Hee Jae mendapat telepon dari ibunya yang menyuruhnya untuk segera
pulang karena ibunya harus pergi keluar mengantarkan pesanan. Telepon
dari ibunya itu langsung membuat mood Hee Jae berubah ceria lagi.
Setelah melihat ibunya pergi, Hee Jae membawa pacarnya masuk ke rumahnya
dan memberinya makanan buatan rumah. Hee Jae juga menunjukkan beberapa
tabungan miliknya yang ia simpan dari berbagai macam hal yang ia ingin
lakukan atau beli tapi ia urungkan demi menghemat uangnya. Mereka berdua
akhirnya saling meminta maaf dan berbaikan.
Joo Yeon penarasan apakah Joo Wan sudah pergi. Dia lalu memutar mobilnya
ke taman bermain untuk mengecek dan ternyata Joo Wan masih duduk manis
di ayunan. Joo Wan tersenyum melihat kedatangan Joo Yeon lalu berjalan
mendekatinya dengan harapan Joo Yeon akan mengenali identitasnya yang
sebenarnya.
Tapi Joo Yeon menyapanya dengan Allen dan senyum Joo Wan langsung
menghilang. Joo Yeon bertanya apakah Allen sudah pindah ke daerah
sekitar itu. Joo Wan dengan wajah kecewa memberitahunya bahwa ia belum
pindah.
"Apa kau melihat ada pria di disini tadi? Dia agak jelek. Hmm... Pria yang terlihat seperti ubi rebus"
Joo Wan menggelengkan kepalanya dengan kecewa lalu bertanya "Siapa pria itu?"
"Hanya seorang adik yang kukenal"
Jawaban Joo Yeon itu membuat Joo Wan menjadi semakin kecewa.
Saat Joo Wan pergi membeli ubi bakar didepan taman bermain, Joo Yeon
mengirim pesan pada si ubi dan bertanya apakah dia sudah pergi karena
dia tidak melihatnya berada di taman bermain. Joo Wan langsung
menggodanya dengan membalas pesannya dan bertanya kenapa Joo Yeon pergi
ke taman bermain padahal Joo Yeon pernah mengatakan tidak mau bertemu
dengannya.
"Siapa juga yang ingin bertemu denganmu? Aku datang karena kebetulan
sedang lewat, jadi mampir cuma sebentar saja" keluh Joo Yeon "Kalau kau
datang seharusnya kau tinggal lebih lama"
Setelah Joo Wan kembali dari membeli ubi bakar, Joo Wan meminta Joo Yeon
untuk memberikan tangannya padanya. Joo Yeon mengatakan bahwa hubungan
mereka belum sampai ke tahap bergandengan tangan. Joo Wan tersenyum geli
mendengarnya lalu menarik tangan Joo Yeon untuk memeriksa lukanya yang
sekarang sudah sembuh, Joo Wan lalu memberikan sebotol minuman hangat di
tangan Joo Yeon.
Joo Yeon tersenyum menerima minuman hangat itu lalu menempelkan botol
minuman hangat itu ke pipinya yang kedinginan. Joo Wan bertanya apakah
Joo Yeon kedinginan tetapi Joo Yeon mengatakan bahwa ia masih sanggup
menahannya. Joo Wan langsung mengomeli Joo Yeon untuk mengatakan
sejujurnya saja jika dia memang kedinginan daripada terus mengatakan
sanggup bertahan.
Joo Wan lalu melingkarkan syal-nya ke leher Joo Yeon dan memberikan
topinya ke kepala Joo Yeon dan karena topi itu kebesaran, jadi hampir
seluruh wajah Joo Yeon terkubur dalam topi.
"Dulu, ada seseorang yang selalu melakukan hal seperti ini padaku
(menutupi wajah dengan topi)" kata Joo Wan yang sedang mencoba memberi
Joo Yeon petunjuk.
"Siapa?" tanya Joo Yeon
Joo Wan langsung memandangi Joo Yeon dengan kesal karena masih belum
mengerti juga, dia berpikir bahwa satu-satunya hal yang diingat oleh Joo
Yeon hanyalah kejelekan wajahnya saja. Joo Wan lalu membantu Joo Yeon
mengangkat sedikit topinya agar wajah Joo Yeon kelihatan lalu memberinya
ubi bakar hangat.
Keesokan harinya, Joo Wan sedang bekerja di studio rekaman bersama
dengan sebuah boyband yang akan dia produseri. Saat Se Ryeong datang,
Joo Wan menyuruh semua anggota boyband itu untuk keluar dan ternyata Se
Ryeong bekerja sama dengan Joo Wan sebagai style director untuk boyband
baru itu.
Saat Se Ryeong rapat dengan Joo Wan untuk membahas style dari boyband
yang akan Joo Wan debutkan itu, sekretarisnya Se Ryeong datang untuk
memberitahunya bahwa J home shopping mengiriminya sebuah proposal kerja
sama dan ingin bertemu dan mengadakan rapat dengan Se Ryeong tetapi Se
Ryeong langsung menolaknya karena bekerja di home shopping hanya akan
merendahkan namanya saja.
Hee Jae mendapat kabar bahwa jadwal Se Ryeong sudah penuh selama setahun
kedepan, Se Ryeong bahkan menolak permintaan Hee Jae yang menginginkan
meeting dengannya selama 30 menit saja. Min Jung curiga jangan-jangan Se
Ryeong menolak karena Se Ryeong tahu bahwa dia akan bekerja bersama Joo
Yeon. Woo Young lalu menawarkan dirinya untuk menemui Se Ryeong secara
langsung dan mencoba untuk membujuknya.
Woo Yeong menunggu lama di depan restoran tempat Se Ryeong sedang
ngobrol dengan Joo Wan, Woo Young heran kenapa mereka ngobrol lama
padahal katanya Se Ryeong tidak punya waktu walaupun cuma 30 menit. Saat
Woo Young melihat mereka selesai, ia langsung menghampiri Se Ryeong dan
memperkenalkan dirinya tetapi Se Ryeong langsung menolaknya.
Joo Wan mengenalinya Woo Young sebagai orang yang datang ke pesta waktu
itu, Se Ryeong bertanya pada Woo Young apakah dia bekerja bersama dengan
Joo Yeon. Saat Woo Young mengiyakannya, Se Ryeong langsung menyuruh Woo
Young untuk mengatakan pada Joo Yeon agar Joo Yeon datang padanya
secara pribadi jika mereka ingin bekerja sama.
Saat Se Ryeong keluar dari restoran dengan menggandeng lengan Joo Wan,
Joo Wan bertanya apakah Se Ryeong benar-benar bersedia bekerja bersama
mereka jika Joo Yeon datang menemuinya secara langsung.
"Tidak" kata Se Ryeong
"Lalu kenapa kau bilang kau ingin bertemu dengannya?"
"Karena lucu saja"
Joo Wan langsung menampik tangan Se Ryeong yang sedang menggandeng lengannya dengan kesal "Itu lelucon yang mengerikan"
Keesokan harinya, Joo Yeon dan seluruh anggota timnya datang memenuhi
tantangan Se Ryeong ke kantornya agar mereka bisa rapat bersama tetapi
Se Ryeong mengajak Joo Yeon untuk minum berdua.
Mereka berdua akhirnya pergi ke restoran dan saling tatap-menatap cukup
lama sampai saat Se Ryeong mengambil teko hendak menuang minuman, Joo
Yeon mengulurkan gelasnya karena dia mengira Se Ryeong akan menuang
untuknya tetapi ternyata Se Ryeong menuang minuman untuk dirinya
sendiri.
Joo Yeon tersenyum sinis lalu menuang minuman untuk dirinya sendiri
juga. Se Ryeong menawarinya untuk bersulang tapi Joo Yeon langsung
meminum minumannya tanpa mau bersulang dengan Se Ryeong.
Tanpa basa basi Joo Yeon meminta Se Ryeong untuk bekerja bersamanya
tetapi Se Ryeong tetap tidak mau. Se Ryeong ingin Joo Yeon meminta maaf
terlebih dahulu atas apa yang dilakukannya di rumah Jung Ho karena
perpisahan Joo Yeon dan Jung Ho sama sekali bukan karena Se Ryeong. Se
Ryeong menyuruh Joo Yeon untuk bertanya langsung pada Jung Ho tentang
kenapa mereka berdua putus.
Joo Yeon lalu bertanya kenapa dulu Se Ryeong merebut cinta pertamanya.
Se Ryeong mengatakan bahwa dia melakukannya untuk mengalahkan Joo Yeon
yang selalu menang dalam segala hal.
"Kau mengambilnya terlebih dulu. Kau tahu bahwa aku menyukainya dan kau masih pacaran dengannya" ujar Se Ryeong
"Bukankah kau hanya bilang waktu itu dia pria yang baik? Kau bilang
semua pria yang lewat juga baik. Bagaimana bisa aku menghargai
kata-katamu jika kau membicarakan semuanya dengan begitu gampangnya?"
Perkataan Joo Yeon itu langsung membuat Se Ryeong marah, Se Ryeong
mengatakan bahwa alasan kenapa Joo Yeon dan Jung Ho sampai putus adalah
karena Joo Yeon tidak pernah sekalipun melakukan segalanya dengan tulus.
Demikian pula dengan yang Joo Yeon lakukan pada Se Ryeong.
"Jika aku memang temanmu seperti yang pernah kau bilang, apa kau akan
mengabaikan perasaanku hanya karena perkataanku yang terdengar
gampangan?"
Joo Yeon akhirnya menyerah dan meminta Se Ryeong untuk tidak
membicarakan tentang masa lalu lagi, Joo Yeon meminta Se Ryeong untuk
mengakhiri masalah masa lalu mereka sekarang juga dan tidak
mengungkit-ungkitnya lagi. Se Ryeong mengulurkan gelasnya dan Joo Yeon
menuangkan minuman untuk Se Ryeong.
Se Ryeong juga menuangkan minuman untuk Joo Yeon dan setelah meminumnya
Joo Yeon meminta Se Ryeong untuk mau bekerja bersamanya, jika mereka
bekerja bersama maka Se Ryeong bisa mengalahkan Joo Yeon.
"Kenapa kau tidak berpikir bahwa aku akan menang dengan menolakmu? Aku tidak mau bekerja bersamamu" ujar Se Ryeong
Se Ryeong lalu beranjak pergi meninggalkan Joo Yeon sendirian yang
berteriak-teriak marah dengan penolakan Se Ryeong. Saat Tae Yoon
meneleponnya, Se Ryeong langsung mengeluhkan harga dirinya yang sudah
dirusak oleh Se Ryeong. Joo Yeon bertanya dimana Tae Yoon sekarang. Tae
Yoon berbohong mengatakan bahwa ia sekarang sedang berada di rumah
padahal dia sedang minum-minum di bar.
Tae Yoon memesan satu botol minuman lalu lalu bertanya pada bartender
tentang seekor anjing yang pernah ia pungut dimalam natal dan karena
itulah dia beri nama eve (christmas eve). Bartender mengatakan bahwa
anjing itu akan dibawa oleh bosnya nanti setelah bosnya pulang kerja.
Didalam mobil, Se Ryeong teringat oleh perkataan Joo Yeon yang
mengatainya gampangan. Perkataan Joo Yeon itu mengingatkannya pada masa
lalunya bersama Tae Yoon saat mereka masih berpacaran.
Flashback saat Se Ryeong dan Tae Yoon masih berpacaran, waktu itu baru
saja Se Ryeong pergi menemui seorang pria setelah pria itu mengajaknya
bertemu, Tae Yoon mengeluhkan sikap Se Ryeong yang langsung datang saat
diminta tanpa mempedulikan omongan orang tentangnya.
"Kau terlalu gampangan" ujar Tae Yoon
"Gampangan?"
Tae Yoon merasa bersalah dengan perkataannya sendiri dan meminta Se
Ryeong untuk berhati-hati dengan tindakannya tetapi Se Ryeong langsung
minta putus.
Kembali ke masa kini, Se Ryeong pergi ke bar yang sama tepat saat Tae
Yoon pergi meninggalkan bar. Bos pemilik bar datang dengan membawa
seekor anjing dan Se Ryeong langsung menghampiri si anjing dan
mengelusnya dengan sayang.
Si bos pemilik bar yang sekarang adalah orang baru maka Se Ryeong
memberitahunya bahwa ia dan pacarnya dulu yang memungut eve dari
jalanan, mereka berdua sama-sama alergi anjing karena itulah mereka
menitipkan eve di bar itu.
Bartender yang mendengarkan ceritanya langsung memberi tahu Se Ryeong
bahwa tadi orang yang Se Ryeong maksud datang ke bar itu, bartender itu
lalu memberi Se Ryeong kartu nama Tae Yoon yang tadinya Tae Yoon
tinggalkan di tempat itu.
Keesokan harinya, Joo Yeon mendapat telepon kejutan dari Se Ryeong yang
memberitahunya bahwa Se Ryeong menerima tawaran kerja samanya. Joo Yeon
bertanya kenapa Se Ryeong tiba-tiba berubah pikiran. Se Ryeong
mengatakan bahwa dia hanya ingin mencoba melakukannya karena dia pikir
mungkin akan menyenangkan.
Joo Yeon cepat-cepat merekam percakapan mereka untuk mengancam Se Ryeong
agar tidak merubah pikirannya kembali atau dia akan menuntut Se Ryeong
dengan menggunakan rekaman itu. Joo Yeon bertanya sekali lagi apakah Se
Ryeong benar-benar mau bekerja sama dengannya dan saat Se Ryeong
meyakinkannya bahwa ia bersedia bekerja bersama Joo Yeon, Joo Yeon
langsung menari-menari kegirangan di atas sofa.
Sedetik kemudian Joo Yeon pura-pura sok cool dan menyuruh Se Ryeong
untuk datang ke perusahaannya hari senin nanti. Se Ryeong awalnya
keberatan tetapi setelah melihat kartu nama Tae Yoon, dia setuju untuk
datang sendiri ke kantornya Joo Yeon. Setelah memutuskan teleponnya, Joo
Yeon keheranan sendiri kenapa Se Ryeong tiba-tiba berubah pikiran.
"Apa dia sedang dalam pengaruh obat?"
Perut Joo Yeon tiba-tiba berbunyi, tapi sayangnya di kulkasnya hanya ada
minuman ginseng. Dia lalu mengirim pesan pada Joo Wan untuk mengajaknya
makan siang bersama sekalian agar Joo Yeon bisa melihat wajahnya tetapi
Joo Wan langsung menolaknya dengan alasan sibuk.
Joo Wan lalu menelepon Joo Yeon sebagai Allen dengan menggunakan telepon
hotel. Joo Wan mengajaknya bertemu dengan segera karena ada masalah
sangat serius dengan mobilnya.
Joo Yeon menemuinya di depan taman bermain. Saat memeriksa kaca spion
yang pernah dirusaknya, ternyata spion itu baik-baik saja. Joo Wan
menyuruhnya untuk masuk mobil dan memakai sabuk pengaman tetapi Joo Yeon
tidak langsung menurutinya malah bertanya keheranan apa yang rusak
karena mobilnya sepertinya baik-baik saja.
Joo Wan langsung memakaikan sabuk pengamannya dan memberi Joo Yeon
makanan, dia mengatakan bahwa ia akan memperlihatkan secara langsung
masalah serius apa dialami oleh mobilnya. Joo Wan lalu menjalankan
mobilnya dan mengatakan bahwa mobilnya selalu mati setiap 2 jam.
Joo Yeon ngomel-ngomel keheranan kenapa Joo Wan menyalahkannya untuk
masalah mesin mobilnya yang mati tiap 2 jam padahal yang Joo Yeon rusak
waktu itu hanya spion.
Joo Wan bosan mendengar kecerewetan Joo Yeon maka dia langsung
menyalakan sebuah lagu, Joo Yeon suka dengan lagu yang dimainkan Joo Wan
lalu bertanya itu lagu apa. Joo Wan memberitahunya bahwa lagu itu
adalah lagu ciptaannya yang berhasil masuk 10 besar chart Billboard.
Joo Yeon akhirnya sadar bahwa kebohongannya yang pernah mengatakan bahwa
ia fans-nya Allen ketahuan, tetapi Joo Yeon tetap berpura-pura sok cool
dan menggoyangkan kepalanya mengikuti irama lagunya.
Joo Wan membawanya ke sebuah pantai dan menunjukkan pada Joo Yeon bahwa
mobilnya mati tiap 2 jam. Joo Yeon langsung protes bahwa Joo Wan sendiri
yang mematikan mesin mobilnya. Joo Yeon heran kenapa Allen melakukan
sesuatu yang membuatnya merasa tak nyaman.
"Menurutmu kenapa aku melakukannya? Kenapa aku memanggilmu di akhir pekan yang berharga dengan sebuah strategi?"
Joo Yeon langsung mengeluh lagi dengan perkataan Joo Wan yang penuh
misteri. Joo Yeon mengatakan bahwa ia lebih menyukai percakapan yang
jelas, ringan dan mudah dimengerti.
"Ada sesuatu yang mengisi hatimu, tapi kau tidak sanggup menanggungnya.
Kau mungkin tidak tahan dengan pikiran yang tak bisa mengontrol emosimu.
Itu namanya bukan rasa tidak nyaman tapi debaran hati. Aku menyukaimu"
kata Joo Wan
"Sejak kapan? Kenapa? Kenapa kau menyukaiku? Kita kan belum lama
bertemu? Kesan pertama kita juga tidak begitu baik, dan aku juga bukan
orang yang mudah dicintai dan kau juga tahu aku ini jahat..."
"Apa kau selalu memulai sebuah hubungan dengan perdebatan?"
Joo Yeon bertanya bagaimana seharusnya ia memulai suatu hubungan tanpa mempertanyakan hal-hal seperti itu terlebih dahulu.
Joo Wan mendekatinya tetapi Joo Yeon langsung reflek mundur, Joo Wan
cepat-cepat memegang kedua lengan Joo Yeon dan menarik Joo Yeon
mendekat.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam