Sinopsis Mysterious Lotus Casebook Episode 7 - Part 2

Tapi Lian Hua menolak pergi. Dia jujur mengakui bahwa dia datang ke sini sebenarnya juga sama seperti para perampok makam itu, dia juga ingin masuk ke Makam Yipin.

"Kau juga menginginkan Air Mata Kwan Im?" tanya Duo Bing.

"Bagaimana kau tahu?"

Jelas tahu lah. Setelah beberapa lama berinteraksi dengan Lian Hua, Duo Bing sadar kalau Lian Hua bukan orang yang tamak akan harta walaupun dia pelit. Lian Hua pasti tidak peduli dengan harta benda yang terkubur di sana.

Lian Hua juga tidak pernah menunjukkan ketertarikan terhadap ilmu bela diri. Jadi dia juga pasti tidak berminat untuk mengambil senjata militer yang ada di makam itu.

Jadi jelas itu artinya, satu-satunya benda yang dia incar adalah Air Mata Kwan Im. Duo Bing penasaran, benda apa sih sebenarnya Air Mata Kwan Im itu sampai diperebutkan oleh semua orang?

"Air Mata Kwan Im adalah obat mujarab yang langka. Shi dan Hu menginginkannya, pasti untuk menambah kemampuan. Sedangkan aku... demi mengobati penyakit."

Duo Bing kaget, "mengobati penyakit? Kau terluka? Kau sakit?"

Lian Hua beralasan kalau dia butuh itu untuk menyembuhkan penyakit jantungnya. Baiklah, Duo Bing adalah orang yang tahu balas budi. Karena itulah, dia janji akan mencari cara untuk membantu Lian Hua mendapatkan Air Mata Kwan Im itu.

"Sebenarnya aku juga bukan bersikeras ingin mendapatkannya."

"Mari adil sedikit. Aku membantumu mengambil obat, kau membantuku menyelidiki kasus. Bagaimana?... Sepakat!" pungkas Duo Bing.

Keesokan harinya, Kepala Desa Wei memimpin rombongan. Duo Bing benar-benar penasaran dengan anak kecil itu, soalnya tuh anak benar-benar diistimewakan oleh Kepala Desa Wei. Dia satu-satunya yang tidak diracun, bahkan naik gunung pun digendong.

Duo Bing ingin banget mencari tahu tentang anak itu, tapi Lian Hua dengan cepat mencegahnya, malah menyuruh Duo Bing untuk fokus saja mengawasi Hu karena Lian Hua merasa kalau Hu itu sangat aneh.

Tak lama kemudian, mereka tiba di area hutan bambu yang dipenuhi kabut tebal. Dilihat dari beberapa mutiara yang terjatuh di tanah, Lian Hua yakin kalau area ini benar adalah Makam Yipin.

Namun karena area ini dilindungi oleh Teknik Berpindah, jadi mereka butuh keahliannya Gu Feng Xin untuk meruntuhkan hutan bambu buatan itu. Dan begitu Feng Xin berhasil melakukannya, terlihatlah sebuah gunung tempat makam itu berada.

Feng Xin menyadari bahwa kamuflase kabut ini sangat hebat, tapi fakta kalau dia bisa menghancurkannya dengan mudah, jelas menunjukkan bahwa kamuflase ini sudah pernah dirusak oleh seseorang sebelumnya.

Tidak tampak adanya pintu, tapi Qiu Tao memperhatikan ada celah di bagian atas gunung. Pintu pasti bisa dibuka dari dalam dengan memasuki celah itu.

Celah itu sempit dan letaknya sangat tinggi, dan sekarang lah si anak kecil itu berguna. Dengan kekuatan supernya ala-ala Superman, anak kecil itu melesat naik bagai roket dan masuk ke dalam celah dengan mudah. Semua orang kagum dengan kehebatan anak kecil itu, kecuali Lian Hua.

Lalu tak lama kemudian, dinding gunung itu pun runtuh sehingga terlihatlah gerbang pintu makam. Namun begitu gerbang makam itu terbuka, mendadak berbatuan runtuh dan sebuah batu besar menggelinding keluar dengan cepat, membuat semua orang kalang kabut hingga batu besar menindih salah satu perampok makam sampai dia mati.

Yang lain masih agak shock, tapi hanya Kepala Desa Wei sama sekali tidak peduli dan dengan cepat mengingatkan semua orang untuk fokus kembali ke misi mereka. Yang lain langsung masuk makam, kecuali si pengawal bertopeng baja yang disuruh tetap di luar untuk mengawasi keadaan biar tidak ada orang asing yang masuk.

Lian Hua dan Duo Bing tidak langsung masuk. Lian Hua memperhatikan ada jejak tapak di batu besar itu, jelas itu menunjukkan bahwa ada seseorang yang menggunakan kekuatan tapak untuk mengubah arah batu raksasa ini.

Seharusnya jika tidak ada yang menyentuh batu ini, tidak akan ada yang mati, paling-paling hanya sedikit terluka. Pasti Hu yang melakukannya, karena kekuatan tapaknya yang paling kuat, tuh orang sudah mencelakai temannya sendiri.


Makam itu sangat amat besar dan mewah, bahkan tempat-tempat lilin di sepanjang lorong pun dilapisi emas. Namun biarpun kelihatannya aman, nyatanya, makam ini penuh dengan jebakan.

Saat Duo Bing mengomentari keanehan pintu makam yang sudah terbuka, Lian Hua langsung memperhatikan sekitar tempat itu. Begitu menyadari ada yang aneh, dia segera berteriak memperingatkan yang di depan untuk berhenti jalan.

Sayangnya, peringatannya terlambat. Orang di depan sudah terlanjur menginjak tombol jebakan di lantai dan seketika itu pula beberapa panah melesat menyerang semua orang.

Para anggota inti selamat, sedangkan beberapa pengawal tidak. Tepat saat itu juga, mendadak terdengar suara Hu yang menangis pilu memanggil ayahnya.

Ternyata omongan Kepala Desa Wei benar. Ayahnya Hu beserta sisa anggota 14 Perampok Akhirat sudah mati semua di makam ini. Padahal mereka sudah mati sejak 10 tahun yang lalu, tapi mayat-mayat ini tidak ada satu pun yang membusuk seolah baru saja mati. Sepertinya makam ini benar-benar istimewa sampai bisa mengawetkan mayat.

Mengenai alasan kenapa bisa setengah dari para perampok ini ditemukan di luar gunung, Kepala Desa Wei sungguh tidak tahu. Tapi dia masa bodo juga, yang penting sekarang mereka harus menyelesaikan misi mereka.

Peti mati di hadapan mereka berisi penuh sekali emas dan perhiasan mewah. Namun Lian Hua dengan cepat menyela untuk memberitahu mereka bahwa di peti mati itu tidak ada mayatnya. Berarti tempat ini adalah ruang makam palsu.

Jika di ruang makam palsu ini saja sudah ada banyak harta sebanyak ini, maka sudah pasti ada lebih banyak lagi harta di ruang makam Pangeran Fang Ji yang asli. Apa mereka tidak penasaran?

Awalnya tidak ada yang peduli, tapi Kepala Desa Wei kemudian membujuk yang lain untuk bekerja sama kembali mencari pintu masuk ke ruang makam yang asli demi harta yang jauh lebih banyak yang bisa menjamin hidup mereka seumur hidup. 


Semua orang akhirnya berpencar mencari pintu masuk itu, sedangkan Lian Hua dan Duo Bing keluar ke lorong untuk membicarakan keanehan kasus ini. Duo Bing bingung, tempat ini sangat tertutup, jadi bagaimana caranya pelaku membuang ketujuh mayat keluar dari makam ini?

Lian Hua merasakan sesuatu dan seketika itu pula dia punya jawabannya. Dia langsung menyuruh Duo Bing untuk menjulurkan tangannya dan saat itulah Duo Bing merasakan adanya angin.

Ternyata ada celah di dinding, pasti di sinilah pelaku melempar ketujuh mayat itu dan kebetulan dilihat oleh rombongan pengantin. Lian Hua menyadari kalau celah dinding ini sama persis dengan pintu masuk ruang makam palsu, jelas dibuat oleh si pelaku. Orang itu pasti memiliki kemampuan hebat.

Orang itu pasti tidak bisa menemukan ruang makam yang asli, makanya dia melakukan semua ini untuk memancing para perampok makam lain agar membantunya menemukan ruang makam yang asli, dan segalanya berjalan sesuai rencana orang tersebut.

Tiba-tiba terdengar suara pertarungan dari arah makam palsu, ternyata Ge Pan sedang menyerang semua orang sebelum kemudian menempelkan p3dangnya ke leher Kepala Desa Wei.

Dia mengingatkan semua orang bahwa Kepala Desa Wei ini orang licik. Dia yakin kalau Kepala Desa Wei tidak benar-benar berniat membiarkan mereka jadi kaya raya, dan akan membvnvh mereka semua setelah menemukan makam yang asli untuk menguasai sendiri harta yang tepat.

Dia berusaha menghasut yang lain untuk berbalik melawan Kepala Desa Wei, tapi si anak kecil mendadak muncul menyelamatkan Kepala Desa Wei dan menghajar Ge Pan dengan kekuatan tapaknya yang hebat.

Bahkan para pria dewasa itu sampai ketakutan menyaksikan kekuatan si anak kecil yang tidak biasa itu sehingga mereka tidak ada yang berani melawan dan dengan patuh mencari pintu masuk lagi.

Namun setelah memperhatikan sekitar ruangan itu, Duo Bing tiba-tiba menghentikan semua orang karena dia sudah punya ide tentang keberadaan pintu masuk ke ruang makam yang asli.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments