Sinopsis White Cat Legend Episode 9

Atas perintah Li Bing, Chen Shi sekarang fokus pada tugasnya menjaga si adik dan dia benar-benar bersikap selayaknya seorang kakak yang baik. 

Si adik ini jelas pintar, biarpun kesulitan bicara dan mengingat, tapi tampaknya dia pernah dilatih untuk mengucap beberapa kata. Sayangnya, Li Bing sama sekali tidak bisa memahami ucapannya yang patah-patah.


Di tempat lain, Li Bing menemukan seorang tukang daging yang ternyata dulunya adalah seorang penjagal bernama Penjagal Zhao, seluruh giginya kuning yang sepertinya gigi palsu.


Dia mengenal mendiang ayahnya Li Bing tapi tidak mengenali Li Bing, dan begitu melihat tulisan 'Siklus Tahun Jia Shen 27', dia langsung terjungkal saking kaget dan takutnya. Tampak jelas tulisan itu membuat pria besar dan gagah ini menjadi sangat trauma.

Tulisan itu adalah kode dari seorang tahanan yang masih dia ingat dengan baik, seorang tahanan yang masih sangat dia takuti sampai sekarang. Julukannya adalah Setangkai Bunga (Yi Zhi Hua). Dia bercerita bahwa tiga tahun yang lalu, Kaisar meniadakan hukuman penggal. Sejak itu, Penjagal Zhao pun ganti haluan menjadi penjaga penjara di sebuah markas penjara.

Hampir semua tahanan di markas penjara itu takut padanya, kecuali satu tahanan, yaitu si Setangkai Bunga. Bisa dipastikan dari perawakannya kalau si Setangkai Bunga ini adalah si petarung misterius Huruf Jia, dan sepertinya dia orang asing.

Jelas dari sikap dan bicaranya kalau dia memang bukan orang normal, lebih seperti psikopat. Setiap kali melihat Penjagal Zhao, dia dengan tatapan mata dan senyum gilanya selalu mengomentari gigi Penjagal Zhao yang menurutnya sangat bagus. 

Dia benar-benar bisa membuat orang merasa ngeri dan ketakutan. Penjagal Zhao lama-lama kesal sama dia dan akhirnya memerintahkan dua bawahannya untuk memberinya pelajaran. 

Namun saat dia kembali ke penjara tak lama kemudian, dia malah menemukan aliran deras darah... yang berasal dari sel penjara si Setangkai Bunga, dua anak buahnya sudah mati mengenasnya dengan seluruh gigi mereka dicabuti oleh si Setangkai Bunga. 

Saat inilah Penjagal Zhao baru benar-benar menyadari kalau tahanan ini adalah monster. Dia bisa bergerak secepat angin, menyerang Penjagal Zhao dengan mudah, lalu kemudian mencabuti semua giginya. (AIIIIH!!! Gimana sakitnya itu, dibius aja masih terasa sakitnya)

Peristiwa itulah yang membuat Penjagal Zhao trauma berat dan ketakutan bukan main pada si Setangkai Bunga. Sejak saat itu, dia pergi dari penjara itu. Beruntungnya, dia kemudian bertemu dengan ayahnya Li Bing yang membantunya membuat identitas baru sehingga dia bisa menetap dan membuka toko dagingnya ini.

Namun beberapa bulan setelah itu, dia mendengar kabar bahwa markas penjara itu mendadak sudah tidak ada. Sungguh aneh, markas penjara sebesar itu mendadak menghilang begitu saja seolah tak pernah ada. Bahkan semua orang yang berhubungan dengan markas penjara itu juga menghilang tanpa jejak. 

Mungkin saja ada orang yang sengaja melakukan itu karena dia dengar bahwa pernah ada orang yang mendatangi rumah lamanya untuk mencarinya. Jelas kalau dia juga mau dilenyapkan. 

Untungnya dia sudah keluar dari tempat itu lebih awal dan terhindar dari bencana. Penjagal Zhao sangat yakin kalau semua peristiwa ini pasti ada hubungannya dengan si Setangkai Bunga.

Kembali ke kantornya, Li Bing malah mendapati tempat itu sudah dihias dengan berbagai macam boneka gantung yang jelas dilakukan Chen Shi untuk menyenangkan si adik. Namun kemudian, dia malah tidak melihat topeng yang sebelumnya dia letakkan di meja.

Jelas saja dia langsung panik menggunakan mata dan indera kucingnya untuk mencari dan mengejar Chen Shi dan si adik... hingga akhirnya dia menemukan mereka di tempatnya si Paman Peramal dan menemukan topeng itu ternyata diambil si adik.

Dari sinilah Li Bing baru menyadari bahwa kata-kata si adik yang sebelumnya tidak dimengerti oleh Chen Shi itu sebenarnya adalah teks yang biasanya dibaca saat upacara kedewasaan. Jelas kalau selama ini si adik telah dipersiapkan dan diajari dengan sangat detil oleh sang kakak penyayang yang sangat menanti-nantikan upacara kedewasaannya.

Tim Aula Mingjing melapor bahwa pemeriksaan ulang mereka sama sekali tidak menunjukkan adanya keanehan, jadi kesimpulannya, si pejabat luar memang bunuh diri. 

Tapi Li Bing ngotot tak percaya. Kalaupun si pejabat luar mau bunuh diri, dia tidak mungkin melakukannya sekarang karena upacara kedewasaan si adik masih belum diadakan.  Tidak mungkin dia akan melewatkan upacara kedewasaan si adik yang selama ini dia persiapkan dengan sangat baik.

Sun Bao sebenarnya merasa ada satu hal yang aneh, rumah lama si pejabat luar pernah kemalingan. Masalahnya, tidak ada barang yang hilang. Makanya dia bingung apakah itu mencurigakan atau tidak. 

Memang ada satu tersangka, si tukang, tapi setelah mereka selidiki dan menanyai saksi yang malam itu bersama si tukang, si tukang memang punya alibi kuat. Saksinya adalah si petugas patroli malam. Menurut kesaksiannya saat dia patroli malam itu, pejabat luar memang belum mati saat si tukang pergi. Jadi waktunya tidak sesuai. 

Hmm, benarkah? Li Bing tak yakin, bagaimanapun, waktu bisa dipalsukan. Li Bing mau memeriksa dokumennya, tapi ternyata malah sudah dikembalikan ke Departemen Hukum. Jadilah Li Bing sendiri yang sekarang memimpin Aula Mingjing untuk mengambil lagi dokumen itu dari Departemen Hukum.

Kali ini, bahkan sebelum Wakil Menteri setuju atau tidak, Cui Bei mendadak saja dengan santainya mengambil sendiri dokumen itu dan menyerahkannya ke Li Bing, dan mereka semua pun langsung pergi dengan cepat sampai membuat Wakil Menteri speechless.


Si petugas patroli malam sedang tidak berada di tempat tugasnya karena mendadak sakit parah. Namun Li Bing memperhatikan klepsidra (jam air) tidak berjalan normal yang jelas menunjukkan ada orang yang pernah melakukan sesuatu pada benda ini sehingga membuat petugas patroli malam salah dalam memperkirakan waktu. 

Jelas pelakunya sengaja melakukannya untuk memanipulasi waktu, si petugas patroli malam secara tak sadar telah memberikan kesaksian palsu untuk orang lain, dan jelas orang yang Li Bing maksud adalah si tukang.

Sun Bao mau mencarinya, tapi Wang Qi mendadak mengaku kalau dia mempekerjakan si tukang untuk memperbaiki atap bocor di Aula Mingjing, jadi orang itu sekarang ada di Aula Mingjing.

Yups, kecurigaan Li Bing benar. Awalnya tidak ada yang aneh dari si tukang. Namun kemudian si tukang mengenali si adik dan langsung saja berniat mau membunuh si adik. 

Untungnya Wang Qi datang tepat waktu menyelamatkan si adik, tapi pada akhirnya dia sendiri yang disandera oleh si tukang. Chen Shi pun dengan penuh keberanian menghantam kepala si tukang sehingga si tukang akhirnya berhasil dibekuk.

Tak lama kemudian, si tukang diinterogasi langsung oleh Li Bing dan mengakui perbuatannya. Dia melakukannya karena dendam kesumat pada si pejabat luar karena si pejabat luar sering kali menghinanya.

Pejabat luar juga terus menerus memaksanya untuk memperbaiki atap bocor dan menghina pekerjaannya yang tidak becus memperbaiki atap.

Kebetulan malam itu hujan, jadi dia datang untuk memperbaiki atap. Sekalian dia melaksanakan aksinya dengan meminta si pejabat luar naik ke atap dengan alasan untuk melihat pekerjaannya sudah benar atau belum. 

Namun begitu si pejabat luar sampai atas, si tukang dengan cepat mengikat tali tampar ke lehernya dan menjatuhkannya, dan begitulah cara si tukang membuat pembunuhannya menjadi seperti bunuh diri. Dendamnya pada si pejabat luar sangat amat dalam, makanya dia sampai ingin membunuh si adik sekalian.

Hmm, cuma itu saja?... Li Bing yakin masih ada yang dia sembunyikan. Bukankah si tukang juga mengobrak-abrik rumah pejabat luar untuk mencari sesuatu tapi tidak menemukannya? Apa yang sebenarnya mau dia cari?

Jika dia bisa membuat rencana pembunuhan yang begitu teliti, tidak mungkin dia membunuh hanya karena alasan dendam sesaat. Dia pasti punya maksud lain, dan alasannya mau membunuh si adik, jelas karena dia belum menemukan entah apa yang dia cari itu. Jadi, benda apakah yang dia cari sebenarnya?

Sayangnya, si tukang tetap tutup mulut dalam hal yang satu ini. Terpaksalah, Li Bing pun memutuskan untuk memenjarakannya dulu dan akan menyelidiki perkara terakhir ini pelan-pelan. Bisa dibilang kasus ini sudah mendapatkan kejelasan tapi tidak sepenuhnya selesai juga. 

Maka sekarang, Li Bing dan seluruh Aula Mingjing mewakili dan menggantikan mendiang Pejabat Luar untuk mengadakan upacara kedewasaan untuk si adik. Setelah itu, mereka mengantarkan kepergian si adik. Chen Shi yang selama ini menjaganya, yang paling berat berpisah dengannya, dia benar-benar seperti seorang kakak yang berat untuk melepaskan adiknya.

Namun tetap saja Li Bing tidak puas dengan cara kerja para anak buahnya, terutama Wang Qi yang terlalu ragu, takut menyinggung Departemen Hukum dan cuma ingin mendapatkan pengakuan jasa. 

Wang Qi benar-benar tidak pantas menjadi petugas Aula Mingjing. Namun Li Bing akui kalau Wang Qi memang cukup berjasa karena menyelamatkan si adik.

Eh, padahal cuma pujian satu kalimat. Wang Qi langsung kepedean mengira Li Bing tidak berniat memecatnya dan asal saja nyerocos bohong bahwa dia sebenarnya ingin meninggalkan MA tapi dia bertahan karena Li Bing ingin menahannya. Pfft!

Sontak saja Li Bing langsung menyuruhnya untuk meninggalkan tempat ini saja nanti malam, ah tidak, Li Bing kasih waktu untuk beberes dulu, baru besok siang Wang Qi tinggalkan tempat ini. (Aww, kasihan Wang Qi, tapi dia sendiri yang cari masalah)

Prihatin, Chen Shi pun mencoba bicara pada Li Bing dan membela Wang Qi. Sayangnya, Li Bing benar-benar kecewa dengan Wang Qi. Bahkan menurutnya, Chen Shi yang baru datang beberapa hari saja lebih mengerti hukum dan aturan MA daripada Wang Qi yang sudah bekerja di sini selama dua tahun.

Ah! Li Bing mendadak mendapat ide bagus, menawari Chen Shi untuk menjadi pejabat baru Aula Mingjing. Dengan begitu, dia akan memiliki pekerjaan yang lebih baik dan bisa juga ikut menyelidiki kasus. Kalau suatu hari dia bisa lulus penilaian, maka dia bisa bergabung secara resmi dengan MA.

Wah! Tawaran yang bagus. Chen Shi langsung setuju tanpa banyak berpikir. Oke! Li Bing langsung memberinya pekerjaan pertama saat itu juga. Yaitu, menyuruhnya membaca sekeranjang penuh dokumen yang harus dia kuasai dalam waktu satu bulan. Pfft! 

Keesokan harinya, Wang Qi sudah bersiap pergi. Namun terlebih dulu dia melihat kembali tempat kerjanya dengan sedih dan meletakkan lencana MA-nya di meja kerjanya.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments