Sinopsis Lost You Forever Episode 28 - Part 2

Jing terdiam gugup saat mereka hendak bertemu Xiao Yao, Feng LonG dengan polosnya mengira kalau Jing takut sama Xiao Yao karena sikap Xiao Yao yang biasanya memang tampak dingin, makanya dia dengan antusias meyakinkan Jing bahwa Xiao yao tuh aslinya sangat menyenangkan dan seru banget, lebih menyenangkan daripada teman-teman pria mereka. (Pfft! Dia nggak sadar kalau dia benar-benar memperlakukan Xiao Yao bagai brother alih-alih cewek gebetan)

Begitu kedua wanita datang, Jing langsung bangkit dengan antusias menyambut Xiao Yao. Xin Yue sebenarnya berniat mau meminta Xiao Yao untuk duduk bersama Feng Long, tapi bahkan sebelum dia sempat mengatakan apa pun, Xiao Yao langsung maju duluan untuk duduk semeja dengan Jing.

Mereka saling menyapa dengan formal, makanya kedua kakak-adik itu tidak ada yang mencurigai tatapan flirting mereka, malah mengira mereka sangat sungkan pada satu sama lain.

Feng Long lagi-lagi, antusias banget minum-minum sama Xiao Yao bak dua brother lagi lomba minum. Berhubung Xiao Yao tumbuh dengan menjadi pria selama bertahun-tahun, makanya dia asyik aja dengan sikap Feng Long dan bisa bergaul akrab dengannya bagai brother.

Hadeh! Xin Yue sampai frustasi sama kakaknya yang sangat tumpul terhadap masalah wanita ini. Jing diam saja sambil sesekali melirik Xiao Yao dengan gugup dan khawatir.

Cang Xuan mendapat kabar bahwa Feng Long memperlakukan Xiao Yao lebih seperti saudara laki-laki ketimbang cowok mengejar cewek. Itu membuatnya tenang dan lega, tapi... senyumnya seketika menghilang saat dia mendapat kabar bahwa Jing juga ada di sana. Jelas tak senang tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Mereka asyik bermain sampai malam, dan tetap saja tidak ada satupun di antara kakak dan adik itu yang memperhatikan tatapan dan flirting diam-diam antara Xiao Yao dan Jing.

Xin Yue unjuk kebolehannya bermain kecapi, tapi dia dengan merendah berkata kalau keahliannya sama sekali tidak sebanding dengan Jing. 

Xiao Yao jadi ingin mendengarkan permainan kecapinya Jing, dia belum pernah mendengarnya. Jing hampir saja mau mengatakan sesuatu, tapi Feng Long dengan cepat menyela karena dia mau unjuk kebolehannya sendiri pada Xiao Yao.

Namun bukan main kecapi, melainkan main bola api kayak pemain sirkus (Wkwkwk! Sungguh bukan jenis unjuk kebolehan yang romantis).

Xin Yue malu banget sama kelakukan kakaknya, dia berusaha mengisyaratkan Feng Long untuk berhenti, tapi Feng Long sama sekali tidak mengerti dan terus bermain dengan riang. 

Jing dan Xiao Yao tertawa lucu melihat atraksi Feng Long... hingga akhirnya mata mereka bertemu dengan malu-malu.

Xiao Yao ingin minum-minum lagi, tapi Jing dengan cepat menghentikannya. "Hari ini kau minum karena senang atau karena sedih?" tanya Jing khawatir.

"Aku sangat senang, tapi juga sedih."

"Kenapa?"

"Karena kau."

Kedua kakak-adik itu sama sekali tidak memperhatikan mereka. Feng Long malah tiba-tiba saja melempar bola apinya ke Xiao Yao dengan harapan Xiao Yao akan menggunakan energi rohnya untuk membuat bola api itu menjadi kembang api.

Dia sama sekali tidak tahu kalau energi rohnya Xiao Yao sangat rendah, tapi untungnya ada Jing yang sigap melindungi Xiao Yao dengan menyiram arak ke bola api tersebut dan seketika itu pula bola api itu meledak menjadi kembang api yang menutupi pandangan semua orang dari mereka berdua.

Saat inilah, Xiao Yao memanfaatkan kesempatan ini dengan secepat kilat menarik Jing mendekat dan meng3cvp pipinya yang sontak membuat Jing membeku kaget sehingga saat Xiao Yao melepaskannya, Jing refleks jatuh terjungkal padahal duduknya di lantai. (Pfft!) Jing dan Xiao Yao sontak bahagia dan tersipu malu setelahnya.

Bekas k3cvpan merahnya terpampang jelas di pipi Jing, tapi lucunya, kedua kakak-adik itu sama sekali tidak memperhatikannya saking khawatirnya mengira mereka berdua kenapa-kenapa, mengira Jing terjatuh cuma karena efek ledakan kembang api, dan Xing Yue buru-buru menarik kakaknya untuk mengomelinya.

Setelah beberapa lama, giliran Xiao Yao yang belum unjuk kebolehan. Namun karena dia tidak bisa bermain musik karena memang tidak pernah mempelajarinya, jadi dia berinisiatif menari dan bernyanyi. Dia menyanyikan lagu yang dia nyanyikan saat dia berusaha menarik Feifei keluar dari persembunyiannya dulu sebelum dia bertemu dengan Xiang Liu.

Lagu itu tentang sepasang kekasih yang sangat berbeda namun saling bergantung, tetap bersama dan tak terpisahkan selama-lamanya setelah melewati berbagai rintangan, perpisahan, dan kesedihan. (Ah, ini lagu tentang ramalan hubungan mereka, yah? Dan Xiao Yao menyanyikannya khusus untuk Jing seorang)

Sementara keempat orang ini asyik berpesta dan bersuka cita dan menari-nari bersama, di tempat lain, Xiang Liu justru sedang dikepung dan bertarung seorang diri menghadapi puluhan musuhnya. (Hmm, apakah serangga teluh yang ada di dalam hatimu merasakan kebahagiaan Xiao Yao?)

Keesokan harinya, Xin Yue membantu Xiao Yao mewarnai kuku kakinya. Xiao Yao yang selama ratusan tahun hidup sebagai cowok, sama sekali tidak mengerti apa gunanya melakukan ini karena toh tidak akan kelihatan saat pakai sepatu.

Hadeh! Xin Yue heran sama dia. Kenapa dia tidak mengerti apa pun tentang masalah kecantikan? Xin Yue meyakinkannya bahwa pria lebih suka kaki wanita. Nanti kalau Xiao Yao bertemu dengan pria yang dia sukai, Xiao Yao pasti mengerti apa maksudnya.

Mengalihkan topik, Xiao Yao penasaran kenapa kemarin Xin Yue sepertinya sangat kagum pada keahlian permainan kecapinya Jing padahal permainan kecapinya Xin Yue sangat bagus. Apakah permainan kecapinya Jing benar-benar lebih bagus darinya?

"Tentu saja lebih bagus dariku. Dulu, satu lantunan kecapi dari Tuan Muda Qingqiu entah telah membuat kagum berapa banyak orang. Permainan kecapiku ini sama sekali bukan apa-apa di hadapan Jing Gege."

Tapi... dia kasihan pada Jing. Dulu, Jing adalah sosok yang sempurna. Tidak ada yang bisa menandinginya. Bahkan Feng Long saja tidak bisa mengungguli Jing.

Namun segalanya berubah setelah Jing hilang selama beberapa tahun yang lalu. Setelah dia kembali, bukan hanya perangai Jing banyak berubah, tubuhnya juga penuh luka serius, satu kakinya terluka parah dan sulit diobati, kedua tangannya juga tidak bisa memainkan suara kecapi yang indah lagi. 

Bisa dibilang, energi rohnya Jing sudah lumpuh setengahnya. Seorang pria yang dulunya begitu sempurna, jatuh dari ketinggian, bagai giok putih yang diselimuti debu. Bukankah itu sangat memprihatinkan?

Xiao Yao termenung sedih mendengar semua itu. Dia tiba-tiba berinisiatif ingin belajar kecapi sama Jing. Biarpun permainan kecapi Jing sudah tidak sebagus dulu karena tangannya cedera, tapi dia pasti masih bisa mengajar dengan baik, kan?

Xin Yue pesimis kalau Jing bakalan mau mengajarinya, tapi Xiao Yao bersikeras mau mencobanya membujuknya. Mungkin saja Jing akan setuju setelah melihat ketulusannya nanti. (Pasti mau lah, mana pernah Jing menolak Xiao Yao)

Feng Long melihat Jing sedang... melamun kah? Feng Long langsung mengujinya dengan pura-pura mau mengambil buku yang sedang dia pegang, dan Jing refleks menariknya, jelas dia tidak sedang melamun. (Hmm, kayaknya dia masih trauma dipegang sama orang lain... kecuali Xiao Yao pastinya

Feng Long mengaku bahwa dia sedang membutuhkan sarannya Jing. Namun ternyata saran yang dia minta adalah tentang Xiao Yao (Pfft! Bertanya ke orang yang salah).

Dia penasaran apakah menurut Jing, Xiao Yao menyukainya? Jelas lah dijawab jujur oleh Jing... Xiao Yao tidak suka sama dia. (Wkwkwk!)

Tapi dasar si tumpul Feng Long, dia malah tambah semangat berkonsultasi tentang bagaimana seharusnya mendekati Xiao Yao biar Xiao Yao suka sama dia. Sebelumnya dia selalu bersikap hormat sama Xiao Yao, tapi sekarang, setelah berbagai kesalahan yang dia lakukan, haruskah dia bersikap lebih proaktif mendekati Xiao Yao.

"Tidak boleh!" refleks Jing, "sebaiknya kau terus bersikap hormat padanya." (Wkwkwk! Takut diembat temanmu sendiri yah? Nggak usah khawatir, Bang. Xiao Yao juga nggak suka dia kok)

Untungnya Feng Long sama sekali tidak mencurigai sikap anehnya dan mengira kalau usulan Jing itu memang benar. Lebih baik menunjukkan pada Xiao Yao bahwa dirinya adalah orang terhormat dan elegan, tidak seperti Fangfeng Bei. (Pfft!)

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments