Lan Hua jadi merasa bersalah pada Da Qiang karena sudah menyalahpahaminya. Lan Hua akhirnya berubah pikiran dan mengubah perintahnya, Da Qiang tidak perlu lagi menyerahkan diri karena takutnya dia bakalan dituduh sebagai pemilik hawa iblis lalu dijebloskan kembali ke Menara Haotian. Akhirnya! Qing Chang bisa lega.
Tapi segala penjelasan Qing Chang tadi malah membuat Lan Hua jadi sedih karena awalnya dia pikir ilmu perinya sudah meningkat, tapi ternyata itu tidak benar. Dia berhasil dalam ujian perinya ternyata bukan karena hasil usahanya sendiri.
Karena itulah, Lan Hua berencana menemui Dewi Shan Sheng besok untuk membatalkan peringkat satunya. Biarpun ilmu perinya rendah, namun dia tidak mau memiliki karakter rendahan dan menang dengan cara curang.
Tapi dia janji tidak akan mengatakan apa pun tentang Da Qiang yang membantunya menang. Memang sih awalnya dia ingin sekali Da Qiang balik ke Menara Haotian. Tapi setelah menghabiskan beberapa lama dengan Da Qiang, Lan Hua sekarang sudah tidak terlalu mengharapkan itu lagi. Tapi lain kali, dia berharap Da Qiang jangan sebaik ini padanya lagi.
Keberadaan Da Qiang selama beberapa hari ini bagi Lan Hua, sama seperti sudah terbiasa makan obat pahit, lalu tiba-tiba dikasih permen manis. Takutnya kalau sudah terbiasa dengan yang manis-manis, dia akan sulit menelan pahit lagi di kemudian hari.
Sejak gurunya pergi meninggalkannya, Lan Hua sudah terbiasa sendirian dan kesepian. Lalu tiba-tiba Da Qiang dan menemaninya setiap hari, memberikannya begitu banyak perhatian dan membantunya dalam banyak hal.
Lan Hua takut akan jadi terlalu terbiasa dengan itu. Jika Qing Chang pergi suatu hari nanti, maka Lan Hua akan sendirian lagi. Dia tidak ingin harus merasakan kepahitan setelah merasakan begitu banyak kemanisan.
Terlepas semua yang dia katakan, Qing Chang tetap saja tidak mengerti sama sekali dengan maksudnya. Sejak kecil dia selalu dilatih untuk tidak memiliki perasaan apa pun dan dia selalu diajari bahwa perasaan itu hanya beban dan penghalang. Hanya dengan tidak memiliki perasaan, dia bisa menjadi orang hebat nomor satu di Tiga Dunia.
Karena itulah ajaran Lan Hua tentang sisi positif perasaan manusia yang sangat bertentangan dengan ajaran yang selama ini diterimanya, jelas membuatnya kebingungan.
Keesokan harinya, Lan Hua benar-benar ingin pergi menemui Dewi Shen Shang, dia benar-benar tidak menginginkan peringkat yang seharusnya bukan haknya. Sebelum pergi, tiba-tiba dia melihat ada seekor kunang-kunang di salah satu bunganya yang entah datang dari mana.
Dia ingat kalau itu adalah kunang-kunang yang seharusnya berada di dalam kristal fantasi yang ditinggalkan Chang Heng di hutan waktu itu. Lan Hua langsung memancingnya dengan dedaunan untuk menangkapnya dan berniat mengembalikannya ke Chang Heng sekalian.
Dari luka di tubuh Die Yi, Rong Hao langsung tahu kalau itu adalah api neraka. Dia jadi curiga dengan pelakunya. Maka kemudian dia menyelinap masuk ke Menara Haotian untuk mengecek keberadaan Qing Chang.
Dan kecurigaannya terbukti saat dia tidak menemukan Qing Chang di dalamnya. Dia tahu bahwa walaupun Dongfang Qing Chang dirumorkan sudah mati, namun sebenarnya itu tidak benar.
Dongfang Qing Chang adalah dewa abadi yang sebenar-benarnya. Tubuhnya tidak bisa hancur dan inti jiwanya tidak bisa bereinkarnasi. Yang bisa dilakukan para dewa hanya menghancurkan inti jiwanya lalu mengurungnya di dalam Menara Haotian.
Dia jadi curiga bahwa ada seorang peri yang terserap ke dalam Segel Haotian saat para dewa menyatukan kekuatan untuk memperkuat segel. Rong Hao yakin kalau peri itulah yang mengumpulkan inti jiwa Dongfang Qing Chang yang seharusnya sudah hancur.
Tapi dari semua makhluk di Tiga Dunia, seharusnya satu-satunya yang bisa memperbaiki jiwa hanya Dewi Xi dari Gunung Xi. Ah!... Rong Hao jadi yakin kalau Lan Hua pastilah Dewi Xi yang selama ini menghilang tersebut. Dewi Xi yang selama ini dicari-cari Rong Hao untuk membangkitkan kembali Gadis Chidi.
Lan Hua sendiri sedang bingung bagaimana harus menjelaskan dan membatalkan peringkat nomor satunya tanpa harus melibatkan Da Qiang. Tepat saat itu juga, dia malah melihat ada Dan Yin cs muncul.
Lan Hua jadi ketakutan dan berniat mau kabur. Namun yang tak disangkanya, sikap Dan Yin sekarang mulai berubah padanya. Biarpun masih agak dingin karena gengsi, namun Dan Yin mulai lebih ramah sekarang.
Malah saat Lan Hua mengaku bahwa dia berniat mau membatalkan peringkat nomor satunya, Dan Yin justru tidak setuju. Malah menurut Dan Yin, orang yang sudah menyelamatkannya, pantas mendapatkan peringkat satu.
Dia bahkan mengancam Lan Hua untuk tidak coba-coba melakukannya atau dia akan mengubah Lan Hua kembali ke wujud asalnya. Bahkan teman-temannya pun tanpa ragu mengucap terima kasih pada Lan Hua.
Dan Yin memang orang yang berprinsip bahwa dendam dan budi itu harus dibedakan. Tapi... biarpun dia sangat berterima kasih dan berhutang budi pada Lan Hua, dia tetap benci sama Lan Hua. Alasannya? Tidak ada, pokoknya dia benci saja.
Tepat saat itu juga, Peri Yu Lin cs muncul dan langsung sinis menyindir Lan Hua dan Dan Yin cs. Dan Yin kesal banget sama dia dan hampir saja mau menyerangnya, namun untungnya dia berhasil mengontrol dirinya sendiri.
Tak lama setelah semua peri pergi, Chang Heng datang dan langsung memuji keberhasilan dan kehebatan Lan Hua dalam ujian perinya. Sama seperti Dan Yin, Chang Heng juga tidak setuju dengan niatan Lan Hua untuk membatalkan peringkatnya.
"Setelah masalah Yingzhao itu, keberanian, kemampuan berpikir, kepolosan dan kebaikan hatimu, semua orang melihatnya. Jadi kau berhak mendapatkan peringkat nomor satu. Apalagi aku adalah pengujinya, akulah yang menentukan peringkatmu."
Lan Hua tentu saja senang mendengarnya, "terima kasih Dewa Chang Heng. Saya akan terus berusaha."
Saat Lan Hua mengembalikan kristal fantasinya ke Chang Heng, kunang-kunang di dalam kristal itu mendadak berkedip-kedip. Namun saat Chang Heng mengembalikan kristal itu kembali ke tangan Lan Hua, si kunang-kunang langsung normal kembali.
Chang Heng penasaran apakah Lan Hua pernah memberinya makan? Lan Hua mengakuinya, dia memang memancing si kunang-kunang dengan dedaunan saat menangkapnya.
"Kau orang pertama yang memberinya makan. Sekarang dia mengakuimu sebagai majikannya. Jadi kristal ini sekarang milikmu"
Hah? Lan Hua sontak panik mengira dirinya menyabotase miliknya Chang Heng, sama sekali tidak memahami isyarat Chang Heng bahwa Chang Heng memberikan kristal ini khusus untuknya.
Mereka tidak sadar kalau mereka sedang diintip Peri Yu Lin yang tampak jelas kesal dan cemburu hingga dia diam-diam mencuri kristal fantasi itu.
Saat melewati hutan, Lan Hua bertemu dengan Rong Hao yang bersikap seolah mereka tak sengaja bertemu, namun jelas Rong Hao sebenarnya mendekatinya dengan sengaja. Rong Hao mengklaim bahwa dia memiliki satu sukulen kristal yang sudah layu dan meminta Kan Hua membantunya menyembuhkan tanaman itu.
Lan Hua agak bingung karena biasanya sukulen kristal adalah tanaman yang memiliki vitalitas yang kuat dan tidak mudah layu. Namun pada akhirnya dia tidak memikirkannya lebih lanjut dan langsung saja menggunakan kekuatannya untuk menghidupkan tanaman itu kembali, dan dia berhasil.
Namun dia tidak sadar bahwa sebenarnya Rong Hao sengaja membuat tanaman itu layu dengan menggunakan hawa iblis untuk mengujinya. Dan jelas saja berhasilnya Lan Hua dalam memurnikan hawa iblis yang ada pada tanaman itu, membuat Rong Hao semakin yakin akan jati diri Lan Hua yang sebenarnya, Lan Hua adalah Dewi Xi dari Gunung Xi yang selama ini kabarnya menghilang itu. Hanya Dewi Xi satu-satunya makhluk di Tiga Dunia yang bisa memurnikan hawa iblis.
Rong Hao akhirnya menemukan orang yang dia cari-cari itu, orang yang akan bisa dia manfaatkan untuk membangkitkan kembali Gadis Chidi.
Bersambung ke episode 8
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam