Sinopsis Mysterious Lotus Casebook Episode 6 - Part 2

Salah satu perampok makam bertanya-tanya kebingungan. Jika ketujuh mayat itu sudah masuk ke Makam Yipin yang banyak jebakannya dan berhasil membawa keluar barang-barang berharga, lalu bagaimana bisa mereka malah mati di luar tanpa kepala?

Kepala Desa Wei menduga kalau ketujuh orang itu mungkin sudah terp3ngg4l di dalam makam, lalu mayat mereka terbawa keluar karena gempa di gunung.

Kepala Desa Wei yakin kalau mereka semua yang ada di sini tidak akan mengulang kesalahan ketujuh perampok itu karena mereka kan para ahli. Tapi kalau ada yang takut, ya silahkan pergi. Tapi ternyata tidak ada yang bergerak. Baiklah kalau begitu, semuanya pun sepakat untuk bekerja sama mencari makam itu.

Dari obrolan si kembar Shi dan Hu, ternyata mereka juga punya misi yang sama dengan Di Fei Sheng. Yaitu mencari keberadaan Air Mata Kwan Im, dan ternyata benda itu ada di Makam Yipin. 

Yang jadi masalah, mereka berniat mau menguasai benda itu sendiri. Namun karena mereka sadar kalau mereka membutuhkan bantuan yang lain, jadi untuk saat ini, mereka memutuskan untuk bekerja sama dulu saja dengan yang lain agar bisa masuk ke makam itu. Setelah itu, mereka bisa menghabisi yang lain.

Kepala Desa Wei lalu mengajak semua orang ke taman di mana tiba-tiba saja muncul seorang anak kecil, yang anehnya, memiliki kekuatan dan ilmu bela diri yang setara atau mungkin bahkan lebih daripada semua orang dewasa di sana.

Kepala Desa memperkenalkan si anak ini sebagai Senior dari kerabat jauhnya. Meski usianya masih muda, tapi pangkatnya sangat tinggi. Lebih anehnya lagi, Lian Hua merasa ada yang aneh dan familier terkait anak kecil itu. Dan yang lebih aneh, anak itu juga tampak penasaran pada Lian Hua.

Sikap anak kecil itu bahkan bisa dibilang terlalu lancang. Saat para orang dewasa bahkan belum menyentuh makanan mereka, dia malah masa bodo dan duluan makan dengan rakus.

Si kembar tidak terima dengan kehadiran anak ini, menganggapnya tidak berguna. Tapi Kepala Desa Wei tetap bersikeras mengikutsertakannya dalam misi mereka ini. Dia janji bahwa jika nantinya si anak ini sungguh tidak berguna, maka dia tidak akan mendapatkan bagian.


Hmm, tapi kayaknya, ada yang aneh dan mencurigakan tentang Kepala Desa Wei ini. Saat dia mengajak semua orang bersulang, Lian Hua langsung menyadari ada yang tidak beres dengan arak itu setelah mengendusnya, makanya dia diam-diam memberi isyarat pada Duo Bing untuk diam-diam membuang arak itu.

Anak kecil itu benar-benar bukan anak kecil biasa, kekejamannya bahkan melebihi orang dewasa. Saat salah satu pria bernama Ding Yuan Zi mencoba mengganggu acara makannya, si anak kecil itu langsung menancapkan sumpitnya ke tangan pria itu dengan kejam.

Si kembar Shi jadi semakin kesal pada anak itu, tapi Lian Hua dengan cepat menengahi sebelum terjadi baku hantam yang lebih parah dan mengingatkan mereka untuk fokus saja ke misi utama mereka.

Kepala Desa Wei meyakinkan semua orang bahwa anak kecil ini memiliki kemampuan unik karena pintu masuk Makam Yipin hanya bisa dibuka olehnya, karena itulah, dia meminta mereka semua untuk bertahan menghadapi anak kecil ini.

Untuk menyenangkan Shi dan yang lain, Kepala Desa Wei mengajak semua orang untuk lanjut pesta minum-minum. Tapi Lian Hua dan Duo Bing memutuskan tidak ikut dan berjalan ke kamar mereka melalui hutan.

Duo Bing penasaran kenapa tadi Lian Hua memberinya isyarat untuk tidak meminum araknya, tapi Lian Hua menolak mengakui apa alasannya.

Sesampainya di kamar mereka, mereka melihat tiap-tiap kamar diberi nomor ala-ala titik-titik dadu. Sepertinya karena Kepala Desa Wei suka berjvd1 sampai-sampai angka dadu dijadikan nomor kamar.
Tapi Duo Bing tidak mau langsung masuk kamar, soalnya dia curiga banget sama kedua saudara kembar, Shi dan Hu. Dia mau menemui mereka.

Malam berikutnya, Shi baru saja kembali ke kamarnya dengan membawa dua pentungan yang merupakan senjata andalannya. Namun entah apa yang terjadi, tak lama kemudian, tiba-tiba terdengar teriakan pilu Hu memanggil Shi.

Yang lain sontak bergegas masuk ke kamar dan mendapati Hu terduduk linglung di hadapan jasad Shi yang mati dengan kepala terp3ngg4l sama seperti tujuh mayat di hutan. 

Apa yang sebenarnya terjadi?... Hu masih agak shock saat dia mengaku bahwa dia tidak melihat apa pun dan tidak tahu apa yang terjadi. Dia juga tidak melihat ada orang keluar-masuk kamar. Dia baru saja bangun dan berada di depan pintu, entah bagaimana kakaknya mendadak sudah jadi begini.

Situasinya benar-benar aneh. Semua jendela di kunci dari dalam. Jika pelakunya orang luar, pasti sulit melakukan kejahatan seperti ini tanpa ketahuan siapa pun. 

Apa mungkin ini pembvnvhan yang dilakukan ilmu gaib yang melindungi Makam Yipin dari orang-orang yang berniat menjarah makam itu? Kalau iya, apa mungkin sebentar lagi giliran yang lain?

Tetap tenang menyadari keadaan sekitar mayat dan TKP, Lian Hua kurang setuju. Kalau benar pelakunya adalah ilmu gaib dengan tujuan untuk menakut-nakuti semua orang biar tidak jadi menjarah Makam Yipin, maka seharusnya pembvnvhan ini dilakukan di hadapan banyak orang. Tapi faktanya, bahkan kembarannya saja tidak tahu dan tidak melihat bagaimana pembvnvhan ini terjadi.

Dia menyarankan agar mereka menyelidiki kasus ini dan mencari jalan masuk lain di dalam kamar ini. Semua orang pun berpencar mengelilingi tempat itu.

Duo Bing memberitahu Lian Hua bahwa kemarin dia berusaha mengikuti kedua saudara kembar itu, tapi di tengah hutan, tiba-tiba saja dia kehilangan jejak mereka seolah mereka berdua menghilang dalam sekejap.

Dia pikir kalau kedua orang itu mungkin tahu kalau dia membuntuti mereka, makanya mereka kabur darinya. Namun dia tidak menyangka kalau Shi malah berakhir sama seperti tujuh mayat.

Tepat saat itu juga, yang lain menemukan suatu petunjuk di luar. Lubang ventilasi kecil kamar ini dirusak. Pasti ini jalan masuk si pelaku. 

Duo Bing tak yakin, lubang ventilasi ini terlalu kecil untuk ukuran tubuh orang dewasa. Masa si anak kecil itu pelakunya? Mereka memang sempat berselisih sih waktu di meja makan, mungkin saja anak itu ingin balas dendam.

Hu sontak emosi dan langsung pergi untuk menghajar anak itu. Tapi anak itu dilindungi oleh pengawal bertopeng baja, lalu Kepala Desa Wei muncul dan meyakinkan semua orang bahwa pelakunya bukan anak kecil ini.

Dia baru saja menerima surat yang memberitahunya bahwa ada detektif Balai Baichuan yang menyamar di antara mereka. Kepala Desa Wei yakin kalau si detektif ini pasti pelakunya.

Waduh! Duo Bing seketika terdiam gugup. Apalagi Kepala Desa Wei mendadak menyatakan bahwa dia sudah mengetahui siapa si detektif itu. Perlahan dia berjalan mendekati Duo Bing dan Lian Hua... tapi langsung melewati mereka tanpa curiga. (Hah?)

Ternyata memang bukan Duo Bing atau Lian Hua yang dia curigai, melainkan salah satu pria bernama Ge Pan yang memiliki sebuah belati yang ada ukiran slogan Balai Baichuan.

Duo Bing kaget, dia sendiri baru tahu kalau ada seniornya yang menyamar di sini. Maka saat Kepala Desa Wei hendak membvnvh Ge Pan, Duo Bing refleks mencegahnya.

Dia mengingatkan semua orang bahwa kasus ini aneh. Jika Ge Pan sungguh pelakunya, maka tidak mungkin dia tidak ketahuan oleh Hu yang saat itu ada di pintu? Badannya juga tidak muat di lubang ventilasi itu.

Hu dengan terlalu semangat setuju dengannya, menuduh anak kecil itu yang paling mencurigakan. Tapi Kepala Desa Wei berani menjamin bahwa anak ini tidak bersalah. Sedangkan Ge Pan, tidak ada kan yang bisa menjaminnya? Bahkan sekalipun bukan dia pelakunya, tapi masa mereka mau membiarkannya tetap bersama mereka?

Semua orang tidak ada yang bersuara, Kepala Desa Wei langsung saja memutuskan agar dia dibvnvh, tapi Duo Bing lagi-lagi mencegah mereka. Tapi kali ini sikapnya memang terlalu sembrono sehingga membuat yang lain jadi mulai curiga padanya.

Untungnya ada Lian Hua yang dengan lihainya menyarankan agar Ge Pan dibiarkan tetap hidup saja untuk malam ini. Lebih baik kasusnya Shi diselidiki dulu, setelah itu, semua orang bisa tenang setelah faktanya terungkap.

Untungnya berkat identitas samarannya Lian Hua yang dihormati semua orang, Kepala Desa Wei akhirnya menyetujuinya usulannya dan menyerahkan masalah ini padanya, sementara Ge Pan dimasukkan ke penjara.

Setelah semua orang pergi, Lian Hua penasaran apakah Duo Bing mengenal Ge Pan?... Tentu saja tidak, apalagi Duo Bing juga baru bergabung. Tapi dia mengenali b3lat1 ini sebagai milik Balai Baichuan. Jadi Ge Pan pasti anggota Balai Baichuan, dia harus menolong Ge Pan.

Kembali ke TKP, Lian Hua melihat ada bekas darah di pecahan roaster lubang ventilasi. Kalaupun pelakunya si anak kecil itu, pastinya hal pertama yang harus dia lakukan adalah menghancurkan roaster lubang ventilasi dulu, masuk lewat sana, baru membvnvh.

Tapi fakta bahwa ada bekas darah di pecahan roaster, jelas menunjukkan bahwa si pelaku membvnvh dulu, baru menghancurkan roaster. Tujuannya jelas untuk menjebak si anak kecil sebagai pelakunya.

Ini jelas beda dari pembvnvhan ketujuh mayat. Pelakunya tidak meninggalkan jejak sama sekali, sedangkan yang ini malah mengkambinghitamkan orang lain. Berarti kemungkinan, kasus tujuh mayat dan kasus ini sebenarnya tidak saling berkaitan, dan pelaku dari kedua kasus itu berbeda.

Lian Hua juga tadi memperhatikan kondisi mayat dan menyimpulkan bahwa korban sepertinya dibvnvh lebih dulu sebelum kemudian dip3ngg4l, dan bukannya mati karena dip3ngg4l. Jadi sebenarnya untuk apa dip3ngg4l kalau korban sudah mati lebih dulu?

Berhubung si pelaku sudah pasti bukan masuk lewat lubang ventilasi, berarti sudah pasti dia masuk lewat pintu utama karena hanya itu akses satu-satunya. 

Masalah Hu yang tidak melihat pelaku padahal dia ada di kamar, kemungkinan besar kedua saudara kembar itu sebenarnya tidak tinggal di kamar yang sama. (Hah?)

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

0 Comments