Saat tak ada seorangpun di kantor yang bersimpati atas masalah menopause
dini yang dialaminya, Min Jung langsung mengatai mereka semua orang
breng**k.
Joo Yeon langsung mengomelinya karena selama ini dia sudah memberi Min
Jung banyak waktu untuk pergi ke dokter, berkencan setiap hari jumat dan
lain sebagainya, lalu apa lagi yang Min Jung inginkan.
Min Jung begitu marah mendengar omelan Joo Yeon sampai ia langsung
mengatai Joo Yeon sebagai crustasea (hewan laut berkulit keras).
"Kau (Joo Yeon) yang terburuk. Kau tidak punya hati. Aku bahkan ragu
apakah kau adalah manusia yang punya aliran darah. Dan kalian (Hee Jae
dan Woo Young) yang belajar darinya (Joo Yeon) juga sama saja. Apa
sulitnya mengatakan 'sunbaenim apa kau baik-baik saja?' Dan kau (Tae Yoon) juga sama saja"
Min Jung menangis dan Joo Yeon berusaha membujuknya dengan memanggilnya 'sayang'. Tetapi Min Jung langsung marah karena selama ini Joo Yeon selalu memanggilnya 'sayang', padahal Min Jung lebih tua dan sunbae di kantor tetapi Joo Yeon tidak pernah memanggilnya dengan sebutan 'unni' ataupun 'sunbae'. Sekarang Min Jung menyesal telah menganggap mereka sebagai rekan kerja.
Min Jung lalu pergi. Sesampainya di mobil, Min Jung tidak percaya dengan
diagnosis dokter dan karena itulah sekarang ia ingin membuktikan bahwa
ia tidak mengalami menopause dini dengan menelepon Min Seok dan
menyuruhnya datang ke hotel yang selalu mereka datangi untuk kencan.
Saat Joo Wan pulang, dia langsung heran melihat mobilnya Joo Yeon sudah
parkir didepan rumah lebih awal daripada hari biasanya. Joo Wan langsung
berlari masuk ke rumah namun ternyata Joo Yeon tidak ada di rumah. Joo
Wan langsung meneleponnya untuk menanyakan keberadaannya.
Joo Yeon mengatakan bahwa saat ini ia sedang minum-minum sendirian dan
menyuruh Joo Wan untuk tidak datang. Tetapi Joo Wan malah mengira bahwa
Joo Yeon menyuruhnya untuk datang, Joo Wan lalu mengecek penampilannya
sebelum ia pergi menemui Joo Yeon di restoran tempat biasa ia
minum-minum.
Sesampainya di restoran, Joo Wan bertanya kenapa Joo Yeon minum-minum
sendirian, apakah dia bertengkar dengan seseorang. Joo Yeon bertanya
balik pada Joo Wan, apa persamaan antara kepiting, udang besar, lobster
dan Shin Joo Yeon.
"Sama-sama... keras?" jawab Joo Wan
"Hei, hanya karena mereka keras, apa kau pikir mereka tidak punya hati? Tidak punya darah?"
Joo Yeon bertanya dengan mengangkat kerang laut yang sedang dimakannya,
apakah kerang laut itu tidak punya hati hanya karena kulit bagian
luarnya keras.
Joo Wan tidak mengerti apa maksud pembicaraannya maka Joo Yeon langsung
memberitahunya bahwa ada orang yang memanggilnya crustasea.
Joo Wan langsung tertawa geli mendengarnya dan mengatakan bahwa
panggilan itu sangat sesuai untuknya. Joo Yeon memang sama seperti
crustasea yang keras di luar tapi sebenarnya dia tidak pintar dan sulit
membuka perasaannya. Setelah mendengar perkataan Joo Wan itu, Joo Yeon
akhirnya mau menerima bahwa ia memang mirip crustasea.
Joo Wan mengatakan bahwa saat crustasea terluka maka mereka tidak akan
pernah bisa sembuh kembali. Berbeda dengan hewan berkulit lembut di luar
yang masih mampu melindungi organ bagian dalamnya bahkan saat mereka
terluka, saat crustasea terluka maka mereka akan langsung mati.
"Tapi kau punya sesuatu yang spesial yang tidak dimiliki oleh crustasea yang lain"
"Apa?"
Joo Wan langsung menunjuk ke dirinya sendiri yang selalu berada disisi
Joo Yeon. Joo Wan mengatakan bahwa jika ada seseorang yang mencoba
melukainya maka Joo Wan akan langsung menghalanginya. Joo Wan
memperagakannya dengan menyilangkan sumpitnya sebagai tanda
perlindungan.
"Dengan sumpit?" keluh Joo Yeon
"Aku mencintaimu" kata Joo Wan tiba-tiba
Joo Yeon langsung tertawa mendengar pernyataan cinta Joo Wan yang
mendadak itu. Joo Wan meminta Joo Yeon untuk bertahan dengan kegilaannya
karena Joo Wan berniat untuk terus menyatakan cintanya setiap saat
supaya Joo Yeon tidak lupa.
Joo Yeon tiba-tiba saja merasa sangat mengantuk dan hampir saja
menjatuhkan wajahnya di kuah panas, untunglah Joo Wan segera menahan
kepalanya sebelum wajah Joo Yeon menyentuh kuah panas itu.
Ia lalu menyingkirkan kuah panas itu dengan resiko tangannya sendiri kesakitan akibat bersentuhan langsung dengan kuah panasnya.
Joo Wan lalu menggendongnya pulang. Di luar restoran, Joo Wan
membayangkan Joo Yeon muda yang sedang menggendong bayi Joo Wan berdiri
di hadapannya. Joo Wan dan Joo Yeon muda saling tersenyum, lalu mereka
berjalan pulang berdampingan.
"Lihatkan? Aku membayarmu kembali (maksudnya dulu Joo Yeon yang
menggendong Joo Wan maka sekarang Joo Wan yang menggendong Joo Yeon).
Kau berat" kata Joo Wan pada Jo Yeon muda
Joo Yeon bernarasi "Ada kalanya tubuh kami sedekat ini. Ada kalanya aku
merasa kami terbuat dari satu tubuh. Sejak kami masih sangat muda. Tapi
sesaat perasaan itu terasa kembali sekarang. Perasaan bahwa kami adalah
satu tubuh"
Flashback sebelum bunga mawar pemberian Joo Wan layu. Joo Yeon pulang
kerja dalam keadaan lelah tetapi ia melihat bunga mawar pemberian Joo
Wan. Joo Yeon bernarasi bahwa Joo Wan masih saja hidup dalam dunia
dongeng.
Bunga mawar merah itu mengingatkannya saat ia masih remaja, ia sedang
berkencan dengan seorang remaja laki-laki tetapi Joo Wan datang
menganggu kencan mereka dengan memberitahu remaja laki-laki itu bahwa
Joo Yeon mendengkur dan menggertakkan giginya saat tidur, Joo Wan lalu
meletakkan setangkai bunga mawar merah di meja untuk Joo Yeon lalu
pergi.
Joo Yeon bernarasi bahwa apa yang dilakukan Joo Wan waktu itu sama
sekali tidak buruk, saat itu ia merasakan sebuah harapan kecil muncul
seperti asap. Harapan bahwa dongeng ini akan menjadi nyata.
Kembali ke masa kini. Sesampainya di rumah, Joo Wan langsung menidurkan
Joo Yeon di kamar. Joo Wan melihat Joo Yeon tertidur dengan tangan
terkepal. Joo Wan berusaha membuka kepalan tangan Joo Yeon tetapi secara
reflek tangan itu terkepal kembali.
"Kau mau perang atau apa?"
Joo Wan lalu mengambilkan baju tidur untuk Joo Yeon lalu berkata padanya
bahwa ia tidak punya maksud lain, ia hanya ingin Joo Yeon tidur dengan
nyaman. Joo Wan lalu mulai melepaskan kancing baju Joo Yeon, tetapi baru
satu kancing baju yang ia buka, Joo Wan langsung berhenti karena merasa
tidak bisa meneruskannya.
"Hatiku berdebar kencang" gumam Joo Wan lalu beranjak pergi keluar kamar
Beberapa saat kemudian, Joo Yeon sudah bangun dan sudah berganti baju
sendiri. Saat Joo Wan turun, ia melihat Joo Yeon berjalan limbung ke
ruang tamu lalu menyalakan TV lalu langsung tertidur kembali di sofa
dengan tangan terkepal dan mendengkur. Joo Wan tersenyum melihatnya lalu
menggendongnya kembali ke kamar.
Hee Jae dan Woo Young keluar dari kantor bersama setelah lembur. Hee Jae
ingin pulang naik taksi tapi Woo Young menawari Hee Jae untuk
mengantarkan Hee Jae pulang dengan mobilnya. Woo Young juga memberi Hee
Jae sebuah syal yang ia pilih sendiri.
Saat mobil Woo Young keluar dari gedung kantor, Hee Jae melihat pacarnya
ternyata telah menunggunya di luar gedung kantornya. Hee Jae langsung
menyuruh Woo Young untuk berhenti.
Hee Jae langsung menghampiri pacarnya dan mengeluh karena pacarnya tidak
meneleponnya dulu sebelum menjemputnya. Pacarnya Hee Jae mengatakan
bahwa ia sudah berusaha untuk menelpon Hee Jae berkali-kali dan
mengiriminya pesan tapi Hee Jae tidak meresponnya.
"Aku sangat sibuk" kata Hee Jae
Woo Young lalu turun dari mobilnya untuk memberikan tasnya Hee Jae yang ketinggalan di mobilnya lalu pamit pergi pada Hee Jae.
Hee Jae merasa bersalah karena telah mengabaikan pesan dari pacarnya
tetapi pacarnya tidak mempermasalahkannya karena akhirnya dia bisa
melihat wajah Hee Jae. Ia lalu merangkul bahu Hee Jae dan mengajaknya
pulang.
Min Jung mengirim pesan pada seluruh anggota tim bahwa ia mengundurkan
diri dari pekerjaannya karena ia merasa tidak bisa bekerja dengan
orang-orang kejam. Joo Yeon mengeluhkan tindakan Min Jung itu tetapi ia
langsung memutuskan untuk tidak mempedulikan Min Jung.
Keesokan harinya adalah hari siaran home shopping. Joo Yeon bekerja
seorang diri sementara Hee Jae dan Woo Young khawatir, apakah Joo Yeon
akan baik-baik saja bekerja sendirian. Joo Yeon menyuruh mereka untuk
mengkhawatirkan tim mereka sendiri saja.
Siaran-pun dimulai. Produk pilihan Joo Yeon adalah jaket dari brand yang
sama dengan jaketnya Hee Jae yang diberi oleh Se Ryeong. Sementara itu,
Min Jung menonton siaran home shopping-nya Joo Yeon dari apartemennya
dan berharap semoga Joo Yeon hancur.
Dan ternyata harapan Min Jung itu langsung menjadi kenyataan saat produk
pilihan Joo Yeon ternyata tidak ada peminatnya, bahkan dari 100
penelepon yang benar-benar membeli hanya 2 orang. Joo Yeon sangat panik
tetapi pada akhirnya dia hanya bisa termenung tanpa bisa berbuat apapun.
Min Jung langsung kaget saat ia melihat ternyata Joo Yeon benar-benar
gagal tetapi beberapa detik kemudian ia memutuskan bahwa Joo Yeon pantas
mendapatkan kegagalan itu.
Ditengah-tengah acara, Tae Yoon langsung memberi perintah agar siarannya
segera dihentikan dan langsung lanjut ke siaran tim berikutnya (timnya
Se Ryeong).
Hee Jae dan Woo Young langsung berlari menghampiri Joo Yeon dengan cemas
tetapi Joo Yeon tetap tersenyum pada mereka lalu pergi.
Saat ia keluar, semua orang di kantor langsung menggosipkannya dan
menertawainya dengan suara keras, mereka bahkan menertawakan kesombongan
Joo Yeon yang pernah mengatakan bahwa ia akan menghasilkan $200 per
menit.
Joo Yeon lalu pergi ke kantornya Tae Yoon dengan langkah lemas. Saat Joo
Yeon membuka pintunya, ia langsung disambut oleh Tae Yoon yang bersikap
sangat dingin padanya.
"Apa kau ingin mengatakan sesuatu, pemimpin tim Shin Joo Yeon?" tanya Tae Yoon dingin
Dalam perjalanannya keluar dari kantornya Tae Yoon, Joo Yeon melihat
sesi siaran timnya Se Ryeong yang ternyata mampu menjual habis semua
barang yang mereka jual. Joo Yeon hanya bisa menonton semua itu dengan
mata berkaca-kaca.
Malam harinya, saat Joo Wan turun dari loteng, ia melihat Joo Yeon
sedang duduk merenung dalam kegelapan. Joo Wan langsung menyalakan lampu
dan melihat Joo Yeon menangis.
"Ada apa dengan wajahmu?" tanya Joo Wan
Joo Wan bernarasi bahwa Joo Yeon yang ia kira tidak punya air mata
ternyata sekarang sedang menangis. Joo Wan lalu bertanya sekali lagi
kenapa Joo Yeon menangis.
Joo Yeon akhirnya memberitahu Joo Wan bahwa siaran home shoppingnya
gagal. Joo Wan langsung menyemangatinya denagn mengatakan bahwa Joo Yeon
selalu sukses jadi sekali-kali gagal juga tidak apa-apa.
Joo Yeon mengatakan bahwa masalahnya bukan siarannya, bukan kekalahannya
dari Se Ryeong, bukan pula hinaan orang lain yang ia dengar sendiri. Ia
baik-baik saja dengan semua itu dan ia pasti akan bekerja lebih baik
lagi di masa depan nanti.
"Tapi, orang itu... setiap kali selesai siaran, aku selalu mendatangi orang itu" kata Joo Yeon
Joo Wan menduga orang yang dimaksud Joo Yeon pasti Tae Yoon. Joo Yeon
teringat saat Tae Yoon tersenyum manis padanya saat ia berhasil menjual
habis semua barang dagangannya.
Joo Yeon menangis saat ia bercerita pada Joo Wan bahwa setiap kali ia
berhasil dan datang ke kantornya, Tae Yoon pasti akan tersenyum padanya.
"Tapi dia sangat dingin" ujar Joo Yeon sambil menangis
Joo Wan sangat terkejut dengan cerita Joo Yeon itu, ia bernarasi "Ini
dia, alasan kenapa dia (Joo Yeon) tidak bersedih bahkan setelah ia putus
dari pacarnya. Bahkan setelah ia terlibat pertengkaran dengan wanita
lain dihadapan pacarnya, inilah alasan kenapa dia tetap baik-baik saja
dan melupakan segalanya. Bahkan setelah berciuman denganku dan mengira
bahwa ia jatuh cinta, inilah mengapa dia melupakan cinta itu. Alasannya
adalah karena pria itu. Kau jatuh cinta pada pria itu. Karena kau
mencintai pria itu, kau menyingkirkan semua cinta yang lain"
Joo Wan lalu memeluk Joo Yeon yang terus menangis dan berkata "Kau sangat bodoh"
Joo Wan lalu berkata dalam hatinya "Tapi, kuharap kau akan tetap bodoh
seperti ini. Kuharap kau tidak akan menyadari perasaanmu sendiri,
selamanya"
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam