Duo Bing menyadari bahwa mekanisme tempat ini menggunakan enam dari delapan mata angin. Hanya Utara dan Selatan yang tersisa, dan karena letak makam ini di atas gunung.
Memperhatikan sekitar ruangan ini, Duo Bing menduga kalau kunci pintu ada di peti mati tersebut. Dia lalu melancarkan tenaga dalamnya ke peti mati dan seketika itu pula peti itu turun otomatis, dan seketika itu pula dinding di samping membuka ke sebuah lorong rahasia. Si anak kecil yang paling bersemangat lari ke lorong tersebut yang kemudian segera diikuti oleh yang lain.
Sebelum menyusul yang lain, Duo Bing terlebih dulu membekali Lian Hua dengan sebuah senjata berbentuk rantai cakar yang bisa Lian Hua gunakan untuk melarikan diri, siapa tahu nantinya mendadak situasi berubah menjadi berbahaya, Lian Hua kan tidak bisa bela diri. Duo Bing akan berusaha untuk mendapatkan Air Mata Kwan Im untuk Duo Bing.
Tak lama kemudian, mereka akhirnya tiba di depan pintu gerbang Makam Yipin yang asli. Kepala Desa Wei sontak ngakak kegirangan, namun tiba-tiba saja semua lilin mati. OMG! Ada jebakan lagi, mendadak mereka diserbu oleh banyak sekali anak panah.
Beberapa pengawal dan Qiu Tao tidak selamat. Namun senjata yang membvnvh Qiu Tao beda dari yang lain. Kepala Desa Wei jadi curiga kalau Qiu Tao sepertinya dibvnvh oleh salah satu dari pengkhianat di sini. Apakah Hu pelakunya? Bukankah dia dan saudara kembarnya juga menggunakan sebuah senjata rahasia?
Hu menyangkal, senjata rahasia yang dia pakai bukan yang seperti itu. Namun saat inilah, Lian Hua mendadak mulai mengonfrontasi keanehan Hu. Mereka dua bersaudara sungguh pandai berakting. Maksudnya?
"Apakah sangat lelah memerankan adikmu sendiri?" sindir Lian Hua "Apakah kau sudah melupakan dirimu sendiri, Zhang Qing Shi?"
Hah? Jadi dia sebenarnya adalah Shi, sedangkan yang mati sebenarnya adalah Hu? Tapi... Gu Feng Xin jadi bingung, dia yakin kalau yang dia bvnvh malam itu adalah Shi dan bukan Hu. Tidak mungkin dia salah bvnvh.
Biarpun keduanya adalah saudara kembar, tapi Feng Xi yakin karena Shi adalah yang biasanya memegang palu sebagai senjata dan yang biasanya mengenakan baju hitam.
"Aku tanya padamu. Bagaimana jika mereka bertukar pakaian dan senjata?" tanya Lian Hua.
"Kenapa mereka melakukannya?"
"Karena kebetulan Kepala Desa Wei pernah mengatakan ketika di acara jamuan, di antara Shi dan Hu bersaudara, Zhang Qing Shi suka minum arak keras. Arak yang diberikan adalah arak Xifeng."
Kepala Desa Wei membenarkan. Dia ingat kalau malam itu Shi meminum setengah guci lalu mabuk berat, sedangkan Hu cuma minum setengah gelas, lalu ganti minum teh dan air, jadi Hu tidak mabuk. Nah, di sinilah kesalahan dari kesaksian Hu. Sebelumnya dia bilang kalau dia mabuk berat sehingga bisa tidak sadar saat dia kehilangan arah di jalan setapak.
Padahal jika dia adalah Hu, maka tidak seharusnya dia mabuk sesuai kesaksian Kepala Desa Wei. Jadi jelas bahwa yang balik duluan ke kamar penginapan adalah Hu yang sama sekali tidak mabuk, sedangkan yang berdiri bersama mereka hari ini adalah Shi.
Orang yang mem3nggal kepala Hu sebenarnya adalah Shi. Untuk apa? Tentu saja agar tidak ada yang tahu kalau yang mati sebenarnya adalah Hu, karena kepalanya adalah identitas utamanya.
Karena Shi waktu itu kebanyakan minum, makanya badannya terasa panas. Jadi dia menyerahkan baju luarnya yang berwarna hitam pada Hu, lalu Hu pun membantu membawakan kedua palunya dan jalan duluan meninggalkan Shi yang mabuk di belakang dan tidak sadar kalau Shi salah arah. Begitulah bagaimana ceritanya Feng Xin bisa salah mengenali Hu sebagai Shi, dan akhirnya membvnvh orang yang salah.
Awalnya semua ini murni kesalahan yang terjadi secara kebetulan. Namun tengah malamnya saat Shi terbangun dan kembali ke kamar nomor empat yang asli, dan menemukan mayat Hu terbvnvh dengan tusuk konde, dia langsung sadar kalau target pembvnvhan ini sebenarnya adalah dirinya. Hu mati menggantikannya hanya karena Hu memakai baju hitamnya dan membawa palunya.
Dia khawatir kalau si pelaku bakalan melanjutkan aksinya jika si pelaku sadar kalau dia sudah salah target. Makanya, demi menyelamatkan dirinya sendiri sekaligus mencari siapa pelakunya, Shi pun memutuskan untuk mem3nggal kepala Hu.
Lalu dia mengganti bajunya, dan menyamar menjadi Hu dengan menotolkan setitik tinta di bawah matanya untuk membuat tahi lalat yang persis seperti punya Hu. Setelah semua penyamarannya sempurna, dia pun mulai teriak-teriak heboh dan memulai sandiwaranya sebagai Hu.
Mau bukti?... Ada! Tadi di luar, saat batu raksasa menggelinding ke arah Shi, batu itu mendadak berubah arah sehingga menimpa Duan Hai. Hu tidak mungkin memiliki kekuatan tapak sehebat ini, hanya Shi yang bisa melakukannya.
"Demi menyamar menjadi Zhang Qing Hu, tahi lalat palsumu ini hampir luntur," ujar Lian Hua.
Sebenarnya sih tidak, Lian Hua cuma memancingnya, tapi pancingannya berhasil. Shi seketika panik mengusap matanya dan otomatis menghapus tintanya dan membuktikan kalau dia memang benar-benar Shi.
Gu Feng Xin sontak menghajarnya dan jadilah kedua pria itu bertarung habis-habisan. Tapi bagaimana dengan senjata rahasia ini? Shi tidak bisa memakai senjata rahasia ini, jadi pemilik senjata rahasia ini seharusnya...
Seketika itu pula, tiba-tiba saja Ge Pan men3mbakkan senjata rahasianya ke Kepala Desa Wei, tapi meleset berkat intervensi Duo Bing yang dengan gesitnya melumpuhkan Ge Pan. Biarpun dia terluka dan tidak bisa memakai tenaga dalamnya, tapi dia punya busur senjata otomatis yang dia sembunyikan di lengannya.
Dari mana dia mendapatkan senjata rahasia ini? Pastinya dari Shi. Ge Pan sebenarnya sudah tahu tentang Shi yang menyamar jadi Hu, makanya dia mengancam Shi untuk bekerja sama dengannya.
Sedangkan masalah dia yang mengklaim dirinya sebagai anggota Balai Baichuan, sebenarnya dia cuma murid yang belum lulus ujian awal, jadi bukan anggota tetap. Duo Bing mengetahuinya dari memperhatikan dari corak baju dalamnya Ge Pan dan fakta kalau Ge Pan sebenarnya tidak banyak tahu tentang Balai Baichuan.
Ditambah lagi, Ge Pan dengan seenaknya membvnvh para perampok makam ini. Biarpun perbuatan mereka salah dan ilegal, tapi tetap saja mereka tidak seharusnya mati. Ge Pan sangat licik dan tamak.
Karena itulah, Duo Bing menuntut Ge Pan untuk ikut dengannya ke Balai Baichuan untuk diinterogasi, lalu tiba-tiba saja dia memukul Ge Pan sampai pingsan.
Kepala Desa Wei tercengang menatap Duo Bing, "Siapa sebenarnya kau?"
"Detektif Balai Baichuan, Fang Duo Bing," ujar Duo Bing memperkenalkan diri dengan gaya sok angkuhnya.
Si anak kecil menggunakan kekuatan tenaga dalamnya yang hebat untuk membuka pintu makam itu, dan berhasil. Akhirnya, makam itu terbuka, memperlihatkan begitu banyak harta benda berserakan. Sedangkan jasad Pangeran Fang Ji dan istrinya diawetkan di peti mati kaca kayak etalase display.
Lian Hua satu-satunya yang paling memperhatikan adanya beberapa kalimat di dinding yang entah apakah dia memahami tulisan itu atau tidak. Sedangkan satu-satunya yang tertarik dengan semua harta benda di sini hanya Kepala Desa Wei.
Saat Duo Bing menegurnya, Kepala Desa Wei jadi kesal dan langsung berusaha membujuk si anak kecil untuk membantunya membvnvh Duo Bing dan Lian Hua.
Jelas dari ucapannya bahwa orang yang paling ngebet ingin masuk ke Makam Yipin ini sebenarnya bukan Kepala Desa Wei, melainkan si anak kecil. Kepala Desa Wei melakukan semua ini hanya demi membantu si anak kecil dan sekarang dia ingin menguasai semua harta di tempat ini.
Tapi si anak kecil mendadak mengkhianatinya karena tidak terima diperintah, dan langsung menyerangnya sampai Kepala Desa Wei muntah darah dan akhirnya mati.
OMG! Jadi ternyata si anak kecil ini pelaku yang sebelumnya masuk ke makam ini, dialah yang merencanakan semua ini. Duo Bing tercengang, tapi Lian Hua tidak. (Hmm, sepertinya Lian Hua mengetahui sesuatu tentang anak kecil ini)
Si anak kecil itu kemudian menggunakan kekuatannya untuk menghancurkan kaca display kedua peti mati sampai hancur berkeping-keping, memperlihatkan kedua mayat, namun hanya mayat Putri Nanyin, Istrinya Pangeran Fang Ji yang masih tampak utuh.
Di antara pecahan kaca itu, Lian Hua memperhatikan ada sesuatu yang terjatuh dan jelas dia mengenali benda apa itu. Namun perhatian utamanya dan si anak kecil adalah sebuah bola merah kecil yang disimpan di mulut jasad istrinya Pangeran Fang Ji, itu adalah Air Mata Kwan Im.
Bersambung ke episode 8
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam