Menanggapi pertanyaan Yun Jiao, Murong Cang mengikatkan secarik kain merah di mata Yun Jiao, sama persis seperti masa kecil mereka dulu, tapi dia berbohong menyangkal dirinya adalah Mutou.
Yun Jiao tak percaya, dia yakin kalau Murong Cang tidak mau mengaku karena merasa bersalah. Murong Cang mengetahui kue apa yang dia sukai, memiliki mania di malam hari, dan juga kertas surat yang dia pakai, semuanya memiliki kesamaan dengan Mutou. Kalau dia bukan Mutou, lalu bagaimana dia menjelaskan tentang semua hal itu?
Murong Cang punya jawaban untuk itu, dia memberikan sebuah surat yang dia klaim diberikan oleh Mutou kepadanya. Murong Cang memang sudah curiga kalau Yun Jiao mungkin mencurigainya sebagai Mutou sejak saat dia melihat jenis kertas yang ada di mejanya Yun Jiao.
Makanya di surat itu, dia sengaja berbohong bahwa Mutou sudah berkeluarga dan tinggal jauh dari ibu kota, jelas maksudnya supaya Yun Jiao tidak lagi mencari dan mengharapkan Mutou kembali.
Usahanya berhasil, Yun Jiao benar-benar mempercayai surat itu. Yun Jiao akhirnya bisa lega karena akhirnya mendapatkan kabar dari satu-satunya orang yang selama ini dia tunggu-tunggu.
Tentu saja dia juga sedikit sedih karena benar-benar mengira kalau Mutou sudah menemukan jodoh dan kebahagiaannya sendiri, tapi dia menyangkal kalau dia sedih dan mengklaim kalau dia sudah tidak merindukan Mutou lagi, dia tidak mau merindukannya lagi.
"Menurutmu, Langit sudah menakdirkan dua orang untuk berpisah. Lantas, mengapa ia membiarkan kedua orang itu bertemu kembali?" tanya Murong Cang.
"Mungkin, pertemuan kedua orang itu merupakan hal yang paling beruntung dalam hidup mereka."
"Sekarang para menteri berkuasa, mereka bersikap semaunya terhadap rakyat. Raja yang naik tahta masih muda, tapi sangat berambisi. Beliau ingin memberikan kesejahteraan dan kedamaian kepada rakyat, serta percaya bahwa suatu hari akan ada kedamaian, serta percaya bahwa suatu hari nanti akan ada kedamaian dan waktunya akan segera tiba."
"Perkataan yang bagus..." Yun Jiao tiba-tiba mengambil tangan Murong Cang tapi malah tercengang melihat Murong Cang melilitkan kain merah yang tadi ke jarinya.
Namun dengan segera dia menguasai diri dan menyatakan bahwa dia akan selalu setia pada Murong Cang. Walaupun dia tidak memiliki apa pun untuk membantunya, tapi dia pasti akan melalui segala mara bahaya jika suatu hari Murong Cang membutuhkan bantuannya. Canggung, Murong Cang langsung melepaskan tangannya dan mengajaknya pulang.
Sesampainya di rumah, Murong Cang masih giat bekerja membaca laporan dan Yun Jiao setia menemaninya sambil terus menerus meliriknya dengan terpesona. Tapi Murong Cang juga mendadak berniat menarik batas dengannya dengan menolak ditemani tidur lagi mulai sekarang.
Keesokan harinya, Xue Qing datang lagi sambil mengomel kesal gara-gara ramalan (palsu) Yun Jiao belum juga jadi kenyataan. Dia sudah tidak sabaran menginginkan ramalan itu terjadi secepatnya dan menuntut Yun Jiao untuk memberinya jawaban akurat tentang di mana tepatnya Murong Cang akan mengikatnya, diikat dengan cara bagaimana, dsb. Pfft!
Yun Jiao jelas bingung celingukan ke sana kemari dan akhirnya asal saja menunjuk terali tanaman anggur dan mengklaim bahwa di sanalah Murong Cang akan mengikatnya.
Masalah ikatannya bagaimana, Yun Jiao mengklaim tidak ingat. Tapi Xue Qing keukeuh mau tahu, dia bahkan sudah membawa tali tampar warna merah dan bersikeras menyuruh Yun Jiao untuk menunjukkannya.
Ya sudah, Yun Jiao asal saja mengikatnya kaya ikatan menculik orang. Untungnya Murong Cang datang mencarinya saat itu dan mengajaknya pergi dengan alasan untuk menemaninya melaksanakan tugas.
Tapi ternyata Murong Cang hanya membawanya ke sebuah gazebo dan dengan manisnya memberinya sebotol bedak obat untuk lehernya Yun Jiao yang gatal-gatal gara-gara seragam kasimnya. Dia bahkan mengoles sendiri bedak obat itu ke lehernya Yun Jiao.
Dia santai saja mendekat untuk meniup sisa-sisa bedak dari leher Yun Jiao, tidak sadar kalau dia membuat Yun Jiao gugup dan tidak sadar pula kalau Xue Qing menyaksikan itu, dan pastinya Xue Qing cemburu dan kesal setengah mati karenanya.
Tak lama kemudian, Fu Gui mendadak datang mengabarkan bahwa Kaisar ingin bertemu secara pribadi dengan Yun Jiao. Murong Cang tentu saja khawatir, tapi mereka tidak bisa mengabaikan panggilan ini, jadi dia hanya bisa mewanti-wanti Yun Jiao untuk menjawab semua pertanyaan Kaisar dengan hati-hati.
Kaisar memanggilnya karena penasaran mengingat Murong Cang selama ini tidak pernah membiarkan orang asing di dekatnya, tapi Yun Jiao malah sebaliknya padahal Yun Jiao belum lama masuk istana. Dia penasaran apakah Yun Jiao punya keahlian khusus sehingga bisa dekat dengan Murong Cang?
Waduh! Yun Jiao jadi canggung, kayaknya Kaisar mencurigainya. Untungnya Yun Jiao tidak panik, dengan tampang polos dia menyangkal memiliki keahlian apa pun. Dia kan cuma kasim, keahlian apa yang bisa dimiliki seorang kasim?
Tiba-tiba terdengar suara elang, lalu Kasim Kaisar datang membawakan sehelai bulu si elang yang ternyata elang miliknya Murong Cang.
Yun Jiao sontak panik dan khawatir, menyatakan bahwa jatuhnya bulu elang ini artinya terjadi sesuatu pada Murong Cang.
Murong Cang sendiri sedang sibuk mengkhawatirkan Yun Jiao saat tiba-tiba saja seorang kasim datang, mengklaim bahwa Kaisar memanggil Murong Cang, kemungkinan ada hubungannya dengan Yun Jiao.
Tapi ternyata dia ditipu, nyatanya, si kasim malah mengantarkannya ke sebuah ruangan di mana ada Xue Qing yang menunggunya dan langsung meniupkan obat bius padanya.
Fu Gui terkantuk-kantuk menunggu tuannya saat tiba-tiba saja dia mendengar suara si burung elang lalu tiba-tiba saja Yun Jiao muncul dengan terburu-buru.
Dari dialah Fu Gui baru tahu bahwa Kaisar tidak pernah memanggil Murong Cang, tapi dia tetap santai dan tidak khawatir karena meyakini kalau tuannya sangat hebat dan bisa mengatasi apa pun. Jelas saja Yun Jiao jadi kesal padanya, tapi untungnya Fu Gui mau juga ikut saat Yun Jiao bertekad mencari Murong Cang.
Saat akhirnya Murong Cang bangun, dia mendapati dirinya sudah dipakaikan baju pengantin merah di ranjang pengantin, dan dia tidak bisa bergerak karena Xue Qing mengikat kedua tangannya. Mengabaikan permintaannya untuk dilepaskan, Xue Qing bercerita tentang kapan dia mulai jatuh cinta pada Murong Cang.
Ternyata dia bukan putri kandungnya Menteri Pertahanan, melainkan anak adopsi, makanya banyak orang yang meremehkan dan menghinanya. Murong Cang-lah satu-satunya orang yang membelanya. Murong Cang bahkan memberinya payung saat dia harus berlutut di tengah gerimis.
"Selama belasan tahun aku masuk istana, semua orang menganggap diriku yang seorang putri sebagai lelucon. Hanya kau, Murong Cang, dibandingkan dengan para pria munafik yang hanya menganggapku sebagai pion. Kau satu-satunya orang yang bersikap adil padaku. Sejak saat itu, hatiku sudah menjadi milikmu. Walau kau seorang kasim, walau aku tahu bahwa semua ini hanyalah khayalan, aku tetap rela."
Sejak kecil, Xue Qing selalu mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Murong Cang seorang yang sangat sulit dia dapatkan. Apa pun yang dia lakukan, dia tetap tidak bisa menarik perhatian Murong Cang.
"Saat ini, aku akan menjadi seorang permaisuri. Namun jika aku tidak bisa mendapatkanmu, meski mendapatkan kedudukan di istana utama, apanya yang menarik?" ucap Xue Qing sambil meraba wajah Murong Cang.
Tapi Murong Cang sontak mencengkeramnya, menepisnya sekuat tenaga lalu melepaskan ikatan tangannya dengan mudah. Dia mau pergi, tapi Xue Qing mendadak mengancam akan membvnvh dirinya sendiri pakai tusuk konde dan berusaha memohon agar Murong Cang mau menikahinya (lebih tepatnya, tidur dengannya).
Murong Cang tegas menolak dan tak gentar sedikit pun dengan ancaman Xue Qing, bahkan tiba-tiba saja sikapnya mulai berubah meremehkan dan menghina Xue Qing yang cuma seorang putri palsu yang cuma dimanfaatkan oleh orang lain sebagai pion.
Xue Qing yang awalnya begitu putus asa, mendadak jadi kesal dengan sikapnya dan langsung saja memadamkan semua lilin, bersikeras untuk tidur dengan Murong Cang.
Masalahnya, dia tidak mengetahui traumanya Murong Cang terhadap kegelapan. Begitu kamar itu gelap, sontak saja traumanya Murong Cang kambuh hingga dia hampir membvnvh Xue Qing.
Untungnya saat itu juga, Yun Jiao muncul menghentikannya. Tapi dalam kegilaannya, Murong Cang langsung saja melemparkan tusuk kondenya Xue Qing ke arah Yun Jiao, tepat mengenai topinya sehingga topi itu terlepas dan memperlihatkan rambut panjangnya Yun Jiao yang otomatis menyadarkan Xue Qing kalau Yun Jiao ternyata adalah wanita.
Murong Cang pingsan seketika dan Xue Qing mendadak ketawa gila melihat penampilan asli Yun Jiao, jelas saja dia jadi kesal menyadari Murong Cang ternyata menyembunyikan wanita di kediamannya.
Dia bahkan langsung mendekati Yun Jiao sambil mengancamnya, jelas berniat mau melakukan sesuatu pada Yun Jiao. Fu Gui sontak memberanikan diri melindungi Yun Jiao dengan menghunus pedang ke Xue Qing, bertekad melaksanakan perintah tuannya untuk melindungi Yun Jiao walaupun dia sadar kalau yang dia lawan adalah seorang putri.
Bersambung ke episode 11
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam