Lian Hua yakin kalau saudara kembar itu tidak tinggal sekamar, melainkan di dua kamar yang bersebelahan. Kamar nomor 4 dan 5.
Jadi begini, kamar-kamar di sini menggunakan titik-titik dadu yang bisa saja dimanipulasi. Tinggal menutupi satu titik, maka kamar nomor 5 akan berubah jadi kamar nomor 4. Dan sebaliknya, tinggal dicap pakai abu putih satu titik, maka kamar nomor 4 akan berubah jadi nomor 5.
Kedua saudara kembar itu kembali ke kamar tidak pada waktu yang bersamaan. Dalam selisih waktu yang singkat inilah, pelaku memainkan triknya. Siapa pun yang datang belakangan, maka dia akan salah mengenali nomor kamar dan masuk ke kamar yang salah.
Duo Bing bingung, masalahnya, kemarin malam dia membuntuti kedua saudara itu sebelum kemudian kehilangan jejak mereka. Mereka pergi bersama, jadi bukankah seharusnya mereka balik ke kamar bersama-sama?
"Kenapa kemarin kau kehilangan mereka?" tanya Lian Hua.
Duo Bing menjawabnya dengan membawanya ke hutan, di area berkabut tempat dia kehilangan jejak kedua kembar itu kemarin. Lian Hua memperhatikan ada jalan setapak bebatuan dan setelah memperhatikannya, dia langsung bisa menyimpulkan tentang alasan Duo Bing bisa kehilangan jejak saudara kembar itu.
Dia mengajak Duo Bing menelusuri jalan setapak bebatuan itu, tapi di tengah jalan, Duo Bing malah bingung karena Lian Hua mendadak menghilang dari hadapannya.
Itu ternyata karena Lian Hua mengarah ke arah lain dan kabut tebal menutupi jejaknya. Jadi ternyata, jalan setapak bebatuan yang seharusnya mengarah ke arah penginapan itu, ada dua cabang.
Cabang ini sengaja dibuat oleh pelaku dengan menggunakan teknik berpindah. Ditunjang dengan adanya kabut tebal, si pelaku hanya perlu menunggu korban tersesat.
Inilah alasan saudara kembar itu pisah jalan dan tidak kembali ke kamar secara bersamaan, dan juga alasan Duo Bing kehilangan jejak saudara kembar itu kemarin.
Keesokan harinya, mereka berdua memperlihatkan trik ini pada semua orang. Hu sendiri saja baru sadar, dia pikir kalau malam itu kakak kembarnya jalan duluan karena tidak sabaran menunggunya yang jalannya terlalu lambat karena mabuk. Tapi dia bingung kenapa Lian Hua bilang kalau mereka tidak tinggal di kamar yang sama?
"Apa kau pernah mendengar suara kakakmu?" tanya Lian Hua.
Hu baru sadar, memang tidak. Tapi malam itu dia mabuk berat dan langsung tidur begitu kembali ke kamar, makanya dia tidak menyadarinya. Lian Hua memberitahu bahwa Shi tinggal di kamar nomor 4 dan dibvnvh di sana. Lalu setelah itu, si pelaku menukar nomor kamar.
Hu yang datang terakhir, salah melihat nomor kamar yang sudah disabotase pelaku dan masuk ke kamar nomor 5. Dia tidak sadar karena waktu itu dia mabuk. Setelah memastikan Hu masuk ke nomor 5 (yang Hu kira nomor 4), si pelaku pun menukar kembali nomor kamar.
Setelah memainkan semua triknya, si pelaku kemudian merusak roaster lubang ventilasi untuk membuat semua orang berpikir bahwa si anak kecil-lah pelakunya.
Lalu tengah malamnya, Hu terbangun dan keluar kamar, saat dia hendak kembali, dia baru melihat nomor kamar yang benar dan kembali ke kamar nomor 4, tapi malah mendapati kakaknya sudah terbvnvh.
Pelakunya sudah pasti adalah orang yang paling menguasai teknik berpindah. Di antara mereka semua yang ada di sini, hanya Gu Feng Xin yang menguasai teknik itu.
Sinis, Gu Feng Xin jujur mengakui kalau dialah yang membvnvh Shi. Alasannya? Untuk membalaskan kematian adik perempuannya. Dulu, dia pikir kalau teknik berpindahnya ini tidak ada gunanya hingga suatu hari dia coba-coba menjarah sebuah makam.
Tergoda karena mengira akhirnya menemukan sebuah cara untuk menjadi kaya, Feng Xin pun mengajak adik perempuannya untuk ikut serta bersamanya menjadi perampok makam.
5 tahun yang lalu, adiknya bekerja sama dengan Shi dan Hu. Namun Shi malah melecehkannya dan membvnvhnya saat mabuk. Karena itulah, Feng Xin senantiasa mencari cara untuk membalas dendam.
Sulit sekali untuk melakukan itu karena kerja sama saudara kembar itu sangat hebat. Hingga akhirnya malam itu, Feng Xin berhasil juga mendapatkan kesempatan untuk membalaskan dendamnya pada Shi. Dia menvsvk leher Shi dengan tusuk konde giok milik adiknya, tapi hanya itu yang dia lakukan. Jadi bukan dia yang mem3ngg4l kepala Shi.
Emosi, Hu langsung menyerang Feng Xin. Namun Kepala Desa Wei mendadak muncul menghentikan mereka dan mulai menunjukkan wajah aslinya yang sebenarnya sama sekali tidak seramah yang mereka pikir.
Dia mengingatkan mereka untuk fokus dulu pada misi utama mereka. Nanti kalau mereka sudah berhasil masuk ke Makam Yipin, baru mereka bebas saling membvnvh. Pokoknya ini perintah. Kalau mereka tidak mau mendengarkannya, maka jangan harap mereka bisa meninggalkan Gunung Puchu hidup-hidup.
Dia memberitahu mereka bahwa arak yang mereka minum sebenarnya sudah dia campur racun. Seharusnya sekarang mereka sudah merasakan efeknya. Benar saja, semua orang - kecuali Lian Hua dan Duo Bing, mendadak merasa perut mereka sakit.
Kepala Desa Wei dengan pongah memberitahu mereka bahwa racunnya ini akan terserap ke tubuh sedikit demi sedikit hingga akhirnya hanya bisa diatasi oleh si pemberi racun.
Dia sebal mendengar mereka bertengkar terus, makanya dia perlu melakukan ini biar mereka patuh. Kalau mereka mau hidup, maka mereka harus membantunya membuka Makam Yipin.
Malah sebenarnya, dialah orang yang mem3ngg4l kepala tujuh mayat itu. Rumor bahwa mereka adalah 14 Perampok Akhirat itu benar. Dan dia melakukannya agar mereka semua tidak takut datang ke sini.
Namun dia hanya mem3nggal dan bukan membvnvh mereka. Mereka benar-benar mati di dalam Makam Yipin sejak 10 tahun yang lalu. Dia mem3nggal kepala mereka hanya demi merahasiakan identitas mereka.
Ah! Lian Hua dan Duo Bing mendadak menyadari sesuatu. Shi juga dip3nggal setelah dibvnvh, apakah mungkin alasannya juga sama. Merahasiakan identitas mayat? Tapi buat apa merahasiakan identitasnya? Kan sudah jelas kalau dia Shi?
Hu berusaha mengajak yang lain untuk menyerang Kepala Desa Wei, tapi begitu mereka emosi, tiba-tiba saja racun di tubuh mereka menyerang hingga mereka terjatuh kesakitan.
Biar tidak mencurigakan, Lian Hua dan Duo Bing langsung berakting sakit perut juga. Kepala Desa Wei sontak ngakak senang dan menyuruh mereka semua untuk patuh padanya. Jika mereka patuh dan membantunya membuka Makam Yipin, dia janji akan memberi mereka setengah obat penawarnya.
Setengahnya lagi akan dia berikan setelah semua urusan selesai. Dia bahkan mengklaim bahwa dia akan bagi-bagi harta yang akan mereka dapatkan dari Makam Yipin sesuai jasa masing-masing orang.
Tidak tahan lagi dengan sakitnya, para perampok makam sontak kompak memohon-mohon diberi setengah obat penawarnya, secara tak langsung menyetujui keinginan Kepala Desa Wei.
Setelah semua orang meminum setengah obat penawarnya, mereka disuruh mengambil senjata di gudang senjata yang akan mereka gunakan untuk masuk ke Makam Yipin.
Setelah semua orang pergi, tinggal Duo Bing dan Lian Hua. Duo Bing khawatir dengan misi ini. Dia yakin kalau ini misi yang berbahaya.
Kepala Desa Wei orang sini, jika dia mampu masuk ke Makam Yipin bahkan memindahkan ketujuh mayat keluar dari Makam Yipin, lalu untuk apa dia menunggu sampai saat ini.
Dia yakin ada orang hebat lain di balik kasus ketujuh mayat itu lalu orang itu menyuruh Kepala Desa Wei untuk memancing orang untuk masuk ke makam.
Karena itulah Duo Bing jadi khawatir akan keselamatan Lian Hua, apalagi Lian Hua tidak bisa bela diri. Jadi dia menyarankan sebaiknya Lian Hua kabur duluan sekarang juga. Duo Bing akan tetap di sini, Lian Hua tidak perlu memikirkannya. (Aww, Duo Bing baik banget sama Lian Hua)
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam