Recap Love Destiny 2 Episode 10 & Episode 11

Pudtarn penasaran bagaimana bisa Kade betah tinggal di tempat ini. Kade pun mengaku bahwa itu karena dia menemukan cinta sejati di sini.

Itu adalah satu-satunya hal yang menopangnya secara fisik dan mental sehingga dia bisa tetap bertahan hidup di dunia masa lampau ini.

Pudtarn tak yakin kalau itu akan terjadi padanya, karena pada dasarnya, dia tidak percaya pada cinta. Sebelumnya dia tidak pernah mencintai siapa pun dan tidak pernah kepikiran untuk melakukan itu juga.

 Mungkin karena dia pernah dikecewakan oleh cinta di kehidupannya yang sebelumnya, makanya dia takut akan dikecewakan oleh cinta sekarang.

"Di mana ada cinta, di situ ada kesedihan."

Kade tak setuju, memang, ucapan Pudtarn ada benarnya, tapi ada kebahagiaan yang lahir dari cinta, kebahagiaan yang jauh lebih besar daripada kesedihan.

Tepat saat itu juga, Yam datang mengabarkan bahwa Nona Praejeen datang ke rumah, katanya mau belajar memasak dari Kade. Dia adalah putri dari pejabat istana keturunan Cina dan adik dari salah satu royal pages yang bekerja bersama Rid di istana, dan dia naksir Rid (Pfft! Banyak amat yang naksir Rid). 

Makanya Yam yakin banget kalau kedatangan Prajeen sebenarnya untuk bertemu Rid dan mendekatkan diri pada camer. Malah, sudah sejak lama Ibunya Praejeen mendekati keluarga mereka, jelas untuk menjodohkan kedua putra dan putri mereka. Mungkin Rid tadi pulang cepat karena memang mau ketemu sama Praejeen.

Rid pada dasarnya memang sangat ramah, makanya Praejeen suka. Tapi Rid jelas ramah pada siapa saja tanpa pikiran aneh-aneh.... kecuali Pudtarn, walaupun sering bertengkar dengan Pudtarn, tapi dia memiliki kesan baik dan mendalam tentang Pudtarn.

Dari menebak keanehan Pin dan Yam, Rid akhirnya tahu kalau ibunya sudah bertemu dengan Pudtarn. Akhirnya dia memutuskan untuk jujur tentang masalah ini pada ayah dan ibunya. 

Mendengar semua itu, Por Dech langsung menuntut Rid untuk membawakan Pudtarn ke hadapan mereka. Sedangkan Kade bisa melihat dengan jelas dari cara Rid membicarakan Pudtarn kalau Rid tertarik pada Pudtarn.


Rid akhirnya pergi mendatangi Pudtarn dan mengembalikan kalung itu padanya sembari menjelaskan kronologi tentang bagaimana kalung itu bisa sampai ke tangannya. Pudtarn menangis penuh haru, akhirnya dia mendapatkan kembali kalung itu, kalung berisi foto mendiang kedua orang tuanya. Dia pikir kalau dia tidak akan bisa melihat mereka lagi.

Pudtarn memperlihatkan foto kedua orang tuanya yang sontak membuat terkesima melihat foto itu, heran melihat gambarnya bisa begitu realistis, ukurannya kecil banget lagi. Tapi gara-gara Pudtarn terus menggodainya dan Rid terlalu gengsi digodain, ujung-ujungnya mereka jadi berdebat lagi sampai Rid pergi.

Namun tak lama setelah Rid pergi, mendadak suaminya Eung muncul dan langsung cari perkara dengan mereka, dia bahkan mau membvnvh Pudtarn gara-gara mempercayai omongan Klin tentang Pudtarn.

Eung berusaha melindungi Pudtarn, tapi malah dipukuli sama orang itu. Sontak saja Pudtarn langsung melawannya, untungnya dia menguasai ilmu bela diri dan berhasil membuang senjata orang itu.

Eung yang panik, sontak menyeret Pudtarn masuk rumah dan mengamankannya di sana, sementara Perm pun langsung menggunakan senjata itu untuk mengusir pria itu.

Kedua wanita akhirnya bisa tenang, tapi Eung jadi merasa bersalah pada Pudtarn sampai-sampai dia ingin pergi saja karena takut keberadaannya di sini akan membahayakan Pudtarn.

Bagaimanapun, hukum sosial di zaman ini sangat berbeda dari zamannya Pudtarn. Di sini, saat pihak keluarga wanita sudah menerima mahar, maka wanita itu di pandang sebagai milik suami sepenuhnya.
Jadi apa pun yang dilakukan suami, mereka hanya bisa menerima. Tidak ada seorang wanita pun yang berani melaporkan suami-suami mereka ke pihak berwenang.

Orang itu awalnya ingin menjual Eung ke rumah bordil, tapi untungnya Eung terselamatkan oleh Nenek Gui, begitulah bagaimana kemudian dia bisa bekerja dan tinggal di rumah Nenek Gui.

Orang itu pasti akan kembali, tapi Pudtarn menolak niatan Eung untuk kabur. Lebih baik mereka mencari cara untuk melindungi diri mereka sendiri.

Prajeen dan ibunya datang membawa serombongan pelayan yang membawakan berbagai macam benda berharga untuk mereka. 

Prajeen dan ibunya agak beda, Prajeen masih ramah pada pelayan, tapi ibunya dengan angkuhnya memandang pelayan sebagai makhluk rendahan.

Kade menyambut mereka dengan ramah walaupun tampak jelas dia sebenarnya tidak terlalu menyukai mereka, terutama si ibu.

Prajeen sekeluarga memang mengincar Rid untuk menikah dengan Prajeen, terutama ayahnya Prajeen yang berniat mempererat hubungan politik kedua keluarga.

Kaew dan Prang baru saja pulang dari istana dan langsung mengajak Rid pergi shopping ke pasar. Di tengah jalan saat melewati rumahnya Nenek Gui, Rid mendadak memberi isyarat pada mereka untuk mengajak 'seseorang'.

Awalnya Prang nggak ngeh siapa sampai membuat Rid kesal dan hampir membatalkan acara mereka, untungnya Kaew langsung paham siapa yang dimaksud dan langsung mengisyaratkan Prang untuk nge-drama, pura-pura mewek mengklaim kalau dia mau mengajak Pudtarn ikut bersama mereka buat belanja baju. Pudtarn kan tidak punya banyak baju, takutnya nanti Pudtarn kehabisan baju dan tidak akan pakai apa-apa. 

Jadilah mereka akhirnya mengajak Pudtarn ke pasar. Pudtarn tidak berniat beli baju, tapi dengan wawasannya terkait fashion, dia pun membantu Prang dan Kaew memilihkan dan mencocokan beberapa warna dan corak kain yang cocok untuk mereka. 

Dia juga memberitahu mereka tentang rencananya untuk membuat beberapa kosmetik dan berjanji akan memberikan beberapa untuk mereka kalau sudah jadi nanti. 

Pastinya, niatan aslinya sebenarnya adalah meminta bantuan mereka untuk membantu memasarkannya ke para kenalan mereka, dia berniat menjualnya, kan dia butuh duit untuk bertahan hidup.

Suaminya Eung berulah lagi, kali ini dia bahkan membawa dua temannya dan melakukan aksinya di tengah keramaian pasar. Tapi dia tidak sadar siapa yang dia hadapi, bahkan sekalipun Rid sedang tidak bersama mereka, Pudtran dan kedua putrinya Kade sama-sama jago bela diri. 

Ketiga pria itu kalah telak menghadapi keganasan ketiga wanita super itu. Suaminya Eung babak belur dihajar ketiga wanita hebat tersebut.

Untungnya salah satu rekan Rid, Ming, ada di sekitar sana sehingga para pria itu pun ditangkap. Saat Rid kembali, segalanya sudah selesai.

Ming tampak jelas naksir Kaew, Kaew juga suka sebenarnya, tapi dia sedang malu banget sehingga dia terus menghindari kontak mata dengan Ming, soalnya dia baru sadar bahwa gara-gara perkelahian tadi, dia tak sengaja mengangkat celananya sampai kelihatan paha.

Rid ingin mengundang mereka makan di rumahnya. Ming sebenarnya mau, tapi melihat sikap Kaew, akhirnya dia menolak dan pergi duluan.

Pudtarn juga menolak, tanpa alasan. Jelas saja penolakannya membuat Rid jadi kesal dan terus cemberut bahkan sampai rumah dan membuat ibunya jadi bingung.

Mendengar duduk perkaranya dari Prang dan Kaew, Kade akhirnya mengirim kedua pelayannya untuk menjemput Pudtarn dengan alasan mengajaknya makan bersama.

Begitu tiba di rumah, Pudtarn seketika tercengang merasakan perasaan familier dan tiba-tiba saja dia mendapat kilasan ingatan akan Karakade (yang asli) yang membuatnya jadi semakin bingung.

Perasaan itu membuatnya jadi sangat gelisah dan agak takut, apalagi saat melihat Por Dech muncul di hadapannya padahal Por Dech menyambutnya dengan ramah.

Justru Khun Ying dan kedua pelayannya yang langsung tak suka sama dia. Prik dan Juang bahkan refleks geser menjauh saat dia mendekat untuk memberi hormat pada Khun Ying.

Khun Ying masih bisa ramah padanya, tapi Prik terus memelototinya dengan sinis dan kebingungan, dan refleks defensif setiap kali Pudtarn bergerak. Jelas saja, soalnya feeling-nya mengatakan kalau Pudtarn sangat mirip dengan Karakade (yang asli). Juang juga sama-sama merasakan perasaan aneh itu tentang Pudtarn.

Pin dan Yam juga sebenarnya canggung saat Kade menugaskan mereka untuk menemani Pudtarn, Pudtarn pun juga sama. Untungnya Kaew dan Prang datang tak lama kemudian dan sontak membuat Pudtarn kembali ceria dan tenang.

Rid masih mengurung diri di kamar, makanya dia masih belum mengetahui kedatangan Pudtarn dan ngotot menolak makan, bahkan Choi pun tak berdaya untuk membujuknya keluar kamar. Namun kemudian, begitu ayahnya masuk kamarnya dan memberitahunya tentang Pudtarn, Rid refleks melesat keluar kamar. Wkwkwk!

Tapi ternyata acara makannya sudah selesai dan Pudtarn baru saja pergi. Untungnya perahunya masih belum jauh, jadi Rid langsung membentak Choi untuk balik.

Akhirnya dia sendiri yang mengantarkan Pudtarn pulang naik kuda, memacu kudanya dengan kecepatan tinggi, soalnya dia masih emosi dan terus mempermasalahkan penolakan Pudtarn.

Pudtarn jelas bingung dengannya, dia menolak datang, Rid kesal, dia datang juga Rid kesal. Gimana sih? Ujung-ujungnya mereka jadi ribut lagi karena masalah sepele ini.

Untungnya secepat mereka bertengkar, secepat itu pula mereka berbaikan. Pudtarn ingin belajar bermain pedang buat pertahanan diri dari para begundal macam suaminya Eung.

Rid sebenarnya kurang setuju, menurutnya, pedang itu hanya untuk cowok, wanita itu lemah dan harus dilindungi. Tapi bukan berarti dia tidak boleh belajar sih.

Pudtarn langsung bisa menebak apa maunya, Rid bakalan merekomendasikan dirinya sendiri untuk menjadi gurunya... Dan tebakannya benar. Pfft! Sontak saja Pudtarn ngakak mendengarnya. 

Rid yang gengsian, sontak kesal melihat Pudtarn meledeknya lagi, apalagi saat dia melihat Pudtarn belum memakai kalungnya kembali, makanya dia langsung pergi dengan ngambek.

Tapi sepanjang malam itu, Rid sama sekali tidak bisa tidur, gelisah memikirkan Pudtarn sampai-sampai matanya jadi menghitam kayak panda keesokan paginya.

Seluruh keluarganya sampai kaget heboh melihat matanya. Prang langsung bisa menebak penyebabnya, pasti Pudtarn, kelihatan banget dari sikap Rid kemarin.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments