawa makanan dan mendapati putranya bermain seorang diri di luar, sementara istrinya malah teler habis minum-minum dengan temannya.

Putranya antusias banget melihat makanan yang dibawanya, dia lapar soalnya. Dia belum makan sedari tadi. Ayah jelas gregetan melihat ulah istrinya itu. Seharusnya dia menghabiskan uang membeli makan untuk putra mereka dan bukannya untuk beli minuman keras.

Tapi si istri tak peduli dan dengan santainya merebut makanan yang dibawa Ayah. Hidup Ayah tampakanya benar-benar sulit waktu itu, ia bukan cuma tulang punggung keluarga, tapi juga harus jadi baby sitter untuk istrinya yang pemabuk dan suka muntah-muntah tengah malam.

Flashback end.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

  1. Uhhh ternyata ayah juga menderita hikss..terus dilanjut ya P'... semangaaaatt

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam