Sinopsis Mysterious Lotus Casebook Episode 8 - Part 2

 Lian Hua bergegas kembali ke makam untuk menjemput Duo Bing yang masih pingsan. Begitu sadar, yang pertama kali Duo Bing khawatirkan adalah keselamatan Lian Hua dan langsung lega melihat Lian Hua baik-baik saja. Tapi dia bingung, di mana anak kecil itu?

Lian Hua santai berkata kalau anak itu sudah pergi membawa Air Mata Kwan Im-nya. Hah? Duo Bing langsung panik mau mengejar anak itu, tapi Lian Hua dengan cepat menghentikannya dan meyakinkannya untuk tidak mengejar anak kecil itu. Dia beralasan kalau anak itu juga butuh Air Mata Kwan Im untuk menyembuhkan penyakit. 

Jadi biarkan saja. Lian Hua juga sudah membujuk dan memastikan agar anak kecil itu tidak akan macam-macam lagi dan anak kecil itu sudah setuju. Susah sekali loh membujuk anak kecil itu, mulutnya sampai pegal. Untungnya tuh orang bisa menepati janji.

Tapi Duo Bing khawatir. Bagaimana dengan penyakit jantungnya Lian Hua sendiri? Lian Hua meyakinkan kalau dia tidak masalah, toh dia juga sudah berhasil melewati beberapa tahun ini dan tetap hidup. Usahanya juga tidak sia-sia kok, dia sudah berhasil membujuk tuh orang agar tidak membvnvh orang.

"Kau ini baik juga," kagum Duo Bing, "jangan khawatir. Aku sudah menganggapmu teman sejak awal, aku akan membantumu mencari obat meski harus mencari ke semua tempat. Mengenai kau menganggapku teman atau tidak, aku tidak peduli." (Duo Bing, kamu benar-benar setia kawan)

Lian Hua tersentuh, "memangnya kenapa kalau aku tidak menganggapmu? Lagipula, aku juga tidak bisa menyingkirkanmu."

Lian Hua lalu mengembalikan aksesoris gioknya Duo Bing yang waktu itu dia jadikan jaminan dan menyuruh Duo Bing untuk segera melaporkan kasus ini ke Balai Baichuan karena takutnya sebentar lagi bakalan banyak perampok yang datang ke sini untuk merampas semua harta benda makam ini. 

Selain itu, Duo Bing juga bisa mengklaim kasus ini sebagai kasus besar keduanya. Ge Pan kan masih hidup, dia bisa menjadi saksi bahwa Duo Bing-lah yang menyelesaikan kasus ini.

Sebenarnya Lian Hua agak merasa aneh dengan lambang yang ada di salah satu kotak terbuka dan juga tulisan di dinding, tapi akhirnya dia memutuskan untuk melupakannya dan pergi. 

Sayangnya, tidak ada satupun di antara mereka yang sadar bahwa sebenarnya masih ada satu orang lagi yang masih bertahan hidup. Orang itu sedari tadi bersembunyi dengan memegang sebuah peti mini yang entah berisi apa, tapi sepertinya itu benda penting.

Di tengah jalan, mereka bertemu dengan Di Fei Sheng. Namun karena harus merahasiakan identitas Fei Sheng yang sebenarnya dari Duo Bing, jadi Lian Hua memperkenalkannya sebagai A Fei (Pfft! Mari kita panggil dia A Fei mulai sekarang) dan berbohong kalau A Fei ini adalah si pengawal bertopeng besi yang menjaga makam tadi.

Duo Bing bingung, sejak kapan si pengawal bertopeng besi menjadi orangnya mereka? Lian Hua mengklaim bahwa nih orang nasibnya sungguh menyedihkan karena bertahun-tahun yang lalu, dia jatuh ke perangkap Desa Wei dan akhirnya harus menjadi budak bertopeng besok.

Dia tidak punya rumah, Lian Hua kasihan sama dia, makanya Lian Hua akan menerima A Fei di rumah portabelnya untuk beberapa waktu. Dia memberitahu Duo Bing bahwa akan membawa A Fei ke Kuil Pudu untuk mencari kenala lamanya A Fei, sedangkan Duo Bing sebaiknya membawa Ge Pan ke Balai Baichuan dulu.

"Omong kosongmu sungguh banyak," sebal A Fei.

Duo Bing sontak emosi mendengarnya, "siapa yang kau marahi? Dasar tidak sopan!"

"Untuk apa perhitungan padanya? Merusak identitasmu saja."

"Tidak bisa! Aturan harus ditetapkan! Orang macam apa itu?!"

"Aku lapar. Ingin pulang untuk makan makanan yang enak."


"Eh, tunggu aku! Aku juga sangat lapar. Kita makan apa malam ini?"

Orang yang mengambil peti mini dari makam itu ternyata orang Aliansi Jinyuan, tapi bahkan Di Fei Sheng sendiri sama sekali tidak tahu apa-apa tentang masalah ini. 

Semuanya direncanakan secara diam-diam oleh Jiao Li Qiao untuk mengambil peti mini yang bernama Wadah Luomo untuk dihadiahkan pada Majikannya Ketua Aliansi Feng untuk mempererat hubungan kerja sama. (Hmm, siapakah si majikan itu dan apa sebenarnya tujuan mereka?)

Duo Bing dan A Fei benar-benar kayak dua bocah yang saling bersaing memperebutkan siapa yang paling hebat di antara mereka, sedangkan Lian Hua kayak bapaknya mereka yang harus kerepotan menengahi dua anaknya yang lagi tawuran.


Karena tenaga dalamnya A Fei tidak bisa digunakan, Duo Bing jadi mengira kalau A Fei tuh lemah. Makanya dia berusaha membujuk Lian Hua untuk mengusir A Fei, soalnya dia khawatir kalau A Fei hanya akan merepotkan mereka nanti.

Tapi Lian Hua mengabaikannya dan menyuruh Duo Bing untuk menyajikan masakan barunya, semangkok semur daging, di meja makan. Dia sendiri keluar sebentar untuk memetik daun bawang.

Duo Bing mendadak punya ide licik, masakannya Lian Hua kan biasanya tidak enak, makanya dia sengaja menyodorkan makanan itu ke A Fei dan menantangnya untuk menghabiskan semuanya dalam satu kali makan. Jika A Fei bisa, maka Duo Bing akan menghormatinya sebagai pria sejati.

Pfft! Duo Bing pikir kalau A Fei tidak mungkin bisa berhasil. Eeeeh, tak disangka, tak diduga, A Fei dengan kecepatan kilat melahap semangkok besar daging itu sampai habis tak bersisa. 

Saat Lian Hua kembali dan melihat mangkok dagingnya cuma tinggal mangkok kosong, sontak saja dia melotot kaget dan jadi kesal, soalnya tuh daging mahal banget dan dia berniat menghematnya untuk persediaan makan tiga hari.

Duo Bing langsung menyalahkan A Fei, tapi A Fei santai mengingatkan bahwa Duo Bing duluan yang menyuruhnya makan. Dia sudah kenyang, mau tidur sekarang.

Tapi Duo Bing sontak menghalanginya, dan jadilah kedua bocah besar itu mendadak tawuran lagi memperebutkan kamar dan pada akhirnya membuat rumah portabelnya Lian Hua hancur. Hadeh! Lian Hua pusing.

Salah satu ketua Balai Baichuan yang bernama Yun Bi Qiu menerima kabar tentang kasus Makam Yipin. Namun yang paling menarik perhatiannya adalah informasi tentang keterlibatan Li Lian Hua lagi.
Dia jadi sangat penasaran pada Lian Hua, baguslah kalau sebentar lagi Lian Hua akan datang bersama Duo Bing. Mereka akan bisa lebih mudah untuk menyelidikinya.

Hari ini Lian Hua cs akan membawa Ge Pan ke Balai Baichuan, tapi Duo Bing malah mendapati A Fei pakai topeng setengah wajah. Sepertinya dia sengaja menyembunyikan wajahnya agar tidak dikenali orang-orang Balai Baichuan

Tapi Duo Bing sontak sinis melihat itu, mengira A Fei sok kecakepan banget sampai pakai acara menyembunyikan wajah segala. Dengan alasan sudah tidak kuat lagi untuk mendaki gunung ke Balai Baichuan, Lian Hua menyuruh Duo Bing duluan saja, dia dan A Fei mau istirahat dulu di Kuil Pudu.

A Fei benar-benar kecewa dengan Lian Hua yang sekarang, menyerah begitu saja dan tidak mau bangkit dari keterpurukan. Sayangnya, Lian Hua tetap keras kepala menolak memulai segalanya dari awal, satu-satunya hal yang dia inginkan hanya menemukan jasad Shan Gu Dao.

Baiklah. Kalau begitu, A Fei usul agar nanti mereka berpencar agar bisa lebih cepat menemukan keberadaan Shi Hun.

Sesampainya di Kuil Pudu, mereka pun berpencar. Lian Hua menemui Biksu Wuliao. Tapi Biksu Wuliao sama sekali tidak peduli dengan Shi Hun atau siapa pun itu, dan cuma fokus mengecek kondisi kesehatan Lian Hua yang sekarang.

Biksu Wuliao benar-benar mengkhawatirkannya, tapi dasar Lian Hua kayak batu, masih saja ngotot menolak menyembuhkan dirinya sendiri. Dia bahkan memanfaatkan kondisi sekaratnya ini untuk mendesak Biksu Wuliao agar mau membantunya sebelum dia mati.

Biksu Wuliao sampai stres menghadapinya, tapi dia pantang menyerah untuk membujuk Lian Hua. Dari mengecek nadinya barusan, Biksu Wuliao merasa kalau masa hidupnya Lian Hua mungkin akan lebih cepat daripada perkiraannya dulu. 

Karena itulah, Biksu Wuliao mendesaknya untuk pulang ke Balai Baichuan, kebetulan Lian Hua ada di gunung ini sekarang, dia akan menemani Lian Hua ke sana.

Tapi saat dia mau menyeret Lian Hua pergi, Lian Hua malah melawannya sekuat tenaga yang pada akhirnya membuatnya jadi tambah lemah. Hadeh! Biksu Wuliao benar-benar frustasi menghadapinya.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments