Sinopsis Drama Taiwan Bromance Episode 9 - Part 3

Di cafe, Qing Yang membawakan makan malam untuk Nana. Nana hampir saja senang mengira Qing Yang yang memasakkan makanan itu untuknya. Namun Qing Yang jujur mengaku bahwa itu buatan Paman Tian.

Sebenarnya Paman Tian menyuruhnya untuk merahasiakannya biar Nana mau memakannya. Namun menurut Qing Yang, lebih baik Nana mengetahuinya. Dan juga, dia memberitahu bahwa Paman Tian sedang tidak berada di cafe karena Nana kan bilang kalau dia tidak mau melihat Paman Tian. Karena itulah Paman Tian pergi dan tidak ingin menekan Nana.

"Nana, apa menurutmu itu ide yang bagus?"

Nana jadi tidak enak, "di mana dia?"

"Kau sungguh ingin tahu?"

"Iya."

Maka Qing Yang pun membawa Nana menemui Paman Tian yang saat itu sedang sibuk menulis kaligrafi di taman. Sikap dan cara bicara Nana masih ketus seperti biasanya, namun jelas dia mulai peduli saat dia menyuruh Paman Tian untuk latihan kaligrafi di dalam rumah saja, di luar dingin berangin soalnya, Paman Tian bisa masuk angin.

Paman Tian jelas kaget sekaligus senang mendengarnya, "Qing Yang, apa yang dia maksud dengan itu? Apa dia mulai mengkhawatirkanku?"

"Mungkin."

"Apa maksudmu mungkin? Jelas-jelas dia mengkhawatirkanku!"

"Paman, pelan-pelan saja."

"Ah, benar. pelan-pelan. Aku tidak boleh terbawa perasaan dan menakutinya lagi."

Ya Nuo mengunjungi Chubby saat Zhe Rui hendak memandikannya. Karena Ya Nuo ingin membantunya, Zhe Rui santai saja meminta Ya Nuo untuk mengambilkannya shampoo di rak.

Namun saat Ya Nuo menemukan shampoo khusus anjing, dia malah tak sengaja menemukan sebuah surat yang tersembunyi di antara barang-barang.

Surat itu jelas menarik perhatiannya karena surat itu ditujukan untuknya. Ya Nuo langsung saja membacanya dan ternyata itu surat ucapan ultah untuk ultahnya yang ke-26 nantinya dengan disertai kata-kata bahwa setelah ultahnya yang ke-26 tahun, Ya Nuo akan memulai babak baru dalam hidupnya.

Ya Nuo awalnya nggak ngeh dengan makna kalimat itu... sampai kemudian dia menemukan sebuah kado ultah untuknya yang isinya sepasang sepatu high heels. Kebetulan Zhe Rui muncul saat itu, maka Ya Nuo langsung mengonfrontasi maksud Zhe Rui atas suratnya dan kado sepatu high heels ini.

Zhe Rui akhirnya mengaku bahwa dia sebenarnya sudah tahu kalau Ya Nuo sebenarnya perempuan. Dia mengetahuinya sejak mereka masih kecil, saat Ya Nuo memakai gaun saat mereka berwisata ke sungai, dia mendengar percakapan Ya Nuo dengan Xiao Jing.

Tapi dia meyakinkan bahwa dia tidak pernah memberitahu siapa pun tentang rahasia Ya Nuo itu. Ya Nuo mengerti, jadi karena itu Zhe Rui membantunya saat dia hampir ketahuan di pemandian air panas. Karena itu juga Zhe Rui membantu membelanya di hadapan wartawan.

Zhe Rui meyakinkan bahwa apa pun alasannya Ya Nuo merahasiakan gender aslinya, tapi Zhe Rui akan membantu merahasiakannya selama Ya Nuo ingin merahasiakannya. Dia pasti akan melindungi Ya Nuo.


Sesampainya di rumah, Zi Feng ragu untuk memberitahukan masalah ayah pada Kakak Feng. Akhirnya dia memutuskan untuk menyembunyikannya dulu. Kakak Feng agak bingung melihat keanehannya, tapi karena Zi Feng cuma mengaku kalau dia cuma lelah, jadi Kakak Feng tidak memaksanya. 

Tapi Kakak Feng memberitahu bahwa besok, dia dan Zi Han akan pergi ke Hong Kong selama 4 hari, jadi Zi Feng harus mengurus dan menjaga dirinya dengan baik selama mereka pergi.

Mendengar itu, Zi Feng sontak memeluk erat Kakak Feng dan berjanji akan memberitahunya jika waktunya sudah tepat. Kakak Feng jelas bingung dengan keanehan Zi Feng hari ini dan agak khawatir juga. Tapi dia memutuskan untuk tidak menanyakan apa pun lebih lanjut.

Keesokan harinya, Ya Nuo susah payah mengejar Zi Feng yang hari ini mau balik ke pulau dan bertekad untuk menjemput ayahnya pulang. Ya Nuo sampai harus berteriak membentaknya, baru akhirnya dia berhasil mendapatkan perhatian Zi Feng.

"Apa yang sebenarnya kau takutkan?"

"Ya benar, aku memang takut. Tujuh tahun aku mencarinya. Sekarang saat akhirnya aku menemukannya, dia malah tidak mengenaliku. Tidak bolehkah aku takut?! Jika kau jadi aku, apa kau tidak akan takut?"


Ya Nuo tidak bisa menjawabnya. Namun dia menolak membiarkan Zi Feng pergi dalam keadaan emosi tinggi seperti ini. Kebetulan mereka melewati lapangan basket, Ya Nuo langsung menyeret Zi Feng ke dalam lapangan basket itu, meminjam bola basket dari beberapa orang yang kebetulan ada di sana lalu mengajak Zi Feng tanding basket bersamanya.

Ini cuma caranya agar Zi Feng bisa melampiaskan emosinya dan usahanya berhasil. Setelah beberapa lama bertanding senggol bacok sampai Ya Nuo tersungkur gara-gara dorongan Zi Feng, emosi Zi Feng akhirnya bisa lebih mereda berkat itu... Hingga akhirnya mereka berhenti bermain dan duduk menenangkan diri di tengah lapangan.



"Setiap orang memiliki rahasia dan ketakutan masing-masing. Aku juga sama. Aku tidak akan bilang bahwa aku tahu apa yang kau rasakan. Namun aku berharap kau akan bisa menghadapi ketakutan dan kekhawatiranmu."

Biarpun sekarang Tuan Du tidak mengenali Zi Feng, namun Tuan Du sejatinya hanya lupa. Maka yang harus Zi Feng lakukan adalah menuntun Tuan Du untuk menemukan kembali ingatannya, dan bukannya malah panik sendiri seperti ini. Akan sulit bagi Tuan Du untuk menemukan kembali ingatannya yang hilang jika Zi Feng bersikap seperti ini.

Ucapannya itu berhasil menenangkan emosi Zi Feng dan mereka pun kembali ke pulau untuk menemui Ah Hai. Sama seperti semua anggota Keluarga Du, Ah Hai juga langsung suka sama Ya Nuo, apalagi Ya Nuo lebih tenang dan sabar dibanding Zi Feng yang emosian. Ya Nuo juga pintar menyeduh teh, hobi yang sangat disukai Ah Hai.

Sedangkan pada Zi Feng, sikap Ah Hai langsung berubah sebal bak anak kecil memusuhi temannya. Dia bahkan menolak bicara sama Zi Feng, malah mengundang Ya Nuo untuk duduk di sampingnya.

Ya Nuo dengan sabar memberitahu Ah Hai bahwa semua teh dan kudapan ini dibawakan oleh Zi Feng khusus untuknya dan membujuk Ah Hai untuk minum teh bersama Zi Feng juga. Ah Hai awalnya keukeuh menolak, namun Ya Nuo terus pantang menyerah untuk membujuknya... hingga akhirnya Ah Hai menyerah juga. Ya, itupun cuma demi Ya Nuo.

Kedua ayah dan anak itu diem-dieman dengan canggung sehingga Ya Nuo yang harus bertindak mencairkan suasana di antara mereka. Ah Hai sebenarnya cukup baik juga dengan memberikan secangkir teh untuk Zi Feng, tapi dia tidak mau memberikannya secara langsung, malah menyuruh Ya Nuo untuk menyerahkannya ke Zi Feng.

Zi Feng tentu saja senang, "terima kasih, Ayah."

Tapi panggilan itu sontak membuat Ah Hai jadi tambah kesal menegaskan pada Zi Feng kalau dia bukan ayahnya Zi Feng, namanya Ah Hai. Ya Nuo cepat-cepat membujuknya untuk meredakan amarahnya dengan memberinya kue kacang hijau yang dibelikan Zi Feng.


Saat mereka kembali ke kota, Zi Feng langsung membawa Ya Nuo ke toko baju, soalnya dia mau membelikan baju hangat untuk ayahnya. Namun kemudian dia mendapat telepon dari Nona Lu yang memberitahunya bahwa kunci rumahnya Zi Feng ketinggalan.

Tapi karena sudah malam dan tidak mungkin ada kapal yang beroperasi, jadi mereka tidak bisa kembali untuk mengambilnya. Dan berhubung ibu dan adiknya sedang berada di luar pnegeri juga, jadi Zi Feng tidak bisa pulang deh malam ini. Tapi tidak masalah, kan ada Ya Nuo, dia boleh dong menginap di rumah Ya Nuo?

Hah? Waduh! Ya Nuo galau. Tapi dia tidak enak juga kalau Zi Feng harus tinggal di hotel. Hotel kan mahal. Ya sudah deh, Zi Feng boleh menginap di rumahnya malam ini. Kebetulan orang tua Ya Nuo juga lagi liburan, jadi tidak ada orang juga di rumahnya. Zi Feng boleh tidur di kamar Ya Nuo. Oww, tidur sekamar lagi?

Setibanya di rumah, Ya Nuo secepat kilat menyembunyikan kalender hitung mundurnya. Saat Zi Feng menanyakan keberadaan Ya Qi, dia beralasan kalau Ya Qi menginap di rumah Xiao Jing malam ini.

Ya Nuo mau membuatkannya makan malam, namun saat dia mengecek kulkas, Zi Feng mendadak mendekat dan ikutan melihat isi kulkas yang kontan membuat Ya Nuo jadi gugup hingga dia refleks berdiri dan DUK! Menyodok mulutnya Zi Feng.

Aduh, maaf! Ya Nuo langsung panik mau mengecek keadaannya, tapi Zi Feng malah terus melawannya, soalnya dia menggigit lidahnya sendiri, memangnya apa yang bisa Ya Nuo lakukan untuk itu? Err... iya juga ya, Ya Nuo jadi canggung.

Dia menyarankan agar Zi Feng mandi duluan saja, biar Ya Nuo sendiri yang masak. Biarpun dia bukan koki yang hebat kayak Zi Feng, tapi dia bisa masak mie instant kok. Eh tapi, Zi Feng tidak punya baju ganti.


Maka Ya Nuo langsung membawanya ke kamarnya untuk mengambilkannya baju ganti. Untungnya kali ini kamarnya Ya Nuo aman sentosa dari segala benda khusus wanita.

Ya Nuo mau mengambilkan bantal baru untuk Zi Feng yang ada di atas lemari. Zi Feng berniat membantunya, tapi baru juga dia menyentuh pinggang Ya Nuo, Ya Nuo sontak menjerit heboh, soalnya dia sensitif sama gelitikan.

Tapi itu malah membuat Zi Feng tambah getol menggodanya dan menggelitikinya... sampai akhirnya Ya Nuo jatuh menimpanya di atas kasur. Mereka jadi asyik bermain perang bantal dengan riang gembira... sampai akhirnya kepala Ya Nuo tersandar di dada Zi Feng.

Suasana ini membuat Ya Nuo jadi merasa romantis. Dia santai saja mulai menyingkirkan bulu-bulu angsa yang mengotori wajah Zi Feng... sampai saat dia bertemu pandang dengan Zi Feng, menyadari Zi Feng telah menatapnya sedari tadi dan seketika itu pula suasana di antara mereka mulai berubah.


Ya Nuo pun mulai terbawa perasaan... hingga dia mendekatkan wajahnya sangaaaaat dekat hingga hampir mencium Zi Feng.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments