Sinopsis Kleun Cheewit (Waves of Life) Episode 1 - 2

Sinopsis Kleun Cheewit (Waves of Life) Episode 1 - 2

 

Kesal setengah mati pada Jee, Pim bersumpah akan menampar Jee lain kali. Tepat saat itu juga, ada pengantar bunga datang mencari Jee. Dia di mana, yah? Tanya pengantar bunga pada managernya Pim.

"Khun, memangnya jambulku ini GPS?! Cari sendiri sana!" Kesal Manager Pim

Tapi Pim mendadak punya ide licik. Dengan sok ramah dia mengambil bunga itu dan berkata kalau dia akan memberikan bunga itu ke Jee nanti. Managernya bingung, ngapain dia mengambil bunganya Jee?

"Aku mau tahu siapa yang mengirimnya ke Nang Jee." Kata Pim. Dia menemukan secarik pesan di dalam buket itu dan langsung nyengir licik melihat nama pengirimnya.


Di sebuah ruang rapat, seorang wanita bernama Piak memimpin rapat membahas sebuah video lakorn. 

Dia berkomentar semuanya bagus... kecuali nang'ek-nya. Dia tidak suka karena kabarnya si nang'ek itu punya skandal, video-nya tidur dengan seorang pria di hotel bocor di internet.

Saat si sutradara berusaha membela si nang'ek, Piak malah mengancam akan memecat si sutradara hingga sutradara tak punya pilihan selain mengalah dan menyetujui keputusan Piak untuk mengganti nang'ek-nya.


Begitu Piak pergi, para kru langsung heboh menggosipkan Piak. Ternyata Piak ini istrinya Chaiyan yang cemburuan sekaligus putri dari produser perusahaan ini.

Mereka tahu betul kalau Piak sendirilah yang sebenarnya membocorkan video skandal si nang'ek itu sebagai hukuman karena nang'ek itu pernah merayu Chaiyan.

Piak itu teramat sangat mencintai dan posesif terhadap suaminya. Si nang'ek cuma merayu dan tidak melakukan apapun lebih dari itu, tapi Piak langsung menyingkirkannya. Kalau sampai ada yang berani merebut Chaiyan, mungkin wanita itu akan mati di tempat.

"Jadi putri produser itu enak banget. Siapapun artis yang berani macam-macam dengan suaminya, pasti akan langsung tersingkir. Semudah itu."


Baru saja Piak keluar kantor, dia mendapat pesan gambar dari Pim. Gambar buket bunga untuk Jee beserta pesan manis yang ternyata dikirim oleh Chaiyan. Bisa diduga, Piak langsung kesal merutuki Jee.


Di tempat lain, seorang bapak masuk ke sebuah ruang guru dan mendapati Tiwadee masih belum pulang. Tiw mengaku kalau dia masih menunggu pacarnya menjemputnya, tapi belum datang-datang juga sampai sekarang.

Bapak itu lalu memberikan buku PR yang dititipkan seorang siswa padanya. Tiw bingung, kenapa tidak diserahkan langsung padanya? 

Tapi saat Tiw membuka bukunya, hanya ada pesan singkat yang sama di tiap-tiap halaman. Tiw langsung paham siapa pemilik buku itu, di mana dia?

"Di sini," jawab Sathit dengan senyum lebar. Yups, dialah pacarnya Tiw. "Saya tahu saya salah (karena telat), Khun Tiwadee."

"Dan apa yang harus kulakukan dengan buku ini?"

"Seorang guru pernah mengajariku bahwa jika seseorang mengaku salah dan meminta maaf, kita harus memaafkannya."

"Tapi seorang pengacara pernah memberitahuku bahwa orang yang salah harus dihukum dulu sebelum dimaafkan." Kata Tiw lalu menabok kepala Thit pakai buku itu.

"Augh! Aku harus menampar mulut si pengacara itu! Tiw, aku terlambat bukan karena aku tidak perhatian, tapi karena aku mengalami kecelakaan pagi tadi." Kesal Thit

"Kecelakaan apa?" Cemas Tiw


Di pesta usai fashion show, Khun Peeka memperkenalkan Suki dan Jee pada para produser Hollywood dan Korea, sementara Pim cuma bisa melihat dengan iri.

Si bapak di acara fashion show tadi, Khun Sitta, sekarang ini ada di ruang private pesta itu dan menatap Jee di kejauhan dengan tatapan c***l.


Tapi kemudian sekretarisnya datang dan memberitahu kalau Khun Ying Jariya (istrinya) menelepon. Sitta mengangkatnya dengan raut wajah kesal.

Khun Ying yang saat itu sedang menghadiri pesta amal, dengan sopan tanya kapan dia akan datang karena sudah waktunya dia menutup acara ini.

Tapi Sitta menolak datang dan menyuruh Khun Ying untuk melakukannya sendiri. Jangan lupa buat alasan untuknya, buat alasan yang membuatnya tampak baik.

"Kau kan pandai memalsukan image," sindir Sitta lalu menyerahkan teleponnya pada sekretarisnya.

Khun Ying bisa mendengar suara musik di seberang, di mana dia sekarang? Sekretaris mengaku kalau Sitta sedang berada di fashion show after party. Khun Ying kesal mendengarnya, apa Jeerawat juga ada di sana?

 

Belum sempat mendapat jawaban, seseorang mendadak memanggil Khun Ying dan menanyakan Sitta. Dengan senyum teramat sangat manis dan sopan, Khun Ying beralasan kalau Sitta tidak bisa datang karena ada urusan mendesak.

Sebagai gantinya, Khun Ying mengklaim kalau Sitta akan mendonasikan tambahan 5 juta baht dan Khun Ying sendiri yang akan menutup acara.


Saat mereka makan malam bersama, Tiw berusaha meredakan kemarahan Thit gara-gara tabrakan tadi. Itu kan cuma kecelakaan kecil. Dan Thit beruntung loh bisa tabrakan sama Jeerawat.

Thit tidak setuju. Bertemu dengan artis tidak tahu aturan seperti itu, apanya yang beruntung. Dia yang salah karena menerobos lampu merah, tapi malah mengalihkan tanggung jawab pada uang dan asuransi. Thit benci orang semacam itu.

"Kalau kau frustasi, makanannya tidak akan terasa enak loh."

"Baiklah. Maaf. Aku tidak akan membicarakan si artis gila itu lagi."

Mereka akhirnya fokus makan sambil bercanda tawa. Dari percakapan mereka, ternyata mereka sudah merencanakan pernikahan. 

Sayangnya, momen kebersamaan mereka terpotong singkat saat tiba-tiba saja Thit mendapat telepon dari kantor.


Di pesta, Suki sukses mendapat kesepakatan untuk Jee. Produser dari Korea setuju untuk menampilkan Jee dalam MV mereka. 

Jee tidak peduli, Suki tangani saja sendiri semuanya. Mau Korea kek, mau Cina kek, yang penting dia bisa dapat duit.

Hari ini dia lelah, jadi dia mau pulang sekarang dan langsung meminta kunci mobilnya pada Stefan. 

Suki khawatir karena Jee tadi kan minum-minum dan menyarankannya untuk diantarkan Stefan saja, tapi Jee menolak dan bersikeras pulang sendiri.

 

Tapi sesampainya di parkiran, dia malah dihadang anak-anak buahnya Sitta dan Sitta langsung memeluknya dan menggodanya.

Jee sontak panik berusaha memberontak darinya. Dia langsung menyikut Sitta dan begitu terlepas dari cengkeramannya, Jee langsung mengambil taser untuk mengancam mereka.


Tapi tentu saja Sitta tak gentar dan mengingatkan Jee akan reputasinya yang cukup buruk. Pekerjaannya ini juga bukan pekerjaan yang baik. Dia memamerkan kulitnya pada pria di seluruh dunia, termasuk pada Sitta. Jadi apa bedanya?

"Beda karena aku tidak seburuk itu untuk tel****ng di hadapan suami ibuku!"

Ah, ternyata Sitta bapak tirinya Jee. Jee mengancamnya untuk menyingkir atau dia akan memanggil wartawan biar seluruh dunia tahu bahwa Sitta, sang pengusaha perhiasan yang dipuja-puja karena sering membantu masyarakat, sebenarnya sangat hina sampai berniat menjadikan anak tirinya sebagai istrinya.


Tapi ancamannya malah membuat Sitta semakin beringas. Anak-anak buahnya langsung menangkap Jee lalu menyuntiknya dengan obat bius.

"Obat ini akan membuatmu tidak sadar. Kita akan bersenang-senang tanpa kau menyadarinya." Kata Sitta sambil ketawa c***l.

Panik, Jee langsung menendang itunya Sitta, menggigit dan menyetrum anak-anak buahnya lalu ngebut secepat mungkin.


Thit menurunkan Tiw di halte bis yang letaknya cukup sepi. Dia sungguh menyesal karena tidak bisa mengantarkan Tiw pulang gara-gara harus menyiapkan berkas untuk persidangan besok.

Entah mengapa dia tampak resah harus meninggalkan Tiw  di sana dan langsung memeluknya erat seolah tak ingin meninggalkannya. Tiw sampai bingung, ada apa dengannya?

"Aku mengkhawatirkanmu. aku tidak ingin kau pulang sendirian."

"Aku bisa menjaga diriku sendiri. Khawatirkan saja dirimu sendiri. Katanya kau tidak terluka gara-gara tabrakan tadi pagi. Tapi lihat keningmu, nih."


Tiw langsung menyodok dahinya dan baru saat itulah Thit sadar ada memar kecil di kepalanya. Tiw mengingatkannya untuk minum obat sesampainya di firma hukum nanti atau pergi ke dokter sekalian.

"Baik."

"Baik, baik, baik, tapi kau selalu saja lupa. Kau sangat keras kepala setiap kali minum obat. Kalau aku ada, aku bisa memaksamu meminumnya. Tapi kalau aku tidak ada, siapa yang akan memaksamu?"

Thit terkejut mendengar penuturan Tiw itu. Tapi dia yakin kalau Tiw tidak akan meninggalkannya. Jangan khawatir, Thit sudah memasang alarm pengingat biar dia tidak lupa minum obat.

Tiw langsung gemas mencubit pipi Thit dan menyuruhnya pergi. Thit tampak sangat gelisah tak ingin meninggalkannya, tapi terpaksa akhirnya dia harus pergi.


Pada saat yang bersamaan, Jee berusaha ngebut secepat mungkin menghindari kejaran anak buahnya Sitta. Tapi tiba-tiba pandangan matanya mulai mengabur karena pengaruh obat itu.

Berusaha menjaga dirinya tetap sadar, Jee langsung menghubungi Suki yang jelas panik mendengar Jee dibius. Lalu di mana Jee sekarang? Apa sudah sampai ke apartemennya?

"Aku takut... aku takut mereka menangkapku. Aku tidak bisa pulang. P'Suki tolong aku."

"Tenang dulu. Ingat-ingatlah tanda-tanda jalan dan terus kasih aku update. Aku akan datang secepatnya. Kau harus tetap fokus"

Suki langsung mengajak Stefan keluar tanpa menyadari Pim ada di sana dan jelas penasaran melihat kepanikan Suki.


Jee berusaha keras untuk tetap fokus. Tiba-tiba ada taksi yang menyalip di depannya. Jee berusaha menyalip taksi itu, tapi taksi itu malah terus berkelok-kelok di depannya dan menghalangi jalannya. Jee sampai kesal dibuatnya.

Tiw masih menunggu taksi saat Thit meneleponnya untuk tanya apakah Tiw sudah sampai rumah atau belum. Thit langsung cemas mendengar Tiw masih menunggu taksi sampai sekarang.

Pengaruh obat itu semakin kuat. Berusaha tetap sadar, Jee berniat mengambil botol air, tapi malah tak sengaja menjatuhkannya. Jee berusaha meraih ke bawah sambil terus mengemudikan mobilnya.

Tiw akhirnya melihat ada dua mobil di depan. Dia langsung turun ke jalan dan melihat mobil terdepan adalah taksi. Tiw langsung melambaikan tangannya untuk mencegat taksi itu, tapi taksi itu malah melewatinya begitu saja.


Kecewa, Tiw berbalik... tepat saat Jee baru saja mengalihkan perhatiannya kembali ke jalan dan langsung shock melihat Tiw di depannya dan mobil itu pun langsung menabrak Tiw.

Thit mendengar suara jeritan Tiw dan langsung cemas. "Tiw? Suara apa barusana? Tiw? Apa kau dengar aku? Tiw?!"


Alih-alih mendengar suara Tiw, Thit malah mendengar suara wanita yang terdengar panik. "Khun? Khun? Kau harus baik-baik saja! Khun! Maafkan aku! Aku tidak sengaja!"

Thit makin panik mendengarnya dan langsung bergegas kembali ke halte bis. Jee tak berdaya melihat tubuh Tiw terkapar bersimbah darah di aspal. Samar-samar dia melihat Suki dan Stefan datang. Tak kuat lagi, Jee pun pingsan dalam pelukan Suki.


Saat Thit tiba di sana, tempat itu sudah ramai oleh polisi dan orang-orang yang menonton. Awalnya para polisi menghadangnya, tapi untunglah teman polisinya ada di sana dan Thit pun bisa masuk berkat dia. Thit langsung panik menanyakan di mana Tiw?

Tak lama kemudian, Thit berlari terburu-buru ke rumah sakit. Dia hampir saja menerobos ruang UGD. tapi para suster langsung menghadangnya dan mengingatkan bahwa dia harus menunggu dokter keluar dulu.

Ibunya Tiw datang tak lama kemudian. Dokter akhirnya keluar dan memberitahu bahwa kepala Tiw cedera berat dan pendarahan, jadi dia harus segera dioperasi sekarang juga. Shock, Ibu Tiw langsung pingsan.


Selama beberapa waktu kemudian, mereka berdua gelisah menunggu di depan kamar operasi. Dokter keluar tak lama kemudian dan memberitahu bahwa operasinya sudah selesai, tapi kondisi Tiw masih harus terus diawasi di ruang ICU. Thit dan Ibu lega mendengarnya.


Thit lalu pergi ke kantor polisi untuk menemui orang yang menabrak Tiw. Wajahnya tampak begitu menakutkan sampai teman polisinya, Chait, harus menahannya dan memintanya untuk tenang dulu.

Thit langsung emosi mendengarnya, kalau kejadian ini menimpah pacar atau kerabatnya Chait, apa Chait bisa tenang? Dia pengacaranya Tiw, jadi dia harus bicara pada si supir itu.

Chait ngotot menyuruhnya tenang, lagian pria itu tidak melarikan diri kok. Dia mau bertanggung jawab sepenuhnya.

Thit heran mendengarnya. "Pria? Pria apa?"

"Pria yang menabrak Tiw."

"Yang menabrak Tiw bukan pria, tapi wanita."

Bersambung ke part 3

Post a Comment

4 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam