Sinopsis Mysterious Lotus Casebook Episode 6 - Part 1

Gara-gara harus menuruti tradisi, rombongan pengantin wanita tetap harus jalan malam-malam melewati hutan yang gelap di Gunung Puchu. Namun di tengah jalan, mereka malah shock mendapati mayat tanpa kepala.    

 

Sontak saja semua orang kabur berhamburan, bahkan sampai meninggalkan si pengantin wanita yang masih berada di dalam tandu. Saat si pengantin keluar dan melihat pemandangan mengerikan itu, dia pun sontak menjerit ketakutan.

Kabar itu dengan cepat menyebar hingga didengar oleh para ketua Balai Baichuan. Bukan cuma satu ternyata, total ada tujuh mayat tanpa kepala dan sekarang mereka tengah menyelidikinya. Mereka tahu kalau Duo Bing juga berada di sekitar area itu, jadi dia juga pasti akan ikut menyelidiki.

Mereka juga sudah mendengar kabar kemunculan kembali Di Fei Sheng, namun yang paling menarik perhatian mereka adalah Li Lian Hua yang banyak berjasa dalam memecahkan kasus di Kota Yu, dikenal sebagai tabib genius, tapi latar belakangnya misterius dan suka menyendiri.

Namun karena mereka mengira kalau Lian Hua lemah dan tidak bisa bela diri, jadi mereka tidak menganggap keanehannya sebagai sesuatu yang mencurigakan.

Lian Hua menziarahi makam gurunya, memberitahunya bahwa Di Fei Sheng ternyata masih hidup, dan karena itulah, dia bertekad untuk mencari Di Fei Sheng. 

Karena dia masih meyakini bahwa dia akan bisa menemukan keberadaan jasad Shan Gu Dao melalui Di Fei Sheng. Setelah dia menemukannya nanti, dia janji akan mengubur Shan Gu Dao di sebelah kiri makam Guru.

Setelah itu, dia sendiri akan bisa mati dengan tenang dan akan mengubur dirinya di sebelah kanan makam Guru. Dengan begini, mereka bertiga bisa selalu bersama.

Pastinya, dia juga sudah mendengar tentang tujuh mayat tanpa kepala itu. Maka dengan menggunakan keahlian detektifnya, Lian Hua pura-pura jadi tabib merangkap dukun untuk mengorek informasi dari salah satu pria.

Menurut pria tersebut, tubuh mayat-mayat itu dipenuhi koin emas dan sutra. Pria itu kemudian merampas emas-emas itu, dan saat menggadaikannya, orang pegadaian bilang kalau emas-emas itu adalah benda-benda berharga dari kediaman Pangeran Fang Ji ratusan tahun yang lalu.

Namun setelah menggadaikan semua itu, pria itu jadi sering sakit perut. Lian Hua mengklaim kalau itu adalah ulah roh gaib, jadi dia memberikan selembar koyo balsam yang dia klaim sebagai jimat pengusir roh jahat.

Kebetulan Duo Bing juga berada di sana, berencana mau pergi ke Gunung Puchu untuk menyelidiki kasus ini.

Tapi dia kelaparan, tidak punya uang untuk makan. Kebetulan ada keluarga bangsawan yang sedang berdonasi makanan untuk fakir miskin, Duo Bing dengan tidak tahu malunya berusaha meminta jatah juga. Jelas tidak dikasih lah, ini kan khusus fakir miskin sedangkan dia tidak terlihat fakir miskin.

Tepat saat itu juga, dia tak sengaja bertemu Lian Hua lagi. Duo Bing langsung saja berusaha berakal bulus menuntut Lian Hua untuk mentraktirnya makan. Namun tepat saat itu juga, mereka kebetulan mendengar beberapa pengemis sedang menggosipkan tentang tujuh mayat tanpa kepala tersebut. 

Dari informasi yang mereka dengar, kabarnya, ketujuh mayat itu adalah perampok makam. Kabarnya mereka merampok Makam Yipin. Makan Yipin itu sungguh membawa sial, makanya ketujuh orang itu mati mengenaskan. 

Duo Bing mendadak menyombong karena dia memiliki sebuah plakat yang didapatkan dari salah satu mayat tanpa kepala. Ini adalah plakat 14 Perampok Akhirat.

Kabarnya ketua kelompok perampok makam ini sudah menghilang 10 tahun yang lalu. Jadi kemungkinan tujuh mayat tanpa kepala itu adalah anggota dari 14 Perampok Akhirat ini. 

Jelas kalau dia menginginkan bantuan Lian Hua, tapi terlalu gengsi. Makanya dengan angkuhnya dia menyatakan bahwa dia akan berbaik hati mengajak Lian Hua menyelidiki kasus ini.

Geli, Lian Hua mengklaim kalau dia tidak ingin menyelidiki kasus ini dan tidak tertarik juga. Lebih baik mereka tidak usah bertemu di masa mendatang.

Kesal, Duo Bing akhirnya pergi duluan. Tapi ujung-ujungnya mereka malah bertemu lagi di depan pasar gelap yang terletak di tengah hutan. Duo Bing di sana setelah mendapatkan petunjuk untuk kasus ini. Lalu apa yang Lian Hua lakukan di sini kalau bukan menyelidiki kasus?

Canggung, Lian Hua mengklaim kalau dia di sini cuma mau menjual barang bekas. Sebelumnya kan Duo Bing bilang bahwa kain lapnya adalah barang berharga, jadi mau dia jual buat renovasi rumah portabelnya.

Sayangnya mereka tidak bisa masuk dengan mudah karena hanya untuk masuk saja harus bayar mahal banget. Duo Bing kan tidak punya duit. Lian Hua mendadak menyatakan kalau dia akan membayari Duo Bing. 

Oooh? Lian Hua sebaik itu?... Pfft! Tidak saudara-saudara. Yang dia maksud malah merampas gioknya Duo Bing lalu melemparkannya ke penjaga pasar gelap. Pfft! Berhubung itu cukup untuk membayari mereka berdua, akhirnya mereka pun bisa masuk dengan Duo Bing yang menggerutu kesal. Setelah itu mereka pisah arah. 

Duo Bing sendirian masuk ke sebuah area khusus yang sepertinya tempat rahasia dilihat dari penjagaannya yang ketat. Dia bertemu beberapa pria di aula yang menanyakan pertanyaan padanya.

Sayangnya, karena dia tidak tahu apa-apa karena ini juga pengalaman pertamanya, dia jadi asal menjawab semua pertanyaan mereka karena dia pikir kalau semua itu pertanyaan biasa, tapi ujung-ujungnya malah membuat semua orang itu waspada dan curiga padanya.

Mereka hampir saja menyerangnya, untungnya Lian Hua mendadak muncul menyelamatkannya dengan beralasan bahwa Duo Bing ini anak baru yang tidak mengerti apa-apa.

Malah dia yang bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan para pria itu dengan 'Bahasa Bisnis' khusus yang digunakan oleh para pria itu. Dia bahkan mengucap sesuatu tentang perampokan Makam Kaisar Jingnan 13 tahun yang lalu yang sontak saja membuat para pria itu mendadak berubah sikap menghormatinya, mengira kalau dia adalah Senior Cendekiawan Sushou. Cuma ada satu pria di antara mereka yang cuek saja dan menolak memberi hormat pada Lian Hua.

Setelah itu dia dan Duo Bing langsung menjauh dari semua orang, di mana Lian Hua memberitahu Duo Bing bahwa para pria itu adalah para perampok makam dari berbagai aliran yang berbeda-beda.

Duo Bing tadi melakukan kesalahan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, mereka tadi mengira kalau Duo Bing adalah agen pemerintah, makanya mereka hampir mau menyerang Duo Bing.

Errr... kalau begitu, bagaimana bisa Lian Hua memahami 'Bahasa Bisnis' para perampok makam itu dan bagaimana bisa dia mengetahui berbagai aliran perampok makam dan segala hal tentang perampokan makam 13 tahun yang lalu? Kenapa dia menyamar jadi Cendekiawan Sushou itu? Atau jangan-jangan... dia memang Cendekiawan Shushou?

Lian Hua santai beralasan bahwa hanya dengan menyamar jadi orang ternama itu, dia akan bisa berbaur masuk dengan mudah. Dia bisa santai melakukannya tanpa takut ketahuan karena Cendekiawan Shushou itu sebenarnya sudah mati.

Dia tahu karena Cendekiawan Shushou dulu pernah datang berobat padanya tapi lukanya sangat parah dan akhirnya meninggal dunia. Dia sendiri yang mengubur Cendekiawan Shushou. 

Sedangkan masalah menguasai bahasa bisnis perampok makam, dia mengetahuinya dari Cendekiawan Shushou yang mengajarinya sebelum dia mati.

Baiklah, karena Lian Hua sudah masuk tempat ini, Duo Bing sekalian saja mengajaknya untuk bekerja sama menyelidiki kasus ini. Lian Hua ogah, mengklaim kalau dia datang ke area dalam ini hanya untuk menyelamatkan si bodoh Duo Bing, selebihnya dia tidak peduli.

Tapi kemudian, Duo Bing mengatakan sesuatu yang menarik perhatiannya. Di antara para perampok makam tadi, ada saudara kembar bernama Shi dan Hu yang dia yakini ada hubungan dengan kasus tujuh mayat tanpa kepala, soalnya dia tadi melihat plakat yang mereka bawa adalah plakat 14 Perampok Akhirat.

Lian Hua kan tadi sudah mengklaim dirinya sebagai orang yang dihormati para perampok makam itu, jadi sudah seharusnya Lian Hua membantunya menyelidiki kasus ini. Mereka masuk bersama tadi, jadi kalau dia sampai ketahuan kalau dia bukan perampok makam, maka Lian Hua juga tidak akan bisa kabur.

"Bagus sekali. Air susu dibalas air tuba, ya?" sindir Lian Hua.

"Benar sekali. Li Lian Hua, kau setuju atau tidak?"

"Aku hanya akan membantumu merahasiakan identitas. Penyelidikan bukan urusanku."

"Sepakat."

Malam harinya, para perampok makan, termasuk Lian Hua dan Duo Bing, dijamu oleh Ketua Desa - Desa Wei, yang memperlihatkan pada mereka sebuah vas antik yang didapatkan dari makamnya Pangeran Fang Ji yang telah mati ratusan tahun yang lalu.

Dulu sempat menjadi pewaris tahta, tapi kemudian dihukum mati oleh Kaisar karena membuat masalah. Banyak sekali benda-benda langka berharga yang ikut dimakamkan bersamanya. 

Orang-orang dunia persilatan menamai makamnya sebagai Makam Yipin. Selama ratusan tahun banyak sekali orang-orang dunia persilatan yang mencari makam itu untuk mendapatkan berbagai benda-benda berharga itu.

Namun makam ini sulit diketahui keberadaannya, bahkan seolah menghilang. Alasannya berhubungan dengan alasan Pangeran Fang Ji dihukum mati.

Kala itu, Pangeran Fang Ji terpikat oleh Tuan Putri dari Negara Nanyin dan akhirnya Tuan Putri pun diutus untuk menjadi selirnya. Namun karena terpengaruh oleh si Tuan Putri, Pangeran Fang Ji malah menuntut Kaisar untuk turun tahta. 

Kaisar sangat murka sehingga kemudian beliau menghukum mati keduanya, dan mereka tidak diizinkan untuk dimakamkan di Makam Kekaisaran. Makam mereka dibuat oleh pengrajin dari Negara Nanyin dengan menggunakan teknik Nanyin yang terkenal dengan ilmu gaibnya.

Makanya makam tersebut sulit ditemukan. Namun sekarang sudah hampir ditemukan berkat tujuh mayat itu. Karena di tubuh mereka juga ditemukan peta Makam Yipin yang ternyata terletak di desa ini. Dia mengundang mereka semua ke sini untuk ikut dengannya mencari makam ini dan mendapatkan harta benda yang terkubur di sana.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments