Sinopsis Kleun Cheewit Episode 3 - 4

Sinopsis Kleun Cheewit Episode 3 - 4


Kesal, Jee langsung mendorong-dorong Thit keluar tapi malah membuat dirinya sendiri hampir terjatuh.

Thit sigap menangkapnya, tapi saat Jee berusaha memberontak darinya, Thit sengaja melepaskan cengkeramannya hingga Jee benar-benar terjatuh lalu pergi meninggalkannya.

Dia keluar lift, tepat saat Suki hendak masuk dan langsung cemas melihat Jee terjatuh ke lantai. "Tenang! Tenang! Bicaralah baik-baik!"


"Tidak ada yang perlu dibicarakan baik-baik, P'Suki. Biarkan saja dia menyimpan hinaannya untuk lain hari agar lain kali saat kami bertemu kembali, dia tidak akan membicarakan hal yang sama terus-menerus." Kesal Jee

Thit jelas kesal mendengarnya. Suki langsung panik mencegahnya mendekati Jee. "Dia ini adikku. Kami akan ke rumah sakit. Jangan dekat-dekat!"

Kedua orang saling melempar tatapan penuh kebencian pada satu sama lain sebelum akhirnya pintu lift menutup dan memisahkan mereka.


Begitu sampai rumah, Piak langsung tanya apakah Chaiyan sudah pulang atau belum. Tapi pembantunya bilang belum. Piak curiga, Chaiyan tidak pulang pasti untuk menjaga wanita itu.

"Tenang dulu, Piak. Jangan berasumsi macam-macam dulu."

"Aku tidak mungkin bersikap seperti ini kalau tidak ada penyebabnya. Hari ini Jeerawat mempermalukanku di event itu. Apa kau tidak melihatnya? Mungkin aku terlalu tenang. Mungkin sekarang saatnya menunjukkan padanya kalau dia sudah bermain-main dengan orang yang salah."


Tapi saat mereka hendak syuting keesokan harinya, sepertinya Chaiyan tidak bersama Jee semalam. Dia bahkan mengeluh karena kemarin dia mencoba menghubungi Jee, tapi tidak ada yang mengangkat teleponnya.

Jee menyuruh Chaiyan untuk mengkhawatirkan dirinya sendiri saja dan tidak usah mencemaskannya. Apa dia sudah menjernihkan segalanya dengan Piak?

"Aku malas menjawabnya karena jawabannya masih sama."

"Aku mengerti kalau apa yang dilakukan Khun Piak agak berlebihan, tapi dia melakukannya karena dia mencintaimu. Banyak orang yang menginginkan cinta, tapi mereka tidak memilikinya. Kau itu beruntung, jadi jangan banyak komplain."

"Kau mengajari orang lain seperti nenek-nenek saja." Gerutu Chaiyan sambil mengacak rambut Jee dengan gemas... tepat saat Piak datang.


Anehnya, dia tidak marah-marah seperti biasanya dan dengan tenangnya beralasan kalau dia datang untuk melihat syuting hari ini, katanya hari ini mereka akan syuting adegan penting.

"Kuharap kau tidak keberatan. Aku datang terutama untuk menyaksikan penampilanmu, Khun Jeerawat." Kata Piak dengan senyum anehnya.

Chaiyan dan Jee sontak saling berpandangan bingung dengan sikap aneh Piak itu. Tapi Jee tetap berpikir positif tentangnya. Bahkan saat Chaiyan diam-diam mengeluhkan keanehan Piak, Jee malah memprotesnya.


Si pemeran antagonis datang tak lama kemudian. Anehnya, dia juga sama anehnya dengan Piak. Syuting pun dimulai. Ceritanya si antagonis seharusnya ngelabrak dulu baru pura-pura menampar Jee, tapi dia malah langsung menampar beneran.

Chaiyan jelas cemas. Tapi saat dia mengomeli si antagonis, dengan sok polosnya dia mengklaim kalau dia hanya tidak ingin kebanyakan take dalam adegan emosional ini.

Jee juga kesal, oke kalau dia mau menampar beneran biar hasilnya kelihatan lebih bagus, tapi seharusnya dia ngomong dulu berdasarkan skrip biar tidak buang-buang waktu.

Syuting terpaksa diulang lagi. Kali ini si antagonis ngelabrak dulu baru nampar beneran, tapi lagi-lagi syuting terganggu gara-gara ponselnya berbunyi. Jee benar-benar kesal dibuatnya.

Terpaksa syuting harus diulang, tapi tiba-tiba saja Jee memperhatikan Piak tersenyum pada si antagonis, tahulah dia kalau mereka memang bekerja sama.


Syuting dimulai kembali. Tapi kali ini si antagonis malah tambah ganas menampar Jee berulang kali, bahkan menjambak rambut Jee keras-keras. Lalu lagi-lagi dia langsung meminta maaf dengan muka sok polosnya.

Jee hampir saja mau balas menghajarnya, tapi Chaiyan dengan cepat menghentikannya dan memutuskan untuk menghentikan syuting juga. Jee langsung pergi dengan kesal, tapi malah mendapati Piak tersenyum sangat lebar dan puas.

 

Chaiyan tidak curiga apa-apa pada Piak. Tapi kemudian, dia malah mendapati Piak berterima kasih pada si antagonis karena sudah membantunya menampar Jee. Dia bahkan menjanjikan akan membuat si antagonis jadi nang'ek kedua di lakorn berikutnya.

"Piak! Tega sekali kau melakukan ini!"

"Kau tahu sendiri kenapa aku melakukannya?"

"Apa yang membuatmu berpikir kalau bisa melakukan ini?!"

"Biar dia tahu kalau aku lebih tinggi daripada dia. Seseorang yang bisa menamparnya tanpa menggunakan tanganku sendiri."


Chaiyan benar-benar kecewa padanya. Piak sudah sangat berubah. "Kau berubah banyak sampai aku bertanya-tanya apakah aku akan menikah denganmu jika aku tahu wanita seperti apa kau sebenarnya."

"Hei, Chaiyan! Apa maksudmu?!"

"Kemana perginya wanita yang pernah kukenal dan kucintai, Piak?! Wanita yang bisa membuatku tersenyum bahkan di saat-saat penuh tekanan. Ke mana dia pergi, Piak? Siapa wanita yang berdiri di hadapanku sekarang ini? Aku tidak mengenalnya."


Saat Thit pulang malam harinya, dia mendapati Piak sudah menunggunya di depan sambil menangis. Thit cemas melihatnya, ada apa dengannya?

"P'Thit. Apa aku begitu menjijikkan? Karena itukah Chaiyan tidak mencintaiku lagi? Apa aku seburuk itu, P'Thit?"

Prihatin, Thit langsung memluk Piak. Dia bisa menduga kalau Piak menangis pasti karena Jee.


Suki stres setelah mendengar kejadian di lokasi syuting tadi siang. Dao langsung cemas mendengarnya, lalu bagaimana keadaan Jee sekarang?

"Dia bersikap seolah tak terjadi apapun dan terus syuting. Selalu saja ada masalah! Stres aku!" Gerutu Suki

Niatnya mau mengambil minyak angin. Tapi saking stresnya, Suki malah salah mengambil lipstik. Wkwkwk! Jadilah kumisnya belepotan warna merah.

"Kukira setelah kasusnya selesai, ketidakberuntungan Jee dengan orang-orang itu akan berakhir juga. Tapi dia malah bertemu mereka lagi. Tapi kau bilang, Jee pergi ke mana?"

Dao tak enak mengatakannya. Kalau Suki tahu ke mana Jee pergi sekarang, dia pasti akan tambah stres dan misuh-misuh lagi. Suki jelas tambah penasaran, Jee ke mana?


Jee ternyata sedang berada di bar menemani Chaiyan yang melampiaskan stresnya dengan minum-minum sampai Jee harus mengisyaratkan pada bartender untuk berhenti memberi Chaiyan minum.

"Hei! Kau mentraktirku sebagai permintaan maaf atau aku datang kemari hanya untuk jadi supir yang akan mengantarkanmu pulang?" Protes Jee

"Jee... dari lubuk hatiku yang paling dalam... aku minta maaf. Aku sungguh menyesal, aku tidak tahu kalau Piak... akan melakukan hal segila ini, Jee. Maafkan aku. Maafkan aku."

"Aku kan sudah bilang kalau aku tidak mempermasalahkannya lagi. Tidak apa-apa jika itu bisa membuat Khun Piak merasa lebih baik."


Chaiyan yang tidak oke. Bagaimana kalau suatu hari nanti Piak marah akan sesuatu lalu menyuruh seorang pemain untuk menggunakan pistol betulan. Apa Jee masih akan oke saat itu?

"Kru kita kan main beneran, terluka beneran, mati beneran. Kurasa itu bagus."

"Itu nggak lucu, Jee!" Kesal Chaiyan sambil menarik topi Jee

Jee sampai kesal dibuatnya. Tidak masalah biarpun dia stres asalkan dapat uang. Daripada kayak Chaiyan yang stres dan malah menghabiskan uangnya untuk minum-minum seperti ini. Mending dia berhenti saja dan pulang.

Chaiyan ngotot tidak mau pulang dan terus saja merengek. "Aku tidak mau pulang ke seseorang yang mirip istriku, tapi kelakuannya bukan (istriku). Di mana istriku yang lama? Istri yang selalu berada di sisiku, mempercayaiku dan mencintaiku. Ke mana Piak pergi, Jee?"

"Hei, kau bilang istri lamamu sudah pergi. Lalu apakah kau masih suami yang sama?"

"Jee, kau memihak siapa sebenarnya?"

"Aku memihak kebenaran. Pulanglah."


Chaiyan ngotot tidak mau pulang. Tapi Jee sudah malas mendengar rengekannya lagi dan langsung menariknya bangkit dari kursinya.

Chaiyan menolak diseret-seret dan memaksa Jee melepaskan pegangannya, tapi akhirnya dia malah ambruk dan pingsan. Jee benar-benar kesal dibuatnya.

Bersambung ke part 5

Post a Comment

1 Comments

  1. Author,,d lanjutin dong nilis sinopsis ini,,penasaran kalanjutannya,,semangat,

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam