Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 18 - 2

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 18 - 2

Yang Tong kontan panik saat Xia Lin mengunci pintunya. Xia Lin berusaha bergerak cepat menelepon polisi, tapi Ah Nan mendadak muncul dan langsung mendobrak pintu itu lalu merampas ponselnya.


Dia bahkan memaksa Xia Lin untuk mengaku kalau dia salah dan memohon ampunannya. Hanya dengan begitu Ah Nan akan memaafkannya. Xia Lin menolak, Ah Nan lah yang salah.

"Xia Lin, dari mana kau mendapatkan keberanian untuk terus menerus menguji batas kesabaranku?"

"Karena kita kan teman."

"Jangan sok tahu. Kau cuma salah satu bidakku."

"Kau tahu betul kalau aku memperlakukanmu dengan sangat baik sebelumnya. Karena itulah kau segan (untuk menyakitiku)."

Tapi demi Yi Zhou, Xia Lin rela mencampakkannya tanpa ragu. Dia tidak butuh teman seperti Xia Lin. Xia Lin malah semakin gencar memprovokasinya, Ah Nan kan cuma pecundang yang takut dicampakkan, makanya dia mencampakkan semua orang duluan.

"Sebenarnya kau takut kesepian lebih daripada orang lain."


Emosi, Ah Nan kontan menckiknya lagi. Yah, Xia Lin memang benar. Tapi pertunjukkannya bahkan belum dimulai, makanya dia tidak mau Xia Lin mati dulu.

"Kalau Ling Yi Zhou melihatmu seperti ini, menurutmu apa yang akan dia lakukan? Permainanku belum berakhir. Begitu aku puas bermain, akan kubiarkan kau bertemu Ling Yi Zhou. Tapi sebelum itu terjadi, sebaiknya berhenti mengubah skenarioku atau kau akan menyesalinya!"

Ah Nan akhirnya melepaskan cengkeramannya. Apa Xia Lin permain melihat kucing dan anjing. Kepuasaan seekor kucing adalah mempermainkan tikus. Tapi si kucing bodoh selalu berakhir dengan membiarkan si tikus melarikan diri.

Ah Nan tidak akan seperti itu. "Karena aku memilikimu sebagai senjataku. Aku bisa menikmati kesenangan mempermainkan Ling Yi Zhou dalam genggaman tanganku."


Malam harinya, Chu Yan memapah Yi Zhou yang pulang dalam keadaan mabuk. Kalau saja dia tidak membawa Yi Zhou pulang, dia pasti bakalan jadi headline bersama wanita lain lagi. Kalau seperti itu terus, bagaimana dia akan menjelaskannya ke Xia Lin saat Xia Lin kembali nanti?

"Aku menyesal."

"Apanya yang kau sesali?"

"Tidak seharusnya aku mendekati Mumu. Karena ketamakanku, aku menghancurkan hidupnya."


Ah Nan kembali hanya setelah dia menikah dengan Xia Lin. Sejak awal targetnya Ah Nan adalah dirinya. Chu Yan tidak mengerti, kalau memang targetnya adalah Yi Zhou, lalu kenapa dia malah menyikasa Xia Lin.

"Masa kau tidak mengerti? Yang paling menyakitkan adalah saat kau menyerah titik kelemahan seseorang. Mumu adalah kelemahanku."

"Kalau begitu, aku punya pikiran lain. Dia (Ah Nan) itu itu sebenarnya sangat mencintaimu, makaya dia ingin menyingkirkan semua wanita yang dekat denganmu, termasuk An Ran."

"Kalau begitu, kau pasti sudah lama menghilang."

"Aku kan memang pernah menghilang. Lagipula, kau tidak pernah merebut perusahaannya ataupun wanitanya. Kau malah memberinya hadiah seorang ibu tiri."

"Kalau aku tidak salah, dia mungkin melakukan semua ini untuk membalaskan dendam ibu kandungnya. Aku sudah baik-baik saja, kau pulang saja sekarang."


Chu Yan tidak mau. "Apa kau baj*ngan? Mencampakkanku setelah memanfaatkan diriku? Lagipula, aku tidak pernah tinggal di kamar tamumu. Biarkan aku menginap di sini semalam."

"Makasih, bro."

"Iiih, sudahlah. Saat kau membawa Xia Lin pulang nanti, aku akan sangat menantikan anak baptisku."

"Kuperingatkan kau, jangan berani-berani kau memikirkan istriku apalagi anakku."

"Pikiranmu terlalu lebay."


Yang Tong melapor ke tuannya kalau Xia Lin tidak mau makan, dia bahkan belum makan sejak pagi tadi. Ah Nan awalnya cuek, tapi akhirnya dia sendiri yang bertindak untuk memaksa Xia Lin makan.

Dia memperingatkan Xia Lin bahwa dia bukan Yi Zhou, jadi taktiknya melaparkan dirinya sendiri seperti ini tidak akan berpengaruh padanya.

Dia tidak akan membiarkan Xia Lin mata kelaparan karena Xia Lin adalah bintang utama dalam dramanya ini. Jadi dia tidak boleh keluar dari drama ini begitu cepat.

"Dan bagaimana kalau kau tetap menolak untuk makan?"

Ah Nan memberitahu bahwa dia akan menemui Yi Zhou dua hari yang akan datang. Dia tidak keberatan untuk membawakan sesuatu yang berhubungan dengan Xia Lin sebagai hadiah untuk Yi Zhou.

Bahkan beberapa hari yang lalu, dia juga mengirimkan hadiah besar untuk Yi Zhou, yaitu foto USG bayi mereka. Tapi sayang sekali dia tidak bisa melihat ekspresi Yi Zhou waktu itu, tapi kali ini dia harus melihatnya sendiri.


"Kalau kau ingin mengatakan sesuatu padanya, aku bisa membantumu menyampaikan pesanmu padanya."

"Tidak, terima kasih."

"Kalau begitu selesaikan saja makanmu. Jangan menguji kesabaranku."

Baiklah, Xia Lin mau makan, tapi dia punya permintaan. Dia minta beberapa lembar kertas dan crayon. Karena Yi Zhou melarangnya keluar, jadi dia harus memberinya sesuatu untuk mengisi waktu.

"Apalagi rencanamu kali ini?"

"Selain berakting dan mempercantik diri, aku punya banyak hobi lain. Salah satunya adalah menggambar. Kau boleh tanya Yang Tong kalau kau tidak percaya."

"Baiklah, kalau begitu aku akan menantikan mahakarya Nona Xia." Ah Nan pergi dan Xia Lin pun akhirnya mau makan.


Saat Ah Nan masuk lagi ke kamarnya Xia Lin, dia mendapati Xia Lin menggambar kartun beruang. Salah satu gambar memperlihatkan seekor beruang duduk sendirian di meja yang jelas menunjukkan kalau beruang itu adalah Xia Lin.

Xia Lin mengklaim kalau dia tidak pintar menggambar karakter manusia, makanya dia menggambar gambar kartun. Gambar lain yang sedang dia gambar, menunjukkan sepasang beruang pakai baju couple sedang menonton pasangan beruang lain yang kencan di TV.

Xia Lin mengaku kalau dia sedang menggambar rumah dan kehidupan ideal yang dia harapkan. Gambar itu cukup menarik perhatian Ah Nan, apa dia boleh mengambil yang ini?

"Memangnya kau tidak akan mengambilnya kalau aku menolak?"

"Jangan khawatir, akan kupastikan untuk menghargai karya yang satu ini." Ah Nan lalu menelepon Yi Zhou dan mengajaknya bertemu berdua saja.


Yi Zhou langsung saja pergi ke tempat yang ditunjuk Ah Nan. Dia sengaja memilih tempat yang agak terpencil karena sinyal di sana kurang bagus, jadi Yi Zhou tidak akan bisa kontak dengan dunia luar selama mereka ngobrol.

"Jika mereka ingin mencariku, pada akhirnya mereka pasti akan menemukanku. Sama seperti apa yang ingin kucari."

"Kudengar orang-orang di perusahaanku merebut beberapa bisnisnya perusahaan Ling, aku minta maaf atas nama mereka."

"Kalau kau mau minta maaf, lakukanlah dengan tulus. Katakan di mana Xia Lin?"

"Apa kau khawatir?"

"Aku lebih suka menggunakan metode paling efektif untuk menyelesaikan masalah. Kembalikan Xia Lin padaku dan katakan apa syaratmu."


"Kak, Xia Lin itu kekasihmu. Kenapa kau malah menanyaiku tentang keberadaannya? Aku memanggilmu kemari cuma untuk mengenang masa lalu."

"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Xia Lin, akan kuhancurkan keluarga Nan bersamamu."

Ah Nan bertepuk tangan sinis mendengarnya, ancaman Yi Zhou itu jelas tidak berpengaruh apapun padanya. Dia ingat terakhir kali Yi Zhou begitu marah seperti, yaitu pada hari ultahnya yang ke-8 tahun.

Dia lalu memberikan gambar kartunnya Xia Lin itu dan mengklaim kalau teman baiknya yang menggambar ini. Yi Zhou harus menghargainya. Ah Nan langsung pergi setelah itu dan Yi Zhou kontan kaget melihat gambarnya, dia mengenali gambar kartun beruang itu.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

7 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam