Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 4 - 2
Sedang apa Xia Lin di kamarnya? Heran Yi Zhou. Dia tidak suka ada orang menyentuh barang-barangnya.
"Kalau ada apa-apa, kau kan bisa tanya langsung padaku?"
"Apa yang kau sukai? Maksudku, apa kau punya hobi?"
"Kerja." (Pfft!)
Maksudnya bukan itu. Kalau begitu, hadiah apa yang Yi Zhou inginkan untuk ulang tahunnya? Tidak ada dan dia juga tidak pernah merayakan ultah.
"Kenapa kau tidak merayakan ulang tahun?"
Dan Yi Zhou menjawabnya dengan nyerocos panjang lebar tentang dirinya. Dia bangun jam 6 pagi, lalu olahraga, sarapan jam 7, dan pergi kerja jam 8. Kalau semuanya lancar, dia akan pulang sebelum jam 7 malam. Dia benci makanan pedas dan segala macam sayuran yang rasanya aneh.
Xia Lin bingung. "Kau sedang apa?"
"Aku memperkenalkan diriku sendiri padamu. Bukankah kau ingin tahu tentangku?"
"Haruskah aku memperkenalkan diriku sendiri juga?"
Tapi yang tak disangkanya, Yi Zhou tiba-tiba saja nyerocos menyebutkan segala sesuatu yang diketahuinya tentang Xia Lin yang entah dia ketahui dari mana dan sejak kapan.
Dia tahu kalau Xia Lin suka warna biru, suka makan makanan pedas, dan segala macam makanan rasa stawberry. Dia tidak suka merokok dan suka menyanyi. Dan impian Xia Lin adalah menjadi pemeran utama wanita terbaik.
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Karena aku tahu bagaimana harus bersiap sebelum mengambil keputusan." Ujar Yi Zhou.
Tapi tiba-tiba dia melepas sabuknya tepat di hadapan Xia Lin yang jelas saja langsung panik, dia mau ngapain?
"Ini kamarku, aku bisa melakukan apapun yang kuinginkan. Aku mau mandi, mau ikut?" Goda Yi Zhou lalu keluar.
Xia Lin tak percaya mendengarnya. Apa Yi Zhou barusan... menggodanya? Tapi bagaimana dengan rencananya, apa yang harus dia berikan pada Shuang Shuang besok?
Tiba-tiba dia teringat robot mainan yang dia lihat di foto masa kecil Yi Zhou tadi dan langsung punya ide bagus.
Maka keesokan harinya, dia memberikan robot mainan yang sama persis pada Shuang Shuang. Tapi Shuang Shuang menatap robot itu dengan ragu, dia tidak yakin kalau Yi Zhou menyukai benda seperti ini.
"Jangan khawatir. Ini benar-benar bisa dipercaya." Ujar Xia Lin meyakinkan.
Baiklah. Kalau begitu, "kau ikut denganku pergi ke Group Ling. Aku akan mengundang Bos Ling untuk datang ke acara konferensi press bersamaku. Dan lagi, aku ingin mengetes apakah informasimu ini benar atau tidak."
Jelas bukan ini yang Xia Lin harapkan, tapi terpaksa dia harus ikut. Mereka tiba di kantor Group Ling tak lama kemudian dan Xia Lin langsung menundukkan kepalanya dalam-dalam saat Yi Zhou datang menemui mereka.
Yi Zhou to the point memberitahu Shuang Shuang bahwa dia hanya punya waktu 5 menit, jadi langsung saja katakan apa tujuannya kemari.
"Aku sebenarnya ingin memberitahumu kemarin, aku ingin mengundangmu untuk datang dalam konferensi press besok malam."
Yi Zhou menolak, maka kemudian Shuang Shuang mengisyaratkan Xia Lin untuk menyerahkan robot mainan itu. Tapi senyum Yi Zhou sirna seketika begitu melihat robot mainan itu, apalagi saat melihat Xia Lin.
Yi Zhou sontak menatapnya kecewa seolah merasa terkhianati dan tegas menolak undangan Shuang Shuang. Dia langsung beranjak pergi saat itu juga. Tapi dia tidak benar-benar pergi dan hanya bersembunyi di balik dinding.
Xia Lin meyakinkan kalau dia tidak menipu, Yi Zhou benar-benar memiliki robot seperti itu waktu dia masih kecil. Tapi saat Shuang Shuang menuntut bukti, Xia Lin langsung membisu.
Shuang Shuang tambah kesal melihat reaksinya. "Xia Lin, kuberitahu kau. Jangan pernah berharap tentang event besok! Dan kau juga tidak akan bisa berpartisipasi dalam segala aktivitas di perusahaan kita!"
"Sebelumnya tidak, tapi sekarang saya mengenal anda."
"Lalu kenapa kau bilang kalau aku punya robot yang sama waktu aku masih kecil?"
Bingung harus jawab apa, Xia Lin akhirnya berbohong kalau dia cuma menebak. Pria kan biasanya suka mobil atau robot.
Shuang Shuang panik beralasan kalau dia yang menyuruh Xia Lin membeli robot mainan ini untuk dihadiahkan pada Yi Zhou. Kalau Yi Zhou tidak suka, dia akan membelikan yang lain.
Tapi yang tak disangkanya, Yi Zhou tiba-tiba berubah pikiran dan mengklaim kalau dia menyukai hadiah ini dan menerima undangan Shuang Shuang tak peduli biarpun sebenarnya besok dia ada jadwal lain.
Dia lalu menuntut Xia Lin untuk mendekat dan menyerahkan robot itu padanya. Xia Lin menyerahkannya dengan takut-takut, Yi Zhou mengambilnya dengan kasar lalu pergi.
Shuang Shuang puas banget. Karena usaha Xia Lin sukses, Shuang Shuang akan menepati janjinya, besok Xia Lin datang saja ke perusahaan pakai dress formal.
Xia Lin langsung membayangkan Yi Zhou memakai dasi itu, Yi Zhou pasti suka. Tapi dia bahkan sebelum dia sempat bergerak, seorang pria mendadak muncul dan langsung merebut dasi yang diincarnya.
Xia Lin langsung berusaha membujuk pria itu untuk memberikan dasi itu padanya, dia akan membayarnya.
"Kenapa?"
"Karena mereka bilang kalau ini yang terakhir. Lagipula, aku yang melihatnya duluan, hanya saja aku tidak lebih cepat mengambilnya."
"Tapi aku juga menyukainya."
Xia Lin langsung pasang wajah melas sambil beralasan kalau dia dan pacarnya lagi tengkar, makanya dia ingin membelikan dasi untuk pacarnya sebagai permintaan maaf. Tolonglah, yah? Yah? Yah? Yah?
Mendengar itu, pria itu akhirnya berbaik hati memberikan dasi itu pada Xia Lin. Dia bahkan langsung pergi sebelum Xia Lin sempat mengeluarkan uang ganti rugi.
Xia Lin jadi kagum padanya. "Dia benar-benar baik."
Xia Lin yang sedari tadi gugup menunggunya, memutuskan turun menemui Yi Zhou. Apa Yi Zhou ada waktu sekarang? Ada yang mau dia bicarakan.
"Katakan saja." Dingin Yi Zhou. Xia Lin menyerahkan hadiahnya.
"Buat aku? Kau kan sudah memberiku robot."
"Masalah robot itu, aku minta maaf. Semalam aku mendatangi kamarmu dan melihat foto itu di nakas."
"Jadi kemarin kau menanyakan tentang kebiasaanku demi Yin Shuang Shuang. Kenapa?"
"Karena jika aku membantu Yin Shuang Shuang, maka aku bisa mendapat kesempatan untuk menghadiri konferensi press. Maafkan aku. Tidak seharusnya aku melanggar privasimu. Maafkan aku. Aku sungguh-sungguh minta maaf."
Yi Zhou luluh seketika. Dia mengaku kalau robot mainan itu hadiah dari keluarganya saat dia berusia 8 tahun. Sudah lama dia kehilangan robot mainan itu, jadi dia harus berterima kasih pada Xia Lin karena membelikan robot mainan itu untuknya.
Tapi selain masalah ini, apa tidak ada hal lain yang perlu Xia Lin mintai maaf. Tapi Xia Lin cuma menatapnya dengan bingung, sama sekali tak mengerti apa lagi salahnya.
Yi Zhou langsung mengambil tangannya dan berkata. "Kaau tidak memakai cincin ini di siang hari."
Xia Lin menarik kembali tangannya dengan canggung dan meminta maaf. Dia rela melakukan apapun yang Yi Zhou inginkan asalkan Yi Zhou memaafkannya.
"Kau yakin?"
"Maksudku, sesuatu yang mampu kulakukan."
"Kau sudah melakukannya."
OMG! Xia Lin langsung menutupi mulutnya dengan heboh. "Kau...malam itu... %$(#_+*^!^@!..."
"Kau akhirnya ingat."
"Jadi kau bukan g*y!"
"Sepertinya aku harus membuktikannya sekali lagi." Goda Yi Zhou lalu menarik Xia Lin mendekat ke kepadanya yang jelas saja membuat Xia Lin jadi tegang.
"Baiklah. Aku memaafkanmu. Tapi ini yang terakhir kalinya, tidak boleh terulang lagi." Yi Zhou langsung menempelkan kepala Xia Lin ke d**anya dan mendkapnya erat.
Lepas dari Yi Zhou, Xia Lin langsung balik ke kamarnya sambil merutuki dirinya sendiri. Apa yang harus dia lakukan sekarang?!
Tapi dia tak sempat memikirkannya lebih jauh karena tiba-tiba dia ditelepon Anran yang mengajaknya shopping.
Bersambung ke part 3
4 Comments
Lucu liat ekspresiny xialin..wow tmbh seru lnjut
ReplyDeleteHihihi makin gemez ama pasangan ni... Lanjuut...
ReplyDeleteAku udah nonton d youtube tapi masih penasaran baca sinopsisnya😆😆
ReplyDeletelanjut.....
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam