Sinopsis Unwilling Bride Episode 2 - 3

 Sinopsis Unwilling Bride Episode 2 - 3

Acha menyodorkan amplop itu ke Kade. Tapi sebelum memperlihatkannya ke May, Kade terlebih dulu menyarankan May untuk menenangkan diri dulu. May sinis meremehkan situasi ini. Toh dia sudah pernah mengalami situasi yang buruk.


"Kalau begitu, kuharap kau cukup kuat menghadapi foto-foto ini." Ujar Kade memperlihatkan foto-foto itu.

Mata May langsung membelalak saking kagetnya. "Apa-apaan ini?! Siapa yang memotretnya? Untuk apa mereka melakukannya?"

"Mereka menginginkan uang 10 juta."

"10 juta? Itu pemerasan namanya."

Orang itu mengancam akan mengepos foto-foto ini ke media kalau mereka tidak mau bayar. Lalu apa Kade sudah membayarnya? Tanya May.

Belum. Kade pikir, bahkan sekalipun dia memberikan uang pada orang itu, dia tidak percaya kalau orang itu akan menghapus fotonya. Bisa saja orang itu sudah membuat salinannya. Dia pasti akan menggunakan itu untuk terus menerus memeras uang dari mereka berdua.

"Kalau begitu harus bagaimana kalau memberinya uang tidak akan mengakhiri masalah ini?"

"Kita harus membuat ini... menjadi nyata." (Hah? Maksudnya?)


"Nyata bagaimana?"

"Kau dan aku... harus menandatangani akta nikah sebagai suami dan istri betulan." (Pfft! Kesempatan nih si Kade)

Jika mereka menjadi suami-istri sungguhan, maka foto-foto ini bisa mereka klaim sebagai foto pasca malam pengantin mereka. Jadi mereka tidak akan dipandang melakukan sesuatu yang tercela, dan justru si paparazzi inilah yang akan dianggap salah. Jika si paparazzi itu menyebarkan foto ini, maka masyarakat akan menghujatnya.

"Aku tidak mau menandatangani akta nikah denganmu." Tolak May, "berapa kali aku harus bilang?"

"Kau mau ke mana?"

"Jauh-jauh darimu. Kau tidak ada bedanya dengan paparazzi itu. Dasar oportunis!"


Tapi Kade tidak membiarkannya pergi begitu saja. Dia akan mengurung May di sini kalau perlu sampai mereka menyelesaikan perkara ini.

May ngotot menolak. Dia tidak percaya kalau Kade menikahinya demi tujuan mulia dan membantunya tanpa imbalan. Kade menginginkan hotelnya kan?

"Bagus sekali kalau aku bisa mendapatkan itu juga."

"Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku? Katakan saja!"

 

Kade mendadak maju mencengkeram kedua lengan May. "Aku menginginkanmu," Ujar Kade sebelum kemudian dia menautkan bibir mereka.

May kaget awalnya. Tapi pada akhirnya dia memejamkan mata dan membiarkan Kade menci*mnya hingga mereka terjatuh ke sofa. Dia bahkan masih memejamkan mata biarpun Kade sudah melepaskan diri darinya.

"Katanya kau mau pergi?"

Saat itulah May akhirnya sadar dan buru-buru menjauh dari Kade. Tapi tentu saja Kade tak mau melepaskannya begitu saja.


"Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku?"

"Jangan mengucap pertanyaan itu saat kau berduaan dengan seorang pria. Mengerti?"

"Aku tidak bermaksud begitu." Malu May dan cepat-cepat melepaskan diri dari dekapan Kade.

Kade bersikeras untuk melanjutkan percakapan mereka tentang masalah ini. May juga tetap keukeuh menolak usulan Kade. Dia tidak akan menandatangani akta nikah dan menjual dirinya hanya demi uang 10 juta.
 

Kade heran mendengarnya. "Aku mulai merasa kalau kau itu ada masalah dengan pria. Tidak semua pria seperti setan."

"Setan? Betul, itu adalah kata terbaik untuk menggambarkan semua pria. Aku punya cukup uang untuk menutup mulut si paparazzi itu. Dan aku tidak selemah itu sampai membutuhkan setan sepertimu untuk melindungiku!"

"Kurasa kau menyimpan kata 'setan' itu untuk mantan mempelai priamu. Pria yang menipumu untuk mencintainya, untuk menikahinya, lalu mencampakkanmu. Jangan gunakan kata itu padaku."

"Sama saja! Aku yakin kalau kau pasti sudah sering gonta-ganti cewek dan aku paastilah salah satu dari mangsamu, kan?"

"Betul. Mangsa yang masih polos."


PLAK! Satu tamparan mendarat lagi di pipi Kade. Jangan coba-coba menggunakan trik slap and kiss padanya. Dia tidak akan tertipu oleh oportunis semacam Kade.

Kade benar-benar kesal sekarang. Dia benar-benar hanya berniat untuk membantu May biar dia tidak jadi bahan gosip seluruh negeri. Dia tidak melakukan ini demi menyelamatkan martabatnya sendiri. Dan May malah menghinanya.

Silahkan saja kalau May mau membayar si fotografer mata duitan itu dan biarkan si fotografer itu memeras May habis-habisan. May tak peduli dan langsung pergi.

  

Sekretarisnya May cemas dengan masalah ini. Tapi May tetap tak peduli. Pokoknya dia tidak mau menandatangani akta nikah dengan Kade, dia tidak mau jadi pengantinnya Kade.

"Terus bagaimana? Kalau Khun May tidak mau menandatangani akta nikah dan Khun Kadethaen tidak mau bayar, maka paparazzi itu pasti akan menyebarkan foto-foto itu. Kalau begitu, selebritis May dan konglomerat Kadethaen pasti akan jadi berita utama."


Acha juga penasaran dengan apa yang akan dilakukan Kade selanjutnya. Kade yakin sekarang ini si paparazzi itu pasti sudah menunggu kiriman uang darinya.

10 juta itu bukan jumlah yang kecil. Jika dia tidak sabaran dan membocorkan foto-foto itu ke media, maka sama-saja dia membiarkan uang 10 juta itu terlepas dari tangannya.

"Apa anda yakin kalau dia lebih menginginkan uang ketimbang membuat kegaduhan biar dia bisa jadi terkenal?"

"Kita harus mengujinya."


Dugaan Kade benar sekali, si paparazzi itu sedang ngamuk-ngamuk gara-gara Kade yang masih juga belum mentransfer uangnya.

Saking emosinya, dia hampir saja melaksanakan ancamannya untuk mengirim foto-foto itu ke berbagai media dan medsos... tapi sedetik kemudian dia berubah pikiran karena masih menginginkan uang.


Keesokan harinya, May dan sekretarisnya mendatangi sebuah studio sambil mendiskusikan masalah ini lagi. Mengingat sampai detik ini masih juga belum ada satupun foto-foto yang beredar, May mulai curiga, jangan-jangan paparazzi itu cuma akal-akalannya Kade.

"Biar dia bisa menandatangani akta nikah denganmu? Kalau memang benar, berarti dia benar-benar jatuh cinta padamu."

May tak percaya. Bagaimana dia tahu kalau si Kade itu tidak mengharapkan keuntungan apapun atau tidak punya niatan buruk terhadapnya? Jangan mengharapkan apapun dari makhluk yang bernama pria.


Tiba-tiba muncullah seorang selebritis saingan May yang sedang melakukan live stream di medsos dengan gaya kecentilan.

Jelas-jelas wanita itu saingan beratnya May. Tapi si selebritis itu sengaja mengajak May muncul di videonya untuk pura-pura menyangkal tentang gosip bahwa mereka tidak akur dan bersaing. Dia mengklaim kalau dia berteman baik dengan May.

Hari ini, mereka bertemu di sana karena sama-sama akan menjalani sesi pemotretan untuk sebuah majalah. Video mereka itu ditonton oleh seseorang  misterius yang duduk di dalam kegelapan. Setelah menonton video itu, si orang misterius langsung menelepon seseorang.


Tak lama kemudian, kedua model sama-sama selesai didandani. Tiba-tiba muncul beberapa orang fans dan semuanya minta foto bareng dengan May saja.

May melayani mereka dengan senang hati dan ramah, sedangkan si selebritis yang satunya cuma bisa menonton dengan muka manyun. Salah seorang fans tanya kenapa May tidak main lakorn apapun?

"Aku sangat sibuk dan tidak ada waktu. Dan juga, kurasa aku tidak begitu pandai berakting."

"Tidak pandai... atau tidak tahu bagaimana berakting?" Nyinyir si selebritis bernama Lookaew.

May diam saja, malah sekretarisnya yang maju untuk membalas sindiran Lookaew. "Siapa juga yang bisa jadi sepertimu, Lookaew. Kau sudah membintangi banyak lakorn dan memainkan banyak peran. Kau selalu menjadi teman baik pemeran utama wanita, jadi mantan pacar pemeran utama pria... bahkan jadi penjahat. Sedangkan orang seperti Khun May... dia harus menjadi pemeran utama wanita."

Lookaew jelas kesal mendengarnya. Tapi May dengan cepat menghentikan mereka dan mengajak mereka keluar sekarang juga. Tapi Lookaew tak mau kalah begitu saja dan dengan sengaja melangkahkan kakinya duluan. May membiarkannya lewat sambil menahan senyum geli.


Pemotretan dimulai. Terlepas dari persaingan sengit di antara mereka, kedua selebritis itu tetap berusaha profesional di depan kamera.

 

Usai pemotretan, si reporter culun bin gemulai datang lagi untuk mewawancarai mereka dan to the point menanyakan rumor hubungan mereka yang katanya tidak akrab dan saling bersaing dengan sengit. Apa itu benar?

"Aku tidak punya waktu untuk bersaing dengan siapapun. Pekerjaanku sudah cukup menyita waktuku." Jawab May

"Oi, makanya eike tidak pernah mendengar Nong May punya pacar."

"Bagaimana dia bisa (punya pacar)? Karena semua pria hanya tertarik padaku. Tak ada seorangpun yang menginginkan May." Sinis Lookaew. "Maksudku, biarlah dia menjaga status kejombloannya seperti ini. Iya, kan, May?"

 

Tak mau kalah begitu saja, May minta tolong pada si reporter untuk tanya ke Lookaew. "Apakah dia sedang berusaha untuk memunahkan spesies pria? Kudengar tiap bulan dia ganti pacar 3 kali."

"Widih! 3 pacar baru tiap bulan? Eike harus memberi yey rekor baru untuk itu. Eike kasih 2 zaap." Kata si reporter.

Lucunya, Temannya Lookaew nggak nyambung, malah cekikikan senang bareng Sekretarisnya May. Lookaew jelas kesal dan berbisik geram mengingatkanya kalau May itu sedang menggigitnya, baru si teman mingkem menyadari kesalahannya.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

5 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam