Sinopsis Kiss - The Series Episode 1 - 1

Kiss - The Series Episode 1 - 1


Sandee (Mild Wiraporn) terbangun oleh bunyi hape yang langsung dia matikan. Dia lalu bangkit tapi malah kaget mendapati dirinya terbangun di sebuah ranjang asing, rumah asing dan tubuhnya terbungkus hanya dengan selembar selimut.

Tapi yang paling membuatnya shock adalah sosok pria yang punggungnya bertato sedang asyik tidur di sebelahnya. Dan sama sepertinya, pria itu juga cuma memakai selembar selimut. Hmm... siapakah pria bertato itu?

Flashback,


Sandee memiliki banyak teman cowok dan salah satu diantaranya adalah Thada (Jirakit Thawornwongs). Hari itu, teman-teman cowoknya Sandee membuka baju-baju mereka setelah selesai bertanding dan Sandee langsung mangalihkan pandangan matanya dengan canggung.

Melihat ekspresinya, teman-temannya langsung menggodainya dan Thada "Hei Thada, karena orang-orang berusaha menjodohkan kalian berdua. Bagaimana kalau kau peluk dia dan menghibur semua orang"

Thada hanya tertawa sambil geleng-geleng kepala dan Sandee ngedumel kesal dan menggerutui mereka semua.

Kembali ke masa kini,


Sandee berharap dia bukan Thada tapi saat pria itu bergerak dalam tidurnya, dia memang Thada. OMG! Sandee makin shock mendapati dirinya tidur bersama temannya sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi? Memalukan sekali! Tiba-tiba dia melihat Thada mulai terbangun. Sontak Sandee langsung cepat-cepat kabur masuk kamar mandi.


Dia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam hingga dia dan Thada berakhir seperti ini. Dan akhirnya, sedikit demi sedikit dia mulai ingat. Kemarin dia dan teman-temannya pesta merayakan ultah teman mereka yang bernama Pete dan dia mabuk berat di pesta itu.


Tapi dia tidak ingat kejadian setelah dia mabuk. Kesal, dia langsung menendang dan menjambaki Thada sampai terbangun. Thada juga sama shocknya saat dia akhirnya benar-benar bangun dan menyadari kehadiran Sandee di ranjangnya.

"Kenapa kau tidak pakai baju?" tanya Thada bingung

"Kau juga sama!"

"Apa yang kau lakukan padaku?" tuntut Thada

"Kau yang melakukan sesuatu padaku!"

Tapi Thada juga sama sepertinya, dia tidak mengingat apapun tentang kejadian setelah mereka mabuk.

Bahkan sekalipun Sandee ngotot memaksanya untuk terus berusaha mengingat, Thada tetap tidak bisa ingat. Tapi dia yakin kalau semalam mungkin dia tidak melakukan apapun pada Sandee.

Tentu saja Sandee tidak percaya melihat keadaan mereka yang sama-sama tak memakai selembar benang pun.

Tapi Thada tetap ngotot dengan keyakinannya, dia yakin mereka tidak melakukan apapun semalam, siapa tahu semalam cuacanya cuma panas banget dan jadilah mereka sama-sama copot baju.


Ditengah-tengah perdebatan mereka, Thada tiba-tiba dapat sms dari Pete yang mengatakan kalau dia sedang dalam perjalanan ke apartemen Thada. Waduh!

Beberapa menit kemudian, Pete akhirnya tiba di kamar Thada yang saat itu tengah berusaha memakai celana. Pete langsung curiga dengan sikap Thada, apalagi saat tiba-tiba saja Thada menghalanginya masuk kedalam kamarnya.


Pete langsung memaksa melewati halangan Thada dan betapa kagetnya dia saat mendapati Sandee berada di kamar Thada dengan hanya memakai selembar selimut. Tapi ternyata Pete lah orang yang membawa Sandee kemari semalam.

Dia tidak berani membawa Sandee pulang karena semalam Sandee mabuk berat dan kakaknya Sandee pasti akan membunuhnya kalau dia memulangkan Sandee dalam keadaan seperti itu.


Yang mengherankan Pete, dia ingat kalau semalam dia menidurkan mereka berdua di sofa dan mereka sama-sama masih memakai baju lengkap saat dia meninggalkan mereka semalam.

Lalu bagaimana bisa paginya mereka sama-sama terbangun di ranjang dalam keadaan tidak memakai apapun.


Yakin kalau semalam mereka tidak melakukan apapun, Sandee menyuruh mereka berdua untuk tidak mengatakan apapun pada siapapun dan melupakan segalanya, pura-pura saja tidak pernah terjadi apapun.

Dia memutuskan kalau semua itu cuma kesalahan saja. Hmm... tapi sepertinya Thada tampak agak kecewa dengan ucapan Sandee itu.


Sandee lalu buru-buru pulang. Tapi saat dia baru sampai rumah yang sekaligus toko bridal, dia langsung bersembunyi karena dia melihat Chacha yang baru masuk rumah. Chacha masuk rumah dengan riang tapi malah mendapati kakaknya Sandee, Sanrak (Worranit Thawornwongs) sedang berada di sofa.


Sanrak mengaku kalau tidak bisa tidur semalam gara-gara menunggu seseorang. Chacha penasaran siapa yang ditunggunya sampai semalam suntuk.

Dia mulai menyebutkan siapa saja orang yang kira-kira ditunggu Sanrak saat tiba-tiba saja dia melihat Sandee didepan rumah sedang memoho-mohon bantuan.


Chacha langsung mengerti siapa yang ditunggu Sanrak dan mengerti pula arti isyarat Sandee. Untunglah Sanrak sedang tidak begitu perhatian padanya hingga Chacha berhasil menyembunyikan Sandee dibalik gaun pengantin hingga Sandee berhasil melarikan diri ke lantai atas.

Chacha berusaha meredakan kekhawatiran Sanrak dengan memberitahunya mungkin Sandee semalam belajar dan menginap di rumah teman.

Tapi Sanrak tidak yakin karena kalau Sandee memang bermalam di rumah teman maka sekarang dia pasti sudah menelepon dan mengeluhkan tentang temannya. Dia yakin kalau sekarang Sandee pasti sedang melakukan sesuatu yang salah.


Begitu menyadari Sandee sudah berhasil melarikan diri ke kamarnya, Chacha akhirnya memberitahu Sanrak kalau Sandee sudah pulang sambil memperagakan apa yang barusan dilakukannya untuk membantu Sandee.


Sandee baru saja menenangkan diri saat tiba-tiba Sanrak muncul dihadapannya dan langsung menginterogasinya. Kemana Sandee semalam sampai tidak pulang?

Dengan agak canggung dia mengaku jujur kalau semalam dia ke pesta ultah Pete tapi dia berbohong mengatakan kalau dia menginap di rumah Pete.

Tidak percaya, Sanrak langsung angkat hape berniat menelepon Pete. Tapi Sandee cepat-cepat mencegahnya sambil beralasan kalau Pete masih tidur sekarang. Sanrak langsung mengendus baju Sandee dan menyadari Sandee juga minum-minum semalam.


"Itu... karena Pete itu bego. Dia itu gila dan menyuruh semua orang untuk minum. Jadi aku memutuskan untuk menginap dan pulang pagi" alasan Sandee

"Lalu kenapa kau tidak menelepon saja?"

"Itu... karena aku kan mabuk jadi aku lupa men-charge hapeku. Aku lupa kalau hapeku lowbet"

Untuk membuktikannya, Sanrak langsung merebut hapenya Sandee dan mendapati baterei hapenya Sandee full. Apa penjelasan Sandee sekarang?

"Mungkin... Pete yang men-charge-nya untukku"

"Pete kan mabuk juga. Jadi bagaimana bisa dia men-charge hapemu?"

"Pete itu emang gitu. Dia hobi sekali men-charge hape semua orang. Percaya deh"


Frustasi melihat adiknya, Sanrak menasehatinya untuk menjaga dirinya sendiri dengan baik lalu berniat menelepon kakak mereka Sansuay biar Sandee diomeli habis-habisan oleh kakak mereka. Tapi Sandee bergerak cepat memeluk Sanrak sambil meminta maaf berkali-kali.


Sanrak akhirnya menyerah tapi dia memperingatkan Sandee untuk tidak melakukan hal seperti ini lagi, Sandee harus ingat kalau kakak mereka menitipkan Sandee padanya jadi dialah yang bertanggung jawab atas hidup Sandee disini.

Tapi walaupun tidak jadi menelepon Sansuay, kakak mereka itu sendiri yang menelepon Sanrak. Tapi Sanrak tidak memberitahukan perbuatan Sandee agar sang kakak tidak cemas.


Gara-gara Sandee, Sanrak jadi telat masuk kuliah. Sanrak adalah mahasiswi jurusan seni komunikasi.

Dan saat dia masuk, dia malah kaget mendapati dosen pengajarnya ternyata seseorang yang dikenalnya, P'Na (Tao Sethapong). Dia berusaha menyembunyikan dirinya agar tidak ketahuan P'Na.


Tapi saat dia dan temannya Noina sedang asyik ngobrol membicarakan masalah keterlambatannya, P'Na langsung membentaknya dan menyuruhnya untuk konsen. Noina yang naksir P'Na langsung penasaran, bagaimana P'Na bisa tahu nama Sanrak?

Sanrak mengaku kalau P'Na itu teman kakaknya. Hmm... tapi Sanrak sendiri sepertinya juga suka pada P'Na. Lalu bagaimanakah dengan masa lalu mereka?...

Flashback,


Suatu hari, P'Na yang waktu itu adalah pacar kakaknya, tiba-tiba muncul dan ngotot membantunya membawakan tasnya yang berat (padahal kayaknya tasnya tipis banget).

Tapi P'Na memperhatikan sepertinya Sanrak sedang banyak pikiran. Sanrak mengaku kalau dia hanya bingung memikirkan jurusan apa yang ingin dipelajarinya di universitas nanti, dia bahkan masih bingung apa yang disukainya.


Mendengar itu P'Na langsung menasehatinya bagaimana kalau Sanrak masuk jurusan seni komunikasi mengingat Sanrak suka baca novel, jurusan jurnalisme dan komunikasi massa mungkin yang terbaik bagi Sanrak.

Ide yang bagus dan Sanrak langsung menelepon kakaknya untuk memberitahunya kalau dia mau masuk jurusan yang disebutkan P'Na barusan. P'Na heran, dia cuma memberikan nasehat tapi Sanrak malah menerimanya begitu saja tanpa dipikir dulu.

"Aku sudah memikirkannya. Karena aku suka baca novel jadi aku harus belajar seni komunikasi" ujar Sanrak.

Tiba-tiba P'Na mengulurkan kedua tangannya seolah ingin menangkup wajah Sanrak. Hah? Apa yang mau dia lakukan? Sanrak sontak mundur sambil dalam hatinya meminta P'Na untuk tidak melakukan ini padanya dan ingat statusnya sebagai pacar kakaknya. Tapi P'Na terus saja mengulurkan kedua tangannya lalu... PAK!

"Aku cuma memukul nyamuk untukmu" kata P'Na sambil menunjukkan nyamuk yang barusan dibunuhnya.

Kembali ke masa kini,


Sanrak melamun sambil cengar-cengir sendiri memikirkan masa lalunya bersama P'Na itu.

Tapi saat itu pula P'Na langsung mendekatinya, menyadarkan Sanrak dari lamunannya dan menyuruhnya untuk fokus sambil tersenyum manis padanya dan membuat Sanrak gugup dan Noina cemburu melihat keakraban mereka.


Keesokan paginya, Sandee hendak berangkat kuliah. Tapi saat dia turun, dia malah shock melihat Thada sedang menunggunya.

Chacha langsung menggoda mereka dan penasaran, apa sekarang mereka berdua sudah jadian. Tapi Sandee bersikeras menyangkalnya.


Saat Thada pamit pergi pada Chacha, Chacha malah merayunya sambil menyentuh-nyentuh lengan Thada.

"Lenganmu sangat kuat. Kalau ini kepiting, aku bisa membelinya seharga 800 baht/kg atau mungkin 1,000 baht atau mungkin 1,500 bhat..."


Untunglah Sandee cepat-cepat menyelamatkan Thada dengan menyeret Thada pergi dari sana. Begitu mereka berduaan saja, Sandee langsung menginterogasi Thada dan bertanya apakah Thada sudah memberitahu Chacha.

Thada menyangkalnya, justru sikap Sandee sendirilah yang tampak sangat mencurigakan. Thada sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi entah apa yang membuatnya ragu dan pada akhirnya dia mengurungkan niatnya.


Setibanya di kampus, teman-teman mereka langsung menggodai mereka karena mereka datang bersama. Terlepas dari protes mereka berdua, tapi semua orang masih bersikeras menjodoh-jodohkan mereka dengan alasan "Kami bisa merasakan aura cinta terpancar dari kalian berdua. Kurasa kalian adalah Perfect Match"

"Perfect match, pala lu!" protes Sandee

Sandee curiga pasti mereka menyebarkan nomor hapenya ke sembarang orang karena belakangan ini dia sering sekali menerima telepon sampai membuatnya kesal.

Dia memutuskan kalau dia butuh kopi lalu menawari mereka juga. Teman-temannya mulai menyebutkan kopi apa saja yang mereka inginkan. Lalu bagaimana dengan Thada, dia mau kopi apa?


"Aku akan ikut denganmu"

Sandee tidak mau dan berniat untuk pergi sendiri saja. Tapi Thada tetap bersikeras dengan alasan kalau kopi yang harus dibawa Sandee nanti banyak jadi dia ingin ikut agar bisa membantu. Terang saja teman-teman mereka langsung menggodai mereka lagi.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments