Sinopsis Accidentally in Love Episode 15 - 2

 Sinopsis Accidentally in Love Episode 15 - 2

Feng jadi cemas dan langsung memaksanya untuk duduk biar Feng bisa memeriksa lukanya. Qing Qing ngotot kalau dia baik-baik saja, tapi Feng tak percaya. Apa Qing Qing tidak berpikir bahwa ada seseorang yang akan mengkhawatirkannya?


Qing Qing kontan sumringah mendengarnya. "Maksudmu... kau mengkhawatirkanku?"

Malu, Feng mengaku kalau dia memang mengkhawatirkannya. Tapi... yang lain juga mengkhawatirkannya. Nan Xi mengkhawatirkannya, Fang Fang juga mengkhawatirkannya. Qing Qing kecewa mendengarnya.

"Apa kau bisa berjalan?" Cemas Feng.

Tentu saja! Dia bahkan masih bisa lari 100 meter meninggalkan Feng. Dia sudah mau memeprlihatkannya, tapi Feng tiba-tiba menggenggam tangannya dan menuntunnya dengan lembut.

"Kakimu sungguh baik-baik saja? Aku ingin memperkenalkan seorang teman padamu, namanya Qing Shen." (Pfft!)

"Qing Shen?!"

"Iya, aku kan sudah pernah memberitahumu berulang kali."


Mereka kembali tak lama kemudian, tapi Feng malah tak melihat Qing Shen. Di mana dia? Nan Xi canggung memberitahu Feng kalau Qing Shen tadi bilang ingin jalan-jalan.

Tapi kemudian Mu Nian berkata kalau Qing Shen sudah pergi setengah jam yang lalu. Jangan-jangan terjadi sesuatu padanya? Feng langsung kesal mengomeli Nan Xi karena membiarkan Qing Shen jalan-jalan sendirian di tempat seperti ini. Cepat cari dia!

Uhuk! Uhuk! Qing Qing sampai tersedak minuman mendengar itu. Feng bingung, dia kenapa?

Tidak apa-apa, cuma tersedak saja kok. Tapi menurutnya, si Qing Shen ini pasti tidak kenapa-kenapa. Dia pasti cuma ingin melihat pemandangan untuk mendapatkan kedamaian sembari memikirkan tentang kehidupan. Jadi mending mereka tidak usah menganggunya.

Feng tidak setuju. Dialah yang membawa Qing Shen kemari, bagaimana bisa dia tidak peduli. Jangan sampai terjadi apa-apa padanya. Feng mau pergi mencarinya saja. Pfft!

 

Jadilah Feng pergi lagi mencari Qing Shen, dan Qing Qing terpaksa harus pamit lagi ke kamar kecil lalu buru-buru ganti lagi jadi Qing Shen.

Begitu Feng menemukannya, dia langsung mengajaknya balik lagi. Dia mau memperkenalkan Qing Shen ke Qing Qing. Tapi saat kembali, Feng malah tidak melihat Qing Qing. Wkwkwk!

Terpaksalah Qing Shen harus ganti lagi jadi Qing Qing, dan kejadian ini terus berlangsung berulang kali. Qing Qing sampai capek karena harus gonta-ganti terus dan Feng terus-menerus kebingungan mencari entah Qing Qing atau Qing Shen yang tak pernah ada dalam satu tempat. Qing Qing ada, Qing Shen menghilang. Qing Shen balik, Qing Qing-nya yang hilang. Feng sampai sebal. (Wkwkwk! Kok nggak ada yang curiga sih? Heran deh)


Nan Xi yang sedari tadi cuma diam, akhirnya memutuskan sesuatu lalu pergi menyusul Qing Qing yang saat sudah ganti lagi jadi Qing Shen.

"Chen Qing Qing," sapa Nan Xi.

Qing Shen refleks menjawab sapaannya dan baru sadar sedetik kemudian kalau dia sudah keceplosan. Berusaha menutupi kebohongannya, Qing Shen berkata kalau Qing Qing mungkin sedang ada di kamar kecil.

"Kau tidak perlu pura-pura lagi. Aku sudah tahu segalanya. Qing Shen adalah Chen Qing Qing."


Qing Qing kaget, sejak kapan Nan Xi mengetahuinya? Dan kenapa Nan Xi tidak pernah mengeksposnya? Nan Xi mengaku sudah cukup lama dia tahu, tapi dia diam saja karena dia yakin kalau Qing Qing melakukan ini karena suatu keadaan yang mendesak.

Benar. Qing Qing mengaku kalau alasannya datang kemari adalah untuk menemukan ayahnya. Dia sudah kehilangan orang tuanya sejak dia kecil dan dibesarkan oleh kakeknya.

Dia sengaja menyamar untuk bersembunyi dari kakeknya biar dia bisa datang kemari dan mencari berita tentang ayahnya. Ayahnya dulu lulusan Ming De, dan dia baru mengetahui kalau ayahnya ternyata pernah jadi ketua mahasiswa.


Ah, sekarang Nan Xi mengerti kenapa Qing Qing selalu tanya-tanya tentang informasi kemahasiswaan. Lalu, apa Qing Qing berencana untuk memberitahu Feng tentang masalah ini?

"Sebenarnya aku belum menemukan cara untuk mengatakan hal ini padanya. Tapi aku merasa kebohongan ini dari hari ke hari jadi semakin besar."

Mungkin Qing Qing akan menunggu sampai dia mendapatkan semua informasi yang dibutuhkannya. Jadi, bisakah Nan Xi membantunya merahasiakan masalah ini untuk sementara waktu?

"Baiklah. Qing... aku tidak tahu harus memanggilmu apa."

"Aku bersumpah, namaku benar-benar Chen Qing Qing."

"Baiklah, Qing Qing, aku janji padamu. Tapi kau juga harus berjanji padaku, apapun kesulitan yang kau hadapi, kau harus datang padaku, jangan menanggungnya sendiri."

"Oke, aku janji."


Saat mereka kembali, mereka mendapati Feng sudah gelisah saking cemasnya. Apa mereka melihat Qing Qing. Nan Xi berkata kalau Qing Qing kurang enak badan soalnya tadi dia kebanyakan makan. Terus tadi Qing Qing minta diantarkan pulang.

"Kalau begitu, aku akan pergi mencarinya."

"Eh, jangan! Itu... mungkin dia sudah tidur. Jadi, kita tidak perlu menganggunya."

Feng masih cemas. Tapi untunglah perhatian semua orang teralih saat melihat gengnya Xiao Bi mau pergi. Katanya hari ini akan ada hujan meteor yang muncul setelah 73 tahun silam.


Mereka mungkin bisa melihatnya sekarang jika mereka mendaki gunung. Jangan beritahu guru, ayo pergi!

Xin Ya muncul saat itu dan mengajak Feng untuk ikut melihat hujan meteor itu. Feng masih mencemaskan Qing Qing, tapi Nan Xi meyakinkannya untuk tidak mengkhawatirkannya. Lagian kan dia sudah janji untuk mengajak Qing Shen keliling.

Jadilah mereka semua pergi ke atas bukit. Tapi sepertinya mereka salah jalan, mereka tidak akan bisa sampai ke atas gunung sebelum gelap, tidak ada sinyal juga di sini. Nan Xi jadi cemas dan menyarankan mereka untuk balik saja.

 

Semua orang setuju. Mereka akhirnya memutuskan untuk kembali. Tapi Qing Shen yang memakai high heels, tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan langsung terjatuh. Feng refleks memeganginya dan jadilah mereka sama-sama terjatuh ke jurang.

Semua orang kontan heboh mencemaskan mereka. Saking cemasnya, Xin Ya sampai mau ikut terjun juga. Tapi para pria dengan cepat mencegahnya.

Nan Xi menyuruh mereka semua untuk balik saja dan cari bantuan. Xin Ya ngotot mau menyelamatkan Feng sekarang juga, Nan Xi sampai kesal dan mengingatkannya kalau mereka harus menyelamatkan kedua orang itu dengan cara yang lebih aman dan lebih cerdas.

Mu Nian sampai harus menyeret Xin Ya pergi bersamanya. Nan Xi sendiri memutuskan untuk mencari jalan ke bawah.


Syukurlah Qing Shen dan Feng selamat. Hari sudah gelap saat akhirnya mereka membuka mata, Qing Shen baik-baik saja, tapi kaki Feng terluka. Parahnya lagi, ponsel mereka sama-sama hilang. Qing Qing panik, bagaimana kalau Nan Xi tidak bisa menemukan mereka?

"Jangan khawatir. Masih ada aku di sini. Jangan menangis, suhu di sini sangat dingin, air matamu bisa berubah jadi es loh." Canda Feng dan sukses membuat Qing Shen sedikit tenang.

Feng lalu dengan manisnya memberikan jaketnya untuk Qing Shen tak peduli biarpun perbuatannya itu membuat dirinya sendiri kedinginan.


Mereka lalu teriak-teriak berusaha memanggil Nan Xi, tapi ada seorangpun yang menjawab mereka. Qing Shen jadi cemas, jangan-jangan mereka jatuh terlalu dalam sampai tak ada seorangpun yang mendengar mereka.

"Sepertinya begitu. Tapi, aku yakin akan ada seseorang yang datang menyelamatkan kita."

Terus berusaha menyemangati Qing Shen dengan bercanda, kesempatan ini bisa menjadikan seseorang sebagai pahlawan loh, lebih baik lagi kalau itu Gu Nan Xi.

"Tak kusangka orang yang biasanya dingin sepertimu, ternyata bisa bercanda di saat seperti ini."


Tiba-tiba Qing Shen merasa bagian sisi kepalanya sakit. Mendengar itu, Feng pun langsung mendekat untuk mengecek dahinya dan membuat Qing Qing semakin terpesona padanya hingga dia terbawa perasaan dan keceplosan...

"Aku menyukaimu."

Tapi Feng jadi galau mendengar pernyataan cintanya. Sejak kapan Qing Shen mulai menyukainya?

"Aku tidak yakin kapan. Mungkin... saat pertama kali bertemu denganmu. Aku takut jika aku tidak mengatakannya sekarang, aku tidak akan memiliki kesempatan lagi."

Sayangnya, Feng tegas menolaknya. "Aku sudah memiliki seseorang yang kusukai."

"Siapa?"

"Chen Qing Qing."


Aww, Qing Qing bahagia mendengarnya lalu mengembalikan pertanyaan Feng tadi padanya, sejak kapan dia mulai menyukai Qing Qing?

"Aku... Pada awalnya, aku merasa dia sangat spesial dan gangguan yang sangat besar. Dia sangat keras kepala. Bahkan sekalipun seluruh dunia berkata kalau dia salah, dia akan tetap bertahan."

"Saat aku bersamanya, aku merasa sangat santai, sangat bebas, aku tidak perlu khawatir tentang status idolaku. Lalu, perlahan-lahan aku menyadari, aku tidak bisa mengendalikan diri, merasa khawatir, dan selalu mencarinya."

Bahkan setiap kali melihat Qing Qing berinteraksi dengan teman pria lainnya, Feng jadi sangat marah, mudah tersinggung, dan cepat kehilangan kesabaran.

Tapi saat dia melihat Qing Qing ditekan orang lain, dia menyadari kalau Qing Qing hanyalah seorang gadis kecil yang membutuhkan perlindungan.

"Mulai detik itu aku tahu kalau aku sangat menyukainya. Sangat-sangat menyukainya. Aku ingin memluknya, melindunginya, bahkan sekalipun aku harus melawan seluruh dunia."


Qing Qing benar-benar terharu mendengarnya, tiba-tiba mereka melihat ada hujan meteor. Qing Shen pun langsung menutup mata untuk membuat permohonan.

Sayangnya mereka sama sekali tidak menyadari kalau semua ucapan Feng barusan didengar oleh Nan Xi yang bersembunyi di luar, dan apa yang didengarnya itu benar-benar membuatnya patah hati.

"Qing Qing, mungkinkah kau juga menyukai Si Tu Feng?" Batin Nan Xi sedih.

Bersambung ke episode 16

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam