Sinopsis About is Love Episode 2 - 3

 Sinopsis About is Love Episode 2 - 3

Sedang apa Ran Yu di sini? Ran Yu berkata kalau dia sedang bad mood dan datang kemari untuk mencari udara segar, tapi malah tak sengaja terpleset dan lututnya sekarang terluka. Dia tidak bisa balik ke hotel gara-gara hujan deras.


Dia mengenali Ming Cheng yang satu universitas dengannya dan bersikap malu-malu saat Ming Cheng memperkenalkan teman-temannya yang juga satu universitas dengan mereka.

Ming Cheng tanya apakah dia masih bisa jalan? Ran Yu menggeleng dengan wajah sok melas lalu mengulurkan tangan ke Ming Cheng biar Ming Cheng membantunya, tapi Ming Cheng mendadak bangkit sambil mengomeli teman-temannya untuk membantu Ran Yu. Pfft! Ran Yu kecewa.

Teman-teman Ming Cheng pun langsung rebutan untuk membantunya. Kalau begitu, mereka balik saja ke hotel duluan, Ming Cheng masih mau mencari Zhou Shi.


Ran Yu penasaran mendengar nama itu. Mereka menjelaskan kalau Zhou Shi itu juniornya Ming Cheng yang kerja di hotel ini. Tapi Ran Yu dengan suara lembutnya menyarankan Ming Cheng untuk balik ke hotel saja bersama mereka. Sekarang hujan deras, berbahaya kalau dia berada di luar.

Teman-temannya setuju dengannya. Ming Cheng jadi galau, tapi baiklah, dia akhirnya ikut kembali ke hotel bersama mereka. Ran Yu senang dan langsung melingkarkan tangannya ke lengan Ming Cheng dengan manja. (Sekarang dia ganti sasaran ke Ming Cheng?)


Wei Qing dan Zhou Shi akhirnya sampai ke halte bis. Zhou Shi mengibaskan rambutnya yang basah karena tak nyaman, tapi malah menciprati Wei Qing dan pastinya membuat Wei Qing protes marah-marah lagi.

Parahnya lagi, Zhou Shi tiba-tiba bersin tepat ke arah Wei Qing. Panik, Zhou Shi refleks mengelap pipi Wei Qing sambil minta maaf. Wei Qing jelas shock dengan sentuhannya dan langsung menampik tangannya dengan kasar. Setiap kali bersama Zhou Shi, kesialannya seolah datang bertubi-tubi tanpa batas.

"Maaf. Aku sungguh-sungguh minta maaf karena ini."

Kalau Zhou Shi sungguh menyesal, maka katakan sesuatu yang membuatnya sedih biar Wei Qing senang. Lebih bagus lagi kalau dia katakan apa isi surat yang dia kejar-kejar itu?

"Itu... cuma surat biasa."


Wei Qing jelas tak percaya. Itu pasti surat cinta untuk pria kan? Zhou Shi ngotot menyangkal, itu... surat hutang. Pfft! Malah lebih absurd lagi, mana mungkin dia menyimpan surat hutang di dalam amplop pink.

Zhou Shi kaget, dari mana Wei Qing tahu kalau amplopnya pink? Dia sudah lihat suratnya, yah?

Wei Qing mengaku kalau dia memang melihat surat itu saat dia bersih-bersih lalu dia membuang surat itu. Mungkin surat itu sekarang sudah berada di tempat pembakaran sampah dan dibakar bersama sampah-sampah lainnya.

Zhou Shi emosi. "Apa kau tahu berapa banyak keberanian yang harus kukumpulkan untuk menulis surat itu?! Dan semua yang ada di dalamnya, sekarang hilang!"

Mana Wei Qing tahu kalau surat itu surat cinta. Lagian kenapa juga Zhou Shi menaruh surat itu di kamarnya. Tunggu dulu... jangan-jangan... surat cinta itu untuknya?

Sembarangan! Semua ini gara-gara Wei Qing yang mendadak pindah ke kamar itu dan mengacaukan semua rencananya. Gara-gara Wei Qing juga dia jadi terperangkap di sini sekarang. Mana hujan deras lagi. Loh...! Hujannya ke mana? Kapan berhentinya?



Tapi kemudian Zhou Shi terpana menatap langit yang sekarang tampak penuh dengan bintang-bintang yang indah. Asal Wei Qing tahu saja. Sebenarnya dia berencana melihat hujan meteor malam ini bersama pria itu dan menyatakan cinta padanya.

"Aku tak pernah menyangka kalau aku bakalan..."

"Aku juga tak pernah menyangka. Hari ini seharusnya aku bersantai di spa, tak kusangka kalau aku bakalan harus berlumur lumpur dan menemanimu menunggu bis di sini. Lagipula, apa sesulit itu untuk menyatakan cinta?"

Wei Qing bisa menduga kalau pria yang Zhou Shi sukai itu pasti masih mahasiswa. Atmosfir romantis pada usia seperti itu hanyalah ilusi yang dimiliki para gadis. Persis seperti pita di atas kado, tidak berguna sama sekali. Lebih baik dia ngomong langsung saja pada pria itu.

Zhou Shi tidak terima, "jangan samakan dia dengan playboy macam kau! Dia bukan perayu sepertimu!"

"Aku perayu? Siapa tadi yang mendorongku ke sawah? Dan saat tanganmu merabaku, kenapa aku merasa kau sangat berpengalaman?"


"Jangan katakan lagi!" Zhou Shi panik menutup kupingnya dan matanya rapat-rapat sampai dia tidak melihat adanya hujan meteor di atas langit.

Wei Qing berusaha memanggilnya dan memintanya untuk melihat, tapi Zhou Shi nggak ngeh maksudnya, malah menutup matanya makin rapat dengan kedua tangannya.

Wei Qing langsung melepas paksa kedua tangan Zhou Shi sampai membuat Zhou Shi emosi. Tapi seketika itu pula dia terdiam melihat hujan meteor yang indah.

"Indah sekali, kan?"

"Sangat magis." Kagum Zhou Shi. "Jadi hujan meteor itu seperti ini. Pertama kalinya aku melihatnya. Oh yah, make a wish!"


Zhou Shi langsung merapatkan kedua tangannya dan berdoa. Wei Qing geli melihatnya, dia benar-benar gadis yang naif. Itu kan cuma sampah yang terbang di alam semesta. Membayangkan Zhou Shi berdoa pada kotoran itu, bau sekali.

"Jangan bicara lagi! Dasar pria tua penuh noda! Apa kau akan mati kalau kau mengucap opini positif?"

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan make a wish juga. Pertama, aku menginginkan mobil datang secepatnya kemari dan membawaku dari tempat kotor dan seram ini. Ah, siapa namamu?"

"Bukan urusanmu!"

"Baiklah. Harapan keduaku adalah..."

Sepertinya doanya manjur, seketika itu pula ada bis yang datang bahkan sebelum Wei Qing sempat mengucap harapan kedua. Zhou Shi kagum, harapan Wei Qing berikutnya juga pasti akan cepat terkabul.


Pada saat yang bersamaan Ming Cheng cs juga melihat hujan meteor. Sayangnya yang bersama mereka melihat itu malah Ran Yu. Ming Cheng masih terus berusaha menghubungi Zhou Shi, tapi tentu saja tetap tak tersambung.


Mereka diem-dieman sepanjang jalan. Tapi kemudian Zhou Shi berpaling untuk memperhatikan wajahnya. Dia memiliki proporsi wajah yang bagus, sayangnya playboy.

Wei Qing sontak melempar tatapan kesal mendengar gerutuannya. Nanti kalau mereka sudah sampai hotel, Zhou Shi jangan bilang-bilang kalau tadi dia masuk mobilnya.

"Karena jika orang mendengarmu masuk ke mobilku, itu terdengar sama seperti kau tidur bersamaku."

"Apa?!"

"Tentu saja, jika kau beberkan semuanya, kau akan cepat terkenal."

"Apa yang kau pikirkan? Aku punya tempatku sendiri, aku tidak mau masuk jadi haremmu. Aku tidak mau bangun di suatu pagi dan mendapati wajahku terpampang di kalender."

Wei Qing bingung. "Terpampang di kalender?"

Menurut internet, katanya Wei Qing selalu mengganti pacarmu setiap bulan. Dia bisa membuat kalender dengan menggunakan semua mantannya. Dia kan pintar main mata dengan cewek, kenapa tidak sekalian saja dia jadi model lensa kontak?


"Bukankah itu adalah pujian warganet jaman sekarang? Tapi orang tak dikenal sepertimu, bahkan sekalipun kau masuk kalender, takkan ada seorangpun yang peduli!" Nyinyir Wei Qing.

"Siapa orang yang tidak dikenal?!"

"Kau! Siapa namamu?!"

Zhou Shi kontan terpancing emosi dan refleks menyebutkan namanya lengkap beserta arti namanya sekalian. Akhirnya! Wei Qing mendapatkan jawaban juga.

"Kau menipuku!"

"Terus kenapa? Tidak ada hutang tanpa kreditur, tidak akan ada salah tanpa penghasut. Setidaknya saat aku melihat namamu lain kali, aku bisa menghindarimu."

Apa Zhou Shi tahu harapan yang dia inginkan sebelum dia naik bis tadi? Yaitu... semoga dia tidak akan pernah lagi melihat nama Zhou Shi sepanjang sisa hidupnya.

Bis berhenti halte saat itu juga dan Wei Qing langsung pergi meninggalkannya sendirian. Zhou Shi kontan emosi, dia juga tidak mau berhubungan sedikitpun dengan Wei Qing!


Wei Qing lalu meminjam telepon seorang pedagang terdekat untuk menelepon asistennya. Asistennya menjemputnya tak lama kemudian dan jelas penasaran melihat penampilan bosnya.

Tapi Wei Qing melarangnya tanya-tanya apapun, bawa saja dia ke hotel terdekat. Sekretaris Wei lalu melapor bahwa setelah Zhou Shi pergi, Ran Yu lari dengan penuh amarah sampai kakinya keseleo. Untunglah dia ditemukan beberapa rekan universitasnya dan sekarang dia sudah balik ke hotel.

"Tapi sekarang, mereka sepertinya sedang mencari gadis lain. Sepertinya yang mereka cari adalah pelayan pribadi anda. Sepertinya dia bekerja di hotel untuk mencari tempat terbaik untuk memandang bintang bagi teman-temannya. Biarpun sikapnya aneh, tapi jelas dia bukan paparazzi."

Wei Qing kaget dan tampak merasa bersalah mendengarnya. Bantu dia menelepon Pak Supervisor, ada sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk ditemukan, tapi dia tetap berharap mereka bisa menemukannya. (Ow, sepertinya dia ingin mencari suratnya Zhou Shi)

Bersambung ke part 4

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam