Sinopsis I Need Romance 3 episode 4 - part 2

"Kau manis Shin Joo Yeon" kata Tae Yoon di telepon.

Joo Yeon bertanya kenapa Tae Yoon memujinya manis. Tae Yoon mengatakan bahwa dia manis karena Shin Joo Yeon ternyata mengkhawatirkan sesuatu semacam cinta. Wanita yang selalu tegas, rasional dan selalu berpura-pura kuat seperti Lee Min Jung, ternyata bisa cemas jika berhubungan dengan cinta.

Tae Yoon lalu bercerita pada Joo Yeon bahwa ada seorang wanita yang baru bertemu dengan mantannya yang sudah berpisah lama darinya. Dan pria mantannya itu bersikap seolah semuanya baik-baik saja. Apakah mungkin wanita itu juga sedang bertanya-tanya kenapa pria itu melakukan hal ini padanya.

"Sunbae, wanita itu semuanya berbeda. Jika ada 50 ribu wanita, maka akan ada 50 ribu pemikiran yang berbeda"

"Haruskah kuktakan padamu kenapa pria itu menciummu?"

"Kenapa?"

"Karena kau pasti terlihat sangat cantik waktu ciuman itu"

"Aku memang selalu cantik. Tapi tetap saja, hal yang paling penting adalah kejadian setelahnya"

"Bagi seorang pria, saat itu adalah saat yang paling penting. Kau cantik dan pria itu terpukau olehmu. Pikirkan saja seperti itu"

"Bagaimana bisa aku memikirkannya hanya seperti itu..."


Saat itu Joo Yeon melihat buku yang tadinya ditinggalkan Joo Wan di meja. Joo Yeon membuka bukunya dan isinya adalah tulisan dan gambar yang ditulis dan digambar oleh Joo Wan kecil. Joo Yeon cepat-cepat mematikan teleponnya lalu melihat sekelilingnya dengan ketakutan.

"HEI, GOGUMA (ubi)" teriak Joo Yeon ketakutan

Saat itu Joo Yeon akhirnya menyadari bahwa rumahnya sangat bersih. Joo Yeon langsung berlari ke loteng dan ternyata sebuah barang-barang Joo Wan sudah berada di kamar itu. Joo Yeon cepat-cepat menelepon Joo Wan dan bertanya dimana dia berada sekarang. 


Joo Wan yang sedang duduk di taman bermain, mengatakan bahwa dia baru saja meninggalkan rumah itu 5 menit yang lalu dan sekarang masih berada di sekitar tempat tinggalnya.

Joo Wan juga mengatakan bahwa Joo Yeon terlihat sibuk ditelepon jadi dia pergi tanpa menyapa Joo Yeon terlebih dahulu. Joo Yeon bertanya apakah Joo Wan mendengar percakapan teleponnya.

"Kau mencium seorang pria, kau menyukai ciumannya. Kau merasa sepertinya kau jatuh cinta lagi. Aku mendengar bagian-bagian yang penting. Dan kau juga sedang menunggu telepon dari pria itu" goda Joo Wan

Joo Yeon langsung berteriak kesal dan malu setelah mendengar perkataan Joo Wan. Joo Wan mengatakan bahwa pria itu mungkin tidak ada alasan khusus (kenapa dia tidak menelepon), yang paling penting adalah Shing Shing merasa jatuh cinta lagi.

"Lupakan semuanya. Ini semua adalah dunia orang dewasa yang tidak perlu kau tahu" perintah Joo Yeon


Joo Wan langsung menggodanya lagi untuk memakai pakaian yang jauh lebih hangat karena masih musim dingin. Joo Yeon langsung melihat gaun tidurnya yang sangat pendek.

"Berapa banyak yang kau lihat?" teriak Joo Yeon

"Sebanyak yang kau tunjukkan padaku. Bagaimana bisa aku melihat lebih dari itu?" goda Joo Wan

Joo Yeon langsung mematikan teleponnya, Joo Wan mengatakan pada ponselnya bahwa Joo Yeon harus memperbaiki kebiasaannya yang suka menutup telepon sembarangan ini. 

"Jangan lupakan perasaan yang kau rasakan saat itu, Shing Shing"


Joo Yeon berniat untuk mengganti password rumahnya karena Joo Wan datang dan pergi seolah rumah ini adalah rumahnya sendiri, tetapi belum sempat berbuat apapun, Joo Wan mengiriminya pesan yang mengatakan bahwa ia sudah mengganti password rumahnya ke tanggal ulang tahunnya sendiri.

Joo Yeon cepat-cepat keluar rumahnya untuk mengganti password-nya kembali. Tetapi tiba-tiba ia menyadari bahwa ia lupa tanggal ulang tahun Joo Wan dan sekarang ia terkunci di luar rumahnya sendiri. Pwahahaha...XD

Joo Yeon jadi bingung sendiri harus bagaimana. Akhirnya dengan sangat terpaksa, ia harus memanjat jendela rumahnya untuk masuk kedalam rumahnya lagi sambil bersumpah untuk membunuh Joo Wan saat ia menangkapnya nanti.


Hee Jae menyelinap masuk kedalam kamar gositel pacarnya, berusaha sebaik mungkin untuk tidak membuat suara. Saat mereka menyelinap keluar, Hee Jae melihat para tetangga gositel menempeli pintu kamar pacarnya dengan berbagai macam pesan peringatan untuk tidak membuat suara-suara gaduh, ada pula yang bertanya apakah mereka sedang syuting film porno, apakah mereka pikir tempat ini motel.

Hee Jae langsung merenggut semua pesan-pesan itu dan pergi dengan marah. pacarnya berusaha mengejar dan membujuknya. Hee Jae marah karena merassa lelah dan muak dengan cara mereka berpacaran yang tanpa uang, selalu saja berusaha menghemat uang dan menahan diri setiap saat yang pada akhirnya membuatnya merasa malu sendiri.

"Jangan hubungi aku lagi. Aku tidak mau bertemu denganmu lagi" 

Hee Jae berlalu pergi tapi pacarnya langsung memeluknya dan meminta maaf. Hee Jae merasa bersalah dan akhirnya meminta maaf juga pada pacarnya.


Joo Yeon tersenyum membaca buku yang ditinggalkan Joo Wan diatas meja, buku itu berisi diary Joo Wan kecil yang bercerita segala macam hal tentang Shing Shing. Joo Wan kecil bercerita bahwa dia memanggil Joo Yeon dengan sebutan Shing Shing adalah karena Shing Shing berarti segar. 


Joo Wan kecil juga bercerita saat ia menggenggam tangan Joo Yeon saat ia sakit. Saat mereka membuat manusia salju selama 3 jam, lalu mereka simpan di freezer agar manusia salju itu tidak meleleh. Lalu saat Joo Wan kecil memberikan celengannya pada Joo Yeon sebagai hadiah ulang tahun.

Saat Joo Wan kecil memandang Joo Yeon dengan kesal dan prihatin karena Joo Yeon memotong rambutnya, Joo Wan mengatakan bahwa hidup dan kecantikan wanita tergantung dari panjang rambutnya, Joo Wan kecil khawatir apa yang akan terjadi pada hidup dan kecantikan Shing Shing.

"Aku harus menyelamatkannya" ujar Joo Wan kecil


Di kamar hotelnya, Joo Wan mengetik pesan untuk Joo Yeon yang mengatakan "Shin Joo Yeon, 20 tahun yang lalu bagiku kau adalah wanita dan sejak 20 tahun yang lalu, aku adalah namja (pria) bagimu"

Namun sayangnya saat pesan itu terkirim pada Joo Yeon ternyata kata namja kurang huruf sehingga Joo Yeon mengartikannya sebagai 20 tahun yang lalu aku adalah orang asing (nam) bagimu. Hal itu mengingatkan Joo Yeon bahwa pada akhirnya semua orang adalah orang asing. 

Joo Yeon akhirnya memutuskan untuk tidak lagi memikirkan pria yang sudah menciumnya tapi tidak meneleponnya itu. Tetapi walaupun sudah memutuskan untuk tidak menunggu telepon Allen, Joo Yeon masih saja memandangi ponselnya.


Keesokan harinya, Hee Jae membeli kopi dengan menggunakan kupon yang ia dapat kantor. Woo Young juga memesan kopi yang sama tapi ia beli dengan kartu kreditnya sendiri. Woo Young lalu menawarinya untuk membelikannya kopi besok.

Mereka lalu kembali ke kantor berdua. Hee Jae menunjukkan padanya tentang rencana kerja yang dibuatnya sendiri untuk bekerja bersama Se Ryeong, sebuah ide yang ia yakin tidak akan ditolak oleh Se Ryeong. Woo Young sangat menyukai ide itu dan memuji hasil kerja Hee Jae.


Namun sayangnya, saat rapat Joo Yeon mendapat kesempatan untuk mempresentasikan rencananya terlebih dahulu, sebuah rencana kerja yang sama persis dengan rencana kerja milik Hee Jae dan semua anggota tim langsung menyetujui rencana itu dan Hee Jae akhirnya tidak mendapat kesempatan.


Hee Jae pergi ke kotak penyimpanan alat-alat kebakaran untuk mengambil minuman alkohol yang disimpannya tetapi ternyata semua minumannya sudah tidak ada. Woo Young datang dengan membawakan sekaleng bir untuknya.

Mereka pergi ke atap dan Hee Jae mengeluh karena bagaimanapun dia berusaha, dia tetap masih belum bisa mengejar para sunbae. Woo Young berusaha memberinya semangat dengan memujinya karena bisa memikirkan ide yang sama dengan Joo Yeon. Tapi bagi Hee Jae hal itu tidak berarti apapun jika para sunbae akhirnya selalu mendapat kesempatan terlebih dahulu untuk mempresentasikan ide-ide mereka.

"Suatu hari nanti kita juga akan menjadi sunbae" kata Woo Young

Hee Jae mengatakan bahwa saat mereka menjadi sunbae nanti, sunbae mereka pasti akan maju jauh melebihi mereka.


Joo Yeon datang ke kantor Se Ryeong untuk menunjukkan dan menandatangani kontrak yang sudah dimodifikasi. Se Ryeong menggodanya karena datang langsung ke kantornya padahal Joo Yeon sendiri yang pernah mengatakan pada Se Ryeong agar Se Ryeong yang datang ke kantornya untuk tanda tangan kontrak.

"Apa kau sudah lama bekerja bersama Tae Yoon?" tanya Se Ryeong

Joo Yeon langsung kaget mendengar pertanyaan itu "Apa kau mengenal direktur?"

Se Ryeong bertanya bagaimana Tae Yoon di tempat kerja, apakah Tae Yoon adalah pria yang adil, selalu membuat orang lain merasa nyaman, dan mengasihi orang lain. Joo Yeon mengatakan bahwa Tae Yoon adalah orang yang sangat ia hormati.

"Jangan berpikir untuk mengencani direktur" ancam Joo Yeon

"Dia kan bukan milikmu" ujar Se Ryeong

"Aku tidak bilang bahwa kau tidak boleh merebutnya karena dia bukan pacarku. Jika dia pacarku, kau pasti ingin merebutnya"


"Hei, aku hanya merebut satu pria darimu"

"Apa itu sesuatu untuk dibanggakan? Kurasa kau menginginkan penghargaan"

"Apa kau sendiri bangga setelah kehilangan satu pria?"

"Kau sangat tidak tahu malu"

"Karena itulah kau menyukaiku"

Joo Yeon menyindir Se Ryeong bahwa seharusnya ia tidak begitu mudahnya melakukan kerja amal dengan seorang penyendiri (Se Ryeong). Se Ryeong langsung mengingatkannya bahwa dia bukan seorang penyendiri, dari dulu dia adalah bintang yang di puja orang dan Joo Yeon hanyalah seorang pembantu.

Joo Yeon langsung marah dan bertanya siapa yang bilang dia adalah seorang pembantu. Se Ryeong mengatakan bahwa ia memang terlihat seperti pembantu walaupun orang tidak mengatakannya secara langsung. Joo Yeon sangat marah sampai melempar pulpennya ke lantai. 


Se Ryeong menyuruh Joo Yeon untuk mengambil pulpennya karena sepertinya pulpen itu mahal. Se Ryeong lalu menendang pulpennya ke kaki Joo Yeon tetapi Joo Yeon menendang balik pulpen itu ke kaki Se Ryeong dan mengatakan pada Se Ryeong untuk mengambilnya saja sebagai hadiah. Joo Yeon lalu pergi namun di luar kantor Se Ryeong, Joo Yeon langsung mengeluhkan pulpennya karena pulpen itu mahal.


Dalam perjalan keluar, Joo Yeon bertemu dengan Allen. Joo Yeon berusaha untuk mengabaikannya dan berjalan melewatinya tetapi Joo Wan langsung menggenggam tangannya.

"Bagaimana kabarmu? Kenapa kau tidak meneleponku? nomor telepon hotel pasti ada dalam ponselmu. Aku menunggu teleponmu" kata Joo Wan

Joo Yeon langsung tersenyum sinis "Kenapa kau menunggu teleponku?"

"Aku sudah mengatakan semua yang ingin kukatakan (pengakuan cintanya) dan kupikir kau akan memberi jawaban" 

Joo Yeon tidak mempercayainya, ia langsung melepaskan genggaman tangan Allen dan berlalu pergi. 


Joo Wan berpaling menghadap ke arah lain dan berbisik memohon pada Shing Shing agar berhenti. Joo Yeon berhenti dan berpaling kembali pada Allen, tapi sayangnya dia saat itu ia melihat Allen sedang menghadap poster seksi Se Ryeong dan Joo Yeon mengira bahwa Allen sedang memandangi poster seksi itu.

Joo Wan berbisik memohon agar Shing Shing kembali dan Joo Yeon berjalan kembali ke arahnya. Joo Wan tersenyum padanya dan dalam hatinya dia memohon agar Joo Yeon mengatakan perasaannya yang sejujurnya. Joo Yeon tersenyum padanya dan mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin dikatakannya.

Tetapi sebelum Joo Yeon mengatakan hal yang ingin dikatakannya, ia bernarasi bahwa sekarang segalanya menjadi jelas "Bajing** ini hanya mempermainkanku. Karena aku terlihat gampangan"


Joo Yeon tersenyum dan mengatakan pada Allen bahwa waktu itu sangat menyenangkan, Joo Yeon lalu pergi ke lift. sebelum Joo Yeon masuk lift, dia melihat Se Ryeong berlari menghampiri Allen dan langsung memeluknya dengan erat, Joo Yeon langsung tersenyum sinis melihat adegan peluk-pelukan itu. 

Setelah Joo Yeon pergi, Joo Wan langsung mengeluhkan sikap Se Ryeong dan meminta Se Ryeong untuk merubah cara sapaannya menjadi sapaan ala Korea. Se Ryeong langsung menggodanya dengan mencium pipinya dan bertanya apakah yang Joo Wan maksud sapaan semacam itu.


Sesampainya di tempat parkir, Joo Yeon melihat mobil Joo Wan dengan senyum jahat. Sementara itu, Joo Wan dan Se Ryeong sedang berada di dalam lift dalam perjalanan keluar untuk makan siang bersama. 

Se Ryeong heran kenapa akhir-akhir ini Joo Wan tidak pernah lagi memanggilnya dengan sebutan 'dangshin'. Joo Wan mengatakan bahwa kata 'dangshin' hanya digunakan pada orang yang kita sukai saja.


Joo Yeon sedang berada didalam mobilnya saat ia melihat Allen dan Se Ryeong berjalan bergandengan tangan. Joo Yeon mengeluh penuh kecemburuan karena mereka berdua terlihat serasi. Dia berlalu pergi dengan kesal tepat saat Joo Wan dan Se Ryeong melihat kaca spion mobilnya Joo Wan patah.

"Astaga... apa-apaan ini?" 

"Wow... wow... wow... kurasa aku tidak bisa menahannya lagi" keluh Joo Wan

"Siapa yang melakukan ini?"


Sesampainya di rumah, Joo Yeon baru ingat bahwa ia tidak tahu password kunci rumahnya, dia mencoba mengingat bahwa Joo Wan lahir di musim dingin. Joo Yeon akhirnya iangat bahwa Joo Wan lahir waktu salju pertama turun dan jika dikurangi dari umurnya maka Joo Wan lahir tahun 1988. 

Joo Yeon lalu mencari di internet tentang salju pertama yang turun di tahun 1988 dan akhirnya menemukan tanggal lahir Joo Wan sekaligus password kunci rumahnya. Joo Yeon tiba-tiba sadar bahwa hari ulang tahun Joo Wan adalah besok.


Min Jung mendapat pesan dari tetangganya (pria yang berkencan di hotel dengannya) yang ditempel didepan pintunya, isi pesannya mengatakan bahwa tadi tukang antar laundry datang dan ia menerima baju laundry-nya bersama dengan baju laundry-nya Min Jung. 

Min Jung membunyikan bel apartemen tetangganya itu, tetapi sayangnya orangnya sedang tidak ada. Maka Min Jung menempelkan pesan balasan untuk tetangganya. Saat pria itu pulang, ia melihat pesan dari tetangganya dan berniat mengantarkan baju laundry-nya Min Jung secara langsung. 

Pria itu lalu membunyikan bel pintunya Min Jung dan memperkenalkan dirinya sebagai tetangga barunya Min Jung. Min Jung langsung panik saat melihat melalui monitor bahwa tetangganya adalah teman kencannya di hotel. Pria yang bernama Ahn Min Seok itu mengatakan bahwa ia membawakan baju laundry-nya.

Min Jung merubah suaranya dan berbohong pada Min Seok melalui monitor bahwa ia sedang tidak bisa keluar dan meminta Min Seok untuk menggantung baju laundry-nya di pintu saja. Min Seok melakukan permintaannya dan setelah memastikan Min Seok pergi, Min Jung cepat-cepat mengambil baju laundry-nya.

Min Jung menjadi semakin panik saat ia mendapat pesan dari Min Seok yang meminta pendapatnya tentang beberapa makanan yang ingin ia kirimkan pada tetangga barunya.


Joo Yeon sedang mempersiapkan segala macam bahan yang akan dia masak untuk ulang tahun Joo Wan besok. Joo Yeon mengeluh saat ia kecipratan air karena tidak memakai celemek. Ia melihat celemek yang tadinya digantung Joo Wan didapur. Joo Yeon lalu memakainya sambil mengeluh.

"Karena inilah aku tidak menyukainya, jika dia tinggal disini maka aku harus melakukan hal ini setiap hari"

Sementara itu Joo Wan sedang mengepak semua barang-barangnya untuk ia bawa besok ke rumah Joo Yeon saat ia mendapat pesan dari Joo Yeon untuk datang besok pagi sebelum ia berangkat kerja agar mereka bisa makan sarapan bersama.


Keesokan paginya, Joo Yeon menyiapkan sup rumput laut dan kue ultah untuk Joo Wan. Saat Joo Wan membuka password kunci rumah Joo Yeon, Joo Yeon meneleponnya dan bertanya kenapa dia belum datang.

Joo Wan mengatakan bahwa ia baru saja tiba. Joo Yeon langsung pergi ke depan untuk menyambutnya. Dan matanya langsung melotot saat Allen/Joo Wan datang menghampirinya.

"Hai, Shing Shing. Mulai sekarang mari kita hidup bahagia bersama, Shing Shing" kata Joo Wan sambil memegang kepala Joo Yeon dengan kedua tangannya.


Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments