"Kau manis Shin Joo Yeon" kata Tae Yoon di telepon.
Joo Yeon bertanya kenapa Tae Yoon memujinya manis. Tae Yoon mengatakan
bahwa dia manis karena Shin Joo Yeon ternyata mengkhawatirkan sesuatu
semacam cinta. Wanita yang selalu tegas, rasional dan selalu
berpura-pura kuat seperti Lee Min Jung, ternyata bisa cemas jika
berhubungan dengan cinta.
Tae Yoon lalu bercerita pada Joo Yeon bahwa ada seorang wanita yang baru
bertemu dengan mantannya yang sudah berpisah lama darinya. Dan pria
mantannya itu bersikap seolah semuanya baik-baik saja. Apakah mungkin
wanita itu juga sedang bertanya-tanya kenapa pria itu melakukan hal ini
padanya.
"Sunbae, wanita itu semuanya berbeda. Jika ada 50 ribu wanita, maka akan ada 50 ribu pemikiran yang berbeda"
"Haruskah kuktakan padamu kenapa pria itu menciummu?"
"Kenapa?"
"Karena kau pasti terlihat sangat cantik waktu ciuman itu"
"Aku memang selalu cantik. Tapi tetap saja, hal yang paling penting adalah kejadian setelahnya"
"Bagi seorang pria, saat itu adalah saat yang paling penting. Kau cantik
dan pria itu terpukau olehmu. Pikirkan saja seperti itu"
"Bagaimana bisa aku memikirkannya hanya seperti itu..."
Saat itu Joo Yeon melihat buku yang tadinya ditinggalkan Joo Wan di
meja. Joo Yeon membuka bukunya dan isinya adalah tulisan dan gambar yang
ditulis dan digambar oleh Joo Wan kecil. Joo Yeon cepat-cepat mematikan
teleponnya lalu melihat sekelilingnya dengan ketakutan.
"HEI, GOGUMA (ubi)" teriak Joo Yeon ketakutan
Saat itu Joo Yeon akhirnya menyadari bahwa rumahnya sangat bersih. Joo
Yeon langsung berlari ke loteng dan ternyata sebuah barang-barang Joo
Wan sudah berada di kamar itu. Joo Yeon cepat-cepat menelepon Joo Wan
dan bertanya dimana dia berada sekarang.
Joo Wan yang sedang duduk di taman bermain, mengatakan bahwa dia baru
saja meninggalkan rumah itu 5 menit yang lalu dan sekarang masih berada
di sekitar tempat tinggalnya.
Joo Wan juga mengatakan bahwa Joo Yeon terlihat sibuk ditelepon jadi dia
pergi tanpa menyapa Joo Yeon terlebih dahulu. Joo Yeon bertanya apakah
Joo Wan mendengar percakapan teleponnya.
"Kau mencium seorang pria, kau menyukai ciumannya. Kau merasa sepertinya
kau jatuh cinta lagi. Aku mendengar bagian-bagian yang penting. Dan kau
juga sedang menunggu telepon dari pria itu" goda Joo Wan
Joo Yeon langsung berteriak kesal dan malu setelah mendengar perkataan
Joo Wan. Joo Wan mengatakan bahwa pria itu mungkin tidak ada alasan
khusus (kenapa dia tidak menelepon), yang paling penting adalah Shing
Shing merasa jatuh cinta lagi.
"Lupakan semuanya. Ini semua adalah dunia orang dewasa yang tidak perlu kau tahu" perintah Joo Yeon
Joo Wan langsung menggodanya lagi untuk memakai pakaian yang jauh lebih
hangat karena masih musim dingin. Joo Yeon langsung melihat gaun
tidurnya yang sangat pendek.
"Berapa banyak yang kau lihat?" teriak Joo Yeon
"Sebanyak yang kau tunjukkan padaku. Bagaimana bisa aku melihat lebih dari itu?" goda Joo Wan
Joo Yeon langsung mematikan teleponnya, Joo Wan mengatakan pada
ponselnya bahwa Joo Yeon harus memperbaiki kebiasaannya yang suka
menutup telepon sembarangan ini.
"Jangan lupakan perasaan yang kau rasakan saat itu, Shing Shing"
Joo Yeon berniat untuk mengganti password rumahnya karena Joo Wan datang
dan pergi seolah rumah ini adalah rumahnya sendiri, tetapi belum sempat
berbuat apapun, Joo Wan mengiriminya pesan yang mengatakan bahwa ia
sudah mengganti password rumahnya ke tanggal ulang tahunnya sendiri.
Joo Yeon cepat-cepat keluar rumahnya untuk mengganti password-nya
kembali. Tetapi tiba-tiba ia menyadari bahwa ia lupa tanggal ulang tahun
Joo Wan dan sekarang ia terkunci di luar rumahnya sendiri.
Pwahahaha...XD
Joo Yeon jadi bingung sendiri harus bagaimana. Akhirnya dengan sangat
terpaksa, ia harus memanjat jendela rumahnya untuk masuk kedalam
rumahnya lagi sambil bersumpah untuk membunuh Joo Wan saat ia
menangkapnya nanti.
Hee Jae menyelinap masuk kedalam kamar gositel pacarnya, berusaha sebaik
mungkin untuk tidak membuat suara. Saat mereka menyelinap keluar, Hee
Jae melihat para tetangga gositel menempeli pintu kamar pacarnya dengan
berbagai macam pesan peringatan untuk tidak membuat suara-suara gaduh,
ada pula yang bertanya apakah mereka sedang syuting film porno, apakah
mereka pikir tempat ini motel.
Hee Jae langsung merenggut semua pesan-pesan itu dan pergi dengan marah.
pacarnya berusaha mengejar dan membujuknya. Hee Jae marah karena
merassa lelah dan muak dengan cara mereka berpacaran yang tanpa uang,
selalu saja berusaha menghemat uang dan menahan diri setiap saat yang
pada akhirnya membuatnya merasa malu sendiri.
"Jangan hubungi aku lagi. Aku tidak mau bertemu denganmu lagi"
Hee Jae berlalu pergi tapi pacarnya langsung memeluknya dan meminta
maaf. Hee Jae merasa bersalah dan akhirnya meminta maaf juga pada
pacarnya.
Joo Yeon tersenyum membaca buku yang ditinggalkan Joo Wan diatas meja,
buku itu berisi diary Joo Wan kecil yang bercerita segala macam hal
tentang Shing Shing. Joo Wan kecil bercerita bahwa dia memanggil Joo
Yeon dengan sebutan Shing Shing adalah karena Shing Shing berarti
segar.
Joo Wan kecil juga bercerita saat ia menggenggam tangan Joo Yeon saat ia
sakit. Saat mereka membuat manusia salju selama 3 jam, lalu mereka
simpan di freezer agar manusia salju itu tidak meleleh. Lalu saat Joo
Wan kecil memberikan celengannya pada Joo Yeon sebagai hadiah ulang
tahun.
Saat Joo Wan kecil memandang Joo Yeon dengan kesal dan prihatin karena
Joo Yeon memotong rambutnya, Joo Wan mengatakan bahwa hidup dan
kecantikan wanita tergantung dari panjang rambutnya, Joo Wan kecil
khawatir apa yang akan terjadi pada hidup dan kecantikan Shing Shing.
"Aku harus menyelamatkannya" ujar Joo Wan kecil
Di kamar hotelnya, Joo Wan mengetik pesan untuk Joo Yeon yang mengatakan
"Shin Joo Yeon, 20 tahun yang lalu bagiku kau adalah wanita dan sejak
20 tahun yang lalu, aku adalah namja (pria) bagimu"
Namun sayangnya saat pesan itu terkirim pada Joo Yeon ternyata kata
namja kurang huruf sehingga Joo Yeon mengartikannya sebagai 20 tahun
yang lalu aku adalah orang asing (nam) bagimu. Hal itu mengingatkan Joo
Yeon bahwa pada akhirnya semua orang adalah orang asing.
Joo Yeon akhirnya memutuskan untuk tidak lagi memikirkan pria yang sudah
menciumnya tapi tidak meneleponnya itu. Tetapi walaupun sudah
memutuskan untuk tidak menunggu telepon Allen, Joo Yeon masih saja
memandangi ponselnya.
Keesokan harinya, Hee Jae membeli kopi dengan menggunakan kupon yang ia
dapat kantor. Woo Young juga memesan kopi yang sama tapi ia beli dengan
kartu kreditnya sendiri. Woo Young lalu menawarinya untuk membelikannya
kopi besok.
Mereka lalu kembali ke kantor berdua. Hee Jae menunjukkan padanya
tentang rencana kerja yang dibuatnya sendiri untuk bekerja bersama Se
Ryeong, sebuah ide yang ia yakin tidak akan ditolak oleh Se Ryeong. Woo
Young sangat menyukai ide itu dan memuji hasil kerja Hee Jae.
Namun sayangnya, saat rapat Joo Yeon mendapat kesempatan untuk
mempresentasikan rencananya terlebih dahulu, sebuah rencana kerja yang
sama persis dengan rencana kerja milik Hee Jae dan semua anggota tim
langsung menyetujui rencana itu dan Hee Jae akhirnya tidak mendapat
kesempatan.
Hee Jae pergi ke kotak penyimpanan alat-alat kebakaran untuk mengambil
minuman alkohol yang disimpannya tetapi ternyata semua minumannya sudah
tidak ada. Woo Young datang dengan membawakan sekaleng bir untuknya.
Mereka pergi ke atap dan Hee Jae mengeluh karena bagaimanapun dia
berusaha, dia tetap masih belum bisa mengejar para sunbae. Woo Young
berusaha memberinya semangat dengan memujinya karena bisa memikirkan ide
yang sama dengan Joo Yeon. Tapi bagi Hee Jae hal itu tidak berarti
apapun jika para sunbae akhirnya selalu mendapat kesempatan terlebih
dahulu untuk mempresentasikan ide-ide mereka.
"Suatu hari nanti kita juga akan menjadi sunbae" kata Woo Young
Hee Jae mengatakan bahwa saat mereka menjadi sunbae nanti, sunbae mereka pasti akan maju jauh melebihi mereka.
Joo Yeon datang ke kantor Se Ryeong untuk menunjukkan dan menandatangani
kontrak yang sudah dimodifikasi. Se Ryeong menggodanya karena datang
langsung ke kantornya padahal Joo Yeon sendiri yang pernah mengatakan
pada Se Ryeong agar Se Ryeong yang datang ke kantornya untuk tanda
tangan kontrak.
"Apa kau sudah lama bekerja bersama Tae Yoon?" tanya Se Ryeong
Joo Yeon langsung kaget mendengar pertanyaan itu "Apa kau mengenal direktur?"
Se Ryeong bertanya bagaimana Tae Yoon di tempat kerja, apakah Tae Yoon
adalah pria yang adil, selalu membuat orang lain merasa nyaman, dan
mengasihi orang lain. Joo Yeon mengatakan bahwa Tae Yoon adalah orang
yang sangat ia hormati.
"Jangan berpikir untuk mengencani direktur" ancam Joo Yeon
"Dia kan bukan milikmu" ujar Se Ryeong
"Aku tidak bilang bahwa kau tidak boleh merebutnya karena dia bukan pacarku. Jika dia pacarku, kau pasti ingin merebutnya"
"Hei, aku hanya merebut satu pria darimu"
"Apa itu sesuatu untuk dibanggakan? Kurasa kau menginginkan penghargaan"
"Apa kau sendiri bangga setelah kehilangan satu pria?"
"Kau sangat tidak tahu malu"
"Karena itulah kau menyukaiku"
Joo Yeon menyindir Se Ryeong bahwa seharusnya ia tidak begitu mudahnya
melakukan kerja amal dengan seorang penyendiri (Se Ryeong). Se Ryeong
langsung mengingatkannya bahwa dia bukan seorang penyendiri, dari dulu
dia adalah bintang yang di puja orang dan Joo Yeon hanyalah seorang
pembantu.
Joo Yeon langsung marah dan bertanya siapa yang bilang dia adalah
seorang pembantu. Se Ryeong mengatakan bahwa ia memang terlihat seperti
pembantu walaupun orang tidak mengatakannya secara langsung. Joo Yeon
sangat marah sampai melempar pulpennya ke lantai.
Se Ryeong menyuruh Joo Yeon untuk mengambil pulpennya karena sepertinya
pulpen itu mahal. Se Ryeong lalu menendang pulpennya ke kaki Joo Yeon
tetapi Joo Yeon menendang balik pulpen itu ke kaki Se Ryeong dan
mengatakan pada Se Ryeong untuk mengambilnya saja sebagai hadiah. Joo
Yeon lalu pergi namun di luar kantor Se Ryeong, Joo Yeon langsung
mengeluhkan pulpennya karena pulpen itu mahal.
Dalam perjalan keluar, Joo Yeon bertemu dengan Allen. Joo Yeon berusaha
untuk mengabaikannya dan berjalan melewatinya tetapi Joo Wan langsung
menggenggam tangannya.
"Bagaimana kabarmu? Kenapa kau tidak meneleponku? nomor telepon hotel
pasti ada dalam ponselmu. Aku menunggu teleponmu" kata Joo Wan
Joo Yeon langsung tersenyum sinis "Kenapa kau menunggu teleponku?"
"Aku sudah mengatakan semua yang ingin kukatakan (pengakuan cintanya) dan kupikir kau akan memberi jawaban"
Joo Yeon tidak mempercayainya, ia langsung melepaskan genggaman tangan Allen dan berlalu pergi.
Joo Wan berpaling menghadap ke arah lain dan berbisik memohon pada Shing
Shing agar berhenti. Joo Yeon berhenti dan berpaling kembali pada
Allen, tapi sayangnya dia saat itu ia melihat Allen sedang menghadap
poster seksi Se Ryeong dan Joo Yeon mengira bahwa Allen sedang
memandangi poster seksi itu.
Joo Wan berbisik memohon agar Shing Shing kembali dan Joo Yeon berjalan
kembali ke arahnya. Joo Wan tersenyum padanya dan dalam hatinya dia
memohon agar Joo Yeon mengatakan perasaannya yang sejujurnya. Joo Yeon
tersenyum padanya dan mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin
dikatakannya.
Tetapi sebelum Joo Yeon mengatakan hal yang ingin dikatakannya, ia
bernarasi bahwa sekarang segalanya menjadi jelas "Bajing** ini hanya
mempermainkanku. Karena aku terlihat gampangan"
Joo Yeon tersenyum dan mengatakan pada Allen bahwa waktu itu sangat
menyenangkan, Joo Yeon lalu pergi ke lift. sebelum Joo Yeon masuk lift,
dia melihat Se Ryeong berlari menghampiri Allen dan langsung memeluknya
dengan erat, Joo Yeon langsung tersenyum sinis melihat adegan
peluk-pelukan itu.
Setelah Joo Yeon pergi, Joo Wan langsung mengeluhkan sikap Se Ryeong dan
meminta Se Ryeong untuk merubah cara sapaannya menjadi sapaan ala
Korea. Se Ryeong langsung menggodanya dengan mencium pipinya dan
bertanya apakah yang Joo Wan maksud sapaan semacam itu.
Sesampainya di tempat parkir, Joo Yeon melihat mobil Joo Wan dengan
senyum jahat. Sementara itu, Joo Wan dan Se Ryeong sedang berada di
dalam lift dalam perjalanan keluar untuk makan siang bersama.
Se Ryeong heran kenapa akhir-akhir ini Joo Wan tidak pernah lagi memanggilnya dengan sebutan 'dangshin'. Joo Wan mengatakan bahwa kata 'dangshin' hanya digunakan pada orang yang kita sukai saja.
Joo Yeon sedang berada didalam mobilnya saat ia melihat Allen dan Se
Ryeong berjalan bergandengan tangan. Joo Yeon mengeluh penuh kecemburuan
karena mereka berdua terlihat serasi. Dia berlalu pergi dengan kesal
tepat saat Joo Wan dan Se Ryeong melihat kaca spion mobilnya Joo Wan
patah.
"Astaga... apa-apaan ini?"
"Wow... wow... wow... kurasa aku tidak bisa menahannya lagi" keluh Joo Wan
"Siapa yang melakukan ini?"
Sesampainya di rumah, Joo Yeon baru ingat bahwa ia tidak tahu password
kunci rumahnya, dia mencoba mengingat bahwa Joo Wan lahir di musim
dingin. Joo Yeon akhirnya iangat bahwa Joo Wan lahir waktu salju pertama
turun dan jika dikurangi dari umurnya maka Joo Wan lahir tahun 1988.
Joo Yeon lalu mencari di internet tentang salju pertama yang turun di
tahun 1988 dan akhirnya menemukan tanggal lahir Joo Wan sekaligus
password kunci rumahnya. Joo Yeon tiba-tiba sadar bahwa hari ulang tahun
Joo Wan adalah besok.
Min Jung mendapat pesan dari tetangganya (pria yang berkencan di hotel
dengannya) yang ditempel didepan pintunya, isi pesannya mengatakan bahwa
tadi tukang antar laundry datang dan ia menerima baju laundry-nya
bersama dengan baju laundry-nya Min Jung.
Min Jung membunyikan bel apartemen tetangganya itu, tetapi sayangnya
orangnya sedang tidak ada. Maka Min Jung menempelkan pesan balasan untuk
tetangganya. Saat pria itu pulang, ia melihat pesan dari tetangganya
dan berniat mengantarkan baju laundry-nya Min Jung secara langsung.
Pria itu lalu membunyikan bel pintunya Min Jung dan memperkenalkan
dirinya sebagai tetangga barunya Min Jung. Min Jung langsung panik saat
melihat melalui monitor bahwa tetangganya adalah teman kencannya di
hotel. Pria yang bernama Ahn Min Seok itu mengatakan bahwa ia membawakan
baju laundry-nya.
Min Jung merubah suaranya dan berbohong pada Min Seok melalui monitor
bahwa ia sedang tidak bisa keluar dan meminta Min Seok untuk menggantung
baju laundry-nya di pintu saja. Min Seok melakukan permintaannya dan
setelah memastikan Min Seok pergi, Min Jung cepat-cepat mengambil baju
laundry-nya.
Min Jung menjadi semakin panik saat ia mendapat pesan dari Min Seok yang
meminta pendapatnya tentang beberapa makanan yang ingin ia kirimkan
pada tetangga barunya.
Joo Yeon sedang mempersiapkan segala macam bahan yang akan dia masak
untuk ulang tahun Joo Wan besok. Joo Yeon mengeluh saat ia kecipratan
air karena tidak memakai celemek. Ia melihat celemek yang tadinya
digantung Joo Wan didapur. Joo Yeon lalu memakainya sambil mengeluh.
"Karena inilah aku tidak menyukainya, jika dia tinggal disini maka aku harus melakukan hal ini setiap hari"
Sementara itu Joo Wan sedang mengepak semua barang-barangnya untuk ia
bawa besok ke rumah Joo Yeon saat ia mendapat pesan dari Joo Yeon untuk
datang besok pagi sebelum ia berangkat kerja agar mereka bisa makan
sarapan bersama.
Keesokan paginya, Joo Yeon menyiapkan sup rumput laut dan kue ultah
untuk Joo Wan. Saat Joo Wan membuka password kunci rumah Joo Yeon, Joo
Yeon meneleponnya dan bertanya kenapa dia belum datang.
Joo Wan mengatakan bahwa ia baru saja tiba. Joo Yeon langsung pergi ke
depan untuk menyambutnya. Dan matanya langsung melotot saat Allen/Joo
Wan datang menghampirinya.
"Hai, Shing Shing. Mulai sekarang mari kita hidup bahagia bersama, Shing
Shing" kata Joo Wan sambil memegang kepala Joo Yeon dengan kedua
tangannya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam