Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 14 - 2

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 14 - 2

Yi Zhou mengaku bahwa sebenarnya ucapan Xia Lin lah yang membuat Yi Zhou memikirkan ulang segalanya. Ucapan Xia Lin tentang kenapa An Ran begitu kejam pada Chu Yan.


Sejak awal Chu Yan hanyalah pihak ketiga dalam masalah ini. Dia juga selalua memperlakukan An Ran dengan baik. Tak peduli seberapa besar sikap irasionalnya, dia tidak akan melakukan sesuatu yang kejam terhadap Chu Yan.

Makanya, dia mulai menyelidiki keberadaan Chu Yan secara diam-diam. Dengan bekerja sama dengan polisi, dia membuat pertunjukkan untuk memaksa An Ran berjalan ke dalam perangkap mereka.

Tapi Xia Lin tidak mengerti. Kalaupun dia mau membuat perangkap untuk An Ran, tapi apa perlu mengumumkan pernikahan mereka segala? Melakukan itu hanya akan membuat kebencian terhadap mereka semakin bertambah dan mengurang kepopuleran Yi Zhou. Masa dia tidak mengerti dasar-dasar bisnis?

"Apa kau akan jatuh cinta padaku jika aku adalah orang yang akan jaga jarak saat istriku sedang dalam masalah? Lagipula, aku memang sudah lama ingin melakukan ini."


Xia Lin langsung memeluknya. "Ling Yi Zhou, terima kasih."

"Apa kau tahu kalau terima kasih bisa diekspresikan dengan cara lain?" Goda Yi Zhou lalu menc**mnya mesra.


Di tengah jalan, Chu Yan tiba-tiba dihadang asistennya Tuan Chu yang memberitahu kalau Tuan Chu datang untuk menjemputnya pulang. Tapi Chu Yan dingin menolak.

Tuan Chu sendiri yang akhirnya berusaha meminta Chu Yan untuk pulang, kali ini dia benar-benar meminta dengan cara baik-baik.

Tapi tentu saja Chu Yan terlalu sulit mempercayai perubahan sikapnya dan menuduh Tuan Chu cuma berakting jadi ayah yang baik, sebaiknya dia hentikan aktingnya itu.

"Si tua Ling sudah mewakiliku untuk mengatakan apapun yang perlu dikatakan. Jadi kalian berdua pulang saja."

Chu Yan langsung berjalan pergi, tapi tiba-tiba saja Tuan Chu kena serangan jantung yang kontan membuat Chu Yan cemas. Asisten memberitahu kalau Tuan Chu mengalami serangan jantung setelah insiden yang menimpa Chu Yan dan sekarang ini masih dalam masa penyembuhan.


Saking khawatirnya, Chu Yan akhirnya mau juga ikut pulang. Tapi setelah sampai rumah dan Tuan Chu sudah baik-baik saja, Chu Yan langsung pamit.

"Apa kau tidak mau dengar tentang ibumu?" Pertanyaan itu sukses menghentikan langkah Chu Yan.

Tuan Chu lalu menunjukkan foto kenangan yang selama ini disimpannya di dalam dompetnya. Dulu, dia dan ibunya Chu Yan bertemu saat Tuan Chu tugas ke luar kota dan Tuan Chu langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Demi bisa bersama dengannya, aku menyembunyikan fakta kalau aku tidak bisa menikahinya. Saat kau hendak lahir, dia mengetahui kalau aku sudah dijodohkan demi pernikahan bisnis."

Lalu suatu hari saat Tuan Chu sedang keluar kota, ibunya Chu Yan tega meninggalkan mereka berdua. Dan sejak saat itu, Tuan Chu tak pernah lagi mendengar kabar dari ibunya Chu Yan. Tuan Chu jadi sangat membencinya dan rasa sakit yang dia rasakan itu, dia lampiaskan pada Chu Yan.

Tuan Chu sebenarnya hanya menggunakan kebencian yang dia rasakan pada ibunya Chu Yan sebagai alasan untuk meredakan rasa bersalahnya sendiri. Dialah yang sebenarnya telah mengecewakan mereka berdua.

"Chu Yan, kau adalah putraku satu-satunya."

Chu Yan berkaca-kaca mendengarnya. "Jadi selama ini ayah membohongiku?"

"Iya, aku sudah mengecewakanmu."


Keesokan harinya, Chu Yan mau keluar saat Tuan Chu sedang sarapan. Tuan Chu menyuruhnya sarapan dulu sebelum Chu Yan keluar, tapi Chu Yan menolak.

Mungkin karena sudah kebiasaan, Tuan Chu hampir saja mau marah, tapi dengan cepat dia sadar dan menahan diri dan akhirnya hanya berkata. "Urus dirimu sendiri kalau begitu."

"Aku akan kembali untuk makan malam." Janji Chu Yan lalu pergi dan kontan membuat senyum Tuan Chu merekah.


Fei Fei mengucap syukur dengan lebay karena sekarang Xia Lin dan Yi Zhou sudah berbaikan. Dia senang banget sampai rasanya ingin sekali dia menyalakan kembang api untuk merayakannya.

"Jangan kira kalau aku tidak tahu kalau kau berakting sebagai double agent. Kau tampak seolah kau berada di pihakku, tapi semua yang kau ucapkan adalah membela Ling Yi Zhou. Katakan, bagaimana dia menyogokmu?"

Soalnya dia kasihan sama Bos Ling, image-nya banyak ternoda gara-gara XIa Lin. Demi Xia Lin, Bos Ling pasti sudah mendengar banyak sekali komentar negatif. Pun begitu, dia masih saja belum bisa memenangkan hati Xia Lin. Yang itu artinya, Xia Lin lah yang kejam.


"Kalau begitu, ke mana perginya hati nuranimu sendiri? Wen Li sudah memperlakukanmu dengan baik, bahkan memberimu makanan dan tempat tinggal. Tapi saat dia terluka, kau malah menghilang."

Fei Fei kaget, "terluka apa? Apa parah?"

"Tidak juga. Dia cuma mengalami kecelakaan mobil."

Fei Fei mendadak sedih mendengarnya. Bahkan saat si agen real estate datang untuk menyerahkan surat kontrak sewa mereka, Fei Fei malah melamun terus dan bukannya tanda tangan.

Setelah si agen pergi, Xia Lin yang mengerti betul apa yang sedang dipikirkan Fei Fei, langsung menyeretnya keluar. Mari kita kunjungi si pasien.


Tapi di luar, dia malah tak sengaja melihat si agen real estate sedang menelepon Yi Zhou dan mengabarkan kalau Xia Lin sudah menandatangani kontrak sewanya tanpa tahu kalau Yi Zhou sudah membeli apartemen itu.

Terang saja Xia Lin jadi kesal dan langsung merebut ponsel si agen real estate. "Ling Yi Zhou! Kau kan sudah janji padaku kalau kau akan jujur dan menghormatiku?! Semua itu janji kosong?!"


Dia langsung melempar ponsel itu kembali ke pemiliknya dan pergi ke halte dengan penuh amarah. Baru beberapa hari, tapi Yi Zhou sudah tidak menepati janjinya lagi. Bagaimana dia bisa mempercayainya kalau begini?

"Benar. Bos macam apa yang perbuatannya tidak sesuai ucapannya. Kenapa Wen Li setia banget sama dia?" Gumam Fei Fei.

"Masalahnya adalah, begitu dia bilang kalau dia akan berubah demi aku, diam-diam dia     "

"Mungkin hanya Wen Li satu-satunya yang mengetahui semua rahasia Bos Ling."

"Fei Fei, kenapa kau menyebut Wen Li terus sedari tadi?"

"Tidak kok. Aku justru ikutan menggerutui Bos Ling."


Baru dibicarakan, Yi Zhou muncul saat itu juga dan berusaha menjelaskan alasannya membeli apartemen itu. Dia hanya tidak ingin Xia Lin tinggal di apartemen milik orang lain.

"Kau benar, aku memang tidak memikirkannya dengan baik. Kumohon, pulanglah bersamaku."

"Jangan merasa bersalah, CEO Ling. Aku justru harus berterima kasih atas kemurahan hatimu. Sekarang aku bisa tinggal di apartemen itu dengan hati tenang. Terserah anda mau melakukan apapun." Sinis Xia Lin lalu menyeret Fei Fei masuk bis.


Wah, Fei Fei benar-benar kagum dengan keberanian Xia Lin nyinyirin Bos Ling. Yi Zhou buru-buru menyusul masuk dan meminta maaf pada para penumpang karena mengganggu waktu mereka.

"Aku dan istriku mengalami kesalahpahaman yang harus kami selesaikan. Jika kalian merasa dirugikan, silahkan datang ke perusahaan Ling." Ujar Yi Zhou lalu membopong istrinya keluar dari sana.


Sontak satu bis heboh mengagumi Bos Ling sambil memotreti mereka dan membuat Xia Lin jadi malu. Yi Zhou mendorong paksa Xia Lin ke dalam mobil, menguncinya dengan seatbelt dan mengakhirinya dengan c**man manis yang jelas saja membuat para penonton mereka jadi makin heboh.


Setibanya di sebuah taman, Xia Lin langsung menulis sesuatu di bukunya, sementara Yi Zhou sekali lagi menjelaskan alasannya membeli apartemen itu.

Dia sungguh melakukannya tanpa berniat untuk mengontrol hidup Xia Lin. Dia hanya ingin Xia Lin hidup dengan nyaman. Dia sudah janji untuk menghormati Xia Lin dan dia pasti akan memenuhi janjinya itu. Hanya saja, dia berharap Xia Lin mau memberinya waktu untuk berubah.


Baiklah. Xia Lin akan memberinya kesempatan kedua. Tapi ada syaratnya. Syarat pertama: Yi Zhou tidak boleh ikut campur dalam pekerjaannya. Syarat kedua: Setidaknya dua hari dalam seminggu, Yi Zhou harus mengizinkannya untuk tidur sampai siang.

"Bukankah kau sudah tidur sampai siang setiap hari?"

"Bukan itu intinya! Maksudku, aku tidak mau bangun untuk sarapan bersamamu."

Yang itu Yi Zhou tidak setuju, melewatkan sarapan itu tidak sehat. Xia Lin kontan memelototinya dengan garang. Baiklah, Yi Zhou akan suruh Bibi Huang untuk memelihara kesehatan Xia Lin dengan cara lain saja.

Oke, kalau begitu syarat yang ketiga adalah... Tapi Yi Zhou langsung saja merebut bukunya dan menandatangani kontrak itu tanpa membaca syarat-syarat lainnya.


"Apapun yang istriku inginkan, aku akan menyetujuinya. Bisakah sekarang kita melakukan hal yang lebih penting?"

Apa? Dan Yi Zhou menjawabnya dengan menarik Xia Lin mendekat lalu menc**mnya mesra.


Chu Yan pulang malam harinya dan langsung disambut hangat oleh Tuan Chu yang sudah menunggunya untuk makan malam. Chu Yan heran kenapa Tuan Chu tidak makan duluan saja?

"Kita sudah lama tidak makan malam bersama."

"Kayak kita bakalan makan malam bersama sekali ini saja." Gumam Chu Yan.

Tuan Chu senang mendengarnya, apa itu artinya Chu Yan setuju untuk tinggal di rumah ini lagi? Duduklah!

"Tergantung mood-ku." Ujar Chu Yan dengan gaya sok jaimnya sebelum kemudian melempar senyum tipis ke Tuan Chu dan kontan membuat wajah Tuan Chu semakin sumringah.


Fei Fei datang mengunjungi Wen Li dengan membawakan banyak sekali minuman kesehatan. Katanya Wen Li sakit, makanya dia datang menjenguknya.

Wen Li senang, apa Fei Fei sudah makan? Wen Li akan memasakkan sesuatu untuknya. Tapi Fei Fei dengan cepat melarangnya. Tangan Wen Li terluka begitu, masih mau masak.

"Ini cuma luka kecil kok. Aku baik-baik saja. Aku masih bisa masak."

Fei Fei tegas melarang dan langsung masuk dapur sendiri. Akan dia perlihatkan kemampuan memasaknya yang super hebat untuk membalas jasa Wen Li yang sering memasak untuknya.

"Kau sungguh bisa?"

"Jangan meragukanku."


Maka Wen Li pun duduk santai menanti Fei Fei selesai masak... saat tiba-tiba saja Fei Fei menjerit heboh. Pfft! Wen Li terburu-buru ke dapur dan cepat-cepat memadamkan api kompor yang mendadak membesar.

"Maaf, aku cuma ingin memasakkan sesuatu untukmu. Tak kusangka kalau aku hampir membuat rumahmu terbakar."

"Kalau kau sampai membakar rumahku, seharusnya akulah yang menangis."

Tapi Fei Fei malah mewek heboh yang jelas saja membuat Wen Li panik. "Kenapa aku bego banget sampai tidak punya kemampuan dasar bertahan hidup?"


"Tapi seseorang yang punya kemampuan dasar bertahan hidup mungkin tidak akan seceria dirimu."

Fei Fei sukses merasa terhibur mendengarnya. Tapi Wen Li khawatir, apa yang akan Fei Fei lakukan kalau Fei Fei tinggal sendirian?

Tentu saja dia akan delivery saja, pokoknya Fei Fei tidak akan pernah memasak lagi. Sepertinya Wen Li juga harus pesan makanan di luar hari ini.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

5 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam