Ya Nuo dan Zi Feng hampir saja berciuman... saat tiba-tiba saja Papa Pi mendadak menerobos masuk dan langsung heboh menutup mata menyaksikan kedua orang yang hampir ciuman itu. Hehe.
Ya Nuo dan Zi Feng refleks saling beranjak bangun dan langsung kompak menyatakan kalau ini tidak seperti yang Papa Pi pikirkan. Tapi mana bisa Papa Pi berpikir lain, jelas-jelas bibir mereka hampir nempel tadi.
Ya Nuo buru-buru membawa Papa Pi bicara berdua dengannya di luar dan berusaha meyakinkan Papa Pi bahwa yang barusan itu cuma kecelakaan lalu buru-buru mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan kenapa Papa Pi mendadak pulang.
"Karena kami khawatir kau kesepian dan bosan, makanya kami kembali untuk menemanimu."
"Mama mana?"
"Dia sedang mengambil barang di luar, sebentar lagi kembali. Eh! Jangan mengalihkan pembicaraan! Apa yang dilakukan Pak General Manager di sini?"
"Kunci rumahnya ketinggalan. Di rumahnya juga tidak ada orang, makanya aku mengundangnya menginap di sini."
"Oh begitu... Eh, ngawur! Kalau kami tidak pulang, maka kalian berdua, pria dan wanita berduaan di rumah!"
"Sssstt!!! Pa, aku sekarang pria."
"Tidak! Kau pria di luar, tapi kau wanita di dalam!"
"Ah, sudahlah, tidak usah dibahas lebih jauh. Dia boleh menginap atau tidak?"
Papa Pi galau. Kalau dia sendiri sih tidak keberatan, masalahnya adalah Mama Pi. Sekarang saja Mama Pi masih kesal perihal artikel majalah yang kemarin. Aduh, terus harus bagaimana ini? Sekarang sudah larut malam, tidak mungkin kan mereka mengusir Zi Feng?
Tiba-tiba Zi Feng dan Mama Pi muncul bersamaan. Ya Nuo jadi panik berusaha pasang badan menyembunyikan Zi Feng. Tapi sayangnya, badannya terlalu kecil untuk menyembunyikan Zi Feng, jadi ya, ketahuan deh.
Sontak saja kedua anak muda itu langsung disidang sama Mama Pi. Suasana dingin menegangkan. Eeeh, Papa Pi malah nyetel lagu romantis. Wkwkwk! Mama Pi sampai kesal sama suaminya.
"Ada apa dengan kalian berdua?" sembur Mama Pi.
Zi Feng meminta maaf karena tidak memberitahu mereka lebih dulu, tapi Ya Nuo langsung membela Zi Feng dan meyakinkan Mama Pi bahwa dia sendiri yang salah. Karena Mama Pi tidak bereaksi apa pun, Zi Feng mengira kalau Mama Pi tidak setuju dia menginap, jadi dia langsung beranjak pergi untuk menginap di hotel saja.
Namun yang tak disangkanya, Mama Pi dengan cepat menegaskan bahwa dia bukan tidak setuju. Lagipula dia tidak setega itu untuk mengusir tamu di tengah malam seperti ini. Semua orang senang mendengarnya.
Zi Feng bahkan langsung menyatakan kalau dia akan tidur sekamar sama Ya Nuo malam ini. Tapi Papa dan Mama Pi sontak kompak tidak setuju. Mama Pi cepat-cepat beralasan bahwa segala pengaturan di rumah ini dibuat olehnya. Jadi dia memutuskan bahwa Ya Nuo akan tidur bersama dia, sedangkan Zi Feng akan tidur di kamar atas sama Papa Pi. Zi Feng jelas tak senang, tapi apa boleh buat.
Begitu berduaan di kamar, Ya Nuo langsung berusaha membujuk mamanya untuk berhenti marah dan berjanji tidak akan mengulangi kejadian seperti ini.
"Jangan marah dan jangan membenci Zi Feng, ya."
"Pertama! Mama memang sangat marah! Kedua! Mama tidak membenci Du Zi Feng."
Hanya saja Mama Pi takut kalau gender aslinya Ya Nuo bakalan ketahuan sebelum waktunya. Tidak mudah bagi mereka untuk melewati 25 tahun ini, Mama Pi tidak mau terjadi kesalahan apa pun dalam tahap akhir ini.
Ya Nuo meyakinkan bahwa itu tidak akan terjadi, Zi Feng juga memperlakukannya hanya sebagai teman cowoknya. Tapi Mama Pi penasaran dengan Ya Nuo sendiri, apa Ya Nuo menyukai Zi Feng?
Ya Nuo menyangkal, tapi sambil senyam-senyum malu-malu yang jelas saja membuat Mama Pi tak mempercayai ucapannya. Mama Pi sih bukannya melarang Ya Nuo pacaran, hanya saja Mama Pi ingin Ya Nuo bersabar sampai dia melewati ultahnya yang ke-26 tahun.
Setelah itu, Ya Nuo boleh pacaran atau menikah dengan siapa pun yang Ya Nuo inginkan. Baiklah, Ya Nuo janji tidak akan membuat masalah apa pun. Mama Pi akhirnya bisa tenang setelah mendengar janjinya, dan mereka pun tidur berpelukan.
Di kamar atas, Zi Feng tidak bisa tidur gara-gara Papa Pi ngorok keras banget. Akhirnya dia memutuskan keluar saja. Ya Nuo baru keluar dari kamar mandi saat dia mendapati Zi Feng sedang termenung di teras.
Ya Nuo langsung mengambilkan selimut untuknya sambil mengomelinya untuk jaga kesehatan terlepas apa pun masalah yang tengah di hadapinya sekarang. Hmm, tapi Zi Feng memperhatikan kalau Ya Nuo sendiri tidak memperhatikan dirinya sendiri yang sekarang jelas-jelas sedang kedinginan. Maka Zi Feng langsung memeluknya dari belakang dengan alasan berbagi selimut biar Ya Nuo juga tidak sakit.
"Hatimu masih tidak tenang. Apa kau ingin membicarakannya?"
"Baru kali ini aku merasa sangat kebingungan. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan pada ayahku agar dia menerimaku dan membuatnya ingat kalau aku adalah anaknya. Sebenarnya aku iri padamu. Kau selalu punya cara untuk membuatnya menyukaimu, tidak seperti aku, dia terus menjauh dariku."
"Itu karena kau terlalu terburu-buru. Paman Du tidak mengingatmu, makanya dia menjauh darimu. Asalkan kau memberinya waktu, aku percaya suatu hari nanti dia akan ingat kalau kau adalah putra kesayangannya. Tapi biarpun dia kehilangan ingatannya, kenangan yang tersimpan di dalam lubuk hatinya yang terdalam, pasti tidak akan terlupakan. Asalkan kau menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengannya, semua itu pasti akan membantunya untuk memancing kembali ingatannya."
"Kuharap begitu."
Ya Nuo mencoba mengajaknya untuk masuk, tapi Zi Feng masih butuh waktu beberapa lama untuk menenangkan dirinya dan langsung memeluk Ya Nuo makin erat, meminta Ya Nuo untuk menemaninya lebih lama, dan Ya Nuo dengan senang hati melakukannya.
Tak lama kemudian, mereka berdua pindah ke sofa. Karena Zi Feng tidak bisa tidur, Ya Nuo pun membuatkannya coklat hangat. Zi Feng mengaku agak lapar, tapi yang ingin dia makan adalah street food ubi madu, karena itu adalah snack kenangannya bersama ayahnya.
Waktu kecil dulu, dia selalu dilarang makan ubi madu sama Kakak Feng karena tidak bagus untuk giginya. Tapi ayahnya selalu membelikannya secara diam-diam. Mereka sering pergi ke taman hiburan bersama hanya untuk makan ubi madu sambil ngobrol.
Ayahnya itu, biarpun dari luar kelihatan sangat keras, namun sebenarnya dia kadang-kadang kayak anak kecil dan suka bermain game. Dulu waktu dia masih kecil, mereka sering main Jenga, siapa yang kalah, harus dihukum dengan mencoret-coret wajahnya pakai spidol.
Zi Feng yang selalu kalah, jadi wajahnya sudah pasti penuh coretan. Waktu Kakak Feng melihat mukanya coreng moreng, Kakak Feng langsung marah. Tapi ayahnya dengan nakalnya menuduh Zi Han sebagai pelaku corat-coret. Kadang pula ayahnya menuduh teman sekolahnya Zi Feng. Pokoknya ayahnya itu hobi banget menuduh orang lain sebagai pelaku corat-coret.
Tak lama kemudian, Mama Pi hendak keluar kamar, tapi malah kaget melihat putrinya tidur dalam pelukan Zi Feng di sofa, tapi dia memperhatikan Zi Feng sangat perhatian pada Ya Nuo. Saat Ya Nuo bergerak dalam tidurnya sehingga selimutnya terlepas, Zi Feng dengan lembut memperbaiki selimutnya dan mereka pun tertidur kembali dalam pelukan satu sama lain. Mama Pi galau, namun akhirnya dia memutuskan untuk masuk kembali ke kamar dan tidak menganggu mereka.
Keesokan harinya, mereka kembali ke pulau membawakan baju hangat baru untuk Ah Hai. Tapi reaksi Ah Hai masih seperti biasanya, dingin. Malah, Zi Feng memperhatikan mood Ah Hai sepertinya lebih buruk hari ini.
Nona Lu membenarkannya, Ah Hai lagi ngambek soalnya dia harus pergi ziarah ke kuil selama beberapa hari. Ini acara yang biasanya dia lakukan setiap tahun, makanya biasanya di saat seperti ini, Ah Hai harus sendirian di rumah, tapi Ah Hai tidak suka sendirian, makanya dia ngambek.
Kesempatan! Zi Feng langsung usul agar dia saja yang menemani Ah Hai selama beberapa hari. Errr... tapi Nona Lu agak khawatir kalau Ah Hai harus berduaan dengan Zi Feng, jadi dia meminta Ya Nuo untuk menginap juga, soalnya Ah Hai lebih suka sama Ya Nuo. Kalau tidak ada Ya Nuo, bisa-bisa kedua pria itu bakalan bertengkar.
Baiklah, Ya Nuo setuju, dan menyemangati Zi Feng untuk memanfaatkan beberapa hari ini untuk saling mengenal dengan Tuan Du, biar Tuan Du juga lebih mengenal Zi Feng. Mungkin dengan cara seperti ini, Tuan Du akan bisa mengingat Zi Feng.
Di cafe, Nana baru kembali saat dia mendapati Qing Yang sedang mengecat ulang kamarnya jadi warna kuning. Nana jadi tidak enak menyadari Qing Yang melakukan ini gara-gara protesnya tentang desain kamar ini waktu itu.
"Alangkah baiknya jika kau mengatakan semua itu pada Paman Tian," ujar Qing Yang.
Tapi karena Nana berniat membantunya, Qing Yang pun membuatkan topi dari koran untuk melindungi kepala Nana dari cat, lalu dengan sabar mengajari Nana cara mengecat tembok yang baik dan benar sambil saling bercanda tawa dengan riang gembira.
Sementara Zi Feng memasak di rumah, Ya Nuo keluar ke pasar entah mencari apa. Saat dia kembali tak lama kemudian, hujan turun deras dan Ah Hai tampak begitu bahagia melihat air hujan yang mirip sama air mancur di taman hiburan.
Ya Nuo ingat ucapan Zi Feng bahwa air mancur itu dulu didesain olehnya dan ayahnya, pantaslah Ah Hai memiliki kesan yang cukup mendalam tentang air mancur itu. Ah hai mengaku bahwa walaupun dia tidak ingat apa-apa tentang masa lalunya, namun sepertinya dia ingat dengan percikan air di air mancur itu. Saat percikan air mancur mengenai wajahnya, dia merasa tenang dan bahagia, sekarang pun dia merasa begitu.
Ah Hai langsung usul agar mereka menikmati cipratan air hujan di wajah mereka. Ya Nuo dengan senang hati menemaninya. Tapi saat Zi Feng melihatnya, dia malah langsung menarik mereka berdua dengan agak kasar. Maksudnya sih baik biar mereka tidak sakit kena air hujan, tapi karena caranya yang terlalu kasar, Ah Hai jadi kesal sama dia.
Ya Nuo buru-buru menenangkan Zi Feng dan memberitahu Zi Feng bahwa Tuan Du mengingat perasaan bahagia bermain air mancur yang didesain oleh mereka berdua itu. Tuan Du menggunakan cara ini untuk mengingat putranya kembali.
Karena itulah, Ya Nuo menyarankan Zi Feng untuk ikut melakukannya juga. Zi Feng sebenarnya masih agak kesal, namun akhirnya dia menurut dan ikutan menikmati percikan air hujan di wajahnya di samping ayahnya,dan saat Du melihatnya, seketika itu pula dia merasakan sensasi familier walaupun tetap saja dia tidak bisa mengingat apa pun.
Setelah puas bermain air, Ya Nuo akhirnya menunjukkan barang yang dibelinya di pasar pada Zi Feng yang ternyata ubi madu kesukaan Zi Feng. Makanan ini kan kenangan indah Zi Feng bersama ayahnya, Ya Nuo hanya ingin membantu, siapa tahu Tuan Du bakalan ingat.
Zi Feng begitu tersentuh dan terharu hingga dia langsung membentangkan kedua tangannya, mengundang Ya Nuo ke dalam pelukannya.Tapi Ya Nuo malah mengira kalau Zi Feng cuma mau menyuruhnya pasang celemek kayak yang waktu itu, tapi sekarang kan sedang tidak ada celemek.
Tapi kali ini yang Zi Feng maksud adalah pelukan beneran, dan Zi Feng langsung menarik Ya Nuo ke dalam pelukannya dan memeluknya erat bak memeluk pacar, "Ya Nuo, rasanya benar-benar menyenangkan memilikimu."
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam