Sinopsis White Cat Legend Episode 7 & Episode 8

Li Bing secara resmi masuk kerja hari ini, tapi sudah langsung terasa aura persaingan dari Shangguan Qin. 


Awalnya dia berniat berterima kasih pada empat anggota Aula Mingjing atas kasus pembunuhan siluman kucing, tapi bahkan sebelum dia selesai mengucap satu kalimat, Wang Qi sudah langsung menyela dan nyerocos panjang lebar yang intinya cuma menjilat Li Bing doang.

Dia juga yang memperkenalkan dirinya dengan kalimat sangat panjang, penuh dengan basa-basi dan pujian untuk diri sendiri dengan kalimat-kalimat lebay, dsb, padahal yang lain memperkenalkan diri masing-masing dengan singkat, padat dan jelas.

Intinya, Wang Qi pintar dalam sosialisasi dan pintar bicara. Apa pun kasusnya, asalkan dia yang melakukan wawancara, dia akan bisa mengetahui garis besar hubungannya dengan mudah.


Cui Bei memiliki ingatan yang bagus, makanya dia menjadi sekretaris. Masalahnya satu, dia sering kali membawa sial bagi orang lain. Pokoknya siapa pun yang bersamanya, ada saja hampir kena bencananya.

Sun Bao mengaku kalau dia cuma bisa melakukan pekerjaan kasar mengingat dia dulunya adalah tentara militer yang berperang di garis depan sehingga dia tidak terlalu pintar secara akademis.


Sebagai orang asing, kemampuan bahasa Mandarinnya Alibaba sebenarnya sudah cukup bagus, hanya saja, dia sering mengacaukan dan memutar-balik berbagai peribahasa dan sampai saat ini belum lulus ujian tingkat 8 bahasa Mandarin.

Namun kelebihannya, Alibaba juga menguasai banyak bahasa lain, dan dari Alibaba-lah, Li Bing mendapatkan petunjuk tentang pecahan koin giok itu, ternyata itu adalah koin yang biasanya dipakai di sebuah rumah judi.

Namun karena selama ini Aula Mingjing tidak pernah memecahkan kasus besar kecuali kasus siluman kucing dan juga memiliki beberapa kasus-kasus kecil yang belum dipecahkan, makanya Hu Si memberitahu mereka bahwa Shangguan Qin akan tetap memotong gaji mereka, dan fakta itu jelas membuat Li Bing agak kesal.

Wang Qi sontak membela diri karena mereka tidak bisa disalahkan sepenuhnya dalam masalah ini karena selama ini mereka memang tidak pernah diberi kesempatan dan tidak pernah dipercaya untuk menangani kasus-kasus besar. 

Kasus-kasus yang selama ini diberikan pada mereka adalah kasus-kasus tingkat D yang notabene adalah kasus-kasus yang tidak penting. 

Di luar, karena Chen Shi bukan pejabat dan tidak punya pekerjaan jelas, jadinya dia menyibukkan diri dengan membuat bakpao untuk sarapan semua orang, dan juga mengepel semua lantai sampai kinclong dan licin hingga membuat orang-orang terpeleset saking licinnya. Dia bahkan memoles patung yang awalnya abu-abu sampai jadi bersih dan kinclong kayak baru, benar-benar bersih tanpa noda.

Saat dia dengan asyiknya melompat-lompat riang di jalanan, mendadak ada seorang gadis remaja yang melihat lambang MA-nya dan mendadak panik ingin menyampaikan sesuatu.

Namun karena gadis ini kesulitan bicara, sepertinya tidak bisu tapi tetap sulit bicara dengan benar, jadinya Chen Shi juga butuh waktu cukup lama untuk memahaminya. Si gadis terus saja memberi isyarat tentang menabuh drum, Chen Shi mengira kalau dia ingin main gendang, tapi tidak ada yang jualan gendang atau drum di sekitar MA.

Dari sinilah Chen Shi akhirnya memahami maksudnya, si gadis ini ingin menabuh drum yang ada di depan MA untuk melaporkan keluhan.

Shangguan Qin ternyata mengenalinya karena gadis ini sudah pernah kemari sebelumnya. Dia memberitahu Li Bing bahwa gadis ini adalah adik seorang pejabat luar di Departemen Hukum. Hanya saja, menurut Shangguan Qin, tuduhan si adik ini ini sebelumnya tidak terbukti.

Jadi begini ceritanya, tiga bulan yang lalu, kakaknya si adik ini bunuh diri di kantor Departemen Hukum. Departemen Hukum sudah menyelidikinya dengan jelas, dan diputuskan sebagai bunuh diri biasa. Namun adik ini terus menerus bilang 'tidak adil'. Berhubung dia cacat, makanya dia kesulitan mengutarakan kalimat panjang lebar dan cuma bisa mengulang dua kata itu terus menerus. 

Shangguan Qin yakin kalau si adik itu hanya tidak bisa menerima kepergian satu-satunya keluarganya, makanya dia terus menerus datang kemari. Sayangnya, keluhan ketidakadilan yang terus menerus dia ucapkan, sama sekali tidak terbukti.

Namun tentu saja Li Bing tidak bisa mengabaikan kasus ini begitu saja dan penasaran apakah kasus ini pernah diselidiki ulang oleh departemen mereka sendiri sebelumnya.

Shangguan Qin mengaku pernah, dan yang menangani penyelidikannya adalah Aula Mingjing karena kasus ini dinyatakan sebagai kasus tingkat D mengingat korban hanya bunuh diri dan tidak banyak keraguan dalam kasus ini.

Tentu saja insting detektifnya Li Bing langsung meyakini kalau kasus ini sepertinya tidak semudah itu. Begitu Shangguan Qin pergi, dia langsung menuntut laporan para anak buahnya tentang penyelidikan ulang kasus ini.

Tapi jelas dari kegugupan dan cara bicaranya Wang Qi kalau kasus ini tidak pernah diselidiki ulang dengan benar, mereka jelas-jelas meremehkan kasus ini hanya karena kasus ini sudah diselidiki dan ditetapkan sebagai kasus bunuh diri biasa.

Jelas saja Li Bing langsung ngamuk-ngamuk mengomeli mereka dan mengancam mereka untuk menyelidiki kasus ini dengan jelas. Mereka bisa tetap bekerja di sini atau tidak, itu tergantung performa mereka dalam penyelidikan kasus ini.

Li Bing awalnya berniat mengantarkan si adik ke Aula Jici, tapi saat dijemput orang-orang Aula Jici, si adik langsung ketakutan. Akhirnya Li Bing memutuskan untuk membiarkan adik ini tinggal di sini.

Walaupun tetap menjalankan perintah Li Bing, tapi Wang Qi sebenarnya takut dan khawatir mengingat kasus ini terjadi di Departemen Hukum, takutnya penyelidikan mereka akan menyinggung Departemen Hukum.

Dia yang sebelumnya gembar-gembor tentang kehebatannya dalam berbicara, mendadak malah jadi cuit dan tergagap saat berhadapan dengan Wakil Menteri Departemen Hukum, malah Cui Bei yang akhirnya harus bertindak dan berhasil bernegosiasi.

Tapi dokumen kasus yang diberikan pada mereka cuma satu lembar. Cui Bei hampir mau protes, tapi Wang Qi terlalu takut dan langsung buru-buru pamit. 


Out of topic dari kasus ini, Alibaba punya petunjuk lebih lanjut tentang pecahan koin giok yang Li Bing perlihatkan padanya kemarin. Ternyata pecahan koin giok itu berasal dari arena judi duel, dia bahkan sudah mendapatkan alamatnya. 

Mengikuti petunjuk pemberian Alibaba, Li Bing pun mendatangi sebuah tempat khusus orang asing, lebih tepatnya, orang Persia. Di bagian luar, tempat itu tampak biasa-biasa saja selayaknya tempat bisnis biasa.

Namun begitu dia memperlihatkan pecahan koin itu, dia langsung diarahkan ke sebuah tempat rahasia yang ternyata adalah arena judi duel dan sekarang dia dipaksa untuk berduel dengan seorang pemain yang biasanya selalu menang, dan terjadilah pertarungan seru antar kedua pemain. 

Li Bing unggul dengan cepat dengan menggunakan kekuatan super kucingnya. Di tengah pertarungan, Li Bing sempat melihat seorang wanita misterius memakai cadar di antara para penonton. Wanita itu langsung memalingkan muka dan Li Bing pun kembali fokus mengalahkan dan membunuh lawannya dengan mudah. 

Li Bing kemudian dibawa ke ruangan lain dan bertemu dengan si wanita bercadar tadi. Dari wanita itulah Li Bing mengetahui bahwa koin itu dulunya adalah milik salah satu petarung top di tempat ini yang memiliki julukan Huruf Jia, seorang petarung yang aneh dan jelas menakutkan. 

Jika petarung lain melakukan pekerjaan ini demi uang, orang itu melakukannya demi kesenangan dirinya sendiri. Tidak ada yang tahu menahu tentang orang itu. Namanya, asal usulnya, semuanya misterius. Bahkan wajahnya pun tidak ada yang tahu karena dia selalu memakai topeng. Karena itulah, orang-orang memanggilnya Huruf Jia, sesuai huruf yang ada di koin judi tersebut.

Terakhir kali dia datang, dia meninggalkan topengnya di arena, dan setelah itu, dia menghilang begitu saja. Makanya tadi si wanita bercadar sempat mengira kalau Li Bing adalah orang itu, karena Li Bing dan orang itu memiliki bau yang sama (Hah?).

Li Bing kemudian membawa pulang topeng si Huruf Jia itu. Dengan menggunakan mata kucing ajaibnya, dia langsung bisa membaca tulisan di dalamnya yang sebenarnya sudah memudar, 'Tahun Jia Shen ke-27'.

Wang Qi tidak bisa tenang memikirkan penyelidikan ulang kasus ini, dan akhirnya, besoknya dia membawa satu timnya kembali ke Departemen Hukum. Masih agak takut-takut, tapi dengan semua temannya di sini, dia mulai mendapatkan keberaniannya untuk mengumbar segala puja-puji pada Departemen Hukum agar diizinkan untuk menyelidiki TKP.


Tapi si Wakil Menteri jelas-jelas sengaja mau memperumit mereka dengan mengarahkan mereka ke kantor yang penuh orang. Dia sengaja menggembar-gemborkan kehebatan Aula Mingjing dalam kasus siluman kucing pada para anak buahnya dan jadilah sekarang tim Aula Mingjing harus kerepotan menghadapi rentetan pertanyaan para pejabat Departemen Hukum yang penasaran dengan penyelidikan kasus siluman kucing tersebut.

Pusing dengan kekacauan ini, Wang Qi langsung saja menyeret Sun Bao pergi bersamanya, membiarkan Cui Bei dan Alibaba yang harus kerepotan menghadapi situasi ini berdua doang.

Di tengah keributan, mendadak terjadi petir di siang bolong. Para pejabat Departemen Hukum langsung keluar dengan heboh untuk menangani para tahanan karena petirnya tadi mengenai penjara.

Akhirnya, Cui Bei dan Alibaba terbebas dari cecaran semua orang. Hanya tersisa satu pejabat di sana, seorang sekretaris. Dari percakapan mereka, ternyata dialah orang pertama yang menemukan mayat si pejabat luar saat dia masuk sif pagi. 

Menurut penuturan si sekretaris, mendiang rekannya itu adalah seorang pekerja keras dan sangat serius, terlalu serius malah, sampai-sampai dia tidak punya teman. Apakah mendiang punya masalah, sejujurnya dia tidak tahu.

Akan tetapi, setahunya, dua bulan yang lalu, mendiang pernah dimarahi oleh Wakil Menteri, sepertinya gara-gara mendiang sering minta cuti untuk menjaga adiknya.

Walaupun sebenarnya si Pejabat Luar tidak pernah menunda pekerjaan apa pun karena selalu membawa pulang pekerjaannya, tapi tetap saja Wakil Menteri tidak puas, sepertinya, Wakil Menteri berniat mencabut jabatannya.

Di tempat lain, Wang Qi membawa Sun Bao ke rumah lamanya si Pejabat Luar. Rumah itu sudah terbengkalai, tapi anehnya, terkunci dari dalam. Jelas ini menunjukkan ada orang di dalam rumah kosong ini, dan benar saja, mereka memergoki seorang wanita yang mengambil/mencuri sebuah guci besar.

Bagian dalam rumah itu tampak jelas berantakan seperti habis diobrak-abrik pencuri, tapi wanita itu meyakinkan kalau dia cuma seorang tetangga yang mau mengambil guci untuk dipakai masak. Lagian menurutnya, tidak ada benda berharga yang bisa dicuri dari rumah ini.

Menurut kesaksian si tetangga, mendiang Pejabat Luar adalah seorang kakak yang sangat baik dan sangat menyayangi adiknya. Pokoknya, adiknya selalu dinomorsatukan.

Dua tahun yang lalu, kakak-adik itu pernah main di luar dan jatuh ke air bersamaan dan diselamatkan. Kesannya memang tidak aneh, tapi menurut dugaan si tetangga, jatuhnya mereka ke air secara bersamaan itu lebih seperti melompat ke sungai alih-alih terjatuh karena kecelakaan.

Makanya dia tidak merasa aneh saat mendengar kabar bunuh dirinya si pejabat luar. Dia yakin kalau si pejabat luar sangat menderita, hidupnya sulit, adiknya butuh biaya banyak untuk pengobatan penyakitnya, makanya dia harus selalu berhemat dan tidak bisa menikah.

Hmm, semua informasi memang tidak menunjukkan ada yang aneh, apakah korban benar-benar bunuh diri? Namun saat mereka melihat dokumen yang ditulis korban, mereka melihat beberapa huruf tintanya agak pudar karena air. Apakah korban menulis sampai minum teh atau berkeringat atau sambil menangis?

Tapi menurut pengamatan Cui Bei, jejak noda air ini lebih mirip jatuh dari tempat tinggi. Menurut si sekretaris, pada malam kejadian itu memang sedang turun hujan deras. Dulunya memang ada lubang kecil di atap, tepat di atas meja ini, tapi belakangan ini dia tidak pernah melihat atap itu bocor lagi. Tapi setahunya, tidak pernah ada tukang yang datang untuk memperbaiki atap itu.

Aneh sekali. Wang Qi memperhatikan memang ada tambalan di atap itu, jelas sudah diperbaiki seseorang. Apa mungkin mendiang pejabat luar yang menyewa tukang sendiri? Tapi mengingat noda air di dokumen itu sudah ada sejak malam kejadian, berarti pejabat luar tidak sendirian di sini pada malam kejadian itu. Jangan-jangan...?

Mereka pun langsung pergi menemui si tukang yang dengan agak gugup mengakui bahwa dia memang datang malam itu. Hanya saja dia tidak bilang-bilang karena dia takut dicurigai mengingat hubungannya dengan pejabat luar juga tidak begitu baik.

Namun dia meyakinkan kalau malam itu dia datang hanya untuk memperbaiki atap. Dia bahkan melihat pejabat luar masih hidup dan sibuk mengurus dokumen setelah dia selesai memperbaiki atap. Dia langsung pergi setelah selesai. Penjaga malam yang sif malam itu bisa menjadi saksinya, mereka minum-minum sampai pagi setelah dia selesai memperbaiki atap.

Bersambung ke episode 9

Post a Comment

0 Comments