Joo Wan menyatakan perasaannya pada Joo Yeon (tanpa memberitahu
identitasnya yang sebenarnya). Joo Wan menarik Joo Yeon mendekat padanya
dan sesaat sebelum Joo Wan menciumnya, Joo Yeon bernarasi bahwa saat ia
melihat kedalam mata Allen, pikirannya tiba-tiba menjadi kosong.
"Wanita bisa merasakan saat sebuah ciuman akan terjadi berdasarkan
instingnya. Sebentar lagi, dia akan mendekat padaku... Aku harus
mendorongnya... tapi... tidak mudah"
Joo Wan menciumnya dan Joo Yeon membalas ciumannya.
Joo Yeon bernarasi bahwa bibir wanita adalah bagian tubuh yang paling
sensitif "Tempat pertama untuk merasakan, dan tempat yang membuatmu
merasakannya sampai akhir. Tempat yang dapat mengingat jauh lebih lama.
Tempat yang paling dekat dengan hati"
Ciuman Joo Wan membuat Joo Yeon teringat pada cerita orang-orang tentang
ciuman. Se Ryeong yang bercerita tentang ciuman yang berbeda dari
segala ciuman lainnya, ciuman yang mampu membuka dunia baru.
Hee Jae yang bercerita bahwa ada sebuah ciuman yang terasa seperti
ciuman pertama jika dilakukan di hari, saat dan mood yang tepat. Min
Jung yang bercerita bahwa ada sebuah ciuman yang membuat wanita bisa
merasakan apakah pria yang menciumnya itu tepat untuknya atau tidak.
Setelah berciuman, Joo Yeon bernarasi bahwa sekarang ia baru menyadari
bahwa perkataan orang-orang tentang ciuman itu benar dan sekarang dia
telah memasuki dunia baru.
Setelah berciuman, Joo Yeon dan Joo Wan berkencan berdua di pantai.
Mereka berjalan bergandengan tangan, bersepeda, berlarian dan duduk
berdua di pinggir pantai lalu berpelukan melihat matahari terbenam.
Setelah pulang ke rumah, Joo Yeon tersenyum penuh kebahagiaan, dia
bernarasi bahwa dia merasa kali ini pasti sungguhan. Joo Yeon begitu
bahagia sampai terus menerus mengelus bibirnya sendiri bahkan setelah
mandi.
"Benar-benar dunia baru, dunia baru"
Dia mengatakan pada gelas wine yang berisi cincin-cincin dari semua
mantannya untuk menunggu sebentar, Joo Yeon berjanji kali ini dia pasti
akan segera membuang semua cincin-cincin itu.
Saat dia melihat ponselnya sebelum tidur, ia baru menyadari bahwa ia
tidak memiliki nomor telepon Allen. Akhirnya dia menaikkan volume suara
ponselnya lalu menaruh ponselnya di sebelahnya untuk menunggu telepon
dari Allen.
Joo Yeon teringat saat Allen mengantarkannya pulang. Joo Yeon tidak
mengundang Allen masuk karena merasa masih belum waktunya untuk
mengajaknya masuk ke rumah. Joo Yeon juga menjawab semua pertanyaan
Allen dengan malu-malu.
"Dangshin, selamat malam" kata Allen sebelum ia pergi.
Semua kenangan itu membuat Joo Yeon bersorak kegirangan bahkan sampai menendang-nendang kakinya didalam selimut.
Keesokan harinya, Joo Yeon bangun tidur dengan ceria tetapi saat ia
melihat tidak ada telepon dari Allen, senyumnya langsung menghilang. Joo
Yeon bernarasi bahwa walaupun sebuah hubungan selalu dimulai tanpa
memikirkan akhirnya tapi tidak ada sebuah hubungan yang tanpa
kekhawatiran.
Joo Yeon melamum bingung kenapa Allen masih belum meneleponnya. Joo Yeon
Bahkan sampai tidak sadar bahwa dia sedang mengocok ponselnya dan
bukannya minumannya.
Lama-kelamaan, dia menjadi semakin kesal saat telepon yang ditunggunya
tak kunjung tiba. Saking kesalnya, ia sampai melempari ponselnya dengan
kulit jeruk. Joo Yeon bernarasi bahwa sekarang ia harus menyatukan
kepingan puzzle dari perasaan seseorang.
"Berpikirlah secara rasional Shin Joo Yeon. Dia bilang, dia memulai
sebuah hubungan dengan ciuman. Lalu, dia menciumku. Jadi, bukankah itu
berarti kami sekarang berpacaran? Hari ini hari minggu, dan kalau dia
belum menelepon, itu kan tidak masuk akal"
Ternyata orang yang sedang ditunggu-tunggunya malah sedang berbelanja di
supermarket untuk semua kebutuhan Shing Shing. Joo Wan menebak bahwa
Shing Shing sekarang pasti sedang menunggu teleponnya.
"Tapi, kaulah yang akan meneleponku"
Joo Wan lalu mengirim semua belanjaannya ke rumah Joo Yeon dengan
menggunakan jasa pengiriman barang. Joo Yeon langsung meneleponnya untuk
protes tetapi saat Joo Wan juga mengiriminya makan siang, Joo Yeon
langsung melupakan protesnya. Malah ia mengundang Joo Wan untuk datang
dan makan siang bersama. Tapi Joo Wan langsung menolaknya dengan alasan
sibuk.
Malam harinya, Joo Yeon pergi ke taman bermain, berharap akan bertemu
lagi dengan Allen secara tak sengaja. Joo Yeon melihat bangku taman yang
membuatnya teringat saat Joo Wan memakaikan syal untuk membuatnya tetap
hangat.
Dia lalu mencoba menelepon hotel tempat tinggal Allen. Saat resepsionis
menerima teleponnya, Joo Yeon berusaha untuk memberanikan diri untuk
menanyakan tentang salah satu tamu hotel tetapi pada akhirnya dia
langsung mematikan teleponnya.
Joo Yeon bernarasi "Aku menyadari bahwa tindakan bodoh seperti ini bukan
yang pertama. Aku telah memasuki neraka dari sebuah hubungan pacaran
lagi"
Sementara itu, Joo Wan hendak tidur dan mengucapkan selamat malam pada
foto Joo Yeon yang ia ambil di ponselnya lalu mencium foto itu.
Keesokan harinya di kantor, Joo Yeon dan semua anggota timnya berkumpul
untuk menunggu kedatangan Se Ryeong sambil membicarakan masalah kencan.
Woo Young mengeluh bahwa ia sangat sibuk sampai tidak punya waktu untuk
menjalin sebuah hubungan tetapi saat ia punya waktu libur, ia malah
tidak punya seseorang untuk ditemui. Min Jung juga mengeluhkan hal yang
sama.
Hee Jae mengingatkan Min Jung bahwa ia masih bisa menghubungi pria yang
ditemuinya di hotel waktu itu. Tapi bagi Min Jung, jika dia dan pria itu
terus saling menghubungi dan bertemu maka hubungan kencan mereka akan
berubah menjadi hubungan pacaran dan jika itu terjadi maka, Min Jung
akan dengan sangat terpaksa harus kembali merasakan neraka dari sebuah
hubungan pacaran lagi.
Woo Young tidak mengerti neraka macam apa yang Min Jung maksud, maka Min
Jung menjelaskan bahwa neraka yang ia maksud adalah merindukan
seseorang, mengharapkan seseorang, kecewa, bertengkar, terluka,
menghabiskan tenaga untuk berbaikan kembali, memulai hubungan itu
kembali dengan panas lalu mendingin kembali.
Joo Yeon sangat setuju dengan Min Jung, dia mengatakan bahwa menyukai pria adalah hal yang gila dan memuakkan.
Tae Yoon tiba di kantor saat ia melihat Se Ryeong sudah menantinya di
depan pintu masuk. Tae Yoon berusaha tersenyum dan menyapanya dengan
ceria.
"Kukira kau akan meneleponku sekali saja" kata Se Ryeong
"Dengan hubungan kita, aku tidak berpikir bahwa menghubungimu adalah hal yang pantas untuk dilakukan" kata Tae Yoon
"Walaupun begitu aku tetap menunggu. Aku tidak menyangka kita akan berakhir semudah ini"
Tae Yoon langsung mengingatkan Se Ryeong bahwa dia sendiri-lah yang
ingin putus. Se Ryeong mengatakan bahwa Tae Yoon tidak menahannya saat
ia minta putus.
"Seingatku, kau adalah wanita yang tidak suka dengan pria yang menahanmu"
Se Ryeong mengatakan bahwa Tae Yoon tidak pernah sekalipun mengenalnya
dengan baik, karena itulah sekarang Se Ryeong datang ke kantor itu, agar
mulai sekarang Tae Yoon bisa tahu segala sesuatu tentangnya dengan
baik.
Waktu rapat, Se Ryeong mengatakan bahwa ada sesuatu dalam rencana bisnis
mereka yang harus dimodifikasi. Karena dalam rencana kerja itu, mereka
ingin menjual produk dengan nama Se Ryeong padahal Se Ryeong sama sekali
tidak tahu menahu tentang produk yang memakai namanya itu.
Se Ryeong mengatakan bahwa ia tidak bisa melakukan hal yang bisa
dianggap penipuan itu. Joo Yeon mengatakan bahwa alasannya ingin bekerja
bersama Se Ryeong adalah karena mereka memang membutuhkan namanya saja
bukan kemampuannya.
Se Ryeong: "Bagiku, namaku adalah segalanya. Aku tidak bisa menjual sembarang hal"
Min Jung: "Kami adalah tim terbaik di perusahaan ini. Kami tidak menjual sembarang produk"
Se Ryeong: "Dalam hal fashion, aku yakin kau tidak bisa bilang bahwa kau lebih profesional dariku"
Joo Yeon: "Tempat ini adalah home shopping. Tempat ini sangat berbeda dari tempat kerjamu yang sebelumnya"
Min Jung: "Para konsumen kami juga bukan bintang top"
Se Ryeong: "Bukankah didalam rencana kerjamu kau mengatakan bahwa kau
mentarget para konsumen baru yang berbeda dari konsumen lamamu"
Joo Yeon: "Kau kan tidak akan menjual produk kami pada bintang top"
Min Jung: "Kami memiliki pengetahuan teknis yang telah kami kumpulkan selama kami bekerja di home shopping selama puluhan tahun"
Se Ryeong: "Kalian memanggilku karena pengetahuan teknis kalian masih kurang"
Joo Yeon: "Kami membutuhkan wajah, karena itulah kami memanggilmu"
Se Ryeong: "Sudah kubilang bahwa aku tidak menjual wajahku ditempat yang bukan gayaku"
Hee Jae juga ingin ikut membela anggota timnya tetapi Joo Yeon
mengingatkannya untuk diam. Joo Yeon lalu bertanya pada Se Ryeong,
apakah Se Ryeong ingin mengontrol semua hal yang berhubungan dengan
produk yang akan mereka jual. Se Ryeong mengiyakannya lalu pamit pergi
pada Tae Yoon yang sedari tadi hanya diam saja.
Setelah rapat, Tae Yoon memanggil Joo Yeon ke kantornya untuk memberi
tahu Joo Yeon berbagai macam kesalahan yang dilakukannya selama rapat
dengan Se Ryeong tadi. Kesalahan pertamanya adalah tidak open minded.
Joo Yeon membela diri bahwa brand mewah nan mahal yang biasanya disukai
Se Ryeong tidak mungkin akan berhasil di home shopping.
"Kesalahan keduamu adalah kemampuan komunikasi. Apakah Oh Se Ryeong
mengatakan bahwa dia akan membawa barang-barang mewah dan mahal? Kau
menduga-duga sendiri"
Tae Yoon mengatakan bahwa kesalahan ketiga adalah dia memotong anggota
tim yang ingin mengutarakan pendapatnya langsung didepan partner mereka
(Se Ryeong) yang pada akhirnya membuat partner mereka memandang rendah
para anggota tim. Kesalahannya yang keempat adalah membuat para anggota
timnya mengatai partner mereka dengan buruk.
"Kurasa respon Se Ryeong tidak buruk. Menurutku dia bertanggung jawab
dan profesional. Dia seratus kali lebih baik daripada style director
yang bersedia menggunakan namanya dalam suatu produk tanpa tahu malu"
Bagaimanapun juga, Tae Yoon tetap percaya bahwa Joo Yeon pasti bisa
menemukan cara untuk membujuk Se Ryeong, karena selama ini dia tidak
pernah mengecewakan Tae Yoon.
Saat Tae Yoon pamit pada Hee Jae untuk pergi rapat, Tae Yoon memuji
tindakan Hee Jae yang berani bicara diantara para sunbaenya saat rapat
tadi. Namun senyumnya langsung menghilang saat ia menerima pesan dari Se
Ryeong yang mengatakan bahwa sekarang Tae Yoon menjadi semakin tampan.
Saat semua anggota tim sedang membahas rencana kerja alternatif, Hee Jae
mendapat pesan dari pacarnya yang mengajaknya untuk bertemu malam ini.
Joo Yeon langsung mengecek ponselnya sendiri tetapi telepon yang
ditunggu-tunggunya tetap tidak ada. Min Jung curiga apakah Joo Yeon
sedang menanti sebuah telepon dari seseorang tetapi Joo Yeon langsung
menyangkalnya.
Sementara itu, Joo Wan masuk ke dalam rumah kosong Joo Yeon dan terkejut
melihat segala macam barang bertebaran dengan berantakan di seluruh
rumah. Joo Wan memutuskan untuk membersihkan rumah yang berantakan itu.
Joo Wan menyelesaikan pekerjaan bersih-bersih itu sampai malam. Sebelum
pergi, ia menaruh sebuah buku di atas meja. Saat ia hendak keluar,
tiba-tiba ia mendengar suara pintu dibuka. Joo Wan cepat-cepat
bersembunyi sebelum Joo Yeon sempat melihatnya. Joo Yeon datang sambil
sibuk menelepon Tae Yoon.
Tae Yoon merasa aneh dengan suara Joo Yeon, Joo Yeon dengan santainya
memberitahu Tae Yoon bahwa ia sekarang sedang ganti baju. Setelah
selesai mengganti bajunya, Joo Yeon ingin bertanya tentang sebuah
pertanyaan pribadi pada Tae Yoon.
Joo Wan berjingkat ke kamar Joo Yeon agar tidak membuat suara, dia
mengintip Joo Yeon melalui jendela kamarnya dan melihat Joo Yeon sedang
menelepon dengan memakai gaun tidur yang sangat pendek dan mendengarkan
semua percakapannya dengan Tae Yoon.
Joo Yeon menceritakan pada Tae Yoon bahwa ia baru saja berciuman dengan
seorang pria dan setelah ciuman itu Joo Yeon merasa bahwa ia jatuh cinta
lagi. Tapi masalahnya pria itu masih belum meneleponnya sampai
sekarang.
"Kenapa pria itu melakukan hal ini padaku?" keluh Joo Yeon pada Tae Yoon
"Karena aku tidak bisa terus berbohong padamu. Aku Wan" bisik Joo Wan
Joo Wan lalu mengendap-endap keluar rumah "Kalau kau memang penasaran,
seharusnya kau tidak bertanya langsung padaku. Kenapa malah bertanya
pada pria lain"
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam