Xiao Yao akhirnya menerima undangan Xin Yue untuk tinggal di Kediaman Chenrong dan disambut hangat oleh Xin Yue.
Feng Long baru datang tak lama kemudian dan langsung to the point memberitahu Xiao Yao bahwa dia punya hadiah untuk Xiao Yao.
Xin Yue kira hadiahnya bakalan romantis, eh ternyata hadiahnya malah cuma dua keranjang buah melon giok, cuma karena Feng Long mengira kalau Xiao Yao menyukai buah itu.
Hadeh! Hadeh! Xin Yue sontak mengomeli kebodohan kakaknya, bisa-bisanya hadiah pertama yang dia kasih ke cewek yang dia taksir malah cuma buah melon.
Xin Yue dengan gemas memberitahunya bahwa hadiah untuk seorang gadis, tidak boleh hanya dengan melihat kesukaannya. Xiao Yao tuh Tuan Putri Haoling, jadi Feng Long harus memberikan sebuah hadiah yang berharga sesuai dengan statusnya Xiao Yao.
Ooooh... Feng Long mengklaim kalau dia mengerti, tapi... hadiah keduanya ternyata malah cuma beberapa kendi arak dan dadu. Wkwkwk! Jadilah mereka berdua main dadu sambil lomba minum semangkok arak kayak brother. (Nih orang ternyata yang paling oon dalam masalah cewek)
Xin Yue sampai stres menghadapi kakaknya ini. Feng Long tidak mengerti apa salahnya lagi, dia kan sudah mengikuti arahan Xin Yue. Xiao Yao juga suka banget sama arak pemberiannya. Itu arak yang sangat berharga loh, itu arak monyet dari Raja Siluman Monyet yang difermentasi dari buah roh selama seribu tahun.
Xiao Yao juga pintar main dadu. Feng Long jadi semakin suka sama dia. Gadis-gadis lain tumbuh dengan dimanjakan sejak kecil, tidak bisa dan tidak berani melakukan apa pun. Xiao Yao beda, dia lugas dan cekatan, dan berani melakukan apa pun.
Hadeh! Bukan ini yang Xin Yue maksud, dia kan tidak pernah menyuruh Feng Long untuk memberi hadiah dadu dan mencekoki seorang gadis dengan semangkok besar arak.
Lagipula, bisa-bisanya dia menginginkan Xiao Yao sebagai kekasih tapi malah mengajaknya main dadu kayak saudara cowok? Pokoknya cara Feng Long ini salah, jangan lagi memberikan hadiah sembarangan pada Xiao Yao. Biar dia saja yang mengurus masalah hadiah ini.
Tak lama kemudian, Xin Yue menghadiahkan banyak sekali perlengkapan makeup untuk Xiao Yao. Tidak masalah biarpun Xiao Yao tidak pintar dandan, dia bisa mengajari Xiao Yao.
Dia menguasai riasan dan gaya rambut yang populer di Kota Xiyan karena dulu dia dan ibunya pernah tinggal di Kota Xiyan.
Selama bertahun-tahun, keluarganya hidup secara terpisah di tiga tempat yang berbeda. Ayahnya berkarir sebagai Wali Kota Zhiyi, sedangkan Feng Long harus hidup di Chishui.
Dia dan ibunya dijadikan sandera politik di Kota Xiyan. Ayahnya adalah keturunan keluarga Kerajaan Chenrong, saat Raja Xiyan menunjuk ayahnya untuk mengurus Dataran tengah, seluruh Istana Xiyan menentang keputusan itu. Raja Xiyan sendiri pun sebenarnya juga sedikit meragukan Ayahnya Xin Yue.
Karena itulah, Xin Yue dan ibunya pun terpaksa harus tinggal di Kota Xiyan sebagai sandera politik. Mereka tinggal puluhan tahun di sana sampai akhirnya Raja Xiyan yakin bahwa Ayahnya Xin Yue setia, baru setelah itu Xin Yue dan ibunya diizinkan meninggalkan Kota Xiyan.
Sebenarnya dulu dia juga pernah mengunjungi Puncak Zhouyun, tapi sayang sekali saat itu Cang Xuan dan Xiao Yao sudah tidak ada di sana. Jika tidak, mereka pasti sudah berteman sejak dulu.
Xiao Yao mengerti perasaannya, "aku dan Kakak juga meninggalkan rumah sejak kami masih kecil. Aku mengembara di seantero Dahuang, Kakak menjadi sandera di Haoling."
Xin Yue mengerti. Dia sendiri belum pernah menceritakan kisah masa kecilnya pada siapa pun, dia menceritakannya pada Xiao Yao karena dia merasa kalau Xiao Yao bisa mengerti.
Meski mereka tidak bisa menjadi teman sepermainan sedari kecil, tapi sekarang belum terlambat untuk menjadi sahabat. Xiao Yao setuju, jadilah kedua wanita itu asyik belajar makeup.
Sementara itu, Feng Long melaporkan pada Cang Xuan bahwa Jing sudah berhasil mengumpulkan uang dan perbekalan untuk biaya pasokan pelatihan pasukan mereka.
Namun jangan khawatir, Feng Long meyakinkan bahwa dia tidak memberitahu Jing tentang alasannya membutuhkan uang dan perbekalan itu. Lagipula, kalaupun Jing tahu juga tidak masalah.
Feng Long tahu betul perangai Jing. Bahkan sekalipun Jing curiga, dia tidak akan pernah menanyakan apa pun karena Jing menghargainya dan persahabatan mereka.
"Awalnya kuserahkan bisnis memperbaiki Istana Zhiyi pada Keluarga Tushan karena ingin membalas kebaikannya. Tak kusangka pengumpulan upah prajurit dan pasokan juga harus dikerjakan olehnya."
"Meski bersahabat, kita melakukan perhitungan secara transparan. Jing membantumu juga termasuk mendapatkan keinginannya," ujar Feng Long (jelas yang dia maksud adalah Jing menginginkan keuntungan bisnis)
Cang Xuan agak khawatir, semoga saja yang benar-benar Jing inginkan hanya uang. Kalau cuma itu, Cang Xuan masih mampu memberikannya. (Tapi kalau Xiao Yao, dia tidak rela)
Si polos Feng Long dengan polosnya meyakini kalau Jing memang hanya menginginkan uang, dia tidak pernah tertarik menjadi pejabat. Selain itu, jika Jing sungguh-sungguh menginginkan posisi atau jabatan, Cang Xuan kan bisa memberikannya suatu hari kelak kalau dia sudah berhasil mendapatkan tahta.
"Semoga sesuai ucapanmu," ujar Cang Xuan yang masih khawatir kalau Jing menginginkan lebih dari itu.
Xin Yue mendapati Xiao Yao sedang meracik obat. Xiao Yao mengaku bahwa ini semua adalah obat khusus kecantikan, ini adalah hadiah balasannya untuk Xin Yue.
Xin Yue menerimanya dengan senang hati, apalagi ini buatan Xiao Yao sendiri. Eh tapi, ada sesuatu yang ingin diskusikan dengan Xiao Yao.
Begini, Jing baru saja tiba di Kota Zhiyi, dia dan Feng Long ingin mengundangnya tinggal di sini selama beberapa hari. Apakah Xiao Yao keberatan?
Xiao Yao berusaha bersikap biasa-biasa saja saat dia menyetujuinya... sekaligus penasaran apakah Yi Ying juga akan ikut?
Xin Yue menyangkal, Jing sendirian. Bagus malah, Xin Yue malas menjamu Yi Ying. Hah? Xiao Yao heran, dia pikir kalau mereka dekat?
Xin Yue menyangkal, dia justru benci melihat kemunafikan Yi Ying. Semua orang bilang kalau Yi Ying sangat mencintai Jing, tapi Xin Yue yakin dia tidak begitu.
Pernah pada suatu pesta di musim dingin, para pria pergi berburu, tapi hanya Jing yang tidak ikut karena kakinya pernah cedera. Tapi Yi Ying yang katanya bucin sama Jing itu malah pergi berburu bersama yang lain.
"Xiao Yao, menurutmu saja, jika orang yang kau cintai tidak bisa pergi berburu karena kakinya kurang sehat, apa yang akan kau lakukan?"
"Aku akan menemaninya."
Betul sekali, seharusnya begitu kalau Yi Ying beneran cinta sama Jing, tapi nyatanya, bahkan setelah yang lain pulang dari berburu, Yi Ying masih bermain di gunung. Bahkan Feng Long pun tidak senang karena Yi Ying terlalu suka bermain daripada memperhatikan Jing.
Makanya Xin Yue sebenarnya tidak suka sama Yi Ying. Saat seorang gadis benar-benar mencintai seorang pria, tak peduli seberapa suka dia bermain, maka gadis itu pasti akan menjaga hatinya.
(Terus kenapa kamu tidak pernah ngasih tahu Jing? Hah? Seharusnya kamu memperingatkan Jing kalau kamu beneran temannya. Kamu juga Xiao Yao, kenapa nggak pernah ngasih tahu Jing tentang perbuatan Yi Ying yang sudah beberapa kali mencelakai Cang Xuan? Jing memang pintar, tapi bukan berarti dia maha mengetahui segala-galanya. Dia cuma melihat Yi Ying dari satu sisi, mengira Yi Ying cewek baik-baik, tidak ada yang seorang pun yang pernah ngasih tahu dia sisi gelap Yi Ying. Semua orang membiarkan Jing dalam kegelapan, makanya dia bingung tak tahu harus bagaimana dalam menghadapi Yi Ying dan neneknya yang sangat mendukung Yi Ying)
Xiao Yao bingung, kalau Yi Ying tidak menyukai Jing, lalu kenapa dia tidak membatalkan pernikahan?
Xin Yue tahu betul alasannya, tak peduli biarpun Yi Ying tidak menyukai Jing, tapi dia menginginkan posisi Nyonya Keluarga Tushan, jadi mana mungkin Yi Ying mau membatalkan pertunangan mereka.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam