Malam harinya di istana, Kaisar mendapati Xue Ji sedang mencuci jujube sambil bermain air dengan riang bersama para pelayannya, sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia tadi mengalami hal yang tak menyenangkan di rumah orang tuanya.
Saat Kaisar menanyakan perjalanan pulangnya, Xue Ji sama sekali tidak menceritakan penderitaannya dan hanya mengklaim bahwa ayahnya tadi hanya menanyakan kabar Kaisar.
Namun Kaisar yakin bahwa pasti ada yang Xue Ji ingin sampaikan padanya. Namun alih-alih menyampaikan permintaan ayahnya, Xue Ji dengan bijak menggunakan jujube sebagai perumpamaan untuk menyampaikan maksudnya sendiri.
Setiap hal ada waktunya. Segala hal yang ditakdirkan akan terjadi, pasti akan terjadi pada waktu yang tepat. Kaisar mengerti maksudnya dan jadi senang karenanya.
Dia kemudian membawa Xue Ji ke Istana Chonghua, ini merupakan tempat yang paling dia sukai karena dia merasa sangat nyaman dan tenang di sini.
"Saya tahu apa yang ingin Kaisar katakan. Kaisar ingin bertanya mengapa saya tidak membantu Keluarga Shi?"
"Aku jarang menemuimu, tapi aku merasa sudah lama mengenalmu. Ku selalu membuatku merasa tenang, tapi di balik ketenangan ini, semua itu adalah ketenangan Xue Ji."
Dulu saat masih di Keluarga Shi, Xue Ji selalu takut salah jalan dan diasingkan orang, juga takut tidak punya pilihan, dan hanya bisa menjadi barang yang dikorbankan ayahnya. Waktu itu dia pikir kalau dialah yang nantinya bisa memberi Xue Ji ketenangan setelah dia membawa Xue Ji ke istana, tapi sekarang malah kebalikannya.
"Saat Kaisar memilih saya menjadi Permaisuri, aku sudah mendapatkan ketenangan."
"Kau memang sudah menunjukkan sifat yang seharusnya dimiliki oleh seorang permaisuri. Selain itu kau juga melakukannya dengan sangat baik."
Namun di sisi lain, sikapnya ini juga membuat Kaisar bisa merasakan keraguan dalam hati Xue Ji dan kesedihan yang tidak bisa dia ungkapkan. Istana besar ini sebenarnya tak ubahnya seperti Kediaman Shi kedua bagi Xue Ji, benar, kan?
Xue Ji membenarkan, tapi bukan berarti dia merasa terkurung. Kehadiran Kaisar justru seperti mimpi yang indah baginya. Dia merasa seperti burung layang-layang yang berubah menjadi foniks, tapi juga tidak merasa terlalu berbeda daripada sebelumnya.
Bagi Keluarga Shi, dia hanyalah orang yang bisa dikorbankan dan ditukar kapan saja, jadi dia hanya bisa patuh dan tidak punya pilihan. Dulu dia hanya berharap bisa melewati hidupku hari demi hari. Setelah sampai istana, dia hanya ingin melindungi dirinya sendiri.
"Lalu kenapa kau menentang permintaan Shi Yi Kuan?"
"Apakah Kaisar punya ketenangan yang Kaisar maksud? Sekarang, Raja Sui mengendalikan kekaisaran.Aku bisa melihat Kaisar sedang berada di posisi yang sulit. Selain itu, aku juga tahu, Kaisar ingin menjadi Kaisar yang bijaksana. Aku adalah istri sah Kaisar, melindungi Kaisar berarti melindungi diriku sendiri. Keluarga Shi bukanlah jalan pulangku. Aku hanya akan berjuang bersama Kaisar." (Aww, dia sesetia itu)
Kaisar tampak jelas sangat terharu hingga tiba-tiba saja dia mengajak Xue Ji untuk minum berdua dengannya, dia ingin mendengarkan cerita masa lalu Xue Ji dan ingin menceritakan kisah masa lalunya sendiri kepada Xue Ji. (Hmm, apakah dia mulai membuka hati pada Xue Ji?)
Biarpun pura-pura tak peduli, nyatanya Mian Tang tetap peduli, tapi tidak mau menunjukkannya secara terang-terangan. Malam itu, dia dengan sengaja menggunakan asap bius untuk membius Mo Ru dan Xing Zhou sebelum masuk ke kamarnya Xing Zhou.
Dia masuk dengan santai, bahkan masih menyempatkan diri untuk membaca surat-surat aneh yang ditulis Xing Zhou tentang mimpinya yang kurang lebih menggambarkan hubungan mereka berdua.
Setelah memastikan Xing Zhou dan Mo Ru benar-benar pingsan, Mian Tang pun mulai mengobati kakinya Xing Zhou dan memperbannya. Namun tepat saat dia hendak pergi, Xing Zhou mendadak bangun dan menariknya sangaaaaaaat dekat sambil merayunya. Hah! Dia ternyata tidak pingsan.
Dia pernah beberapa kali bermimpi Mian Tang datang untuk membunuhnya, siapa sangka Mian Tang tetap luluh juga. Perbannya bagus sekali.
Mian Tang mengklaim kalau dia cuma balas budi doang. Xing Zhou mana percaya, kalau cuma balas budi, dia bisa balas budi dengan banyak cara lain, tapi faktanya, malam ini Mian Tang tetap datang.
Berhubung Mian Tang sudah datang, pastinya Xing Zhou tidak akan melepaskannya dengan mudah. Lagipula, dia yakin Mian Tang tidak akan menyakitinya. Kalau Mian Tang mau, Mian Tang bisa saja menyerangnya dengan mudah, tapi kan Mian Tang tidak melakukannya.
"Kau kira aku tidak berani melakukannya?!" tantang Mian Tang sambil menghunus belatinya.
Tapi saat Xing Zhou balas menantangnya dengan mendekatkan belati itu padanya dan menantangnya untuk menusuknya, Mian Tang malah tidak tega.
"Berpura-pura kejam juga sebuah kebohongan. Liu Mian Tang, kau juga membohongiku setiap saat. Benar, tidak?"
"Dasar gila! Kalau kau tidak ingin hidup, kenapa kau tidak jatuh hingga mati saja?"
"Jika kakiku diberikan pada tuan putri itu, dia pasti tidak sanggup menerimanya. Namun, tidak apa-apa jika patah di tempatmu. Jangankan kakiku yang terluka, aku bahkan rela memberikan nyawaku kepadamu. Dengan begitu..."
Mian Tang sontak membekap mulutnya, mencegahnya untuk mengucap kalimat buruk semacam itu lagi. Xing Zhou senang dan langsung menempelkan tangan Mian Tang ke dadanya.
"Mian Tang, sebenarnya aku berutang maaf padamu. Aku sudah salah sejak awal. Aku tidak seharusnya membohongimu. Aku tidak boleh berpura-pura menjadi suamimu, aku tidak seharusnya menciptakan kebohongan karena aku jatuh cinta kepadamu hingga membuat kesalahanku makin banyak. Membuatku jadi makin bersalah kepadamu. Selama kau pergi, hidupku sungguh tidak tenang. Aku merasa hidupku bosan jika kau tidak muncul di mimpiku. Namun, aku juga tidak bisa tertidur jika kau hadir di mimpiku. Dulu, aku sombong, tidak memedulikan hal lain. Namun, aku sudah tahu jelas, selama hidupku ini, aku tidak akan menikahi gadis lain lagi."
Tapi Mian Tang tidak mau, dia suka dengan hidupnya yang sekarang, bebas dan bahagia. Dia bahkan sudah bisa hidup mandiri di rumahnya sendiri dan menjadi kepala rumah tangga. Jadi tidak masalah menikah atau tidak.
"Jika suatu saat nanti aku bertemu dengan pria tampan, kenapa aku tidak menikmatinya?"
"Jika kau punya pria lain, aku pasti akan membunuh orang!"
"Membunuh siapa? Aku?"
"Kapan aku tega menyakitimu? Aku mau membunuh bajingan itu!"
"Dari mana bajingan itu datang? Jika mau diungkapkan kau adalah orang yang paling aneh."
"Kenapa aku aneh? Aku belum melamar dan kau belum menikah, aku tidak aneh. Bukannya kau ingin bersenang-senang seumur hidup? Lebih baik kau memilihku saja. Aku akan menemanimu bersenang-senang seumur hidup."
Mian Tang tidak mau, dia bahkan langsung bersumpah tidak akan memilih Xing Zhou biarpun cuma tinggal dia seorang pria di dunia ini, tapi bahkan sebelum dia sempat menyelesaikan sumpahnya, Xing Zhou langsung membungkam mulutnya dengan ciuman mesra. Shock dan kesal, Mian Tang menegaskan kalau dia belum memaafkan Xing Zhou dan langsung pergi.
Keesokan harinya, Mian Tang mendapati Xing Zhou sudah menunggu di depan rumahnya. Dia sudah senang saja mengira Xing Zhou mau balik ke Zhenzhou, eh Xing Zhou malah mendadak mengumumkan bahwa dia mau pergi ke Kediaman Qiao. Hah? Buat apa?
Xing Zhou santai beralasan kalau dia cuma mau berkenalan saja. Keluarga Qiao kan keluarga terhormat, semua orang mau berteman dengan mereka. Jadi tentu saja dia juga harus ke sana dan bertemu Tuan Qiao.
"Apakah kau mengira kalau aku mau pergi melamar?" goda Xing Zhou.
"Baik melamar atau menjalin hubungan, itu tidak ada hubungannya denganku. Kakekku tidak akan memedulikanmu," sinis Mian Tang dan langsung pergi.
Kebetulan, hari ini Qing Ying dan suaminya akan pulang. Paman dan Bibi Kedua sudah menunggu di depan gerbang saat sebuah kereta datang, mereka kira putri mereka dan suaminya yang datang, tapi ternyata malah Xing Zhou yang mereka kenali sebagai orang gila yang sempat mencegat iring-iringan pengantin waktu itu. Pfft!
Dia langsung sok akrab banget lagi, Qiulin Xian sontak bertindak sebelum Xing Zhou sempat mengutarakan maksud kedatangannya dan berbisik meminta Xing Zhou untuk menunda apa pun maksud kedatangannya kemari karena hari ini ada acara penting di kediaman. Pada saudara-saudaranya, Qiulin Xian hanya memperkenalkannya sebagai Saudara Cui dan dia datang hanya untuk mengucap selamat.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam