Untungnya Qing Chang muncul menyelamatkannya tepat waktu. Bahkan saking tidak terimanya Lan Hua terluka, Qing Chang hampir saja mau membunuh si monster. Tapi Lan Hua sontak mencegahnya dan langsung membuat pedangnya Qing Chang, dia justru merasa kasihan sama si monster dan langsung menyembuhkan si monster dengan kekuatannya sampai si monster kembali ke wujud aslinya dan saat itulah Lan Hua akhirnya bisa menangkap si monster ke dalam Pil Penangkap Monster-nya.
Saking fokusnya pada si monster, Lan Hua tidak sadar dengan kemunculan Die Yi di balik pohon. Namun Qing Chang menyadarinya dan langsung melempar kekuatan sihirnya hingga melukai Die Yi, sehingga Die Yi langsung kabur.
Qing Chang yang tidak memiliki perasaan, jelas tidak bisa memahami sikap dan perasaan Lan Hua pada si monster. Dia tidak suka dengan perasaan yang Lan Hua miliki ini karena menurutnya perasaan Lan Hua itu bisa membuat Lan Hua bertindak ceroboh dan bisa membuat Lan Hua dalam bahaya. Jadi Qing Chang berniat mau mencabut semua perasaan yang Lan Hua miliki sampai bersih.
Tapi tentu saja Lan Hua tidak setuju, awas saja kalau Qing Chang berani melakukannya. Ya dia akui kalau dia bertindak sesuai perasaannya. Tapi jika manusia tidak memiliki perasaan, itu artinya mereka sama seperti... pohon tak berdaun, rumput yang tak pernah berbunga, dan burung yang tak bersayap. Intinya, manusia yang tak memiliki perasaan itu bisa dibilang, cacat.
Qing Chang tidak setuju. Hanya jika dia tidak memiliki perasaan, dia akan bisa memutuskan mana yang baik dan buruk. Jika tidak ada cinta, maka tidak akan merasakan belas kasihan. Jika Lan Hua tidak mengasihani orang-orang, maka dia tidak akan terluka apalagi sampai mengorbankan keselamatannya sendiri demi menyelamatkan peri-peri lain dari si monster.
"Da Qiang, kau salah. Jika yang kau katakan benar, maka setiap orang hanya akan memikirkan keselamatan diri sendiri dan tidak ada kesatuan. Bahkan mungkin sejak awal kita sudah dimakan sama Yongzhao (si monster). Justru karena kami memiliki belas kasihan, tidak tega melihat rekan mati begitu saja, makanya kami menahan rasa takut dan bekerja sama mengulur waktu untuk menyelamatkan diri. Jadi, perasaan itu bukan sebuah beban, melainkan alasan kita tetap hidup kali ini."
Qing Chang cuma membisu mendengarnya. Dalam flashback ingatan Qing Chang, sejak kecil segala perasaan yang Qing Chang miliki sudah dihilangkan secara paksa dan kejam. Karena itulah ajaran Lan Hua tentang perasaan manusia barusan membuatnya kebingungan.
"Da Qiang, aku mengerti kalau kau mungkin sudah terlalu lama dikurung, makanya sikapmu agak emosian. Namun tak peduli seberapa gelap hidupmu sebelumnya, kau harus percaya bahwa orang baik lebih banyak di dunia ini." ujar Lan Hua.
Tiba-tiba terdengar suara Chang Heng. Lan Hua sontak panik menyuruh Da Qiang untuk segera menyembunyikan diri. Qing Chang awalnya keras kepala menolak pergi, tapi akhirnya dia langsung menghilang begitu Chang Heng sudah dekat.
Chang Heng cemas bukan main sampai Lan Hua tercengang melihat kepedulian Chang Heng padanya, dan jelas itu membuatnya senang. Baru sadar sedetik kemudian, Chang Heng langsung melepaskan tangannya dan menormalkan sikapnya, memberitahu Lan Hua bahwa Dan Yin dan peri lainnya selamat dan berusaha bersikap senormal mungkin saat ketiga dewa lainnya datang.
Dewa Li Yuan langsung penasaran tentang bagaimana Lan Hua melepaskan diri dari si monster. Lan Hua dengan agak gugup mengklaim bahwa si monster entah bagaimana langsung normal lagi dengan sendirinya.
Dewa Li Yuan jelas tak percaya begitu saja, namun Chang Heng langsung membela Lan Hua dan meyakini kalau Lan Hua bukannya gugup, melainkan cuma ketakutan.
Cuma Rong Hao seorang yang paling tertarik dan memperhatikan sikap Chang Heng yang jelas berbeda pada Lan Hua. Jadi saat Dewa Li Yuan masih tak mempercayai Lan Hua, Rang Hao cepat-cepat membantu membela Lan Hua dan mengingatkan Dewa Li Yuan bahwa Lan Hua tadi sudah sangat berjasa menyelamatkan Dan Yin.
Untungnya ucapannya yang terakhir itu langsung berhasil menghilangkan kecurigaan Dewa Li Yuan. Tiba-tiba para dewa melihat hawa hitam yang tadinya keluar dari tubuh si monster.
Chang Heng dan Dewa Li Yuan mengenalinya sebagai hawa iblis yang biasanya hanya dimiliki oleh Klan Bulan dan peri pendosa. Tapi bagaimana bisa ini muncul di Langit Shuiyun? Apa mungkin masih ada peri pendosa yang belum tertangkap pada saat insiden Menara Haotian terbobol waktu itu?
Namun alih-alih memikirkan masalah ini lebih jauh, Rong Hao tiba-tiba mengalihkan perhatian dari hawa iblis itu untuk mengajak Lan Hua ngobrol. Dia jelas memperhatikan wajah tak senang Chang Heng, namun dia sengaja mengabaikannya.
Saat dia menanyakan tentang gurunya Lan Hua yang sudah lama pergi meninggalkan Lan Hua, Rong Hao dengan wajah sendu mengaku bahwa gurunya juga sudah lama meninggalkannya. Dia juga sama seperti Lan Hua, dia sangat merindukan gurunya. Entah kapan gurunya Rong Hao akan kembali, namun Rong Hao punya perasaan kalau gurunya akan segera kembali.
Begitu kembali ke istana, ketiga dewa melanjutkan pembahasan tentang hawa iblis itu lebih jauh. Khawatir karena mereka tidak tahu bagaimana hawa iblis ini bisa masuk ke Langit Shuiyun, Dewa Li Yuan pun menyatakan bahwa dia sudah menyegel pintu peri yang sontak saja mendapat protes dari Rong Hao karena kalau pintu peri disegel maka dia tidak akan bisa masuk ke Langit Shuiyun lagi.
Errr... sebenarnya sih, bukan itu alasan Rong Hao protes. Begitu dia pergi tak lama kemudian, dia langsung menemukan dan menangkap Die Yi. Tapi... bukan untuk diserahkan pada para dewa, melainkan untuk dibawa pulang.
OMG! Ternyata Rong Hao bermuka dua. Dia sebenarnya adalah bosnya Die Yi, Kepala Kota Laut. Dan sekarang dia sangat kesal pada Die Yi karena gagal membunuh Lan Hua. Rong Hao sebenarnya adalah muridnya Gadis Chidi, dan errr... kemungkinan dia punya perasaan pada Gadis Chidi. Jadi kemungkinan tujuan utama Rong Hao adalah membangkitkan kembali Gadis Chidi.
Di kuil Si Ming, Qing Chang juga sedang kesal gara-gara kelalaian Shang Que yang gagal melindungi Lan Hua, dan dengan kejamnya mengancam Shang Que untuk tidak sampai mengulang kesalahan serupa atau dia akan menguliti sisik naga Shang Que satu demi satu.
Qing Chang juga penasaran dengan siapa sebenarnya dalang yang memiliki hawa naga itu. Dia tahu kalau hawa iblis itu adalah sisa kejahatan zaman purba, sesuatu yang sangat sulit didapatkan tanpa berlatih dengan susah payah.
Dia sudah merasakan keberadaan hawa iblis itu sejak di Kota Laut, jadi kemungkinan, pelakunya adalah orang Kota Laut. Mereka menarget Lan Hua, mungkin karena Lan Hua mengambil buku kehidupan Gadis Chidi dan memanfaatkan ujian peri untuk menyamarkan pembunuhan Lan Hua.
Masalahnya, baik Qing Chang maupun Shang Que tidak banyak mengetahui tentang Kota Laut karena Kota Laut baru muncul tepat setelah perang besar berakhir 30.000 tahun yang lalu. Kabarnya, Kepala Kota Laut memiliki kekuatan sihir yang sangat hebat dan sulit diprediksi, dan selalu menyembunyikan wajahnya.
Tapi fakta bahwa Kota Laut baru muncul setelah musnahnya Gadis Chidi dan buku kehidupan Gadis Chidi tersimpan di dalamnya, Qing Chang menduga bahwa orang Kota Laut ini adalah orang yang menyimpan inti jiwa Gadis Chidi.
Berkat keberhasilannya menangkap si monster, Lan Hua pun dinyatakan menjadi orang pertama dalam ujian peri. Wah! Lan Hua senang banget. Berarti dia bisa masuk Istana Yongquan.
Eh tapi... dia tiba-tiba ingat dengan percakapan para dewa tentang hawa iblis tadi dan sekarang dia mendadak curiga kalau Qing Chang-lah pelaku. Maka dia langsung mengonfrontasi Qing Chang tentang keberadaannya di Hutan Shuyu tadi dan hawa iblis.
Qing Chang berbohong kalau dia cuma tak sengaja lewat sana tadi, tapi dia jujur saat menyangkal tuduhan Lan Hua tentang hawa iblis sebagai perbuatannya.
Tapi Lan Hua ngotot tak percaya, bahkan memerintahkan Qing Chang untuk menyerahkan diri ke Chang Heng sekarang juga, dan Qing Chang sama sekali tidak mampu melawan perintah itu karena segel sihirnya membuat tubuhnya otomatis menuruti perintah Lan Hua.
Shang Que yang menyembunyikan dirinya dengan kekuatan transparannya, mendesak Qing Chang untuk berusaha menjelaskan kebenarannya pada Lan Hua dan meminta Lan Hua untuk menarik kembali perintahnya. Dia tidak boleh menurut dan menyerahkan diri begitu saja, rencana besar mereka belum terlaksana.
Hadeh! Qing Chang galau. Selama ini dia tidak pernah menjelaskan apa pun pada siapa pun, tapi ucapan Shang Que ada benarnya. Terpaksalah akhirnya dia harus menurunkan harga dirinya dan menjelaskan kebenarannya pada Lan Hua tentang alasan keberadaannya di Hutan Shuyu tadi.
Dia meyakinkan Lan Hua bahwa dia ada di sana, murni untuk membantu Lan Hua lulus ujian perinya. Dialah yang mendorong Lan Hua maju untuk menjadi peri pertama yang memasuki Hutan Shuyu, dia juga membantu menyalurkan kekuatannya pada Lan Hua saat para peri membuli Lan Hua, dan dia juga yang menyelamatkan Lan Hua saat dia hampir diserang si monster.
Dia hanya ingin melindungi Lan Hua, dia tidak akan mencelakai Lan Hua. Jika Lan Hua sampai mati, maka dia juga tidak akan bisa hidup.
"Apakah hidupku sebegitu penting untukmu?" tanya Lan Hua.
"Sama pentingnya dengan nyawaku."
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam